Anda di halaman 1dari 6

KESEPAKATAN KERJA WAKTU TERTENTU (KKWT)

No. : 1428/BKPMS/VII/22

Pada hari ini, Sabtu Tanggal Dua Bulan Juli Tahun Dua Ribu Dua Puluh Dua (2-7-2022) dibuat KESEPAKATAN
KERJA WAKTU TERTENTU yang selanjutnya disebut KKWT antara:

PT BKP MITRA SINERGI, beralamat di Jalan Veteran Raya No. 31 B, Tanah Kusir, Bintaro, Jakarta 12330,
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

ANDY DWI PRASETYO, nomor KTP: 3573010701940005, bertempat tinggal di Jl Plaosan Barat 65 E RT
005/RW 008 ,Kel. Purwodadi, Kec Blimbing, Malang - Jawa Timur, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

PT Pegadaian selaku pemberi kerja, selanjutnya disebut Perusahaan.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA untuk selanjutnya disebut PARA PIHAK telah sepakat untuk mengadakan
KKWT dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut:

PASAL 1
PENEMPATAN DAN JANGKA WAKTU

1.1. KKWT ini terhitung sejak Tanggal 2 Juli 2022 sampai dengan 31 Maret 2023.

1.2. PIHAK KEDUA menyetujui bekerja bagi PIHAK PERTAMA dan bersedia ditempatkan di PT
Pegadaian/ Perusahaan, pada area Malang CP Blimbing.

1.3. Perusahaan berhak menempatkan dan atau memindahkan PIHAK KEDUA dilokasi lain dan PIHAK
KEDUA menyatakan kesanggupannya.

PASAL 2
TUGAS DAN KEWAJIBAN

2.1. PIHAK KEDUA bertugas sebagai Marketing Officer (MO) yang bertanggung jawab terhadap tugas
serta kewajibannya kepada atasan yang telah ditunjuk/diatur oleh pihak Perusahaan dimana
PIHAK KEDUA ditempatkan.

2.2. Marketing Officer (MO) memiliki ruang lingkup pekerjaan, sebagai berikut:

a) Melakukan pemasaran produk Perusahaan dengan wilayah atau daerah yang akan ditentukan
oleh Perusahaan.
b) Mencapai target baik secara kuantitas dan kualitas.
c) Memelihara hubungan baik dengan seluruh nasabah yang dikelola.
d) Monitor perkembangan kinerja seluruh nasabah yang dikelola.

2.3 Pencapaian kinerja Marketing Officer (MO) harus tercermin dari hal-hal sebagai berikut:

a) Setiap Marketing Officer (MO) memiliki target sebesar Rp. 2.000.000.000,- (Dua Miliar Rupiah)
Per bulan.
b) Evaluasi intensif akan dilakukan selama 3 bulan pertama, dimana pencapaian target dari
masing-masing Marketing Officer harus 100% dari target.
c) Seluruh Marketing Officer (MO) wajib melakukan controlling dan monitoring terhadap kinerja
dari seluruh nasabahnya selama 6 Bulan pertama dan memastikan bahwa selama 6 Bulan
tersebut tidak terjadi keterlambatan dan penunggakan pembayaran.
d) Memastikan tersedianya laporan bulanan terkait kinerja seluruh nasabah yang dikelola
Marketing Officer (MO) dan rencana komitmen kredit bulan selanjutnya.

PASAL 3
HARI KERJA, HARI LIBUR/CUTI DAN LEMBUR

3.1. PIHAK KEDUA sepakat pengaturan jam kerja diatur sesuai ketentuan dan kebutuhan Perusahaan
dimana ditempatkan.
3.2. Pada saat hari libur/cuti bersama yang ditentukan Pemerintah tetapi dinyatakan sebagai hari
kerja pada Perusahaan ini maka hari tersebut merupakan hari kerja normal bukan sebagai kerja
lembur.

3.3. PIHAK KEDUA wajib melaporkan ketidak hadirannya pada kesempatan pertama kepada Perusahaan,
dimana PIHAK KEDUA ditempatkan.

PASAL 4
GAJI, CARA PEMBAYARAN DAN POTONGAN

4.1. Upah Kerja per Bulan sebesar Rp. 3.375.103,- + Rp 10.000,- (Tiga Juta Tiga Ratus Delapan Puluh
Lima Ribu Seratus Tiga Rupiah).

