Anda di halaman 1dari 13

TUGAS INDIVIDU

MATEMATIKA EKONOMI

Himpunan

Dosen Pembimbing : Dr. Lukman

Disusun Oleh :

Larasati Octaviani 11170840000045

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUANAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


2018

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat-Nya maka pemakalah
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Himpunan”. Tujuan pembuatan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas matematika ekonomi semester dua.

Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang pemakalah hadapi.
Pemakalah menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Tak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih
kepada Bapak Lukman selaku dosen mata kuliah matematika ekonomi yang telah
membimbing dan mengarahkan pemakalah dalam pembuatan makalah ini.

Pemakalah merasa, masih banyak kekurangan yang ada di makalah ini baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang dimiliki pemakalah. Untuk itu,
kritik dan saran dari semua pihak, sangat pemakalah harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.

Akhir kata pemakalah berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi
sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi pemakalah, sehingga
tujuan yang diharapkan tercapai.

Jakarta, 26 April 2018

2
DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR............................................................................................................. 2

DAFTAR ISI............................................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN...................................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 SISTEM BILANGAN BINER.................................................................................... 5


2.2 CARA MENGUBAH BILANGAN DESIMAL KE BILANGAN BINER................ 5
2.3 OPERASI BINER....................................................................................................... 6
2.4 SIFAT OPERASI BINER........................................................................................... 6
2.5 DEFINISI HIMPUNAN.............................................................................................. 7
2.6 HUKUM YANG BERLAKU PADA OPERASI HIMPUNAN.................................. 7
2.7 PENERAPAN HUKUM YANG BERLAKU PADA OPERASI HIMPUNAN......... 8
2.8 APLIKASI SOAL........................................................................................................ 7
2.9 PENERAPAN HIMPUNAN DALAM EKONOMI....................................................12

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN...........................................................................................................13

3.2 SARAN.......................................................................................................................13

1.1

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1TUJUAN
a. Untuk mengetahui Definisi dari Biner
b. Untuk mengetahui cara mengubah bilangan Desimal menjadi bilangan Biner
c. Untuk engetahui Definisi Operasi Biner.
d. Untuk mengetahui sifat-sifat operasi Biner.
e. Untuk menjelaskan Hukum yang berlaku pada operasi himpunan.
f. Untuk mengetahui aplikasi Hukum operasi himpunan.
g. Untuk menjelaskan penerapan Himpunan dalam Ekonomi.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 SISTEM BILANGAN BINER


Sistem bilangan biner atau sistem bilangan basis dua  adalah sebuah sistem penulisan
angka dengan menggunakan dua simbol yaitu 0 dan 1.

Desimal Biner (8 bit) Desimal Biner (8 bit)


1 0000 0000 16 0001 0000
2 0000 0001 17 0001 0001
3 0000 0010 18 0001 0010
4 0000 0011 19 0001 0011
5 0000 0100 20 0001 0100
6 0000 0110 21 0001 0101
7 0000 0111 22 0001 0111
8 0000 1000 23 0001 1000
9 0000 1001 24 0001 1001
10 0000 1010 25 0001 1010
11 0000 1011 26 0001 1011
12 0000 1100 27 0001 1100
13 0000 1101 28 0001 1101
14 0000 1110 29 0001 1110
15 0000 1111 30 0001 1111

2.2 CARA MENGUBAH BIL. DESIMAL KE BIL. BINER

Misalkan kita akan melakukan konversi 67 basis sepuluh (desimal) ke dalam basis
dua (biner)

5
Keterangan :

1. Pertama-tama kita bagi 67 dengan 2, didapat bilangan bulat hasil bagi adalah 33
dengan sisa hasil bagi adalah 1, atau dengan kata lain 67 = 2*33 + 1
2. Selanjutnya bilangan bulat hasil bagi tersebut (33) kita bagi dengan 2 lagi, 33/2 = 16,
sisa hasil bagi 1.
3. Kemudian kita ulangi lagi, 16/2 = 8, sisa hasil bagi 0.
4. Ulangi lagi langkah tersebut sampai bilangan bulat hasil bagi sama dengan 0. Setelah
itu tulis sisa hasil bagi mulai dari bawah ke atas.

