Anda di halaman 1dari 26

RPS 12

CEDERA KEPALA BERAT


KELOMPOK 3 : 2

Ariz Muhammad Laitupa (P3.73.26.1.20.004) Hanifa Rahmatika (P3.73.26.1.20.022)


Azkiya Azzahra (P3.73.26.1.20.007) Muhammad Rizky Anugrah (P3.73.26.1.20.030)
Euis Fauziah (P3.73.26.1.20.013) Nilzam Nasyid Robbani (P3.73.26.1.20.035)
Fadiya Yasmin Robbani (P3.73.26.1.20.015) Prapangesti Safira Anjani (P3.73.26.1.20.036)
Fairuza Adiba (P3.73.26.1.20.016) Rahma Widayanti (P3.73.26.1.20.038)
Firda Anisa Fatana (P3.73.26.1.20.018) Raskiaudi Shafa Rahmadiva (P3.73.26.1.20.039)
Fitria Kurniasari (P3.73.26.1.20.019) Resti Meiliana Putri K. (P3.73.26.1.20.040)
Gisca Rahmadianti (P3.73.26.1.20.020)
3
DEFINISI
Cidera kepala adalah trauma mekanik pada kepala yang terjadi secara
langsung, dapat mengakibatkan gangguan fungsi saraf, fisik, kognitif dan
psikososial yang bersifat sementara atau permanen. Cidera kepala berat adalah
kondisi saat seseorang mengalami benturan atau tekanan keras pada
kepala yang menyebabkan cidera berat pada otak.
4
Penyebab Cedera Kepala
Cedera Kepala disebabkan oleh benturan terutama yang langsung mengenai kepala atau penetrasi (masuknya suatu benda ke dalam kepala) yang

bisa terjadi karena suatu sebab . Terdapat 3 penyebab utama dari cedera kepala, yaitu :

1. Kecelakaan lalu lintas

2. Benturan akibat terjatuh

3. Tindakan kekerasan

Adapun serangkaian aktivitas atau situasi yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami cedera kepala berdasarkan penyebab utama

tersebut, yaitu :

4. Jatuh dari ketinggian atau terpeleset di permukaan yang keras

5. Kecelakaan lalu lintas

6. Cedera saat berolahraga atau bermain

7. Kekerasan (rumah tangga, sekolah, jalan raya, dan lainnya)

8. Penggunaan alat peledak atau senjata yang bising tanpa alat pelindung

9. Guncangan tubuh yang berlebihan pada bayi (shaken baby syndrome)


Tanda dan Gejala Cidera Kepala Berdasarkan 5

Jenisnya
A. CEDERA KEPALA RINGAN
Gejala yang dialami penderita cedera
1. Pasien sadar dan menuruti perintah pemeriksa
kepala berbeda-beda, tergantung
2. Tidak ada penurunan kesadaran atau kehilangan kesadaran <20 menit
pada keparahan kondisi dan lokasi
3. Tidak ada gangguan saraf
benturan. Tidak semua gejala akan
4. Tidak ada muntah
langsung dirasakan sesaat setelah
5. Pasien dapat mengeluh nyeri kepala atau pusing
cedera terjadi. Terkadang gejala baru
6. Benjolan atau bengkak di kepala
muncul beberapa hari hingga
7. Kehilangan keseimbangan
beberapa minggu kemudian.
8. Telinga berdenging
9. Kemampuan mencium atau merasakan berubah
10. Sensitif terhadap cahaya atau suara
Tanda dan Gejala Cidera Kepala Berdasarkan 6

Jenisnya
B. CEDERA KEPALA SEDANG C. CEDERA KEPALA BERAT
1. Pasien tidak dapat atau dapat 1. Pasien mengalami penurunan kesadaran yang progresif atau
menuruti perintah pemeriksa, namun kehilangan kesadaran > 36 jam
respon yang diberikan tidak sesuai 2. Amnesia post traumatik > 7 hari
2. Kehilangan kesadaran >20 menit dan 3. Sulit berbicara
<36 jam 4. Keluar darah atau cairan bening dari telinga atau hidung.
3. Amnesia post traumatik < 24 jam dan 5. Disorientasi atau tidak dapat mengenali waktu, tempat, dan orang.
< 7 hari 6. Memar dan bengkak di sekitar kedua mata atau di sekitar telinga.
4. Muntah menyemprot 7. Tanda kerusakan saraf lokal (sesuai lokasi otak yang mengalami
5. Kejang kerusakan, misalnya gangguan penglihatan, gangguan nafas dan
kelumpuhan.
Tanda dan Gejala Cidera Kepala Berdasarkan 7

