Anda di halaman 1dari 18

TRAUMA KEPALA

DAN OTAK
Dosen :Adriani, SKp.MKes.
TRAUMA KEPALA

DEFENISI
Trauma kepala adalah trauma yang mengenai kulit kepala,
tengkorak, dan otak yang disebabkan oleh trauma tumpul atau
trauma tembus ( Mansjoer, 2000; Brunner & Soddarth, 2002 )

Brain Injury Assosiation of America (2009), cedera kepala adalah


suatu kerusakan pada kepala, bukan bersifat kongenital ataupun
degeneratif, tetapi disebabkan oleh serangan atau benturan fisik dari
luar, yang dapat mengurangi atau mengubah kesadaran yang
manamenimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi fisik.
Anatomi Otak
Otak mempunyai 3 bagian utama yaitu :
• Brain /Cerebrum (Otak Besar)

Bagian terbesar dari otak manusia. Berfungsi dalam :


kemampuan berfikir, analisa, logika, bahasa, kecerdasan
intelektual (IQ), logika, dan lain-lain. Dibagi menjadi empat
lobus yaitu : Frontal, Parietal, Temporal, dan Occipital.
• Cerebellum (Otak Kecil)

Berfungsi sebagai : keseimbangan, pengaturan tonus otot,


dan koordinasi pergerakan. Lesi : mengakibatkan gangguan
sikap dan koordinasi gerak otot.
• Brainstem (Batang Otak)

Terletak di tempat keluar nervous cranialis. Berfungsi


sebagai :
• Pusat pernapasan, kardiovaskular, dan pencernaan
• Pengaturan refleks otot yang berhubungan dengan
keseimbangan dan postur
• Penerima dan pengintregasi input sinaptik dari
medulla spinalis, aktivasi korteks cerebrum
• Pengatur siklus tidur
EPIDEMIOLOGINYA

Cedera kepala merupakan penyebab utama kecacatan dan kematian,


terutama pada dewasa muda.
 Di Amerika Serikat, hampir 10% kematian disebabkan karena
trauma, dan setengah dari total kematian akibat trauma
berhubungan dengan otak.
 Kasus cedera kepala terjadi setiap 7 detik dan kematian akibat
cedera kepala terjadi setiap 5 menit. Cedera kepala dapat terjadi
pada semua kelompok usia, namun angka kejadian tertinggi
adalah pada dewasa muda berusia 15-24 tahun. Angka kejadian
pada laki-laki 3 hingga 4 kali lebih sering dibandingkan wanita
(Rowland et al, 2010).
LANJUTAN….

Penyebab tersering kematian anak muda


(1). World Health Organization (WHO) memprediksi bahwa
Tahun 2030, trauma kapitis akan menjadi penyebab kecacatan
dan kematian secara global.Di AS 1,7 juta kasus /th , 52.000
meninggal
(2). Berdasarkan Riskesdas tahun 2013, kasus 11,9%
kasus,prevalensi tertinggi cedera ditemukan di Gorontalo,dan
maluku karena jatuh dan kecelakaan sepeda motor penyebab
cedera terbanyak , angka kasus meningkat dari 25,9 persen
menjadi 47,7 persen (RISKESDAS, 2013).

* Trauma kepala menyebabkan 50% kematian total pada


pasien <45 th
ETIOLOGI
1. Cidera setempat (benda tajam)
o misalnya: pisau, peluru / berasal dari serpihan atau
pecahan dari fraktur tengkorak.
o Merupakan trauma yang dapat menyebabkan
cidera setempat atau kerusakan terjadi terbatas
dimana benda tersebut merobek otak.
2. Cidera Difus (cidera tumpul)
o misalnya : terkena pukulan atau benturan.
o Trauma oleh benda tumpul dapat
menyebabkan/menimbulkan kerusakan menyeluruh
(difuse) karena kekuatan benturan.
KOMPLIKASI

• Komplikasi pada trauma kepala terbuka adalah


infeksi, meningitis dan perdarahan /
serosanguinis.
• Kebocoran cairan serebrospinal
• Epilepsi pascatrauma
• Sindroma pascakonkusi
• Hematoma subdural kronik
Patofisilogi
• Otak dapat berfungsi dengan baik bila kebutuhan oksigen dan
glukosa dapat terpenuhi, Energi yang dihasilkan di dalam sel-sel saraf
hampir seluruhnya melalui proses oksidasi, Otak tidak punya
cadangan oksigen, jadi kekurangan aliran darah ke otak walaupun
sebentar akan menyebabkan gangguan fungsi.

• Demikian pula de­ngan kebutuhan glukosa sebagai bahan bakar


metabolisme otak, tidak boleh kurang dari 20 mg%, karena akan
menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa sebanyak 25% dari seluruh
kebutuhan glukosa tubuh, sehingga bila kadar glukosa plasma turun
sampai 70% akan terjadi gejala-gejala permulaan disfungsi serebral.
MANIFESTASI KLINIS

• Ganguan kesadaran

• Konfusi

• Abnormalitas pupil

• Serangan (onset) tiba-tiba berupa defisit neuorologis,

perubahan tanda vital, ganguan penglihatan, disfungsi


sensorik, kejang otot, sakit kepala, vertigo (pusing), ganguan
pergerakan, kejang, dan syok akibat cidera multi sistem.
KLASIFIKASI

1. Mekanisme cidera Secara luas dibagi atas 2


yaitu :
cidera tumpul
cidera tajam
2. Berat ringannya cidera, Terdiri dari tiga
komponen, yaitu:
E (eyes) dengan nilai :
4 = buka mata spontan
3 = buka mata dengan rangsang suara
2 = buka mata dengan rangsang nyeri
1 = tidak buka mata
 V (verbal) dengan nilai :
 5 = Orientasi baik, jawaban sesuai
dengan pertanyaan
 4 = Terbentuk kalimat, tetapi tidak
sesuai dengan pertanyaan
 3 = ada kata, tetapi tidak terbentuk
kalimat
 2 = ada suara, dengan rangsang
nyeri
 1 = tidak ada suara, dengan
rangsang nyeri
 M (motorik) dengan nilai :
 6= ikut perintah
 5 = gerakan melokalisir nyeri, dengan
rangsang nyeri
 4 = gerakan menolak, terhadap
rangsang nyeri
 3 = gerakan fleksi abnormal, dengan
rangsang nyeri
 2 = gerakan ekstensi abnormal, dengan
rangsang nyeri
 1 = tidak ada gerakan, dengan
rangsang nyeri
Kriteria Cidera Kepala

1. Cedera Kepala Ringan


Definisi: Pasien bangun, dan mungkin bisa
berorientasi .
2. Cedera Kepala Sedang
Definisi: Pasien mungkin konfusi atau somnolen
namun tetap mampu untuk mengikuti perintah
sederhana
3. Cedera Kepala Berat
Definisi: Pasien tidak mampu mengikuti bahkan
perintah sederhana karena gangguan kesadaran.
.
PENANGANAN
• Primary Survey (Penilaian Awal)
• Airway (Mengatur Jalan Nafas)
• Breathing (Pernafasan)
• Circulation (Sirkulasi)
• Disability (Kesadaran)
• Exposure (Paparan)

• Secondary survey

Dilakukan pemeriksaan menyeluruh mulai dari kepala sampai


akral
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai