Anda di halaman 1dari 16

PROGRAMKERJA

PENGELOLAANI83

RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

20fi
PROGRAM KERJA PBNGELOLAAN
BAHAN BBRBAHAYA DAN BBRACUN
(83)

I. Pendahuluan

Rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan yang didalam kegiatannya


banyak menggunakan bahan bahan yang mengandung 83 begitu juga limbah
yang dihasilkan banyak yang bersifat B3 karena mempunyai unsur unsur
83 seperti Mudah terbakar, mudah Meledak, Infeksius, Korosif
sesuai kriteria

dll. Dirumah sakit juga ada Instalasi Farmasi Rumah sakit ( IFRS) yang
bertanggung jawab terhadap pengelolaan perbekalan farmasi di rumah sakit
yang meliputi : obat, alkes, reagensia, gas medis, radiofarmaka, dan termasuk

sediaan 83, serta merupakan tempat yang berpotensi menimbulkan risiko


terhadap kesehatan dan keselamatan kerja. Begitu juga Limbah yang
dihasilkan dikelola unit sanitasi, dimasukkan Tps Limbah 83 dan
pemusnahannya telah dilakukan bekerja sama dengan pihak ketiga.

Dalam kurun waktu terakhir ini, dengan pesatrya perdagangan global bahan
kimia, meningkatnya penggunaan 83 pada perbagai sektor (industri,
pertanian, pertambangan, kesehatan, dll). Hal ini menyebabkan adanya
perubahan pola hidup manusia dat'' carbohydrate bases economy ke arah
petrochemical based economy yang menyebabkan beberapa dampak negatif
antara lain pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan apabila limbah
83 tidak dikelola sesuai ketenhran/peraturan. Di lingkungan Rumah Sakit
sebagian barang konsumtif yang di Rumah Sakit Berpotensi mengandung 83

U. LatarBelakang

RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta mengalami perkembangan terutama


dari sisi pelayanannya. Kondisi ini berpengaruh terhadap berbagai aspek
pelayanan dan pendukung pelayanan, termasuk peningkatan jumlah bahan
baku serta limbah.
Akan tetapi sebagian dari bahan baku serta limbah tersebut merupakan bahan
berbahaya dan beracun. Hal tersebut sebenamya bukan merupakan masalah
kecil dan sepele,karena apabila limbah Bahan Berbahaya dan Beracun(B3)
tersebut dibiarkan ataupun dianggap sepele penanganannya,atau bahkan
melakukan penanganan yang salah dalam menanganani limbah B3
tersebut,maka dampak yang luas dari Limbah Bahan Berbahaya dan beracun
tersebut akan semakin meluas. Bahkan dampaknyapun akan sangat dirasakan
bagi lingkungan sekitar kita,dan tentu saja dampak tersebut akan menjurus
pada kehidupan makhluk hidup baik dampak yang akan dirasakan dalam
jangka pendek ataupun dampak yang akan dirasakan dalam jangka panjang
dimasa yang akan datang,dan kita tidak akan tahu seberapa parah kelak
dampak tersebut akan terjadi,namun seperti kata pepatah"Lebih Baik
Mencegah Daripada Mengobati",hal tersebut menjadi salah satu aspek
pendorong bagi kita semua agar lebih berupaya mencegah dampak dari
limbah Bahan Berbahaya dan Beracun tersebut,ketimbang menyaksikan
dampak dari limbah 83 tersebut telah terjadi dihadapan kita,dan kita semakin
sulit untuk menanggulanginya.
Dalam rangka untuk meminimalkan risiko tersebut maka diperlukan suatu
langkah *langkah yang tepat dan jelas dalam bentuk program kerja
pengelolaan bahan berbahaya dan beracun.

III. Tujuan

1. TujuanUmum
Pengelolaan sediaan dan limbah 83 bertujuan untuk mencegah dan atau
mengurangi resiko dampak 83 terhadap lingkungan hidup, kesehatan
manusia dan makhluk hidup lainnya.
2. TujuanKhusus
a. Pengelolaan sediaan dan limbah 83 dilingkungan Rumah Sakit yang
sesuai dengan peraturan yang berlaku
b. Meminimalkan sediaan 83 di Rumah sakit, sehingga pengelolaan
lebih mudah
c. Menjegah terjadinya cidera akibat paparan 83 baik bagi pegawai,
pasien dan setiap orang yang berkunjung dilingkungan Rumah sakit
d. Pemusnahan limbah b3 yang sesuai dengan ketentuan