4.2. Biaya Upah dihitung proporsional, apabila terdapat hari kerja dimana Marketing Officer (MO) tidak
melakukan aktivitas. Perhitungan proporsional Biaya upah adalah sebagai berikut: Upah per Bulan
dibagi jumlah hari kerja dalam 1 (satu) Bulan dikalikan jumlah hari kerja dimana Personil setidak-
tidaknya melakukan 1 (satu) aktivitas.

4.3. Aktivitas sebagaimana yang dimaksud adalah aktivitas Sales sesuai ketentuan Perusahaan yang
tercatat pada aplikasi Selena atau aplikasi lain yang ditetapkan Perusahaan.

4.4. Proses penggajian dilakukan melalui transfer dari PIHAK PERTAMA melalui Bank yang ditunjuk
Perusahaan, karenanya wajib bagi PIHAK KEDUA memiliki rekening pribadi dan biaya administrasi
transfer menjadi beban tenaga kerja. Transfer gaji paling lambat dilaksanakan akhir Bulan
berjalan, selambat-lambatnya di Tanggal 5 (Lima) Bulan berikutnya.

4.5. Potongan 2% dari Gaji menjadi beban PIHAK KEDUA untuk tunjangan hari tua dan PIHAK PERTAMA
menambahkan 3,7% sebagai setoran ke BPJS Ketenagakerjaan.

4.6. Potongan Pajak Penghasilan (PPh 21) sebesar 5% (jika punya NPWP), jika tidak memiliki NPWP
sebesar 6 % dari total penghasilan menjadi beban PIHAK KEDUA dengan perhitungan berdasarkan
status keluarga PIHAK KEDUA.

4.7. Premi BPJS Kesehatan per Bulan sesuai ketentuan Pemerintah menjadi beban Tenaga Kerja 1% dan
Perusahaan menambahkan 4% dihitung dari gaji tenaga kerja.

4.8. Dana pensiun per Bulan sesuai ketentuan Pemerintah menjadi beban Tenaga Kerja 1% dan
Perusahaan menambahkan 2% dihitung dari gaji pokok.

PASAL 5
TUNJANGAN DAN FASILITAS

5.1. Tunjangan Kinerja MO perbulan Rp. 1.015.550,- (Satu Juta Lima Belas Ribu Lima Ratus Lima Puluh
Rupiah).

5.2. Insentif sesuai ketentuan yang berlaku di Perusahaan yang akan diberikan pada Tanggal 20 (Dua
Puluh) Bulan berikutnya.

5.3. Tunjangan Hari Raya sebesar 1 (satu) Bulan gaji pokok akan diberikan kepada PIHAK KEDUA
apabila telah mencapai masa kerja 1 (satu) Tahun atau lebih terhitung sejak bergabung dengan
Perusahaan. Masa kerja kurang dari 1 (satu) Bulan tidak memperoleh THR. Sedangkan masa kerja
lebih dari 1 (Satu) Bulan sampai kurang dari 12 (dua belas) Bulan akan dihitung secara
proporsional. Apabila kontrak tidak diperpanjang dan atau tenaga kerja mengundurkan diri
sebelum Hari Raya Idul Fitri maka tidak berhak atas uang THR yang belum saatnya diberikan.

5.4. Pemberian uang kompensasi dilaksanakan pada saat berakhirnya KKWT.

5.5. Besaran uang kompensasi diberikan sebagai berikut:

5.5.1. KKWT selama 12 (Dua Belas) Bulan secara terus menerus, diberikan sebesar 1 (Satu) Bulan
Upah.
5.5.2 KKWT selama 1 (Satu) bulan atau lebih tetapi kurang dari 12 (Dua Belas) bulan, dihitung
secara proporsional.

5.6. Memperoleh fasilitas BPJS Ketenagakerjaan meliputi Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan
Kematian dan Jaminan Hari Tua sebagai mana diatur dalam Undang-Undang Ketenaga Kerjaan No.
3 Tahun 1992.

