Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sudah menjadi hal yang lazim bagi orang Indonesia untuk mengoncumsi
makanan penutup atau pencuci mulutsetelah makan nasi. Berbagai makanan
penutuppun akhirnya dibuat, seperti; salad, softcake, kue kering, ice cream, ice
float, pudding, dan bahkan buah-buahan serta makanan pencuci mulut
lainnya. Namun bagi orang-orang yang tidak suka mengonsumsi buah ataupun
kue, pudding dapat dijadikan sebagai alternative untuk mengganti keduanya.
Pudding tidak hanya berperis abuah, ada juga pudding yang terbuat dari coklat
dan vanilla. Selain sebagai pencuci mulut, pudding uga mengandung banyak
kalsium, vitamin, protein, lemak, fiber (serat), atau bahkan karbohidrat yang
seimbang sehingga enak dikonsumsi dan menyehatkan konsumennya. Pudding
dapat dikonsumsi oleh berbagai kalangan; baik anak-anak, remaja, dewasa,
hingga lansia; baik pengusaha, rentenir, pejabat negara, notaris, banker, sopir,
bahkan tukang parkir, dan pedagangpun dapat mersakannya.
Saat ini, tak sulit bagi warga untuk mencari pudding karena sudah banyak
dijual di Supermarket, Minimarket, Transmart, Alfamart, dan pusat
perbelanjaan lainnya. Keberadaan pudding yang sudah beredar di pusat-pusat
perbelanjaan semakin memudahkan konsumen untuk mendapatkannya. Kini
pudding sudah banyak divariasikan, ada yang berupa bubuk kemasan dan juga
pudding siap saji. Bagi pecinta pudding yang disibukkan oleh pekerjaannya,
para produsen telah banyak membuat pudding siap saji yang dikemas didalam
cup. Dan bagi orang yang memiliki banyak waktu luang dan suka berkreasi,
maka pudding bubuk yang dijual dalam kemasan sangat cocok untuk
dikreasikan karena dapat dicampur dengan aneka buah-buahan segar dan dapat
diberi fla diatas pudding yang dibuatnya. Namun, banyak didapati pudding
yang telah beredar di pusat-pusat perbelanjaan mengandung pengawet dan
bahan kimia yang diluar kadar pemakaian sewajarnya sehingga dapat
mempengaruhi kesehatan konsumen; baik dalam jangka panjang maupun

1
jangka pendek. Konsumenpun tidak dapat menjamin kebersihan dan
kehigenisan pudding yang mereka konsumsi.
Dari latar belakang diatas, penulis berinovasi untuk mengembangkan ide
usaha bidang kuliner yang berfokus pada pembuatan produk baru. Dalam ide
usaha ini, penulis berencana untuk mengkreasikan pudding berbahan dasar
daun teh hijau atau yang biasa disebut matcha. Yang mana dalam proses
pembuatannya, daunt ah hijau atau matcha bubuk akan dimasak dengan gula
dan susu cair. Selain itu, dalam pudding tersebut akan diberi buah-buahan
segar sehingga konsumen tidak bosan dengan dengan varian pudding yang
dipesan. Penulispun merancang untuk memberikan jasa pesan antar di daerah
Tuban dan sekitarnya. Bila bersedia, konsumenpun dapat melihat dan
membuat sendiri pudding yang dipesannya. Dalam usaha ini, masyarakat
dapat memesan pudding tersebut secara online dan dapat pula dikreasikan
bentuknya sesuai dengan yang dipesan; seperti tokoh kartun, bunga, dan aneka
bentuk lainnya. Untuk itu dibuatlah ide usaha pudding matcha segar yang
disebut Fima pudding.

1.2. Rumusan Masalah.

Dari latar belakang diatas, terdapat rumusan masalah sebagai berikut:


1. Bagaimana rencana kegiatan usaha pudding matcha isi buah?
2. Bagaimana tahapan pelaksanaan usaha pudding matcha isi buah?
3. Bagaimana analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity,
Threatment) dari usaha pudding matcha isi buah?
4. Berapakah anggaran biaya yang diperlukan untuk melaksanakan usaha
pudding matcha isi buah?

