Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ISOLASI

SOSIAL DAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN

MATA AJAR: KEPERAWATAN JIWA

PEMBIMBING: NS. ZAKIYAH, S.KEP, M.KEP, SP.KEP.J

CHRISTINA DEBORA SEPTEMAYA 012142064

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

UNIVERSITAS BINAWAN

JAKARTA

2022
KASUS 1 (PSIKIATRI)

SITUATION

Tn Y, usia 25 tahun, dirawat di Ruang Intermediate hari ke-6. dengan diagnosa medis
Skizofrenia. Klien dirawat mahasiswa selama 1 minggu. Sebelumnya klien dirawat di ruang
Akut Psikiatri selama 5 hari dan mendapat intervensi Sp 1-4 RPK dan Sp -1-2 Halusinasi.
Klien mampu mengontrol marah dengan nafas dalam, minum obat, bicara dengan asertif, dan
spiritual. Mampu mengontrol halusinasi dengan menghardik dan minum obat dengan
motivasi dari perawat. Saat ini klien dirawat di ruang intermediate. Selama perawatan di
ruang intermediate klien mendapatkan intervensi komprehensive dari perawat untuk semua
diagnosa keperawatan yang ditemukan.

Pada awal pengkajian klien tampak mudah kesal dan marah dengan orang lain, sering
bicara kasar, menghina orang lain dan nada suara tinggi, klien mudah marah dan kesal bila
teringat keluarga dan masa lalu. Klien mengatakan sebelum masuk di rawat di RS, ia pernah
mendengar suara-suara yang isinya mengejek dan menjelekkan klien. Saat perawat
mengobservasi kondisi klien, klien tampak mondar-mandir dan mulut komat kamit berbicara
sendiri. Klien tampak jarang bicara dengan orang lain, lebih senang duduk sendiri dan
mengatakan malas bicara dengan orang lain karena merasa tidak ada teman yang cocok
bicaranya dan tidak tahu hal yang akan dibicarakan. Klien meyakini bahwa dirinya bisa
mengetahui apa yang akan terjadi dengan oranglain dan dapat mengendalikannya, klien juga
mengatakan secara berulang kali bahwa ia bisa membaca pikiran orang lain.

Penampilan klien cukup rapi, tidak berhias (tidak memakai bedak) karena malas, kuku jari
tangan dan kaki panjang dan kotor, tidak memakai alas kaki (sandal),. Klien merasa
tidak dihargai oleh keluarga karena ibu klien sering menjambak rambut klien dan adik klien
pernah memukul klien. Klien merasa perlakuan orangtua terhadap diri dan adiknya berbeda.
Klien selalu iri dengan adik perempuannya yang kuliah di PT. Klien merasa keluarganya
tidak sayang terhadapnya karena keluarga khususnya ibunya lama tidak menjenguk klien (1
minggu) dan masa kecilnya yang diasuh oleh paman dan nenek, klien merasa tidak berguna
dan menjadi beban keluarga. Klien mengatakan sebelum masuk RS, ia menolak minum obat
CPZ (chlorpromazine) karena dengan minum obat membuat tangan gemetar dan mulut
kering, dan ngantuk terus.
Klien sudah mengalami gangguan jiwa sejak 5 tahun yang lalu, dan 3 kali kambuh dan harus
dirawat di RS. Terakhir klien dirawat bulan Mei tahun 2019 selama 2 minggu. Klien
mengatakan bosan karena harus menderita gangguan jiwa dan harus minum obat seumur
hidupnya, klien ingin sembuh dan hidup normal seperti orang sehat lainnya. Klien
mengatakan di rumah ia sempat mencoba untuk minum obat serangga karena ingin
mengakhiri hidupnya namun gagal karena terhalang karena kakaknya yang saat itu
mengetahui rencananya.

1. Salinlah data-data pendukung yang terdapat pada kasus ke dalam format


pengkajian yang telah tersedia.
2. Berdasarkan hasil pengkajian maka diagnosa keperawatan yang ditegakkan
pada Nn. Sc adalah (buat analisa data), dan lengkapi dengan data pendukung
yang menurut anda perlu ada (namun di kasus belum ada) pada setiap diagnosa
keperawatan yang saudara temukan.
BACKGROUND