Jenisnya
Gejala cedera kepala pada anak dapat terlihat berbeda dan terkadang sulit untuk dideteksi. Berikut ini adalah beberapa
gejala yang dapat menunjukkan kemungkinan terjadinya cedera kepala pada anak:
1. Menangis secara terus-menerus 7. Sulit berkonsentrasi
2. Kejang 8. Tidak aktif
3. Mudah marah 9. Tampak mengantuk
4. Tidak nafsu makan 10. Pola tidur berubah
5. Sering merasa sedih atau depresi 11. Rewel
6. Kejang
Sementara gejala psikologis yang dapat dialami penderita cedera kepala berat meliputi:
1. Menjadi mudah marah
2. Merasa cemas atau depresi
3. Mengalami gangguan pada ingatan dan konsentrasi
Penanganan dan Peran Fisioterapi Pada Kondisi 8

Cedera Kepala Berat


Penanganan cedera kepala ditentukan berdasarkan derajat cedera dan lokasinya. Derajat cedera dapat dinilai menurut
tingkat kesadarannya melalui sistem GCS, yakni metode EMV (Eye, Movement, Verbal).
Tahap pertama, melakukan test kemampuan membuka kelopak mata (Eye) dengan penilaian sebagai berikut :
• Secara spontan 4
• Atas perintah 3
• Rangsangan nyeri 2
• Tidak bereaksi 1
Tahap kedua, melakukan test kemampuan komunikasi (Verbal) dengan penilaian sebagai berikut :
• Orientasi baik 5
• Jawaban tidak sesuai 4
• Kata-kata tidak jelas 3
• Mengerang/Merintih 2
• Tidak bersuara 1
Penanganan dan Peran Fisioterapi Pada 9

Kondisi Cedera Kepala Berat


Tahap ketiga, melakukan test kemampuan motorik (Movement) dengan penilaian sebagai berikut :
• Kemampuan menurut perintah 6
• Reaksi setempat 5
• Menghindar 4
• Fleksi abnormal 3
• Ekstensi 2
• Tidak bereaksi 1
Adapun pemeriksaan lainnya yang dapat dilaksanakan pada pasien dengan cedera kepala berat :
1. CT-Scan 4. Rontgen
2. Lumbal Pungsi 5. Antibiotik dosis tinggi
3. EEG 6. Konsul dokter bedah saraf
Penanganan dan Peran Fisioterapi Pada 10

Kondisi Cedera Kepala Berat


1. Terapi Hiperosmolar, dengan manitol untuk menurunkan tekanan intrakranial dengan dosis 0,25 g/kgBB sampai 1
g/kgBB. Terapi manitol harus dihindari pada kondisi hipotensi dan tanda-tanda herniasi transtentorial.

2. Terapi Hipersalin, dengan cairan salin 3%, kadar elektrolit natrium dapat ditingkatkan hingga batas atas 155 meq/L
melalui infus kontinyu maupun bolus 250 ml cairan NaCl 3%. Hipertonik salin tidak dapat dihentikan tiba-tiba karena
dapat menyebabkan kembalinya peningkatan tekanan intrakranial tiba-tiba. Harus dilakukan tappering-off.

3. Terapi Hiperventilasi, tidak dianjurkan dilakukan dalam 24 jam pertama setelah trauma. Tujuan hiperventilasi adalah
membuat kondisi hipokapnia sehingga terjadi refleks vasokonstriksi sehingga mengurangi aliran darah serebral.
Penanganan dan Peran Fisioterapi Pada 11

Kondisi Cedera Kepala Berat


Pertolongan pertama cedera kepala dapat dilakukan hal-hal berikut :
1. ABC yaitu periksa jalan napas (airway), pernapasan (breathing), dan sirkulasi jantung (circulation) pada orang
tersebut. Bila perlu, lakukan bantuan napas dan resusitasi (CPR).