IV. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan

a. KegiatanPokok
o Melakukan inventarisasi sediaan dan limbah 83
o Melakukan supervisi penyimpanan sediaan 83 dan Tps Limbah
B3
o Melakukanpenandaan dengan pemasangan label, dan tanda bahaya
memakai lambang atau peringatan
r Melakukan sosialiasi penggunaan ApD setiap kegiatan yang
berhubungan dengan sediaan 83

b. RincianKegiatan

(l)Identifikasi Risiko Bahan Berbahaya dan Beracun ( B3 )


Identifikasi dilakukan pada sumber risiko, area darnpak risiko, penyebab
dan potensi akibatnya. Teknik Identifikasi yang digunakan, disesuaikan
dengan kemampuan, sasaran, dan jenis risiko yang dihadapi. cara
mengidentifikasi yang digunakan dalam rencana induk ini adalah dengan
Brainstorming atau curah pendapat antara manajer dan pengawas
program sertapihak lain di internal rumah sakit.
Identifikasi risiko pengelolaan 83 a,tara lain sebagai berikut :

r Ledakan / kebakaran 83
o Tumpahan 83
r Paparan 83
o Penyalahgunaan limbah 83

(2)Analisa Risiko Pengelotaarr 83


Tujuan analisis risiko adalah melakukan analisis dampak dan
kemungkinan semua risiko yang dapat menghambat tercapainya szxaran
pengelolaan 83 dan menyediakan data untuk membantu langkah evaluasi

dan mitigasi risiko. Analisis risiko mencakup pertimbangan dan

mengkombinasikan estimasi terhadap consequence dan likelihood


didalam konteks untuk mengarnbil tindakan pengendalian.
Adapun analisa risiko yang digunakan dalam rencana induk/program ini
adalah analisa kuantitatif dengan melakukan skoring atas probabilias
kejadian dan nilai dampak atau konsekuensi yang mungkin timbul jika
risiko benar-benar terjadi.
No Jenis Risiko Probability/ Dampak/ Skor
Likelihood Consequences Resiko
I Ledakan lkebakaran I 4 4

B3
2. Tumpahan B3 J 2 6
J. Paparan 83 2 2 4

4. Penyalahgunaan 83 1 J .,

Keterangan:
1. Kriteria Likelihood

0.10 1-5 kejdEn HanpirTi&f Mmqtin Sangat(ccil 1


T{jadi
0.30 6-r0 lejddiil Kmung*.inan ksil reil 2
tsjad
0.50 1 1-20 k€jadiln Dapatt€{jadi, &p.t H.ltg 3
j€atidae. 50:5O
0.70 21-5O Keiadln &€rKenun€lllm 8as 4
T€rJad,
0.90 tebih di i 50x tsjadi Harpar Pdi Terradi Sargatta$r 5

2. Kriteria Consequences
1 2 3 A 5

hrSG$tFtcAt{T mtoR I'ODERA?E UAJOR cataSTRoPl{c

CEDERA Tidat ada Dapat diatasi B.rkwn9nyt cedera luaa Kematian


PASIEN ced€ra d€ngan fungtl motorlk / .KGhilrngan
pertolongan -trcdk
Sdirp h.rua fungsi utama
pertama yfiq permen€nt
mmparp.nrang
Flruttln
PELAYAXA TERHENI TERHENTI TERHENTI TERHENTI TERHEilN
,{,OPERA3I LEBIH OAB t LEBTH t'Af,II 8 LEBIH OARI I LEBII{ OAnl 1 P€RtlArilEtl
o JAII JAtI SilGGU
HARI
r{AL
BIAYA KERT.,GIAN KERUGIAI{ XERUGIAH KERUGIAN KERUGIAI{
'
KEUANGA KECIL LEBIH OARI LEBIH DARI LEBH DAR' LEANH OARI I%
,{ o,19" o2E 0,5 A"G(,ARAII
ANGGARAN AI{(iGARAN AI{GGARA'{
PUBLIXASI RUTOR - iiiEDrA iEtIA LOKAL UEDIA f,EOIA
LOKAL WAXTU LATI/T iTASEI{AL xAslollAI-
-WAXTU XURANC DAFT LEBI}I OARI
slIIGKAT 3 HARI HAFII '
REPUTA3I RUMOR DAilPAK t$rrAx DATPAI( IIEilJADI
xEctt tHD BERTAKiIA 3€RIt'3 THD IIASALAH
iloRtL Ifi'RIL lloinL BERAT BAGI
KARTAWAN fftY
'1{D Llrail KARTAWAN
PR
DAI{ DAII oalla
I(EPERCAYAA (EPERCAYAAN KEPERCAYAA
ir N SYARAXAT t{
I,lASYARAXAT UA3YARAKAT

