Cedera kepala (trauma kepala) adalah kondisi dimana struktur kepala mengalami benturan dari
luar dan berpotensi menimbulkan gangguan pada fungsi otak. Beberapa kondisi pada cedera
kepala meliputi luka ringan, memar di kulit kepala, bengkak, perdarahan, dislokasi, patah tulang
tengkorak dan gegar otak, tergantung dari mekanisme benturan dan parahnya cedera yang
dialami.
Obat-obatan
Penderita cedera kepala ringan biasanya tidak memerlukan tindakan
medis khusus dikarenakan kondisinya dapat membaik dengan
beristirahat. Untuk meredakan rasa nyeri, penderita dianjurkan untuk
mengonsumsi paracetamol. Disarankan untuk tidak mengonsumsi
obat antiinfalamasi, seperti ibuprofen atau aspirin, tanpa instruksi
dokter karena dikhawatirkan dapat meningkatkan potensi perdarahan
dalam otak.
Jika cedera kepala tergolong sedang atau berat, dokter akan
memberikan obat antikejang untuk menekan risiko kejang yang biasa
terjadi seminggu setelah trauma, atau diuretik untuk meredakan
tekanan dalam otak dengan mengeluarkan cairan dari tubuh.
Dalam kasus yang tergolong parah, seperti kerusakan pada pembuluh
darah, dokter mungkin akan memberikan obat penenang yang dapat
membuat pasien masuk dalam kondisi koma sementara (induced
coma). Hal ini dilakukan untuk meredakan tekanan dan beban kerja
otak yang tidak dapat menerima oksigen dan nutrisi seperti biasanya.
Terapi
Bagi pasien cedera kepala tingkat sedang hingga berat, terapi atau
rehabilitasi mungkin diperlukan untuk memperbaiki dan
mengembalikan kondisi fisik dan fungsi saraf. Serangkaian terapi
yang biasa disarankan meliputi:
Komplikasi Cedera Kepala
Penderita cedera sedang hingga kepala berat sangat rentan
mengalami komplikasi, baik sesaat setelah trauma atau beberapa
minggu setelahnya jika tidak ditangani dengan baik. Beberapa
komplikasi yang dapat terjadi adalah:
Pencegahan Cedera Kepala
Pencegahan cedera kepala dapat dilakukan dengan langkah-langkah
berikut:
Hal yang terpenting adalah selalu awasi anak Anda dan pastikan
mereka bermain dengan cara yang aman