2. Jika orang tersebut masih bernapas dan denyut jantungnya normal, tetapi tidak sadarkan diri, stabilkan posisi
kepala dan leher dengan tangan atau collar neck (bila ada). Pastikan kepala dan leher tetap lurus dan sebisa
mungkin hindari menggerakkan kepala dan leher.
Penanganan dan Peran Fisioterapi Pada 12

Kondisi Cedera Kepala Berat


3. Bila ada perdarahan, hentikan perdarahan dengan menekan luka dengan kuat menggunakan kain bersih. Pastikan
tidak menggerakkan kepala orang yeng mengalami cedera kepala tersebut. Jika darah merembes pada kain yang
ditutupkan tersebut, jangan melepaskan kain tersebut, tetapi langsung merangkapnya dengan kain yang lain.
4. Jika dicuriga ada fraktur tengkorak, jangan menekan luka dan jangan mencoba membersihkan luka, tetapi langsung
tutup luka dengan pembalut luka steril.
Penanganan dan Peran Fisioterapi Pada 13

Kondisi Cedera Kepala Berat


5. Jika orang dengan cedera kepala muntah, miringkan posisinya agar tidak tersedak oleh
muntahannya. Pastikan posisi kepala dan leher tetap lurus.

6. Boleh juga dilakukan


kompres dingin pada area
yang bengkak.

7. Jangan mencoba mencabut benda apapun yang tertancap di kepala.


Langsung bawa ke unit gawat darurat terdekat.
14

Patofisiologi Cedera Kepala Akibat


Terbentur
Mekanisme utama pada cedera kepala ringan adalah shear strain. Kekuatan rotasional dapat
timbul sekalipun pada kecelakaan yang dianggap tidak berarti dan tidak perlu adanya cedera coup
dan contrecoup yang jelas. Hal ini menimbulkan regangan pada akson-akson dengan akibat gangguan
konduksi dan hilangnya fungsi. Perubahan-perubahan tersebut diatas dikenal sebagai Diffuse Axonal
Injury (Iskandar, 2002).
Ketika bagian kepala sebelah temporal kanan terbentur, tapi cedera yang dirasakan di
temporal kiri. Kemungkinan yang terjadi adalah adanya cedera di dalam, seperti pendarahan dan
termasuk cedera kepala berat. Sebaliknya, ketika bagian kepala sebelah temporal kanan terbentur dan
cedera yang dirasakan di temporal kanan. Kemungkinan yang terjadi hanya cedera di luar atau cedera
kepala ringan
Contoh Kasus Cedera Kepala Akibat 15

Terbentur
Pembalap Indonesia, Afridza Syach Munandar Pertolongan pertama yang bisa dilakukan ketika seseorang terkena
meninggal dunia setelah kecelakaan di Sirkuit Sepang, benturan keras di kepala seperti pebalap Afridza antara lain:
Malaysia, Sabtu (2/11). Menurut pihak penyidik, pihak 1. Periksa jalan napas (airway), pernapasan, sirkulasi jantung pada
penyidik hasil autopsi yang dilakukan pihak rumah sakit korban. Jika diperlukan lakukan CPR.
menyebutkan bahwa kematian pembalap Afridza karena 2. Jika orang masih bernapas dan denyut jantung normal, tapi tak
benturan keras pada bagian kepala di sisi sebelah kiri. sadarkan diri, stabilkan posisi kepala dan leher dengan tangan (collar
Afridza mengalami kecelakaan pada lap pertama balapan neck). Pastikan kepala dan leher tetap lurus dan hindari
pertama ATC 2019 seri Malaysia. Ia bersenggolan dengan menggerakkan kepala dan leher.
Takuma Matsuyama dan kemudian tertabrak Shinji Ogo. 3. Bila ada perdarahan, tekan luka dengan kuat dengan kain bersih.
Kepala memang salah satu bagian tubuh yang rawan ketika 4. Jika diduga ada patah tulang tengkorak, jangan tekan luka dan
terkena benturan. Cedera kepala merupakan salah satu jangan bersihkan luka. Tutup luka dengan pembalut luka steril.
penyebab utama kematian. Benturan di kepala bisa 5. Jika korban muntah, miringkan posisi tubuhnya agar tak tersedak
menyebabkan berbagai gangguan ringan, berat, sampai muntahan.
mematikan seperti yang dialami Afridza Munandar. 6. Hubungi petugas keamanan dengan cepat.
Patofisiologi Cedera Kepala Akibat 16