2.3 OPERASI BINER

Operasi biner adalah operasi yang berkenaan dengan 2 elemen. Beberapa Operasi
biner yang dikenal dalam matematika adalah operasi penjumlahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian. Operasi gabungan, irisan, selisih, dan selisih simetri
merupakan beberapa operasi biner pada himpunan.

Operasi biner dinotasikan * adalah sebuah aturan yang mengaitkan pasangan terurut
di S ke tepat satu anggota S, dimana S adalah suatu himpunan kosong. Kata tulis
bayangan dari pasangan (a,b) dibawah fungsi tersebut sebagai a*b. Dengan kata lain
operasi biner * memasangkan sebarang unsur a dan b dari himpunan S dengan unsur a*b
dari himpunan S. Operasi biner dapat disimbolkan dengan simbol apapun, misal: #, *, dan
sebagainya. Pengaitan pasangan terurut maksudnya agar pengaitannya jelas dan berbeda
dari pengaitan elemen dengan operasi terhadap pasangan elemen yang dibalik ( x*y
berbeda dengan y*x).
Sistem operasi pada bilangan biner memiliki bilangan dasar 2 dan hanya
menggunakan digit 0 dan 1. Bilangan biner juga dikenal sebagai bilangan basis 2. Operasi
biner digunakan untuk mengeksekusi perintah-perintah dalam bahasa program yang
digunakan untuk menjalankan aplikasi komputer.

2.4 SIFAT OPERASI BINER


Assosiatif Misalkan a,b,c ∊ Z maka berlaku (a * b) * c = a * (b * c).
Jika pada sebuah himpunan suatu operasi * berlaku sifat assosiatif maka tanda kurung
boleh tidak dituliskan.
Contoh : Operasi penjumlahan bersifat asosiatif, karena untuk sembarang x, y, z
berlaku (0100 + 0001) + 0010 = 0100 + (0001 + 0010).

Komutatif Misalkan a,b ∊ Z maka berlaku a * b = b * a


Contoh : Operasi biner penjumlahan biasa adalah sebuah operasi yang bersifat
komutatif, karena untuk sembarang bilangan x dan y berlaku 1010+1100=1100+1010.

Distributif Suatu operasi biner  dikatakan distributif operasi biner * apabila jika
untuk setiap a,b, c ∊ A berlaku a  (b * c) = (a  b) * (a  c)

6
Adanya unsur satuan atau Identitas Misalkan a ∊ Z maka a * e = e * a = a.
Contoh : Identitas untuk operasi penjumlahan adalah 0 (nol). Pada himpunan bilangan riil
dengan operasi jumlah “+”. Sudah diketahui secara baik bahwa 0+x = x+0 = x, untuk semua
x . Dengan demikian bilangan 0 (nol) ini merupakan unsur identitas penjumlahan pada
himpunan bilangan riil .

Adanya unsur balikan atau Invers Misalkan a, a’ ∊ A, dimana elemen identitas dari
operasi biner * adalah e dan a * a’ = a’ * a = e

2.5 DEFINISI HIMPUNAN


Dalam Matematika, Himpunan adalah segala koleksi benda-benda tertentu yang
dianggap sebagai satu kesatuan. Himpunan adalah kumpulan dari objek-objek tertentu
yang tercakup dalam satu kesatuan yang jelas. Untuk menyatakan suatu himpunan,
digunakan huruf kapital seperti A, B, C dsb. Sedangkan untuk menyatakan anggota-
anggotanya digunakan huruf kecil seperti a, b, c dsb.

2.6 HUKUM YANG BERLAKU PADA OPERASI HIMPUNAN


Tabel hukum-hukum yang berlaku pada operasi himpunan

2.7 PENERAPAN CONTOH


Diketahui :