1.3. Tujuan Pemulisan

Tujuan dan maksud dibuatnya proposal ini antara lain:


1. Untuk mengetahui bagaimana rencana kegiatan usaha pudding matcha
isi buah.

2
2. Untuk mengetahui bagaimana tahapan pelaksanaan usaha pudding
matcha isi buah.
3. Untuk mengetahui bagaimana analisis SWOT (Strength, Weakness,
Opportunity, Threatment) dari usaha pudding matcha isi buah.
4. Untuk mengetahui Berapakah anggaran biaya yang diperlukan untuk
melaksanakan usaha pudding matcha isi buah.

1.4. Manfaat Penulisan

1. Bagi Penulis
Sebagai sarana pengembangan ide, gagasan, serta kreatifitas dalam
bentuk karya tulis ilmiah.
2. Bagi Siswa
Sebagai sarana untuk menambah wawasan dan inspirasi serta sumber
informasi dalam penulisan karya tulis ilmiah.
3. Bagi Masyarakat
Sebagai salah satu sarana lain untuk mengolah sumber daya alam
menjadi olahan makanan yang menyehatkan dan banyak digemari oleh
anak-anak hingga lansia karena pudding yang khas rasanya. Dan
menjadi inovasi baru dalam bahan dasar serta pembuatannya.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Gambaran Umun Rencana Usaha

Rencana usaha ini memiliki tujuan untuk mebuat produk dan


inovasi baru dalam memanfaatkan daun teh hijau. Tentunya, tujuan
utama dalam mendirikan usaha tersebut adalah untuk masa depan
penulis, konsumen, warga, dan distributor. Selain itu tujuan dibuatnya
usaha ini adalah untuk mengenalkan sebuah produk baru kepada
warga, yang mana produk tersebut memiliki bahan dasar daun teh
hijau. Walaupun pudding bukan merupakan hal yang baru, tapi
pudding yang berbahan dasar teh hijau adalah suatu produk yang baru
Mungkin di kota-kota besar seperti Bandung, Jakarta, Malang,
Surabaya, dan kota lainnya; sudah banyak beredar pudding isi buah;
oleh karena itu, penulis mencari inovasi baru untuk membuat pudding.
Di kota Tuban sendiri, pudding sudah sering dikonsumsi oleh warga
sehingga akan sangat membantu dalam proses pemasaran produk ini.
Penulis hanya perlu meyakinkan warga bahwa produk yang dibuatnya
sehat dan aman dikonsumsi serta terjamin kehigenisannya. Untuk
merintis usaha ini, penulis memulainya dengan memasarkan produk ini
didekat pusat-pusat perbelanjaan, dimana para pengunjung yang telah
usai atau yang akan berbelanja dapat melihat pudding tersebut dan
kemudian tertarik untuk membelinya. Oleh karena itu, dapat
diperkirakan bahwa usaha pudding ini akan berkembang dengan baik
seiring berdirinya usaha tersebut. Bersamaan dengan berkembangnya
usaha pudding ini, maka dapat dibuka lagi cabang usaha pudding ini di
kota-kota lainnya.

4
2.2. Metode Pelaksanaan Usaha

Pelaksanaan kegiatan usaha ini akan dimulai dengan membuka


ruko di sekitar pusat perbelanjaan dan tempat-tempat yang ramai.
Kegiatan usaha pudding ini akan dilakukan setiap hari, namun hanya
dapat menerima pemesanan dengan jasa pesan antar di hari Senin,
Selasa, Kamis, dan Jum’at. Kegiatan ini diawali gengan pembelian
alat, pencarian bahan, pembuatan produk, dan pemasaran produk.
Kegiatan pemasaran akan dimulai dari jam 08:00 WIB sampai pukul
20:00 WIB pada hari biasadab pukul 10:00 WIB sampai pukul 20:00
WIB pada hari Minggu.
Dalam pemilihan bahan utama akan dipilih daun teh hijau yang
berkualitas dan bahan-bahan lainnya untuk membuat pudding daun the
hijau. Maka diperlukan pemilihan terhadap bahan yang berkualitas
yang akan digunakan untuk membuat pudding matcha ini. Alat dan
bahan yang akan digunakan antara lain:
1. Alat
 Freezer
 Baskom
 Cup / Cetakan
 Kompor
 Panci
 Nampan
 Alat pengaduk
 Pisau
 Alas/ telenan
 Pudding art tools

2. Bahan
 The hijau bubuk
 Gula pasir
 Susu full cream

5
 Air
 Coklat batangan
 Coklat putih
 Kiwi
 Buah naga
 Strawberry
 Jeruk
 Anggur
 Lechy

3. Langkah-langkah
a. Siapkan panci, lalu masukkan air, gula pasir, the hijau
bubuk, dan susu cair
b. Nyalakan kompor dengan nyala api sedang.
c. Aduk adonan pudding hingga rata.
d. Sembari menunggu, masak coklat batangan dan air, aduk
hingga coklat tersebut meleleh.
e. Setelah adonan pudding mendidih, angkat panci dari
kompor.
f. Tuangkan adonan pudding pada cup atau cetakan.
Tuangkan adonan sampai cup terisi setengah, tunggu
hingga pudding mengeras.
g. Setelah pudding mengeras, isi bagian tengah dengan coklat
yang tengah dilelehkan dan buah-buahan.
h. Kemudian isi cetakan pudding sampai penuh. Tunggu
hingga pudding mengeras
i. Pudding siap untuk dikemas dan dipasarkan.

6
2.3. Analisis SWOT
1. Strength (Keunggulan)
Keunggulan dari pudding matcha adalah menyehatkan, praktis,
lebih higenis, terbuat dari bahan alami sehingga memiliki
banyak manfaat bagi tubuh, dan tentunya memberikan daya
tarik tersendiri bagi konsumen. Pudding ini memiliki
keunggulan tersendiri yakni isi dari pudding tersebut adalah
buah-buahan segar ataupun coklat serta vanilla; sesuai yang
dipesan oleh konsumen, baik langsung maupun via online. Hal
ini dapat mengurangi rasa bosan konsumen terhadap pudding
yang berbeda pada setiap cup nya.
2. Weakness (Kelemahan)
Dikarenakan pudding ini diolah dengan tangan sendiri dan
tanpa menggunakan bahan pengawet, maka salah satu
kelemahan pudding ini adalah cepat basi dan hanya bertahan
sekitar 2-3 malam saja. Selain itu, karena isi pudding adalah
buah-buahan segar, maka dapat diperkirakan bahwa tidak
adanya layanan pesan antar untuk luar kota Tuban.
3. Opportunity (Keunggulan)
Peluang pasar untuk pudding matcha ini adalah karena bahan
dasar pudding yang jarang dijumpai dalam pembuatan pudding
sehingga menjadi salah satu produk yang baru, yang dapat
menarik perhatian warga untuk mencicipinya. Selain itu,
penulis mencoba berinovasi dengan menambah varian rasa
matcha ke dalam pudding yang telah beredar. Untuk menarik
minat warga, penulis mencoba berkreasi dengan menambahkan
buah-buahan segar kedalam pudding tersebut; sehingga warga
akan semakin tertarik dengan khasiat, manfaat, dan kandungan
vitamin serta zat lain dalam pudding yang dapat menyehatkan
orang yang mengonsumsinya.

7
4. Threatment (Hambatan)
Dikarenakan pudding matcha berisi buah-buahan yang
terkadang sulit didapat (musiman) seperti strawberry, lechy,
buah naga, dan kiwi; maka hal tersebut dapat menghambat
pembuatan dan pemasaran pudding ini. Jika produk ini dapat
berkembang pesat, maka akan muncul para competitor yang
akan mengeluarkan inovasi baru dan memiliki kemungkinan
dapat menyaingi usaha yang dibuat penulis. Dengan demikian,
pemasukan bulanan dapat berkurang dan mengakibatkan
kerugian pada usaha ini. Selain itu, masyarakat belum banyak
mengerti tentang khasiat teh hijau sehingga perlu pengenalan
terlebih dahulu untuk memasarkan pudding ini.
2.4. Anggaran Biaya
Berikut ini adalah anggaran biaya yang diperlukan untuk produksi
pudding ini.
1. Modal Awal.
No. Nama Barang Jumlah Harga satuan Harga
1 Freezer 1 Rp. 2.000.000 Rp.
2000.000.
2 Baskom 5 Rp. 40.000 Rp.
200.000
3 Cetakan/Cup 3 pack Rp. 10.000 Rp.
30.000
4 Kompor dan 1 Rp. 350.000 Rp.
Tabung Gas 350.000
5 Panci Stainless 2 Rp. 150.000 Rp.
150.000
6 Nampan 3 Rp. 7.000 Rp.
21.000
7 Alat Pengaduk 2 Rp. 11.000 Rp.

