Anda di halaman 1dari 5

BAB 3

KERANGKA KONSEP , DEFINISI OPRASIONAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka konsep

Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana

seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor

yang dianggap penting untuk masalah. Singkatnya, kerangka konsep membahas

saling ketergantungan antar variabel yang dianggap perlu untuk melengkapi

dinamika situasi atau hal yang sedang atau diteliti. Yang dimana model koseptual ini

mencerminkan pengembangan teoritis dengan kegiatan ilmiah ( Akbar,2019).

Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan maka peneliti membuat kerangka

konsep dengan variabel independent yaitu Pijat Bayi Prematur, serta variabel

dependennya Kenaikkan Berat Badan Bayi.

Skema 3.1 kerangka konsep

Variable Independen Variable Dependen

Berat Badan bayi premature


Pijat Bayi prematur
3.2. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian, patokan dugaan atau dalil

sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian (Notoatmodjo,

2010:105). Hipotesis adalah suatu pernyataan yang masih lemah dan membutuhkan

pembuktian untuk menegaskan apakah hipotesis tersebut dapat diterima atau harus

ditolak, berdasarkan fakta atau data empiris yang telah dikumpulkan dalam

penelitian (Hidayat, 2009:39).

Hipotesis penelitian ini H0: tidak efektifitas pemijatan bayi premature terhadap

kenaikan berat badan diruang nicu RS Awal Bros bekasi barat . Ha: Adanya

efektifitas pijat bayi premature terhadap kenaikkan berat badan diruang nicu RS

Awal Bros Bekasi Barat.

3.3. Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah suatu defenisi yang diberikan kepada suatu variable

atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikan kegiatan, atau

memberikan suatu operasional yang dilakukan untuk mengukur variable atau

konstrak terssebut ( anshori,iswati,2019). Defenisi operasional adalah

mendefenisikan variable secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati,

sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran

secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena ( hidayat,2017).

Defenisi operasional adalah: defenisi berdasarkan karekteristik yang diamati dari

sesuatu yang didefenisikan tersebut. Karakteristik yang dapat diamati (diukur) yang

merupakan kunci defenisi operasional. Dapat diamati arti memungkinkan peneliti


untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek

atau fenomena yang kemudian dapat diulangi lagi oleh orang lain (iswati 2019).

Tabel 3.2 Defenisi oprasional

N Variable Defenisi Operasional Cara ukur /alat Hasil Ukur Skala


o penelitian ukur ukur
1 Independen Suatu tindakan atau Lembar 1. Pijat Nominal
Pijat Bayi observasi 2. Tidak
Prematur aktivitas usapan yang dipijat

dilakukan kepada bayi

prematur, yang

melibatkan kontak fisik.

2 Dependen : Berat badan bayi Timbangan 1. Meningkat Rasio


Peningkatan bayi 2. Tidak
Berat Badan premature setelah meningkat
Bayi
dilakukan pemijatan

3 Usia Usia kehamilan saat 1. bayi Ordinal


Gestasi prematur
bayi sudah lahir digaris
batas (37
minggu)
2. bayi
prematur
sedang
(31-36
minggu)
3. bayi sangat
prematur
(24-30)
3.4. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain quasi-eksperimen. Desain quasi- eksperimen

merupakan desain penelitian yang bertujuan menguji hubungan sebab akibat (Burns

& Groove, 2003). Desain ini memfasilitasi pencarian hubungan sebab akibat dalam

situasi dimana kelompok kontrol secara sempurna tidak memungkinkan untuk

dilakukan. Kekuatan untuk mencapai tujuan tegantung dari luasnya efek treatment

eksperimen (variabel independen) terhadap subjek dengan sengaja atau terencana

yang dapat dideteksi dengan pengukuran variabel dependen.

Desain quasi eksperimen dalam penelitian menggunakan tipe no equivalent kontrol

group design dengan pre dan post test. Desain quasi eksperimen tipe no equivalent

kontrol group design dengan pre dan post test merupakan suatu desain yang

melakukan perlakuan pada dua atau lebih kelompok kemudian diobservasi sebelum

dan sesudah implementasi, dimana kelompok tersebut menjadi 2 kelompok, yaitu

kelompok kontrol dan kelompok intervensi, serta kedua kelompok tersebut tidak

dipilih secara random (Polit & Hunger, 1999). Dalam penelitian ini, kelompok kontrol

tidak mendapatkan perlakuan (pijat ) sedangkan kelompok intervensi mendapatkan

perlakuan ( pijat ).Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengaruh pijat bayi

prematur terhadap peningkatan berat badan yang dirawat di ruang Nicu RS Awal

Bros Bekasi. Adapun bentuk rancangan peneltian ini adalah sebagai berikut :

Skema 3.3

Pre test Kelompok Intervensi Post test


01 Intervensi Pijat 02
Dibandingkan :

01 – 02 = Y1

Kelompok Kontrol 03 – 04 = Y2
Tanpa pijat Y1 – Y2 = Z1
03 04
Keterangan :

01 : Rata-rata berat badan bayi prematur sebelum dilakukan pemberian pijat bayi

pada kelompok intervensi.

02 : Rata-rata berat badan bayi prematur setelah dilakukan pemberian pijat bayi

pada kelompok intervensi

03 : Rata-rata berat badan bayi prematur sebelum dilakukan pemberian pijat bayi

pada kelompok kontrol.

04 : Rata-rata berat badan bayi prematur yang tidak dilakukan pemberian pijat bayi

pada kelompok kontrol.

Y1 : Perubahan berat badan pada bayi premature sebelum dan sesudah dilakukan

Pijat bayi pada kelompok intervensi.

Y2 : Perubahan berat badan pada bayi prematur yang tidak dilakukan pemberian

pijat bayi pada kelompok kontrol.

Z1 : Perbedaan perubahan berat badan pada bayi prematur sebelum dan sesudah

dilakukan pijat bayi pada kelompok intervensi dengan perubahan berat badan

pada bayi prematur yang tidak dilakukan pijat bayi pada kelompok kontrol

Anda mungkin juga menyukai