Pada usia 16 tahun (saat naik ke kelas 2 SMK) klien jatuh cinta dengan teman sekolah tetapi
cinta klien ditolak, sehingga klien menjadi lebih banyak diam, melamun, marah-marah dan
susah tidur. Karena sakit klien akhirnya berhenti sekolah. Klien masuk RS sebanyak 3 kali.
Pertama MRS pada usia 17 tahun dan dirawat di RS swasta di Jakarta, kemudian klien dirawat
di unit psikiatrik RS jiwa swasta sebanyak 2 kali (usia 18 – 19 tahun) dan ke tiga di RSJ
negeri pada tahun 2020. Selama 2 minggu, kemudian klien dibawa berobat di Padepokan
selama 3 bulan. Selama di padepokan klien dilarang minum obat karena peraturan di
padepokan tersebut. Menurut keluarga ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
yaitu nenek dari bapak klien. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan pada usia
remaja klien sering dijambak rambutnya oleh ibunya, dipukul oleh adik tiri dan perlakuan
ibunya yang selalu membedakan klien dari adik-adik tirinya (adik tiri kuliah dan mendapat
uang harian lebih besar). Klien pernah mendapat perlakuan kasar pada saat di rawat di RS
umum. Pada sosiokultural klien, orang tua bercerai saat klien masih dalam kandungan, usia
bayi - 4 tahun klien tinggal bersama dengan paman (kakak ibu), kemudian usia 4 tahun
sampai usia 15 tahun tinggal dengan nenek (orang tua ibu) dan usia 15 tahun sampai sekarang
tinggal dengan ibu dan ayah tiri serta 3 orang adik tirinya. Klien juga kadang tinggal bersama
dengan paman (adik ibu) dan istri serta anaknya yang berusia 2,5 tahun. Klien berpendidikan
hanya kelas 1 SMK, tidak bekerja dan belum menikah. Klien tidak aktif dalam kegiatan di
lingkungan tempat tinggal.
Sebelum masuk RS klien putus obat (menolak minum obat) selama 1,5 bulan dan 2 minggu
sebelum masuk RS klien marah dengan ibunya karena keinginannya tidak dituruti kemudian
merusak alat rumah tangga dan rambut klien dijambak serta dipukul oleh ibu dan adiknya.
Alasan masuk RS selama 3 hari di rumah klien histerikal, marah-marah, merusak alat rumah
tangga, curiga, impulsive, bicara dan tertawa sendiri, mengganggu lingkungan.

Mekanisme koping yang digunakan klien dalam menyelesaikan masalah adalah diam, marah-
marah dan menangis.

3. Kemampuan apa saja yang harus dimiliki klien agar klien mampu
mengendalikan sakit yang dialaminya (buat intervensi keperawatan untuk
meningkatkan kemampuan klien?)
4. Lakukan simulasi minimal satu Sp dalam bentuk video (salah satu dari diagnosa
keperawatan yang ditemukan.
5. Buat Strategi komunikasi dan Catatan keperawatan setiap hari dari rencana
intervensi yang diimplementasikan (1 minggu perawatan/5 hari).
6. Lakukan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) yang sesuai sebagai salah satu
intervensi melibatkan pasien tersebut dalam kegiatan kelompok. Buat proposalnya
dan simulasikan TAKnya.
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

PROGRAM PROFESI S1 KEPERAWATANANAK

RUANGAN RAWAT : ruang TANGGAL DIRAWAT : 19 Mei 2022


intermediat
e

I. IDENTITAS KLIEN Tanggal Pengkajian : 25 Mei 2022

Inisial : Tn Y No. Rekam Medis : 123456

Jenis Kelamin : Laki Laki

Umur : 25

Informan : Klien,
rekam medis

II. ALASAN MASUK


Klien mengatakan marah dengan ibunya karena keinginannya tidak dituruti kemudian
merusak alat rumah tangga dan rambut klien dijambak serta dipukul oleh ibu dan
adiknya. Selama 3 hari di rumah klien histerikal, marah-marah, merusak alat rumah
tangga, curiga, impulsive, bicara dan tertawa sendiri, mengganggu lingkungan. Klien
mengatakan di rumah ia sempat mencoba untuk minum obat serangga karena ingin
mengakhiri hidupnya.

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
Ya. Klien sudah mengalami gangguan jiwa sejak 5 tahun yang lalu, dan 3 kali kambuh
dan harus dirawat di RS. Terakhir klien dirawat bulan Mei tahun 2019 selama 2
minggu.

2. Pengobatan sebelumnya

Berhasil V Kurang berhasil Tidak Berhasil

3. Pelaku/ Usia Korban/ Usia Saksi/Usia


Aniaya fisik V / 16
Aniaya seksual

Penolakan

Kekerasan dalam keluarga V / 16

Tindakan kriminal

Penjelasan No. 2, 3:

Klien masuk RS pertama kali usia 17 tahun dan dirawat di RS swasta di Jakarta,
kemudian klien dirawat di unit psikiatrik RS jiwa swasta sebanyak 2 kali (usia 18 –
19 tahun) dan ke tiga di RSJ negeri pada tahun 2020. Namun, pengobatannya
kurang berhasil. Klien mengatakan bosan karena harus menderita gangguan jiwa
dan harus minum obat seumur hidupnya. Klien merasa tidak dihargai dan pernah
menjadi korban aniaya fisik yakni dijambak rambutnya oleh ibunya, dipukul oleh
adik tiri, dan mendapat perlakuan kasar pada saat di rawat di RS umum. Klien
merasa perlakuan orangtua terhadap diri dan adiknya berbeda. Klien merasa
keluarganya tidak sayang terhadapnya karena keluarga khususnya ibunya lama
tidak menjenguk klien (1 minggu) dan masa kecilnya yang diasuh oleh paman dan
nenek, klien merasa tidak berguna dan menjadi beban keluarga.