5.7. Memperoleh fasilitas BPJS Kesehatan meliputi pelayanan kesehatan rawat jalan dan rawat inap di
Puskesmas atau Rumah Sakit dengan kelas perawatan sesuai ketentuan pihak BPJS Kesehatan.

PASAL 6
DISIPLIN DAN TATA TERTIB KERJA

Guna penegakan disiplin dan tata tertib Perusahaan, PIHAK KEDUA wajib untuk:

6.1. Marketing Officer (MO) dilarang melakukan hal-hal sebagaimana telah diatur dalam ketentuan
Perusahaan, yaitu:

6.1.1. Melakukan pekerjaan diluar uraian tugasnya termasuk melakukan pekerjaan yang oleh
regulasi dilarang untuk dilakukan oleh karyawan outsourching.
6.1.2. Menerima closing dari siapapun dan dengan alasan apapun yang bukan berasal dari
upayanya sendiri seperti melakukan Sales call dan Sales visit terhadap prospek.
6.1.3. Melakukan penagihan dan survei
6.1.4. Menerima titipan angsuran nasabah.
6.1.5. Melakukan hal-hal lainya yang dilarang untuk dilakukan sebagaimana diatur dalam
ketentuan Perusahaan.
6.2. Sanggup menjalankan tugas dengan baik, bertanggung jawab, taat dan tunduk pada peraturan
tata tertib Perusahaan dimana ditempatkan serta dapat menciptakan suasana kerja yang baik,
aman dan dinamis.
6.3. Berada ditempat kerja tepat waktu sesuai ketentuan kecuali karena tugas atau hal lain yang bisa
dipertanggung jawabkan. Apabila tidak masuk kerja karena sakit atau hal lain wajib
menghubungi/memberitahukan kepada atasan ditempat kerja. Bila sakit, wajib untuk
memberikan surat keterangan sakit dari dokter. Ketidak hadiran berkali-kali tanpa alasan yang
bisa dipertanggung jawabkan dapat berakibat kepada Pemutusan Hubungan Kerja.
6.4. Tidak melakukan ikatan kerja dengan PIHAK KETIGA selama masih ada ikatan kerja dengan PIHAK
PERTAMA.
6.5. Segera memberitahukan kepada bagian Keamanan, Atasan langsung atau Pejabat Perusahaan yang
berwenang apabila mengetahui adanya kejadian/keadaan/benda yang dapat menimbulkan bahaya
kebakaran, pencurian, gangguan keselamatan dan ketentraman lingkungan Perusahaan.
6.6. Sanggup merawat serta menjaga dengan baik peralatan kantor, rahasia Perusahaan dan Pelanggan
Perusahaan yang menjadi tanggung jawabnya PIHAK KEDUA.
6.7. Tidak memasuki ruang kerja, departemen atau divisi lain yang bukan lokasi kerjanya tanpa izin.
6.8. Tidak meletakkan benda berharga pada tempat yang tidak terkunci atau meletakkannya secara
ceroboh.
6.9. Tidak melakukan ancaman, hasutan, fitnah, berkelahi, menyebarkan isu atau kabar bohong yang
dapat menimbulkan keresahan dan ketentraman kerja.
6.10. Tidak menyalah gunakan jabatannya untuk kepentingan dan keuntungan pribadi, keluarga, teman
sekerja maupun Pihak Ketiga.
6.11. Tidak membawa kedalam lingkungan Perusahaan barang-barang yang tergolong sebagai Obat Bius,
Narkotika, Minuman Keras atau barang terlarang lainnya.
6.12. Sanggup mentaati segala peraturan Perusahaan yang berlaku maupun yang akan diberlakukan
dikemudian hari sejauh tidak bertentangan dengan hukum, kesusilaan dan SARA.