8
22.000
8 Pisau 2 Rp. 25.000 Rp.
50.000
9 Telenan/Alas 1 Rp. 8.000 Rp. 8.000
10 Pudding Art Tools 1 set Rp. 80.000 Rp.
80.000
11 Kebutuhan secuku Rp. 150.000 Rp.
lainnya pnya 150.000
Total Rp.
3.211.000

2. Pemisalan Harga Bahan Dalam 40 Cup.


No. Nama Barang Harga
1 The hijau bubuk Rp. 14.000
2 Gula pasir Rp. 15.000
3 Susu full cream Rp. 13.000
4 Coklat batangan Rp. 10.000
5 Coklat putih batangan Rp. 15.000
6 Kiwi Rp. 16.000
7 Buah naga Rp. 20.000
8 Strawberry Rp. 25.000
9 Jeruk Rp. 25.000
10 Anggur Rp. 16.000
11 Lechy Rp. 25.000
12 Kebutuhan lain Rp. 50.000
Total Rp. 244.000

9
3. Analisis Titik Impas (BEP).
Analisis titik impas ini merupakan salah satu cara untuk
mengetahui harga jual dan juga untuk mengetahui minimal
barang yang diproduksi.
BEP = total biaya produksi : produksi
BEP = Rp. 244.000,- : 40
BEP = Rp. 6.100,-
Harga jual per barang = mengambil keuntungan sebanyak 10%
dari BEP
Harga jual per barang = Rp. 6.100,- + Rp. 610
Harga jual per barang = Rp. 6.710,- atau jika ditaksir menjadi
Rp. 7000,-

Jika diperkirakan sehari dapat menjual sebanyak 70 cup dengan


pendapatan Rp. 490.000,-. Maka dapat diperkirakan selamasatu
bulan pendapatan mencapai Rp. 14.700.000,- dengan penjualan
sebanyak 70 cup x 30 hari = 2100 cup.

BEP Produksi = Total biaya produksi selama 1 bulan : harga


BEP Produksi = Rp. 7.325.000,- : Rp. 7000,-
BEP Produksi = 150 cup
Jadi, untuk mencapai titik impas; maka pudding yang harus
terjual adalah 150 cup dengan harga Rp. 7000,- per cup.

4. Analisis Keuntungan.
Untuk menganalisis keuntungan dari usaha pudding ini, maka:
Pendapatan per bulan = Produk yang terjual x Harga jual
Pendapatan per bulan = 2100 cup x Rp. 7.000,-
Pendapatan per bulan = Rp. 14.700.000,-
Keuntungan = Pendapatan – Biaya produksi
Keuntungan = Rp. 14.700.000,- – Rp. 7.350.000,-

10
Keuntungan = Rp. 7.350.000,-
Jadi, jika pudding dijual dengan harga Rp. 7000/cup, maka
akan mendapat keuntungan sebesar Rp. 7.350.000,- selama 1
bulan .
5. Pengembalian Modal.
Untuk mengetahui jangka waktu kembalinya modal, maka:
Total biaya produksi : Laba usaha
Rp. 7.350.000,- : Rp. 7.350.000,- = 1 bulan
Jadi modal akan kembali dalam jangka waktu 1 bulan

11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Usaha pudding matcha isi buah ini bias menjadi
salah satu usaha pengolahan makanan yang sukses
dan berkembang jika dikelola dengan baik
pemasukan dan pengeluarannya, serta
dikembangkan sesuai dengan perkembangan dan
diinovasikan sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan masyarakat saat ini.
Oleh karena itu, walaupun pudding sudah menjadi
sesuatu yang pasaran di kalangan masyarakat, tetati
tetap dapat menjadi suatu hal yang baru jika
dikreasikan dengan bahan bahan yang jarang
ditemui. Apalagi jika bahan-bahan tersebut telah
banyak disukai warga, maka proses pemasaran
usaha akan semakin mudah dan konsumen akan
tertarik dan dating untuk membeli produk tersebut.
3.2. Saran
Sebagai manusia biasa, penulis merasa bahwa
proposal ini masih jauh dari kata sempurna. Maka
dari itu, penulis mengharapkan krirtik dan saran dari
pembaca agar proposal ini dapat dibuat lebih baik
dari sebelumnya. Sekian dibuatnya proposal ini,
semoga usaha yang penulis jalankan berjalan
dengan lancar dan bisa memberi dampak yang baik
di masyarakat.

12
13

Anda mungkin juga menyukai