(3)Evaluasi Risiko Pengelolaan


Evaluasi risiko dilakukan dengan membandingkan antara skor
risiko yang didapatkan dari proses analisa risiko dengan kriteria
risiko. Adapaun kirteria risiko dapat disebut dengan Risk Apetite
dan dilengkapi dengan Risk Tolerance sebagaimana disajikan
dalam gambar berikut :

5 l0

1 s

E6*d...tx.*,{r.a,n '
s
J<
\I *"H**"
:
4
edlrq

I 23 -l s
Tr& R*drh \1.&q&

Berdasarkan pada risk tolerance maka dapat ditetapkan kewenangan


dan tanggung jawab dalam pengelolaan risiko sebagai berikut :
o Risiko yang berada di atas garis risk tolerance dan berada di level
risiko mulai dari 15 sampai dengan 25 menjadi perhatian penuh
Direksi dalam pengelolaannya.

o Level risiko di atas garis risk tolerance sampai lebih kecil dari 16
menjadi perhatian penuh Manajer.
o fusiko di bawah garis ris& tolerance sepenuhnya dalam tanggung
jawab pengelolaan ditingkal operasional atau oleh supervisor.

Selanjutnya risiko yang telah diidentifikasi dan diskoring akan


dibandingkan dengan gambar diatas sehingga didapatkan hasil
sebagai berikut :

N Jenis Skor Kriteria Tanggung Tindak lanjut


o Risiko Risiko jawab
pengelolaan

risiko
I Ledakan 4 Medium Manajer Tidak perlu
/kebakar peftmganan khusus
an83 Pemafltauan
periodik untuk
memastikan sejak

dini risiko tidak


teda.di

Perlunya koordinasi

antr lintas sektoral


rmtuk fungsi
pencegahan, deteksi

dan penanganan.

2. Tumpah 6 Medium Manajer o Tidakperlu


m83 penmganan khusus

o Pemantauan

periodik untuk
memastikan sejak

dini risiko tidak


terjadi
o Perlunya koordinasi
antr lintas sektoral
untuk fungsi
pencegahan, deteksi

dan penanganan.

3. Pryaran 4 Medium Marajer Tidak perlu


B3 penanganan *fiusus

Pemantauan
periodik untuk
memastikan sejak

dini risiko tidak


terjadi
Perlunya koordinasi

antar lintas sektoral

unhrkfimgsi
pencegahan, deteksi

danpenanganan.

4. Penyala ., Low Supervisor o Tidak perlu


hpnaan peoaoganan khusus

B3 r Pemantauan
periodikuntuk
memastikan sejak
dini risiko tidak
terjadi.

Secara umum seluruh skor risiko berada di bawah garis risk tolerance.

Hal ini berarti bahwa risiko masih dapat diterima dan tidak diperlukan
suatu upaya yang sangat khsuus unfuk melakukan pencegahan dan
penanganan risiko. Perbedaan pada kriteria rendah dan medium adalah

pada tanggung jawab pengelolaan risiko.

Pada risiko rendah pengelolaan dilakukan oleh supervisor tempat 83


disimpan /digunakan berkejasama dengan supervisor sanitasi.

Sedangkan pada risiko medium diperlukan koordinasi antar manajer


dengan melibatkan jajaran dibawahnya.

(4)Mitigasi/?en gelolaan Risi ko


Risiko-risiko yang telah tersaring pada langkah evaluasi selanjutnya dibuat
rencana pengendalian lebih lanjut, langkah ini disebut mitigasi risiko.
Langkah mitigasi risiko meliputi pengidentifikasian beberapa kegiatan untuk

menangani risiko, mernperkirakan risiko, menyiapkan rencana perlakuan


risiko dan mengimplementasikan rencana perlakuan risiko.
Risiko yang akan dilakukan mitigas/pengelolaan risiko hanya difokuskan
pada kriteria risiko medium dan dapat dijelaskan sebagai berikut :