Luka Tembak
Luka tembak tembus kepala adalah luka karena Trauma bisa menyebabkan fraktur depressed

pecahnya proyektil di kranium dan proyektil tersebut kranium dengan perdarahan fokal sampai kerusakan difus

keluar dari kranium. Luka tembak tembus memiliki luka jaringan otak. Gangguan neurologi sering tampak berat
masuk dan luka keluar. Gejala tergantung regio otak yang pada luka kecepatan tinggi, dapat ringan pada kecepatan

mengalami trauma, termasuk sifat senjata atau peluru, rendah. Hematom atau edema serebri progresif dengan

dampak energi, lokasi, serta karakteristik lintasan segera menyebabkan gangguan kesadaran.
intrakranial peluru/proyektil. Proyektil dapat Setelah trauma primer, bisa terjadi trauma sekunder yang
menyebabkan kerusakan parenkim otak melalui 3 memengaruhi kemampuan pemulihan otak. Trauma
mekanisme, yaitu: sekunder merupakan proses patologi setelah cedera; dapat
(1) Laserasi dan benturan, disebabkan oleh berbagai hal seperti hipoksia,
(2) Kavitasi, dan hipoperfusi, radikal bebas, dan gangguan metabolik.
(3) Gelombang kejut.
Contoh Kasus Cedera Kepala Akibat 17

Luka Tembak
Pada kasus ini, pasien datang dengan luka Hasil CT-scan kepala adalah perdarahan intraserebral
tembak tembus karena tembakan pistol di kepala. luas meliputi lobus fronto-temporo-parietalis kanan yang
Ditemukan luka tembak masuk di regio parietal kanan menyebabkan herniasi subfalsin ke kiri, perdarahan
dan luka tembak keluar di regio oksipitalis dekstra. subarakhnoid mengisi sebagian kortikal sulci lobus temporo
GCS 6, hemiparesis sinistra. Ditemukan muntah parietalis kanan dan fisura interhemisfer, serta perdarahan
proyektil dan kejang. Manajemen awal fokus pada interventrikuler mengisi ventrikel lateralis kanan dan fisura
patensi jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi. interhemisfer dengan edema serebri. Korpus alienum densitas
Selanjutnya terapi spesifik trauma otak. Setiap metal mutipel pada lobus frontalis, temporalis, occipitalis
perdarahan harus segera diatasi; menjahit laserasi kanan serta fragmen tulang multipel di lobus fronto-temporo-
dengan segera dapat menjaga homeostasis. parietalis, serta occipitalis kanan. Destruksi os frontalis
Pasien dengan luka penetrasi di kepala kanan, fraktur linear sepanjang os.fronto-temporo-parietali
membutuhkan CT-scan kepala segera untuk menilai serta oksipitalis kanan.
luas kerusakan otak, perdarahan intrakranial, edema Umumnya pasien luka tembak tembus
otak, efek pendorongan massa, sisa proyektil, serpihan membutuhkan pembedahan segera untuk debridement
tulang, material lain sepanjang lintasan proyektil. (pembersihan). Semua pasien hematom intrakranial
mengalami dampak massa (mass effect) yang membutuhkan
operasi evakuasi hematom segera.
Patofisiologi Cedera Kepala 18

