Anda di halaman 1dari 2

Cedera Kepala pada Anak di Rumah: Kapan ke Dokter?

16.02.2016

Salah satu kejadian yang kerap menjadi penyebab anak dibawa ke praktek dokter adalah anak
jatuh dan terbentur kepalanya. Kejadian ini dapat saja terjadi ketika bayi mulai belajar
merangkak dan berjalan, namun dapat pula saat sudah lebih besar misalnya akibat terpeleset saat
bermain. Benturan pada kepala dapat menyebabkan perlukaan di kulit kepala, maupun cedera di
dalam kepala.

Adanya luka di kulit kepala dapat menyebabkan perdarahan yang cukup banyak, karena
pembuluh darah di kulit kepala memang relatif lebih banyak dibandingkan kulit lainnya. Dalam
situasi ini, sudah jelas anak perlu dibawa ke dokter atau rumah sakit untuk dibersihkan lukanya
dan diberikan perawatan luka, selain dilakukan pemeriksaan terhadap kemungkinan cedera lebih
berat. Adakalanya, diperlukan pula tindakan medis menjahit luka agar robekan dapat menutup
dengan baik.

Nah, yang sering menjadi pertanyaan orang tua adalah kapan anak yang kepalanya terbentur –
tetapi tidak ada perlukaan- perlu diperiksa ke dokter?

Anak usia di bawah 2 tahun

Anak usia di bawah 2 tahun, relatif sulit diperiksa  dan memiliki risiko keretakan tulang lebih
besar. Oleh karenanya, beberapa ahli menganjurkan untuk mempertimbangkan melakukan CT
scan kepala untuk memastikan ada tidaknya hal yang berbahaya seperti misalnya perdarahan
dalam kepala. Lantas apakah semua anak yang kepalanya terbentur perlu dilakukan pemeriksaan
CT Scan? Di sini perlu dipertimbangkan besar kecilnya risiko yang ada.

Risiko cedera kepala dapat dianggap rendah bila jatuhnya tidak tinggi,  tidak ada gejala
gangguan saraf setelahnya, dan dalam observasi dua jam setelahnya tidak ada kelainan. Risiko
sedang bila kepala terbentur keras, mual dan muntah berulang (3-4 kali), terjadi gangguan
kesadaran kurang dari 1 menit, anak jadi rewel atau lemas, adanya benjolan besar.

Risiko cedera dianggap tinggi bila didapatkan penurunan kesadaran, anak gelisah, ada gejala
kelainan saraf, didapatkan tulang yang tampak masuk ke dalam, kejang, didapatkan garis retak
atau patah tulang pada kepala, ubun-ubun membonjol, muntah lebih dari 5 kali atau lebih dari 6
jam, dan hilang kesadaran lebih dari 1 menit.

Cedera kepala risiko rendah umumnya tidak perlu pemeriksaan CT scan, namun untuk risiko
cedera sedang dan tinggi, dianjurkan untuk diperiksa dengan CT scan. Tentunya ini pun dengan
evaluasi dari dokter terlebih dahulu.  Bila didapatkan hematom/benjolan di kepala sangat
dianjurkan untuk dilakukan CT Scan kepala tanpa kontras.

Anak usia di atas 2 tahun

Anak usia ini juga masih sulit diperiksa, sehingga perlu observasi untuk memastikannya.
Observasi dapat dilakukan di RS atau di rumah selama ada orang yang mampu melakukannya.
Observasi terutama dalam 24 jam pertama, dengan pemantauan tingkat kesadaran, kejang,
kelumpuhan, sakit kepala, dan muntah berulang. Pemeriksaan CT scan kepala dianjurkan bila
didapatkan anak terkesan tidak sadar penuh, ada perubahan sikap, atau kecurigaan patah atau
retak pada tulang.

Nasehat untuk orang tua

Pada dasarnya cedera kepala ringan tanpa gangguan kesadaran tidak perlu dirawat di rumah
sakit. Namun anak perlu dipantau selama di rumah, dan tidak diberikan obat anti muntah karena
dapat mengaburkan gejala. Pemantauan dapat dilakukan hingga 48 jam, dan anak harus dibawa
ke RS bila didapatkan :

 anak tampak tidur terus atau tidak sadar


 anak tampak seperti bingung atau gelisah
 kejang
 mengeluh sakit kepala yang bertambah berat
 muntah berulang
 keluar darah dari telinga atau hidung
 ubun-ubun tampak membonjol.

http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/cedera-kepala-pada-anak-di-rumah-kapan-ke-
dokter

Anda mungkin juga menyukai