Masalah Keperawatan : Harga diri rendah kronik

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa : V ya tidak

Hubungan Keluarga : Gejala : Riwayat pengobatan/


perawatan :

Kurang berhasil karena nenek


Nenek dari ayah Bicara dan tertawa sendiri klien tidak mau minum obat
saat dirumah
suka merusak barang-barang
dan marah-marah

Masalah Keperawatan : Halusinasi dan Risiko Perilaku Kekerasan


5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan :
a. Pada usia 16 tahun (saat naik ke kelas 2 SMK) klien jatuh cinta dengan
teman sekolah tetapi cinta klien ditolak.
b. Saat usia remaja klien sering dijambak rambutnya oleh ibunya, dipukul oleh
adik tiri. Klien pernah mendapat perlakuan kasar pada saat di rawat di RS
umum.
c. Klien mengatakan di rumah ia sempat mencoba untuk minum obat serangga
karena ingin mengakhiri hidupnya namun gagal karena terhalang karena
kakaknya yang saat itu mengetahui rencananya.

 Masalah Keperawatan : Isolasi sosial, Risiko bunuh diri, Harga Diri Rendah
Kronik, RPK

IV. FISIK
1. Tanda vital : TD : 120/80 mmHg N : 81 x/menit S : 36,2°C P : 20 x/menit

2. Ukur : TB : 165 cm BB : 55 kg

3. Keluhan fisik ya V tidak

Jelaskan keluhan fisik yang ditemukan pada klien:

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan


TITTT
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Klien

Laki-laki

Perempuan

Jelaskan (Pola Komunikasi, Pengambilan Keputusan, dan Pola Asuh dalam Keluarga) :

Klien mengatakan jarang berkomunikasi dengan keluarganya. Karena jika klien memulai pembicaraan selalu didiamkan atau dimarahi
oleh ibu dan adik tirinya. Pengambilan keputusan ada ditangan ayah tirinya, sebelum memutuskan sesuatu keluarga berdiskusi.

Sejak dulu klien selalu diasuh oleh orang yang berbeda. usia bayi - 4 tahun klien tinggal bersama dengan paman (kakak ibu), kemudian
usia 4 tahun sampai usia 15 tahun tinggal dengan nenek (orang tua ibu) dan usia 15 tahun sampai sekarang tinggal dengan ibu dan ayah

2
tiri serta 3 orang adik tirinya. Klien juga kadang tinggal bersama dengan paman (adik ibu) dan istri serta anaknya yang berusia 2,5
tahun. Klien merasa perlakuan orangtua terhadap diri dan adiknya berbeda. Klien selalu iri dengan adik perempuannya yang kuliah di
PT. Klien merasa keluarganya tidak sayang terhadapnya karena keluarga khususnya ibunya lama tidak menjenguk klien (1 minggu) dan
masa kecilnya yang diasuh oleh paman dan nenek, klien merasa tidak berguna dan menjadi beban keluarga.

Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah Kronik


2. Konsep diri
klien merasa wajahnya jelek sehingga Masalah Keperawatan :
: cintanya ditolak oleh laki-laki yang
a. Gambaran diri Harga diri rendah kronik
disukai

Klien merupakan anak kedua dari


: ibunya dan memiliki ayah dan adik
b. Identitas diri
tiri.

Klien merasa tidak berguna dan


:
c. Peran diri menjadi beban keluarga

klien ingin sembuh dan hidup


:
d. Ideal diri normal seperti orang sehat lainnya

Klien merasa keluarganya tidak


: sayang terhadapnya karena keluarga
e. Harga diri
khususnya ibunya

3. Hubungan sosial
: nenek dan paman Masalah Keperawatan:
a. Orang yang berarti
Isolasi sosial
Klien mengatakan tidak aktif
b. Peran serta dalam
: dalam kegiatan di lingkungan
kegiatan kelompok/
masyarakat tempat tinggal.
Klien mengatakan malas bicara
dengan orang lain karena merasa
c. Hambatan dalam
: tidak ada teman yang cocok
berhubungan dengan
orang lain bicaranya dan tidak tahu hal yang
akan dibicarakan

VI. STATUS MENTAL


1. Penampilan
Tidak rapi Penggunaan pakaian V Cara berpakaian tidak

tidak sesuai seperti biasanya

Jelaskan :
Penampilan klien cukup rapi, tidak berhias (tidak memakai bedak)
karena malas, kuku jari tangan dan kaki panjang dan kotor, tidak
memakai alas kaki (sandal)

Masalah Keperawatan : Defisit perawatan diri

2. Pembicaraan
Cepat V Keras Gagap Inkoheren

Apatis Lambat Membisu V Tidak mampu menilai


pembicaraan

Jelaskan :
Klien mudah kesal dan marah dengan orang lain, sering bicara kasar,
menghina orang lain dan nada suara tinggi, klien mudah marah dan kesal
bila teringat keluarga dan masa lalu. Klien tampak jarang berbicara
dengan orang lain dan mengatakan malas berbicara karena tidak ada
teman yang cocok untuk diajak bicara dan tidak tau hal yang akan
dibicarakan.

Masalah Keperawatan: Risiko perilaku kekerasan, Isolasi Sosial

3. Aktivitas motorik
Lesu V Tegang V Gelisah Agitasi

Tik Grimasen Tremor V Kompulsif

Jelaskan :
Saat perawat mengobservasi kondisi klien, klien tampak mondar-mandir
dan mulut komat kamit berbicara sendiri. Klien tampak jarang bicara
dengan orang lain, lebih senang duduk sendiri dan mengatakan malas
bicara dengan orang lain karena merasa tidak ada teman yang cocok
bicaranya dan tidak tahu hal yang akan dibicarakan. Klien meyakini
bahwa dirinya bisa mengetahui apa yang akan terjadi dengan orang lain
dan dapat mengendalikannya, klien juga mengatakan secara berulang
kali bahwa ia bisa membaca pikiran orang lain. Klien tampak kesal dan
marah bila teringat keluarga dan masa lalu.

Masalah Keperawatan : Risiko perilaku kekerasan, Isolasi Sosial

4. Alam perasaan
V Sedih Ketakutan V Putus asa Khawatir Gembira
berlebihan

Jelaskan :

Klien mengatakan bosan karena harus menderita gangguan jiwa dan


harus minum obat seumur hidupnya, klien ingin sembuh dan hidup
normal seperti orang sehat lainnya. Klien mengatakan di rumah ia
sempat mencoba untuk minum obat serangga karena ingin mengakhiri
hidupnya namun gagal karena terhalang karena kakaknya yang saat itu
mengetahui rencananya.

Klien merasa keluarganya tidak sayang terhadapnya karena keluarga


khususnya ibunya lama tidak menjenguk klien (1 minggu) dan masa
kecilnya yang diasuh oleh paman dan nenek

Masalah Keperawatan: Harga diri rendah kronik, Risiko bunuh diri

5. Afek
V Datar Tumpul Labil Tidak sesuai

Jelaskan :

Pada saat berinteraski klien banyak diam, menjawab pertanyaan


seperlunya. Pada awal pengkajian klien tampak mudah kesal dan marah
dengan orang lain, sering bicara kasar, menghina orang lain dan nada
suara tinggi, klien mudah marah dan kesal bila teringat keluarga dan
masa lalu.

Masalah Keperawatan : Isolasi social, Risiko Perilaku Kekerasan


6. Interaksi selama wawancara
Bermusuhan V Tidak kooperatif Mudah tersinggung

V Kontak mata Defensif Curiga

kurang

Jelaskan :

Klien tampak jarang bicara dengan orang lain, lebih senang duduk
sendiri dan mengatakan malas bicara dengan orang lain karena merasa
tidak ada teman yang cocok bicaranya dan tidak tahu hal yang akan
dibicarakan.

Masalah Keperawatan : Isolasi social, Harga Diri Rendah Kronik

7. Persepsi
Halusinasi

V Pendengaran Penglihatan Perabaan

Pengecapan Penghidu

Jelaskan :
Klien mengatakan sebelum masuk di rawat di RS, ia pernah mendengar
suara-suara yang isinya mengejek dan menjelekkan klien. Saat perawat
mengobservasi kondisi klien, klien tampak mondar-mandir dan mulut
komat kamit berbicara sendiri.

Masalah Keperawatan : Halusinasi: Pendengaran

8. Proses pikir
Sirkumstansial Tangensial Kehilangan asosiasi

Flight of ideas Blocking V Pengulangan pembicaraan/


perservasi

Jelaskan :

Klien tampak jarang bicara dengan orang lain, lebih senang duduk
sendiri dan mengatakan malas bicara dengan orang lain karena
merasa tidak ada teman yang cocok bicaranya dan tidak tahu hal yang
akan dibicarakan.

9. Tingkat kesadaran
Bingung Sedasi V Stupor

Disorientasi

Waktu Tempat Orang

Jelaskan :

1. Waktu: Klien dapat mengetahui kapan klien masuk RSJ, dan


mengingat tahun saat masuk RSJ.
2. Tempat: Klien mengetahui saat ini berada di RSJ
3. Orang: Klien dapat mengenali keluarganya. Namun jarang memulai
percakapan dengan orang lain dan lebih suka menyendiri.
Klien sering mondar mandir dan sering komat kamik.

Masalah Keperawatan: Harga diri rendah kronik

10. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang Gangguan daya ingat jangka
pendek

Gangguan daya ingat saat kini Konfabulasi

Jelaskan :

Klien mampu mengingat kejadian yang telah lalu dan baru-baru terjadi

Masalah Keperawatan: -

11. Tingkat konsentrasi dan berhitung


V Mudah beralih Tidak mampu berkonsentrasi

Tidak mampu berhitung sederhana

Jelaskan :
Klien mudah marah dan kesal apabila teringat keluarga dan masa lalu.
Semenjak ditolak klien menjadi lebih banyak diam, melamun, marah-
marah dan susah tidur.

Masalah Keperawatan : RPK

12. Kemampuan penilaian


Gangguan ringan Gangguan bermakna

Jelaskan :

klien dirawat di ruang Akut Psikiatri selama 5 hari dan mendapat


intervensi Sp 1-4 RPK dan Sp -1-2 Halusinasi. Klien mampu mengontrol
marah dengan nafas dalam, minum obat, bicara dengan asertif, dan
spiritual. Mampu mengontrol halusinasi dengan menghardik dan minum
obat dengan motivasi dari perawat.