Akibat Tertusuk
Tertusuk jarum suntik dan benda tajam merupakan luka tembus pada kulit karena benda tajam pada saat tenaga
kesehatan melakukan aktifitas klinis di lembaga kesehatan. Beberapa contoh benda tajam di tempat kerja yaitu jarum
suntik, pisau, skalpel, gunting, pecahan kaca seperti objek glass, tabung reaksi, gunting, spuit, dan benda tajam lainya
yang terkontaminasi dengan darah dan cairan tubuh orang lain. akibat tusukan atau cidera benda tajam dapat
menimbulkan tetanus. Luka tusuk jarum ini berasal dari jarum suntik, jarum donor darah, jarum infus steril, jarum
heacthing dll. Adapun luka akibat benda tajam berasal dari pecahan ampul, gunting, pisau bedah, tabung kaca, slide test
dll.
Tertusuk jarum atau cidrera benda tajam merupakan alur terjadinya kontaminan berbagai penyakit misalnya HIV
ataupun hepatitis B dan C diantara paramedis, dari 39 kasus infeksi HIV, ada 32 yang ditularkan melalui luka akibat
tertusuk jarum suntik, 1 kasus akibat teriris pisau,1 kasus pecahan tabung kaca yang berisi darah infeksi,1 kasus karena
limbah infeksius, dan 4 kasus karena membran mukosa terkena cipratan darah yang terinfeksi.
Patofisiologi Cedera Kepala Akibat 19

Tertusuk
Menko Polhukam Wiranto nyaris ditikam oleh seorang pria yang membawa senjata tajam di Pandeglang, Banten.
Wiranto selamat meski dilaporkan mengalami luka dan kini sedang dalam perawatan. Dalam kejadian ini, Kapolsek dan
beberapa orang lain yang berada di dekat Wiranto ikut terluka. Dikutip dari Life Noggin, berikut beberapa hal yang
terjadi pada tubuh ketika mengalami luka tusuk :
1. Karena kehilangan darah yang tak terhindarkan. Sistem peredaran darah mungkin kesulitan untuk bekerja dengan
baik. Hal ini mengakibatkan kurangnya oksigen ke organ-organ penting seperti jantung dan otak.
2. Jantung akan bekerja lebih cepat dalam upaya menarik darah dan oksigen. Hal ini akan membuat seseorang merasa
haus dan sakit.
3. Syok hipovolemik dapat menyebabkan hipotermia, kerusakan organ, serangan jantung, kematian jaringan, dan
kematian.
Perawatan luka tusuk dimulai dengan mengaplikasi tekanan pada luka. Ini dilakukan untuk menghentikan atau
mengurangi jumlah darah yang hilang. Saat tiba di rumah sakit, dokter yang akan menentukan seberapa parah cedera
yang terjadi dan apakah membutuhkan operasi.
20

Mekanisme Trauma
Mekanisme cedera kepala dapat berlangsung peristiwa coup dan contrecoup. Lesi coup
merupakan lesi yang diakibatkan adanya benturan pada tulang tengkorak dan daerah
disekitarnya. Lesi contrecoup merupakan lesi di daerah yang letaknya berlawanan dengan
lokasi benturan. Akselerasi-Deselerasi terjadi akibat kepala bergerak dan berhenti mendadak
dan kasar saat terjadi trauma. Perbedaan densitas antara tulang tengkorak dan otak
menyebabkan tengkorak bergerak lebih cepat dari muatan intrakranialnya. Bergeraknya isi
dalam tengkorak memaksa otak membentur permukaan dalam tengkorak pada tempat yang
berlawanan dari benturan (PERDOSSI, 2007).
21

Fraktur Kepala (Tengkorak)


Fraktur tengkorak adalah retak atau patahnya tulang tengkorak. Benturan keras ke bagian kepala
dapat menyebabkan tengkorak menjadi retak atau patah yang ditandai dengan gejala, seperti
pembengkakan, memar, perdarahan di sekitar wajah.

 Fraktur tertutup

Fraktur tertutup biasanya terjadi ketika tulang mengalami keretakan, namun tidak membuat kulit penutup
tulang robek atau mengalami luka terbuka.