PASAL 7
PELANGGARAN DAN SANKSI

Peringatan/sanksi lisan maupun tertulis dapat diterbitkan dan diberikan kepada PIHAK KEDUA apabila
melakukan kesalahan, pelanggaran atau perbuatan yang bertentangan dengan ketentuan penegakan
disiplin dan tata tertib Perusahaan berupa:
7.1. Sanksi Peringatan berupa Peringatan lisan atau tertulis I, II dan III dengan masa berlaku:

7.1.1. Surat Peringatan pertama dengan masa berlaku 1 (satu) Bulan dalam Tahun berjalan.
7.1.2. Surat Peringatan kedua dengan masa berlaku 1 (satu) Bulan dalam Tahun berjalan.
7.1.3. Surat Peringatan ketiga dengan masa berlaku 1 (satu) Bulan merupakan surat Peringatan
terakhir yang dapat dilanjutkan dengan penerbitan surat Pemutusan Hubungan Kerja.
7.2. Sanksi Administratif berupa penurunan Jabatan, Denda atau Ganti Rugi. Selama masa
Skorsing/Pemecatan sementara dan hak-hak PIHAK KEDUA pada pasal 3 dan pasal 4 akan hilang.
7.3. Sanksi pemutusan hubungan kerja berupa pemecatan.
7.4. Tindakan yang dapat menimbulkan sanksi Peringatan adalah apabila :

7.4.1. Berulang-ulang datang terlambat dan pulang lebih awal dari waktu yang telah ditentukan
tanpa keterangan yang dapat dipertanggung jawabkan.
7.4.2. Meninggalkan pekerjaan pada saat jam kerja/lembur untuk keperluan pribadi tanpa izin
dari Atasan atau Pimpinan.
7.4.3. Tidak masuk kerja dalam:

a. 5 (lima) hari berturut-turut tanpa surat keterangan yang dapat dipertanggung


jawabkan dianggap mengundurkan diri.
b. 3 (tiga) hari berturut-turut tanpa keterangan lisan maupun tertulis dalam tiga Bulan
dengan sanksi Peringatan pertama.
c. 2 (dua) hari berturut-turut atau 3 (tiga) hari tidak berturut-turut dengan atau tanpa
keterangan lisan maupun tertulis dalam 1 (satu) Bulan dengan sanksi Peringatan
pertama.
d. 3 (tiga) hari berturut-turut atau 4 (empat) hari tidak berturut-turut dalam 1 (satu)
Bulan dengan sanksi Peringatan ke dua.
e. 6 s/d 7 (enam s/d tujuh) hari tidak berturut-turut dalam 1 (satu) Bulan dengan sanksi
Peringatan ke tiga/terakhir.
7.5. Menolak melaksanakan perintah-perintah yang layak dari atasan.
7.6. Melalaikan kewajiban atau cara kerja yang kasar sehingga mengakibatkan kerusakan pada
peralatan atau barang milik Perusahaan.
7.7. Menggunakan tanpa izin barang milik Perusahaan untuk kepentingan pribadi.
7.8. Tidak memenuhi standart prestasi kerja yang telah ditentukan.
7.9. Meminjam atau meminjamkan tanda pengenal/kartu karyawan atau surat pribadi yang
dikeluarkan Perusahaan untuk digunakan oleh orang lain yang tidak berhak.
7.10. Memperlihatkan dokumen, daftar atau data Perusahaan yang seharusnya dijaga kerahasiaannya
tanpa seizin Perusahaan.
7.11. Melakukan absen kehadiran dan pulang untuk karyawan lain.
7.12. Meninggalkan tempat kerja pada waktu jam kerja dan pergi tanpa tujuan ke Departemen atau
Divisi lain tanpa alasan yang jelas atau perintah dari Pimpinan Perusahaan.
7.13. Membawa minuman keras, obat bius, narkotika, merokok, berjudi atau benda terlarang
dilingkungan Perusahaan.
7.14. Pelanggaran atau perbuatan yang dilakukan karena kesengajaan atau kelalaian sehingga
mengakibat kerugian baik secara langsung ataupun tidak langsung terhadap rekan kerja.
7.17. Melakukan pekerjaan yang melanggar SOP sehingga merugikan Perusahaan secara material dan
non material.