7
A = {1,2,3,4,5,6}
B = {2,4,6,7,8}
C = {1,3,6,7,9}

A. Hukum Asosiatif
A ⋂ (B ⋂ C) = (A ⋂ B) ⋂ C
{6} = {6}

A ∪ (B ∪ C) = (A ∪ B) ∪ C
{1,2,3,4,5,6,7,8,9} = {1,2,3,4,5,6,7,8,9}

B. Hukum Komutatif
A⋂B =B⋂A
{2,4,6} = {2,4,6}

A∪B =B∪A
{1,2,3,4,5,6,7,8} = {1,2,3,4,5,6,7,8}

C. Hukum Distributif B ⋂ C = {6,7}


A ⋂ (B ∪ C) = (A ⋂ B) ∪ (A ⋂ C)
B ∪ C = {1,2,3,4,6,7,8,9}
= {2,4,6} ∪ {1,3,6}
{1,2,3,4,6} = {1,2,3,4,6} A ⋂ C = {1,3,6}

A ∪ C = {1,2,3,4,5,6,7,8,9}
A ∪ (B ⋂ C) = (A ∪ B) ⋂ (A ∪ C)
= {1,2,3,4,5,6,7,8} ⋂ {1,2,3,4,5,6,7,8,9}
{1,2,3,4,5,6,7} = {1,2,3,4,5,6,7}

Diketahui :

A = {1,2,3,4,5}

B = {2,4,6,7}

C = {1,3,6,7,8}

Diagramnya

8
D. Hukum Involusi
(Ac)c = A
({6,7,8})c = A
{1,2,3,4,5} = A
{1,2,3,4,5} = {1,2,3,4,5}
E. Hukum Idempoten
A⋃A=A
{1,2,3,4,5} ⋃ {1,2,3,4,5} = A
{1,2,3,4,5} ⋃ {1,2,3,4,5} = {1,2,3,4,5}
{1,2,3,4,5} = {1,2,3,4,5}

A⋂A=A
{1,2,3,4,5} ⋂ {1,2,3,4,5} = A
{1,2,3,4,5} ⋂ {1,2,3,4,5} = {1,2,3,4,5}
{1,2,3,4,5} = {1,2,3,4,5}

F. Hukum Identitas
A⋃∅=A
{1,2,3,4,5} ⋃ { } = A
{1,2,3,4,5} ⋃ { } = {1,2,3,4,5}

A⋂S=A

G. Hukum Komplemen
A ∪ Ac = S
{1,2,3,4,5} ∪ {6,7,8} = S
{1,2,3,4,5,6,7,8} = S
{1,2,3,4,5,6,7,8} = {1,2,3,4,5,6,7,8}

9
A ⋂ Ac = ∅
{1,2,3,4,5} ⋂ {6,7,8} = ∅
{1,2,3,4,5} ⋂ {6,7,8} = { }
{ }={ }
Semua berbeda, jadi Himpunan Kosong

H. Hukum de Morgan
(A ∪ B)c = Ac ⋂ Bc
({1,2,3,4,5} ∪ {2,4,6,7})c = Ac ⋂ Bc
({1,2,3,4,5} ∪ {2,4,6,7})c = {6,7,8} ⋂ {1,3,5,8}
{1,2,3,4,5,6,7}c = {8}
{8} = {8}

(A ⋂ B)c = Ac ∪ Bc
({1,2,3,4,5} ⋂ {2,4,6,7})c = Ac ∪ Bc
({1,2,3,4,5} ⋂ {2,4,6,7})c = {6,7,8} ∪ {1,3,5,8}
{2,4}c = {1,3,5,6,7,8}
{1,3,5,6,7,8} = {1,3,5,6,7,8}

2.8 APLIKASI SOAL


A. Apakah benar A ∪ (B - A) = A ∪ B ?
Pembuktian
A ∪ (B - A) = A ∪ B
= A ∪ (B ∩ Ac ) Selisih
= ( A ∪ B) ∩ (A ∪ Ac) Distributif
= (A ∪ B) ∩ U Komplemen
=A∪B Identitas

B. Apakah benar (A ∩ B) ∩ (A ∩ Bc) = A?


Pembuktian
(A ∩ B) ∩ (A ∩ Bc) = A
= A (B ∩ Bc) Distributif
=A∩U Komplemen
=A Identitas

C. Jika P, Q, R adalah himpunan, tunjuukkan bahwa :


(P ∪ Q) ⋂ (Pc ⋂ R)c = P ∪ (Qc ∪ R)c
Pembuktian

10
(P ∪ Q) ⋂ (Pc ⋂ R)c = (P ∪ Q) ⋂ (Pc)c ∪ R)c Hukum de Morgan
= (P ∪ Q) ⋂ (P ∪ R)c Hukum Involusi
= (P ∪ (Q ⋂ Rc) Hukum Distributif
= P ∪ (Qc ∪ R)c Hukum de Morgan

D. Diketahui :Himpunan S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}


Himpunan A = {1, 2, 3}

Himpunan B = {3, 4}

Tunjukkan kedua dalil/hukum De Morgan melalui himpunan di atas . . . ?