 Fraktur terbuka

Berbeda dengan fraktur tertutup, kondisi cedera tulang tengkorak ini diikuti oleh rusaknya kulit di tempat
terjadinya retakan. Kondisi ini dikenal dengan fraktur terbuka, dikarenakan tulang yang mengalami
kerusakan terlihat atau muncul dari robekan kulit.
22

Fraktur Kepala (Tengkorak)


 Fraktur Dasar Tengkorak (Basis Cranii)

Kerusakan jenis ini terjadi di daerah dasar tulang tengkorak. Area ini mencakup daerah tulang di sekitar
mata, telinga, hidung, atau tengkorak bagian belakang yang berdekatan dengan tulang belakang. Jenis
cedera tulang tengkorak ini sering diikuti robekan selaput otak, dan merupakan salah satu jenis cedera
tulang tengkorak yang paling fatal.

 Fraktur Depresi (patah tulang tengkorak cekung)

Dinamakan fraktur depresi, karena terdapat bagian patahan tulang yang terdorong ke dalam rongga otak,
membentuk cekungan.
23

Penanganan Fraktur Kepala (Tengkorak)


Dalam menangani kerusakan tulang tengkorak, penentuan jenis kerusakan menjadi sangat
krusial. Selain jenis kerusakan yang terjadi, penanganan juga akan ditentukan berdasarkan seberapa
parah kerusakan yang dialami dan keadaan pasca terjadinya kerusakan. Untuk mengantisipasi adanya
komplikasi, perlu dilakukan observasi medis di rumah sakit pada kasus cedera tulang tengkorak.
Prosedur operasi mungkin juga dibutuhkan jika kerusakan pada tulang tengkorak menyebabkan
adanya bagian tulang yang berpindah tempat atau pecah, atau jika terdapat bocornya cairan otak.
Ketika keretakan tulang tengkorak disertai dengan luka terbuka pada kulit, maka luka tersebut perlu
dibersihkan terlebih dulu. Hal ini untuk mencegah terjadinya infeksi pada kulit yang terluka. Selain
itu, dokter akan memberikan obat untuk meredakan gejala yang muncul, seperti nyeri dan mual.
24

Cedera Kepala Contercoup


Cedera otak ini mengacu pada kemunculan luka memar pada daerah yang berlawanan dengan
lokasi trauma. Jenis cedera ini mungkin terjadi ketika intensitas pukulan begitu hebat hingga tak hanya
membuat memar, tetapi juga menyebabkan perpindahan lokasi cedera karena otak terbanting ke sisi
yang berlawanan. Jika cedera otak kita termasuk yang sedang atau parah, membutuhkan perawatan
khusus di Intensive Care Unit (ICU) dengan alat-alat media, seperti ventilator, hingga mesin
EKG/EEG. Hal ini diperlukan, khususnya ketika mengalami koma atau tidak stabil secara medis.
Ketika dinyatakan stabil secara medis, akan dipindahkan ke ruangan dengan perawatan tingkat
menengah, di bawah ICU. Kemungkinan kita juga akan melewati rehabilitasi.
25
REFERENSI
http://medan.radiosmartfm.com/program/smart-fisioterapi/3122-fisioterapi-pada-trauma-kapitis-cedera-kepala.html
https://www.alomedika.com/penyakit/neurologi/cedera-otak-traumatik/penatalaksanaan
http://rsp.unand.ac.id/artikel/cidera-kepala
https://www.alodokter.com/trauma-kepala-berat
http://rsp.unand.ac.id/artikel/cidera-kepala
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic/article/download/14481/14054
https://amp.kompas.com/health/read/2020/07/26/073200968/cedera-kepala-jenis-penyebab-gejala-hingga-cara-mengatasinya
http://rsp.unand.ac.id/artikel/cidera-kepala
https://www.alodokter.com/cedera-kepala
https://www.alodokter.com/trauma-kepala-berat
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20191103172704-255-445246/pertolongan-pertama-pada-korban-yang-alami-benturan-kepala
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4740988/ini-yang-terjadi-ketika-tubuh-mengalami-luka-tusuk
https://www.sehatq.com/penyakit/cedera-kepala
https://hellosehat.com/saraf/otak-tulang-belakang/cedera-otak/
26

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai