Anda di halaman 1dari 3

Ayah Meminta Terlalu Banyak

Last Updated : 25 April 2003


Sumber : KisahKehidupan@yahoogroups.com

Dengar, Nak; Ayah mengatakan ini pada saat kau terbaring


tidur, sebelah tangan kecil merayap dibawah pipimu dan
rambutmu yang keriting pirang lengket pada dahimu yang
lembab.
Ayah menyelinap masuk seorang diri ke kamarmu. Baru
beberapa menit yang lalu, ketika Ayah sedang membaca koran
di ruang perpustakaan, satu sapuan sesal yang amat dalam
menerpa. Dengan perasaan bersalah Ayah datang masuk
menghampiri pembaringanmu.

Ada hal-hal yang Ayah pikirkan, Nak; Ayah selama ini bersikap
kasar kepadamu. Ayah membentakmu ketika kau sedang
berpakaian hendak pergi ke sekolah karena kau cuma menyeka
mukamu sekilas dengan handuk. Lalu Ayah lihat kau tidak
membersihkan sepatumu. Ayah berteriak marah tatkala kau
melempar beberapa barangmu ke lantai.

Saat makan pagi Ayah juga menemukan beberapa kesalahan.


Kau meludahkan makananmu. Kau menelan terburu-buru
makananmu. Kau meletakkan sikumu diatas meja. Kau
mengoleskan mentega terlalu tebal di rotimu. Dan begitu kau
mulai baru bermain dan Ayah berangkat mengejar kereta api,
kau berpaling dan melambaikan tangan sambil berseru,
“Selamat jalan, Ayah!” dan Ayah mengerutkan dahi, lalu
menjawab, “Tegakkan bahumu!”

Kemudian semua itu berulang lagi pada sore hari. Begitu Ayah
muncul dari jalan, Ayah segera mengamatimu dengan cermat,
memandang hingga lutut, memandangmu yang sedang bermain
kelereng. Ada lubang-lubang pada kaos kakimu. Ayah
menghinamu di depan kawan-kawanmu, lalu menggiringmu
untuk pulang ke rumah. Kaos kaki mahal dan kalau kau harus
membelinya, kau akan lebih berhati-hati! Bayangkan itu! Nak,
itu keluar dari pikiran seorang Ayah!

Apakah kau ingat, nantinya, ketika Ayah sedang membaca di


ruang perpustakaan, bagaimana kau datang dengan perasaan
takut, dengan rasa terluka dalam matamu? Ketika Ayah terus
memandang koran, tidak sabar karena gangguanmu, kau jadi
ragu-ragu di depan pintu. “Kau mau apa?” semprot Ayah.

Kau tidak berkata sepatah katapun, melainkan berlari melintas


dan melompat ke arah Ayah, kau melemparkan tanganmu
melingkari leher Ayah dan kau menciumi Ayah, tangan-
tanganmu yang kecil semakin erat memeluk dengan hangat,
kehangatan yang telah Tuhan tetapkan untuk mekar di hatimu
dan yang bahkan pengabaian sekalipun tidak akan mampu
melemahkannya. Dan kemudian kau pergi, bergegas menaiki
tangga.

Nak, nak, sesaat setelah itu koran jatuh dari tangan Ayah, dan
satu rasa takut yang menyakitkan menerpa Ayah. Kebiasaan
apa yang sudah Ayah lakukan? Kebiasaan dalam menemukan
kesalahan, dalam mencerca. Ini adalah hadiah Ayah untukmu
sebagai seorang anak lelaki. Bukan berarti Ayah tidak
mencintaimu; Ayah lakukan ini karena Ayah berharap terlalu
banyak dari masa muda. Ayah sedang mengukurmu dengan
kayu pengukur dari tahun-tahun Ayah sendiri.

Dan sebenarnya begitu banyak hal yang baik dan benar dalam
sifatmu. Hati mungil milikmu sama besarnya dengan fajar yang
memayungi bukit-bukit luas. Semua ini kau tunjukkan dengan
sikap spontanmu saat kau menghambur masuk dan mencium
Ayah sambil mengucapkan selamat tidur. Tidak ada masalah
lagi malam ini, Nak. Ayah sudah datang ke pembaringanmu
dalam kegelapan dan Ayah sudah berlutut di sana, dengan rasa
malu!

Ini adalah rasa tobat yang lemah; Ayah tahu kau tidak akan
mengerti hal-hal seperti ini kalau Ayah sampaikan padamu saat
kau terjaga. Tapi esok hari Ayah akan menjadi Ayah sejati!,
Ayah akan bersahabat karib denganmu dan ikut menderita bila
kau menderita, dan tertawa bila kau tertawa. Ayah akan
menggigit lidah Ayah kalau kata-kata tidak sabar keluar dari
mulut Ayah. Ayah akan terus mengucapkannya kata ini seolah-
olah sebuah ritual: “DIA CUMA SEORANG ANAK KECIL; ANAK
LELAKI KECIL!”.

Ayah khawatir sudah membayangkanmu sebagai seorang


lelaki. Namun, saat Ayah memandangmu sekarang, Nak!,
meringkuk berbaring dan letih dalam tempat tidurmu, Ayah
lihat bahwa kau masih seorang bayi. Kemarin kau masih dalam
gendongan Ibumu, kepalamu berada di bahu Ibumu. AYAH
SUDAH MEMINTA TERLALU BANYAK, SUNGGUH TERLALU
BANYAK.

Anda mungkin juga menyukai