PASAL 8
CUTI

Setelah masa kerja 1 (satu) Tahun PIHAK KEDUA memperoleh hak cuti selama 12 (dua belas) hari kerja.
Hak cuti tidak dapat ditukar/diganti dengan uang. Pelaksanaan cuti disesuaikan ketentuan dan kebijakan
Perusahaan dimana tenaga kerja ditempatkan. Cuti diajukan selambat-lambatnya 6 (enam) hari sebelum
Tanggal pelaksanaan kepada PT BKP Mitra Sinergi dengan telah diketahui serta mendapat persetujuan
atasan. Cuti dilakukan tanpa persetujuan akan dianggap mangkir yang berdampak dapat diterbitkannya
Surat Peringatan. Apabila Perusahaan menilai hal itu sudah tidak bisa diberikan toleransi dapat
berdampak kepada Pemutusan Hubungan Kerja.
PASAL 9
BERAKHIRNYA PERJANJIAN KERJA

9.1. KKWT ini dapat diakhiri atas dasar penilaian dari Perusahaan bahwa PIHAK KEDUA tidak dapat
menjalankan tugas tanggung jawabnya serta tidak tercapainya Performance dan juga
mendapatkan Surat Peringatan berturut-turut selama 3 kali. Maka kontrak kerjanya akan diakhiri,
uang kompensasi tidak diberikan dan untuk gaji dibayarkan proporsional sesuai absensi kehadiran
Bulan berjalan.

9.2. Berakhirnya kontrak kerja PIHAK PERTAMA dengan Perusahaan selaku pemberi tugas dan atau
kontrak dihentikan sebelum masa kontrak berakhir. Karena sesuatu alasan tertentu diluar
kemampuan PIHAK PERTAMA maka dengan demikian hubungan kerja PIHAK PERTAMA dengan
PIHAK KEDUA juga berakhir tanpa adanya kewajiban memberikan kompensasi akhir kontrak. Gaji
dibayarkan proporsional sesuai absensi kehadiran Bulan berjalan.

9.3. Jika PIHAK KEDUA akan mengundurkan diri sebelum KKWT ini berakhir, Maka wajib
memberitahukan 1 (Satu) bulan sebelumnya secara lisan maupun tertulis kepada PT BKP Mitra
Sinergi dan Perusahaan.

9.4. Jika aturan pada Pasal 9.3. dilanggar, PIHAK KEDUA tidak memperoleh Surat Referensi Kerja dan
upah kerja Bulan berjalan tidak diberikan.

9.5. Apabila mengundurkan diri, diberhentikan dan atau KKWT ini berakhir karena Pemutusan
Hubungan Kerja maka PIHAK KEDUA wajib untuk mempertanggung jawabkan serta menyerahkan
kembali barang inventaris kepada Perusahaan.

9.6. KKWT ini dapat berakhir tanpa adanya kewajiban memberi ganti rugi ke PIHAK KEDUA akibat
melakukan kesalahan berupa:

9.6.1. Memberikan keterangan palsu atau dipalsukan saat kesepakatan kerja dibuat.
9.6.2. Mabuk, madat, memakai obat bius atau narkotika ditempat kerja.
9.6.3. Mencuri, menggelapkan uang atau melakukan kejahatan lainnya.
9.6.4. Menganiaya, menghina secara kasar, mengancam atasan dan keluarga atasan atau
teman sekerja.
9.6.5. Membujuk atasan atau teman sekerja melakukan perbuatan yang bertentangan dengan
hukum dan kesusilaan.
9.6.6. Dengan sengaja dan ceroboh merusak atau membiarkan barang milik Perusahaan dalam
bahaya.
9.6.7. Melakukan perbuatan yang merugikan Perusahaan secara langsung maupun tidak
langsung baik berupa kerugian material maupun non material. Kerugian yang timbul
merupakan tanggung jawab PIHAK KEDUA.
9.6.8. Dengan sengaja walaupun sudah diperingatkan membiarkan diri sendiri atau teman
sekerja dalam keadaan bahaya.
9.6.9. Membocorkan dan atau memberikan informasi/data/aplikasi milik Perusahaan kepada
PIHAK KETIGA tanpa seijin tertulis dari Perusahaan.

9.7. KKWT ini berakhir jika kinerja tenaga kerja tidak mencapai Performa, Project berakhir dan
mencapai batas usia 50 Tahun atau meninggal dunia.
KKWT ini dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK dalam rangkap 2 (dua) dan mempunyai kekuatan
hukum yang sama, satu untuk PIHAK PERTAMA dan satu lagi untuk PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,


Menyetujui dan menerima
persyaratan ini.

Benny R Benyamin Andy Dwi Prasetyo


Direktur

Anda mungkin juga menyukai