No Jenis Risiko Mitigasi/Pengelolaan


Pencegahan Penanganan

I Ledakar/ o Melalarkan Jika terjadi


Kebakaan monitoring suhu kebakarafl,
B3 penyimpanan 83 Pe,madaman

o Memasang detektor dilakukan dengan


kebakaran APAR jenis Foam
o Menyediakan APAR sesuai dengan SOP
o Menyediakan ventilasi peftrnganan

yang rnemadai kebakaran di RS

o Melakukan penandaan Jika terjadi ledakan


dengan pemasa€an dilakukan sesuai

label dan tanda bahaya dengan prsedur

dengan memakai pena[garuln sesual

lambang atau kode kedaruratan di


peringatan RS ( kode hitam )

o Mengatur jarak letak Meminimalisir

sediaan 83 dengan ataupun mengisolir


sumber apl sesual luasan lokasi
dampak kebakaran /
ledakan.
2. Tumpahan r Menyusun kebijakan r Menyiapkan dan

dan prosedur dalarn me,nggunakan splll


Penyimpanarl kit sesuai dengan

Penggunaan 83 jenis 83 yang ada


o Menyusun kebijakan
dan prosedur dalam
Penanganan tumpahan
B3
r Membuat texnpat

penyimpanan yg
standart
o Penyimpanan

dilakukan secara be,nar


r Labelisasi dan rambu
rambu

J. Paparan o Men).usun kebijakan Memberikan sar,ura


dan prosedur dalam dan prasarana
Penyimpanan, dilokasi 83 untuk
Penggunaan B3 penanganan darurat
o Menyusun kebijakan terkflra paparan 83 (
dan prosedur dalam wastafel, PPPK)
Penanganan papafin
B3
o Menyusun Alur
Penanganan paparan
B3
o SOP Wajib Pelnakaian

APD di lokasi 83.

4. Penyalahgun o Melakukan o Melakukan


aan 83 pengawasan terhadap investigasi dan
penggunaan sediaan Melaporkan kejadian
83 beserta limbah B3 ke Direktur jika
Membuat Neraca 83 Penyalahgunaan

Membuat tempat terjadi di internal RS

penyimpanan yang Jika terjadi di


sesuai 83 dan selalu eksternal RS yang

terkunci melibatkan dari

Melakukan kerjasama pihak luar dilakukan

deirgan pihak ke tiga pemutusan hubungan

dengan dalam dengan pihak luar


pernusnahan 83 dan tersebut

dibuat MOU, dengan


perusahaan yang
sesuai spesifikasi dan
legal

Melakukan
inventarisasi limbah
83 yang ada di
lingkungan Rumah

Sakit

(S)Pelaporan Insiden daan Pelaporan Program

Pelaporan insiden
Pelaporan insinden berdasarkan prosedur pelaporan insiden
dengan SK Direktur Utama Nomorl"314lsll3.2lM20l5
tentang PEMBERLAKUAI\ SISTEM PENCATATAN
PENGUMPULAN DAN PELAPORAN KEIADIAN SERTA
PENAI\iGGULANGAN KASUS AKIBAT KECELAKAAN,
PENYAKIT AKTBAT KIRJA, KEBAKARAN DAN BENCANA

b. Monitoring dan Review insiden dan kegiatan


Monitoring dan review insinden dan kegiatan dilakukan oleh
Tim K3 sesuai dengan besar kecilnya risiko.
Monitor dan review insinden juga melibatkan unit-unit terkait
c. Edukasi staf tentang risk register
o Dilakukan sosialisasi Standar Prosedur Operasional pada
pegawai yang berhubungar langsung dengan sediaan 83
o Orientasi pegawai baru di unit secara rutin dan pencegahan
insinden
o Melakukan pendistribusian buku panduan karyawan tentang
kode kedaruratan
o Melakukan sosialisasi dengan poster, stiker, banner dll

V. Cara MelaksanakanKegiatan

T ala cara pelaksanaan kegiatan dibukukan dalam;

1. Pedoman Pengelolaan Sediaan 83


2. Panduan Penanganan limbah 83

VL Sasaran

1. Tempat penyimpanan sediaan 83 dan TPS limbah 83 di supervisi

secara rutin meliputi monitoring suhu, alarmldetektor kebakaran,

APAR, dan MSDS


2. Jenis dan Jumlah sediaan 83
3. Jenis dan Jumlah produksi limbah 83
4. Petugas yang berhubungan langsung dengan 83
5. Monitoring dan evaluasi rutin Pelaksanaan MOU Pemusnahan Limbah
83 dengan Pihak 3

YIL Skedul ( Jadwal ) PelaksanaanKegiatan

a. Evaluasi dan penyusunan reyisi kebijakan di bidang pengelolaan


B3 di RS
Kegiatan ini merupkan kegiatan rutin untuk melakukan up date

terhadap kebijakan lama yang telah disusun. Berbagai jenis kebijakan


diantaranya adalah revisi terhadap : kebijakan pokok, panduan dan SPO
serta melakukan evaluasi tentang unit-unit ke{a yang menyimpan 83'
Sebelumnya Tim K3 melakukan penelusuran referensi yang up to date
tentang kebijakan dan peraturan bidang 83 kemudian disesuaikan
dengan peraturan yang perlu direvisi. Dalam program ini juga dilakukan

identifikasiulang tentang jenis 83 yang dipakai dan disimpan di RS.