Masalah Keperawatan: -

13. Daya tilik diri


Mengingkari penyakit yang diderita

V Menyalahkan hal-hal yang diluar dirinya

Jelaskan :

Klien merasa tidak dihargai oleh keluarga karena ibu klien sering
menjambak rambut klien dan adik klien pernah memukul klien. Klien
merasa perlakuan orangtua terhadap diri dan adiknya berbeda.

Masalah Keperawatan: Harga diri rendah kronik

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
Bantuan minimal Bantuan total

2. BAB/ BAK
Bantuan minimal Bantuan total

Jelaskan : Klien mampu melakukan aktivitas makan, BAB, BAK secara


mandiri

Masalah keperawatan : tidak ditemukan masalah keperawatan

3. Mandi
Bantuan minimal Bantuan total

4. Berpakaian/ berhias
V Bantuan minimal Bantuan total

5. Istirahat dan tidur


V Tidur siang lama : 13 s/d 14

V Tidur malam lama : 22 s/d 05

V Kegiatan sebelum/ sesudah tidur: tidak ada

6. Penggunaan obat
V Bantuan minimal Bantuan total

7. Pemeliharaan kesehatan Ya Tidak


Perawatan lanjutan V

Sistem pendukung V

8. Kegiatan di dalam rumah Ya Tidak


Mempersiapkan makanan V V

Menjaga kerapihan rumah V

Mencuci pakaian V

Pengaturan keuangan V

9. Kegiatan di luar rumah Ya Tidak


Belanja V

Transportasi V

Lain-lain V

Jelaskan : Klien membutuhkan bantuan minimal untuk berhias. Tidak ada


gangguan pada istirahat tidur, Bantuan minimal untuk diingatkan dan
diawasi saat minum obat Klien membutuhkan perawatan lanjutan dan
system pendukung setelah pulang dari rumah sakit agar tidak kambuh.
Klien tidak ada kegiatan didalam rumah kecuali menjaga kerapian rumah.
Tidak ada kegiatan diluar rumah.

Masalah keperawatan : defisit perawatan diri: berhias

VIII. MEKANISME KOPING


Adaptif Maladapatif

Bicara dengan orang lain Minum alkohol

Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/ berlebih

Tekhnik relaksasi Bekerja berlebihan

Aktivitas konstruktif V Menghindar

Olahraga Mencederai diri

Lainnya___________ V Lainnya: diam, marah,


mennagis

Masalah keperawatan : Risiko Bunuh Diri, dan RPK

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LAINNYA


Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik: saat ini klien tidak ada
yang mensupport/mendukung dari pihak keluarga, teman, tetangga
dikarenakan klien tidak pernah bersosialisasi hanya berdiam diri di kamar.

Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik: klien mengatakan


tidak punya banyak teman dan tidak akrab dengan tetangga karena klien
jarang keluar rumah. Malu untuk bertemu orang lain
Masalah dengan pendidikan, spesfik: klien mengatakan sulit
berkonsentrasi saat belajar di sekolah maupun di rumah

Masalah dengan pekerjaan, spesifik: klien belum bekerja

Masalah dengan perumahan, spesfik: klien diperlakukan secara tidak adil


oleh ibu kandungnya dan sering di pukul oleh adik-adik tirinya

Masalah ekonomi, spesifik: klien mengatakan untuk biaya kehidupannya


dari ayah

Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik: klien mengatakan sewaktu


berobat di padepokan klien dilarang untuk minum obat karena peraturan
disana tidak boleh minum obat, sehingga masalah kesehatan klien bertambah
buruk. Setelah klien di bawa ke RSJ Negeri, pelayanan kesehatannya sangat
baik, klien sudah berani untuk berbicara dengan lawan jenis walaupun tidak
pernah menatap wajah disaat berinteraksi.

Masalah lainnya, spesifik: tidak ada

Masalah keperawatan: Isolasi social, Harga diri rendah kronik

X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG


Penyakit jiwa V Sistem pendukung

V Faktor presipitasi Penyakit fisik

V Koping V Obat-obatan

Lainnya__________ Lainnya____________

Masalah keperawatan : Halusinasi, HDR, Isolasi sosialx

XI. ASPEK MEDIK

Diagnosa MediK : Skizofrenia

Terapi Medik :

Haloperidol (HLP) 5 mg 3x1

Trihexyphenidil (THP) 2 mg 3x1Chlorpomazin (CPZ) 100 mg 1x1


XII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
DATA MASALAH

Subjektif : klien mengatakan mudah marah dan kesal bila teringat Risiko perilaku
keluarga dan masa lalu. kekerasan

Objektif : klien tampak mudah kesal dan marah dengan orang lain,
sering bicara kasar, menghina orang lain dan nada suara tinggi

Subjektif : Klien mengatakan sebelum masuk di rawat di RS, ia Halusinasi


pernah mendengar suara-suara yang isinya mengejek dan
menjelekkan klien. Klien mengatakan saat ini suara tersebut masih
suka terdengar walaupun jarang dan agak samar-samar.

Objektif : klien tampak mondar-mandir dan mulut komat kamit


berbicara sendiri

Subjektif: klien mengatakan malas bicara dengan orang lain karena Isolasi sosial
merasa tidak ada teman yang cocok bicaranya dan tidak tahu hal
yang akan dibicarakan.

Objektif: Klien tampak jarang bicara dengan orang lain, lebih senang
duduk sendiri

Subjektif: Klien mengatakan malas menggunakan bedak Defisit


perawatan diri
Objektif: Penampilan klien cukup rapi, tidak berhias (tidak memakai
bedak) karena malas, kuku jari tangan dan kaki panjang dan kotor,
tidak memakai alas kaki (sandal)

Subjektif: Klien mengatakan di rumah ia sempat mencoba untuk Risiko Bunuh


Diri
minum obat serangga karena ingin mengakhiri hidupnya namun
gagal karena terhalang karena kakaknya yang saat itu mengetahui
rencananya.

Objektif: -

Subjektif: Klien merasa tidak dihargai oleh keluarga. Klien selalu iri Harga Diri
Rendah Kronik
dengan adik perempuannya yang kuliah di PT. Klien merasa
keluarganya tidak sayang terhadapnya karena keluarga khususnya
ibunya. klien merasa tidak berguna dan menjadi beban keluarga

Objektif: klien tampak sedih, sering menundukan kepala

XIII. DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN


Risiko Bunuh Diri

Risiko Perilaku Kekerasan

Halusinasi

Isolasi Sosial → Defisit Perawatan Diri

Harga Diri Rendah Kronik → Waham

17 Mei 2022

Christina D Septemaya
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
PROGRAM PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS BINAWAN
Inisial Klien : Tn Y

Ruangan : Intermediate

No. Rekam Medik : 123456

No. Diagnosa Tindakan Pertemuan

1 2 3

1. Isolasi PASIEN 1. Mengidentifikasi penyebab 1. Mengevaluasi kegiatan 1.Mengevaluasi kegiatan latihan


Sosial isolasi sosial : siapa yang berkenalan (berapa orang). berkenalan (berapa orang) dan
tinggal serumah, siapa yang Berikan pujian bicara saat melakukan dua
dekat dengan klien, yang tidak 2. Melatih cara berbicara saat kegiatan harian. Berikan pujian.
dekat, dan apa sebabnya. melakukan kegiatan harian 2.Melatih cara berbicara saat
2. Menjelaskan keuntungan punya (latih 2 kegiatan). melakukan kegiatan harian (2
teman bercakap-cakap 3. Memasukkan pada jadual kegiatan baru)
3. Menjelaskan kerugian tidak kegiatan untuk latihan
punya teman dan tidak berkenalan 2-3 orang teman
bercakap-cakap atau tamu, berbicara saat 3.Memasukkan pada jadual
4. Melatih cara berkenalan dengan melakukan kegiatan harian kegiatan untuk latihan berkenalan
anggota keluarga 4-5 orang, berbicara saat
5. Memasukkan pada jadual melakukan empat kegiatan harian
kegiatan untuk latihan
berkenalan
Isolasi Keluarga 1. Mendiskusikan masalah yang 1. Mengevaluasi kegiatan 1.Mengevaluasi kegiatan
Sosial dirasakan dalam merawat keluarga dalam merawat/ keluarga dalam merawat/ melatih
pasien. melatih pasien cara berkenalan pasien berkenalan, berbicara saat
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan berbicara saat melakukan melakukan kegiatan harian dan
dan gejala, dan proses kegiatan harian. Berikan pujian. RT. Berikan pujian.
terjadinya isolasi sosial 2. Menjelaskan kegiatan rumah 2.Menjelaskan cara melatih
(gunakan booklet). tangga yang dapat melibatkan pasien melakukan kegiatan sosial
3. Menjelaskan cara merawat pasien berbicara (makan, shalat seperti berbelanja, meminta
isolasi sosial bersama). sesuatu, dll.
4. Melatih dua cara merawat 3. Melatih cara membimbing 3.Melatih keluarga untuk
dengan cara berkenalan, pasien. mengajak psien berbelanja.
berbicara saat melakukan 4. Menganjurkan membantu 4.Menganjurkan membantu
kegiatan harian. pasien sesuai jadual pasien sesuai jadual dan berikan
5. Menganjurkan membantu pujian
pasien sesuai dengan jadual dan
selalu memberikan pujian
setiap kali pasien melakukan
tindakan sesuai dengan jadual
4 5 6

2 Risiko Pasien e. Identifikasi penyebab, tanda dan a. Evaluasi kegiatan latihan fisik 1 a. Mengevaluasi kegiatan fisik 1
Perilaku Setelah dilakukan gejala, perilaku kekerasan yang dan 2. Beri pujian dan 2, minum obat, verbal, dan

Kekerasan tindakan keperawatan dilakukan, akibat perilaku b. Latih cara mengontrol perilaku spiritual. Beri pujian
kekerasan yang dilakukan kekerasan dengan obat (jelaskan b. Menilai kemampuan yang telah
selama 3 kali pertemuan
f. Jelaskan cara mengontrol perilaku 6 benar: jenis, guna, dosis, mandiri
maka control diri
kekerasan: fisik, obat, verbal, frekuensi, cara, kontinuitas c. Menilai apakah perilaku
meningkat dengan kriteria
spiritual minum obat) kekerasan terkontrol
hasil:
g. Berikan latihan cara mengontrol c. Masukkan pada jadual kegiatan
a. verbalisasi ancaman perilaku kekerasan fisik 1 dan 2 untuk latihan fisik dan minum
kepada orang lain h. Masukkan pada jadual kegiatan obat
menurun untuk latihan fisik
b. verbalisasi umpatan
menurun
c. suara keras menurun
d. bicara ketus menurun

