Anda di halaman 1dari 13

Pertemuan ke-9

PELUANG
BISNIS
RESTORAN
Program Studi
Agrowisata Bahari
Politeknik Perikanan
Negeri Tual

- Rahmat Abdullah SE., M.Mpar


DINAMIKA USAHA
RESTORAN
Sahban, 2016

• Ketka kita berjalan di sebuah pusat kota, kita akan


segera menyadari kalau ada dua jenis restoran:
1. Restoran yang kita kenal
2. Restoran yang tdak kita kenal.
• Sebagian kita kenal karena iklan, sebagian lagi
kita kenal karena kita memang pernah
menikmat makanannya dan terasa lezat
• Sebagian adalah restoran besar dengan
bangunan bertngkat-tngkat dengan ciri khas
tersendiri, sebagian lagi adalah restoran kecil
seadanya dengan bentuk ruko standar.
DINAMIKA USAHA
RESTORAN (lanjutan)…
Sahban, 2016

• Tetapi bangunan demikian tdak menjamin ramainya


pengunjung. Beberapa restoran besar sepi
pengunjung dan hanya ada beberapa karyawan yang
duduk termangu menunggu pembeli.
• Ada pula restoran sederhana tetapi begitu ramai
dengan pengunjung
• Lalu mungkin terpikir di benak anda untuk membuka
bisnis resto sendiri, berbekal keahlian memasak,
sedikit modal, dan jiwa wirausaha. Toh restoran kecil
pun dapat ramai pengunjung.
DEMAND BEHIND
THE CRISIS
Invent.ure knowledge, 2021

• Selain mall dan pusat perbelanjaan, peningkatan


aktivitas juga terjadi untuk dine-in restoran
• Peningkatan tertinggi untuk kategori makanan
general yang merupakan tempat makanan dengan
varian menu beragam
• Fakta ini merupakan peluang bagi pengusaha untuk
membuka restoran dibalik krisis ekonomi akibat
covid-19
• Konsumen untuk membelanjakan uangnya ke produk
kuliner baik yang sifatnya utility maupun indulgence
masih cukup tinggi
DEMAND BEHIND THE
CRISIS (lanjutan)…
Invent.ure knowledge, 2021

• Kuliner adalah jenis konsumsi yang sifatnya


cenderung leisure atau untuk menyenangkan diri
• Permintaan konsumen untuk merasakan experience
yang sifatnya leisure tidak akan bisa tergantikan
digitial seutuhnya
• Sehingga setelah PSBB dibuka, konsumen dine-in
loyalist akan tetap eksis
DINE-IN
LOYALIST,
VALUE SEEKER
Konsumen di segmen ini lebih
mempertimbangkan value yang cenderung ke
harga dan kepraktisan. Harga yang terjangkau
akan menjadi pertimbangan utama.

Seperti misalnya konsumen makan di warteg


yang dikelola oleh startup warung Wahyoo.
Preferensi konsumen yaitu menu makanan
warteg dengan harga yang lebih murah asalkan
warteg tersebut cukup bersih dan masih
menerapkan protokol kesehatan.
Bagi seorang Experience Seeker,
makan di resto bukan hanya sekedar
menikmati sajian menu tetapi juga
merasa atmosfer/ suasana resto
yang bagi mereka dianggap
menghadirkan experience yang tak
terlupakan.
Contohnya yaitu kafe Atjeh
Connection yang tidak hanya
menerapkan standar protokol
kesehatan tetapi juga merubah
desain resto kafe mereka dengan
memberi kesan nuansa budaya
atau seni yang tinggi

DINE-IN LOYALIST,
EXPERIENCE SEEKER
DINE-IN
LOYALIST,
CHS SEEKER
Konsumen di segmen ini sangat tertib mengikuti
protokol kesehatan saat dine-in di resto. Faktor CHS
(Cleanliness, Healthiness, Safety) menjadi faktor
pertimbangan utama. Bahkan konsumen tipe ini tidak
segan untuk menegur apabila resto tidak
memberlakukan protokol kesehatan ketat.
Umumnya, segmen di kategori ini adalah kelas

menengah ke atas. Selain itu, menu resto juga


menjadi penting. Resto yang menawarkan menu
makanan sehat seperti Burgreens yang
menghadirkan makanan dengan bahan dasar plant
based bahan organik akan booming lebih disukai
karena dianggap dapat mendukung kesehatan tubuh.
DELIVERY
ENTHUSIAST,
EXPERIENCE SEEKER
Permintaan produk frozen food
semakin meningkat di kala
konsumen tak bisa dine-in di
restoran.

Konsumen di segmen ini misalnya yaitu emak-


emak milenial yang tidak piawai memasak,
sehingga mereka membutuhkan resep makanan
yang mudah dimasak (simple cooking).
DELIVERY
ENTHUSIAST,
EXPERIENCE
SEEKER
Pelaku bisnis resto terus melakukan berbagai
inovasi untuk menggenjot tingkat penjualan,
salah satunya dengan menghadirkan “resto
experience” ke dalam rumah konsumen.

Layanan home delivery bertema “BBQ at home”.


Mulai dari bahan makanan, condiment sampai
alat masak dan piringnya semua disediakan dan
dikirim ke rumah konsumen.

Konsumen di segmen ini menginginkan service


experience, dengan membawa suasana dine-in
di restoran ke dalam rumah konsumen.
DELIVERY
ENTHUSIAST,
CHS SEEKER

Di tengah situasi saat ini, para pelaku bisnis resto dan kafe terus Selain itu, konsumen tipe ini cenderung akan memesan
mengembangkan inovasi terbaru mereka, salah satunya dengan kategori healthy food. Bagi mereka, makanan yang masuk
menerbitkan fitur buy online pickup in store (BOPIS). Fitur ini ke tubuh mereka tidak hanya aman, bersih tetapi juga
awalnya sebagai solusi untuk mengurai antrean panjang yang sehat.
seringkali membuat konsumen malas untuk membeli produk
makanan/minuman di resto dan kafe favorit mereka.

Konsumen di segmen ini akan sangat mematuhi standar protokol


kesehatan. Maka dari itu, memastikan makanan yang mereka
pesan minim sentuhan maka layanan yang ditawarkan Gojek
yaitu pick-up service akan sangat memudahkan konsumen.
DELIVERY
ENTHUSIAST,
VALUE SEEKER

Layanan online delivery dari platform daring menjadi cloud Seperti contoh, Hangry! bisnis multi-brand restoran yang
kitchen model. penopang bisnis di masa pandemi seperti saat memudahkan konsumen saat memesan makanan. Cukup
ini. Namun, permasalahannya, tidak semua pelaku bisnis kuliner memesan di satu tempat, konsumen bisa membeli
memiliki fasilitas proper kitchen untuk memenuhi layanan makanan dari 3 resto sekaligus. Kepraktisan dan
delivery mereka. menghemat biaya ongkir menjadi value proposition yang
diinginkan oleh konsumen.
Alhasil, di era kolaborasi kokreasi saat ini, mendorong para
pemain bisnis kuliner menciptakan inovasi terbaru mereka
dengan apa yang kami sebut sebagai multibrand cloud kitchen
model
Pengelolaan Restoran
Politeknik Perikanan Negeri Tual

Anda mungkin juga menyukai