Ada hal-hal yang Ayah pikirkan, Nak; Ayah selama ini bersikap
kasar kepadamu. Ayah membentakmu ketika kau sedang
berpakaian hendak pergi ke sekolah karena kau cuma menyeka
mukamu sekilas dengan handuk. Lalu Ayah lihat kau tidak
membersihkan sepatumu. Ayah berteriak marah tatkala kau
melempar beberapa barangmu ke lantai.
Kemudian semua itu berulang lagi pada sore hari. Begitu Ayah
muncul dari jalan, Ayah segera mengamatimu dengan cermat,
memandang hingga lutut, memandangmu yang sedang bermain
kelereng. Ada lubang-lubang pada kaos kakimu. Ayah
menghinamu di depan kawan-kawanmu, lalu menggiringmu
untuk pulang ke rumah. Kaos kaki mahal dan kalau kau harus
membelinya, kau akan lebih berhati-hati! Bayangkan itu! Nak,
itu keluar dari pikiran seorang Ayah!
Nak, nak, sesaat setelah itu koran jatuh dari tangan Ayah, dan
satu rasa takut yang menyakitkan menerpa Ayah. Kebiasaan
apa yang sudah Ayah lakukan? Kebiasaan dalam menemukan
kesalahan, dalam mencerca. Ini adalah hadiah Ayah untukmu
sebagai seorang anak lelaki. Bukan berarti Ayah tidak
mencintaimu; Ayah lakukan ini karena Ayah berharap terlalu
banyak dari masa muda. Ayah sedang mengukurmu dengan
kayu pengukur dari tahun-tahun Ayah sendiri.
Dan sebenarnya begitu banyak hal yang baik dan benar dalam
sifatmu. Hati mungil milikmu sama besarnya dengan fajar yang
memayungi bukit-bukit luas. Semua ini kau tunjukkan dengan
sikap spontanmu saat kau menghambur masuk dan mencium
Ayah sambil mengucapkan selamat tidur. Tidak ada masalah
lagi malam ini, Nak. Ayah sudah datang ke pembaringanmu
dalam kegelapan dan Ayah sudah berlutut di sana, dengan rasa
malu!
Ini adalah rasa tobat yang lemah; Ayah tahu kau tidak akan
mengerti hal-hal seperti ini kalau Ayah sampaikan padamu saat
kau terjaga. Tapi esok hari Ayah akan menjadi Ayah sejati!,
Ayah akan bersahabat karib denganmu dan ikut menderita bila
kau menderita, dan tertawa bila kau tertawa. Ayah akan
menggigit lidah Ayah kalau kata-kata tidak sabar keluar dari
mulut Ayah. Ayah akan terus mengucapkannya kata ini seolah-
olah sebuah ritual: “DIA CUMA SEORANG ANAK KECIL; ANAK
LELAKI KECIL!”.