Risiko Keluarga a. Mendiskusikan masalah yang a. Mengevaluasi kegiatan keluarga a. Mengevaluasi kegiatan keluarga
Perilaku dirasakan dalam merawat pasien dalam merawat/ mlatih pasien fisik dalam merawat/ melatih pasien

Kekerasan b. Menjelaskan pengertian, tanda dan 1 dan 2. Beri pujian fisik 1 dan 2, memberikan obat,
gejala, dan proses terjadinya b. Menjelaskan 6 benar (jenis, guna, dan follow up. Beri pujian
perilaku kekerasan (gunakan dosis, frekuensi, cara, kontinuitas b. Menilai kemampuan keluarga
booklet) minum obat) dalam memberikan dalam merawat pasien
c. Menjelaskan cara merawat pasien obat
dengan perilaku kekerasan c. Melatih cara memberikan/
d. Melatih satu cara merawat membimbing minum obat
perilaku kekerasan: fisik 1 dan 2
Menganjurkan membantu pasien
e. Menganjurkan membantu pasien
sesuai jadual dan memberikan pujian
sesuai jadual dan memberi pujian
FORMAT IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
PROGRAM PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS BINAWAN

Nama : Tn Y

Ruangan : Intermediate

No. Rekam Medik : 123456

Implementasi Tindakan
Diagnosa Evaluasi
Keperawatan
Isolasi Kamis, 26 Mei 2022 Kamis, 26 Mei 2022
Sosial 10.00 13.00
1. Membina hubungan saling percaya. S:
2. Mengidentifikasi penyebab isolasi
1. Klien mengatakan malu
sosial pasien.
untuk bergaul dengan orang
3. Berdiskusi dengan pasien tentang
lain.
keuntungan berinteraksi dengan
2. Klien mengatakan jarang
orang lain.
bercakap-cakap dengan
4. Berdiskusi dengan pasien tentang
keluarga dirumah.
kerugian tidak berinteraksi dengan
3. Klien mengatakan tidak
orang lain
mempunyai teman dekat.
5. Mengajarkan pasien cara
4. Klien mengatakan malu untuk
berkenalan dengan satu orang
berbincang-bincang dengan
6. Menganjurkan pasien memasukkan
orang lain.
kegiatan latihan berbincang-bincang
5. Klien mengatakan sedih
dengan orang lain dalam kegiatan
karena selama dirawat
harian.
keluarganya tidak pernah
membesuk.
O:

1. Klien tampak lebih banyak


diam, pandangan menunduk
kebawah
2. Cara bicara klien lemah dan
nada rendah
3. Klien tampak kooperatif
4. Klien tampak lebih sering
menyendiri.
5. Klien tidak dapat menjelaskan
keuntungan memiliki teman
namun tau kerugian tidak
memiliki teman.
6. Klien dapat mempraktekkan
cara berkenalan dengan orang
lain
7. Klien dapat menyebutkan cara
berkenalan dengan orang lain.

A: Isolasi Sosial (+)

P:

1. Latih mengidentifikasi
isolasi sosialnya: tanda dan
gejala, penyebab dan akibat
dari isolasi sosial
2. Menjelaskan keuntungan
memiliki teman
3. Latih cara memperkenalkan
diri secara rutin
Anjurkan klien untuk
mempraktekkan dengan teman
yang ada disekelilingnya.

Isolasi Jumat, 27 Mei 2022 Jumat, 27 Mei 2022


Sosial
09.00 13.00
1. Mengevaluasi kegiatan berkenalan S:
(berapa orang). Berikan pujian
1. Klien mengatakan masih malu
untuk bergaul dengan orang
2. Melatih cara berbicara saat lain.
melakukan kegiatan harian (latih 2 2. Klien mengatakan masih
kegiatan). jarang bercakap-cakap dengan
teman-teman disekitarnya.
3. Memasukkan pada jadual kegiatan
untuk latihan berkenalan 2-3 orang
O:
teman atau tamu, berbicara saat
melakukan kegiatan harian 1. Klien masih lebih banyak diam,
pandangan terkadang
menunduk kebawah
2. Klien dapat mengulang cara
berkenalan dengan orang lain
3. Klien dapat menyebutkan cara
berkenalan dengan orang lain.
4. Klien tampak tersenyum saat
diberu pujian.

A: Masalah Isolasi Sosial belum


teratasi

P:

1. Lanjutkan intervensi
2. Latih cara memperkenalkan
diri secara rutin
3. Anjurkan klien untuk
mempraktekkan dengan teman
2-3 orang yang ada
disekelilingnya.