Jawaban :

A ∩ B = {3}

(A ∩ B)𝑐 = {1, 2, 4, 5, 6}

A𝑐 = {4, 5, 6}

B𝑐 = {1, 2, 5, 6}

A𝑐 ∪ B𝑐 = {4, 5, 6} ∪ {1, 2, 5, 6} = {1, 2, 4, 5, 6}

Jadi, (A ∩ B)𝒄 = A 𝒄 ∪ B 𝒄

A ∪ B = {1, 2, 3, 4}

(A ∪ B)𝑐 = {5, 6}

A 𝑐 = {4, 5, 6}

B 𝑐 = {1, 2, 5, 6}

A ∩ B = {3}

A 𝑐 ∩ B 𝑐 = {4, 5, 6} ∩ {1, 2, 5, 6} = {5, 6}

Jadi, (A ∪ B)𝒄 = A 𝒄 ∩ B c

11
2.9 PENERAPAN HIMPUNAN DALAM EKONOMI

Berbagai kejadian dalam ekonomi saling berhubungan satu dengan yang


lainnya, sehingga masing-masing kejadian tersebut akan saling memengaruhi.
Contoh, jika pendapatan seorang individu meningkat, pengeluaran untuk konsumsi
akan meningkat.
Berbagai kejadian ekonomi tersebut dapat dinyatakan dengan perubahan nilai
variabel. Variabel adalah sesuatu yang nilainya berubah-ubah, contohnya biaya,
harga, kuantitas, dan pendapatan. Matematika berperan penting dalam menganalisis
berbagai kejadian ekonomi. Dengan menggunakan matematika sebagai alat analisis,
dan diperoleh hasil analisis yang konkret, mudah untuk dipergunakan sebagai dasar
perencanaan, alat pengendalian, dan dasar dalam melakukan evaluasi.
Matematika berkaitan dengan sesuatu yang dapat dihitung atau sesuatu yang
dinyatakan dalam bentuk kuantitas (jumlah). Banyak sekali variabel-vaariabel
(konsep) ekonomi yang dikuantitatifkan, seperti harga barang, jumlah barang yang
diminta dan ditawarkan, jumlah uang beredar, tingkat margin bagi hasil, pendapatan
nasional, tingkat investasi, dan sebagainya. Matematika tidak hanya berperan dalam
menguantitatifkan variabel-variabel ekonomi, tetapi juga menggali hubungan antara
variabel-variabel ekonomi. Hubungan suatu variabel ekonomi dengan variabel-
variabel ekonomi yang lain sering dinyatakan dalam bentuk model ekonomi. Oleh
karena variabel-variabel ekonomi tersebu dapat dikuantitatifkan, model ekonomi
tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk simbol/model matematika.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Operasi Biner adalah proses menghubungkan atau memetakan sebuah himpunan ke
himpunan itu sendiri menggunakan operator biner. Operator biner yang dimaksud
berupa penjumlahan , pengurangan, perkalian atau pembagian .

Sifat-sifat operasi biner yaitu: bersifat tertutup, bersifat komutatif, bersifat asosiatif,
memiliki invers, memiliki identitas dan bersifat distributif.

Operasi Himpunan memiliki hukum yang berlaku di dalam pengaplikasiannya. Ada


Hukum Asosiatif, Hukum Komutatif, Hukum Distributif, Hukum Involusi, Hukum
Indempoten, Hukum Identitas, Hukum Komplemen, Hukum Demorgan

3.2 SARAN
Tanpa kita sadari ternyata begitu banyak manfaat dari aplikasi matematika untuk
kehidupan sehari-hari. Baik dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan dalam berbagai
disiplin ilmu yang lainya. Oleh karena itu penulis menyarankan agar kita lebih seius
dalam mempelajari matematika dan jangan dijadikan matematika sebagai sesuatu
yang menyeramkan untuk dipelajari karena matematika adalah bagian sangat dekat
yang tak terpisahkan dari kehidupan kita.

13

Anda mungkin juga menyukai