Sosialisasi kebijakan baru bidang B3


Kebijakan, panduan dan SPO yang baru dilakukan sosialisasi kepada
unit-unit kerja yang terkait, baik unit kerja yang melakukan pengadaan,
penyimpanan, distribusi dan pengelolaan limbah 83.

Pengurusan ijin TPS Limbah 83


Pengurusan ijin limbah 83 diajukan ke Badan Lingkungan Hidup Kota
Yogyakarta dengan syarat melampirkan formulir yang ditentukan.
Sebelumnya RS perlu menyiapkan lokasi dan bangunan untuk TPS 83.
Setelah persyaratan dipenuhi, maka akan dilalrukan verifikasi oleh
BLH. Jika sudah memnuhi syarat akan diterbitkan ijin TPS Limbah 83
yang berlaku 5 tahun.

d. Kunjungan ke Tempat pemusnahan akhir limbah B3


Kunjungan ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa pihak vendor
sudah melakukan pengelolaan limbah 83 dengan benar sesuai peraturan
yang berlaku hingga pemusnahannya. Adapun vendor yang dievaluasi
dengan kunjungan ini adalah beberapa vendor yang bekerjasama
diantaranya PT Arah, PT Tenang Jaya dll.

Monitoring sistem penyimpanan B3 di RS


Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh unit kerja
yang menyimpan Bahan B3 bekerjasama dengan Tim K3. Adapun
monitoring sistem penyimpanan meliputi : pengontrolan suhu
penyimpanan, pengontrolan keamanan, pencegahan balwya kebakaran
(uji kelayakan APAR dll), sortir bahan 83 yang sudah tidak layak
pakai.

f. Pelaporan Neraca Limbah 83 kepada Kementrian Lingkungan


Hidup
Setiap lembaga yang melakukan pengelolaan terhadap Limbah 83
wajib melakukan pelaporan kepada Kementrian Lingkungan Hidup.
Adapun laporan tersebut meliputi :

a. Jenis dan jumlah limbah 83 yang dihasilkan RS


b. Jenis dan jumlah limbah 83 yang dikirim ke Tempat Pemusnahan

B3

Pelaporan neraca limbah 83 dilaporakan setiap 3 bulan sekali.

NO PROGRAM BULAN
I 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1t t2
1. Evaluasi dan
penyusunan ulang

kebrjakan di bidang
pengelolaan 83 di RS

2. Sosialisasi kebijakan
baru bidang 83
3. Pengurusan rjin TPS
Limbah 83
4. Kunjungan ke
Tempat pemusnahan
akhir limbah 83
5. Monitoring sistem
penyimpanan 83 di
PelaporanNeraca
Limbah 83 kepada
Kementrian
LingkunganHidup
Monitoring
kecelalaan kerja
yangdi sebabkan
oleh 83

Monitoring
kelengkapan dan

Pemakaian APD
terkait dalam
penanganan 83

Vm Evaluasi Peleksanaan Kegiatan dan Pelaporan

1. Kegiatan waluasi pelaksanaan kegiatan dan pelapor,an supervisi


penyirnpanan s€diaan 83 oleh Supervisor Iogistik Farmasi ke }vlanajer

Farmasi
2. Kegiatan evaluasi dan pelaporan penanganan limbah sediaan 83
dilakukan oleh supervisor sanitasi
3. Kegiatan Penggunaan APD dilakukan evaluasi oleh Tim K3 dan PPI
RS

Dt Pencetetan, Pehporan dan Evaluasi Kegieten

Ada beberapo hal akan dijadikan pijakan dalam setiap proses evaluasi
yaitu;
1. Form Checklist Supervisi penyimpanan merupakan lembar ceHist
Logistik farmasi dalam pemantauan sediaan B3
2. NeracalimbahB3
3. Lembar monitoring sutru ruang penyimpanan sediaan dan Limbah 83
4. Daftar Ketersediaan dan Penggunaan APD disetiap lokasi 83
5. Angka kejadian kecelakaan Kerja karena 83
6. Pelaksana Program Kerja minimal 80% terlahsana

Yogyakartq September 2015


Penanggung Jawab

Pengelolaan Bahan Baku Berbahaya

+,
( Heru Sukamto, AMKL )

Anda mungkin juga menyukai