Risiko Kamis, 26 Mei 2022 S:


Perilaku
09.00 a. Klien mengatakan merasa marah
Kekerasan
a. Mengidentifikasi penyebab, tanda dan jika ingat perlakuan ibu dan adik
gejala, perilaku kekerasan yang tirinya.
dilakukan, akibat perilaku kekerasan b. Klien mengatakan untuk
yang dilakukan melampiaskan marahnya klien
Hasil: klien mengatakan merasa marah marah-marah dengan orang lain.
jika ingat perlakuan ibu dan adik c. Klien mengatakan lega setelah
tirinya. Saat marah klien tampak berdiskusi terkait marahnya dan
melotot, mengepalkan tangan, dan sudah diajarkan lagi cara
tegang. Untuk melampiaskan mengontrol marah
marahnya klien marah-marah dengan
orang lain. O: Saat marah klien tampak melotot,
mengepalkan tangan, dan tegang.
b. Mengevaluasi kemampuan klien Klien mampu mengulang cara
mengontrol marah mengontrol marah yang sudah
Hasil: klien mengatakansering diajarkan dengan baik.
melakukan teknik napas dalam saat
marah, klien lupa-lupa ingat 6 benar A: Risiko Perilaku Kekerasan
minum obat.
P:

c. Memberikan latihan cara mengontrol a. Latihan teknik nafas dalam


perilaku kekerasan fisik 2: memukul 09.00 dan 17.00
bantal/kasur/guling b. Latihan memukul
Hasi;: Klien mampu melakukannya
bantal/kasur/guling jam 09.00
dengan baik
dan 17.00

d. Memasukkan pada jadual kegiatan


untuk latihan fisik

Rencana Tindak Lanjut:


a. Evaluasi SP 1
b. Latih SP 2 RPK dengan 6 benar
minum obat

Risiko Jumat, 27 Mei 2022 S:


Perilaku
09.00 a. Klien mengatakan sudah
Kekerasan
a. Mengevaluasi kegiatan latihan fisik 1 melakukan teknik tarik napas
dan 2. Beri pujian dalam dan pukul bantal guling
Hasil: klien mampu agar tidak marah.
mendemonstrasikan Tarik
napas b. Klien mengatakan terkadang
dalam dan memukul bantal guling masih merasa kesal jika
dengan baik mengingat masa lalunya dan
ingin melampiaskan
b. Melatih cara mengontrol perilaku
kemarahannya kepada orang
kekerasan dengan obat (jelaskan 6
lain tapi sudah bisa
benar: jenis, guna, dosis, frekuensi,
menahannya.
cara, kontinuitas minum obat)

c. Masukkan pada jadual kegiatan untuk O:


latihan fisik dan minum obat a. Klien tampak rileks,
mengepalkan tangan sambil
Rencana Tindak Lanjut:
tarik napas dalam.
a. Evaluasi teknik kontrol marah
b. Klien kooperatif dan
b. Nilai perilaku kekerasan klien
mendemonstrasikan teknik
napas dalam dan memukul
bantal.
c. Klien mampu menyebutkan 6
benar obat.

A: Risiko perilaku kekerasan

P:

a. Latihan teknik nafas dalam jam


09.00 dan 17.00
b. Latihan memukul
bantal/kasur/guling jam 09.00
dan 17.00
c. Minum obat 3x sehari sesuai
jadwal pada pukul 07.00,
13.00, 19.00

Risiko Sabtu, 29 Mei 2022 S: Klien mengatakan sudah


Perilaku
09.00 berkurang rasa kesal jika
Kekerasan
a. Mengevaluasi kegiatan fisik 1 dan 2, mengingat masa lalunya.
minum obat, verbal, dan spiritual. Beri
O: klien tampak rileks, tidak
pujian
b. Menilai kemampuan yang telah tampak menunjukkan tanda-tanda
mandiri marah
c. Menilai apakah perilaku kekerasan
A: Risiko perilaku kekerasan
terkontrol
P:
Rencana Tindak Lanjut:

a. Latihan teknik nafas dalam jam


09.00 dan 17.00
b. Latihan memukul
bantal/kasur/guling jam 09.00
dan 17.00
c. Minum obat 3x sehari sesuai
jadwal pada pukul 07.00,
13.00, 19.00
Lampiran jadwal kegiatan

JADWAL KEGIATAN HARIAN PASIEN

Nama :  

No. Rekam Medis :   

Tanggal Ket
No Waktu Kegiatan

1. 05.00-06.00 Bangun pagi dan membersihkan tempat tidur

2. 06.00-07.00 Mandi pagi

3. 07.00-08.00 Makan pagi dan minum obat pagi

4. 08.00-09.00 Senam pagi

5. 09.00-10.00 Makan tambahan (Snack)

6. 10.00-11.00 Latihan kegiatan

7. 11.00-12.00 Melakukan kegiatan

8. 12.00-13.00 Makan siang dan minum obat siang

9. 13.00-14.00 Tidur siang

10. 14.00-17.00 Latihan kegiatan

11. 17.00-18.00 Mandi sore

12. 18.00-19.00 Makan malam

13. 19.00-20.00 Minum obat malam

14. 20.00-21.00 Tidur malam

                                          
Keterangan:
1. Tuliskan jadwal kegiatan harian pasien pada kolom kegiatan sesuai dengan
aktivitas yang dijadwalkan pada pasien
2. Tuliskan tanggal pada kolom kegiatan
3. Berilah kode: M = mandiri, B = bantuan, dan T = tidak dapat melakukan
kegiatan yang telah dilakukan pasien pada kolom di bawah tanggal

Anda mungkin juga menyukai