Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN TAHUNAN

PROGRAM KESEHATAN JIWA DAN NAPZA PUSKESMAS

SRIKUNCORO TAHUN 2019

DISUSUN

OLEH

DIAN EKA MARSONO, SKM


NIP. 197912272008011009

KABUPATEN BENGKULU TENGAH

2019
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan

karunia-Nya akhirnya penyusunan Laporan Tahunan Program Kesehatan Jiwa dan NAPZA

ahun 2018 ini dapat diselesaikan.

Kami menyadari bahwa Laporan Tahunan Program Kesehatan Jiwa dan NAPZA ini

masih banyak kekurangan, namun kami mengharapkan dengan adanya Laporan Tahunan

Program Kesehatan Jiwa dan NAPZA ini dapat dijadikan salah satu sumber informasi dan

sebagai bahan evaluasi bagi pihak yang membutuhkan.

Untuk itu kami sangat mengharapkan saran dan masukan yang membangun dari

berbagai pihak demi perbaikan dan penyempurnaan laporan tahunan ini, sehingga apa yang

menjadi visi, misi dan target puskesmas dapat tercapai sesuai dengan yang kita harapkan.

Demikianlah Laporan Tahunan Program Kesehatan Jiwa dan NAPZA ini dibuat agar

dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam penyusunan perencanaan di masa yang akan

datang.

Srikuncoro, Desember 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gangguan jiwa dan perilaku, menurut The World Health Report dialami kira-kira

25 % dari seluruh penduduk pada suatu saat dalam hidupnya dan lebih dari 40 %

diantaranya didiagnosis secara tidak tepat sehingga menghabiaskan biaya untuk

pemeriksaan laboratorium dan pengobatan yang tidak tepat. Gangguan jiwa dan perilaku

dialami pada suatu ketika oleh kira-kira 105 populasi orang dewasa. Dalam laporan itu

dikutip juga dari penelitian yang menemukan bahwa 24 % dari pasien yang mengunjungi

dokter pada pelayanana dasar ternyata mengalami gangguan jiwa. 69 % dari pasien

tersebut datang dengan keluhan-keluhan fisik dan banyak diantaranya ternyata tidak

ditemukan gangguan fisiknya.

Indonesia telah menghadapi berbagai transformasi dan transisi diberbagai bidang

yang mengakibatkan terjadinya perubahan gaya hidup, pola perilaku dan tata nilai

kehidupan. Dalam bidang kesehatan terjadi transisi epidemiologik di masyarakat dengan

bergesernya kelompok penyakit menular ke kelompok penyakit tidak menular termasuk

berbagai jenis gangguan akibat perilaku manusia dan gangguan jiwa.

Dari hasil penelitian tahun 2002 di Propinsi Nangroe Aceh Darussalam 9 daerah

konflik di 20 puskesmas dari 10 Kabupaten/ kota terhadap pasien yang pertama kali

datang berobat, ternyata ditemukan 51,10 % mengalami gangguan kesehatan jiwa.

Penelitian terakhir di Jawa Barat tahun 2002 ditemukan 36 % pasien yang datang berobat

ke puskesmas mengalami gangguan kesehatan jiwa.

Gangguan jiwa dalam pandangan masyarakat masih identik dengan “gila”

( psikotik ) sementara kelompok gangguan jiwa lain seperti ancietas, depresi dan

gangguan jiwa yang tampil dalam bentuk berbagai keluhan fisik kurang dikenal.
Kelompok gangguan jiwa inilah yang banyak ditemukan dimasyarakat. Kelompok ini

akan datang ke tempat pelayanan kesehatan umum dengan keluhan fisiknya, sehingga

petugas kesehatan sering kali terfokus pada keluhan fisik tersebut dengan melakukan

berbagai pemeriksaan dan memberikan berbagai jenis obat untuk mengatasinya. Masalah

kesehatan jiwa yang melatarbelakangi keluhan fisik tersebut sering kali terabaikan,

sehingga pengobatan menjadi tidak efektif.

Dengan terbitnya UU No.23 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan

Peraturan Pemerintah No.25 tahun 2000 tentang kewenangan Pemerintah dan

Kewenangan Kabupaten/ Kota sebagai daerah otonom, terjadi perubahan dalam sistem

pemerintahan. Untuk menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan termasuk

kesehatan jiwa, maka disusun Standar Pelayanan Minimal dan Kewenangan Wajib yang

berlaku untuk Kabupaten/ Kota (Kepmenkes 1457/Menkes/SK/X/2003). Dengan

demikian maka tanggung jawab pelayanan kesehatan jiwa berada di Kabupaten/ Kota

dengan puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan dan Rumah Sakit Jiwa sebagai pusat

rujukan.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Tertanganinya kasus kesehatan jiwa pada pasien yang datang berobat ke pelayanan

kesehatan dasar Puskesmas Srikuncoro pada tahun 2019

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Mendeteksi secara dini kasus kesehatan jiwa yang datang ke pelayanan kesehatan

Puskesmas Srikuncoro pada tahun 2019

b. Menangani kasus kesehatan jiwa yang datang ke pelayanan kesehatan dasar sesuai

dengan kompetensi masing-masing tenaga kesehatan Puskesmas Srikuncoro pada

tahun 2019 .
c. Melakukan rujukan pada saat yang tepat bila ditemukan kasus di wilayah

Puskesmas Srikuncoro pada tahun 2019.

1.3 Manfaat

1.3.1 Sebagai bahan informasi dan evaluasi pelaksanaan Program Kesehatan Jiwa dan

NAPZA Puskesmas Srikuncoro Tahun 2019

1.3.2 Sebagai gambaran pencapaian Program Kesehatan Jiwa dan NAPZA Puskesmas

Srikuncoro Tahun 2019

1.3.3 Sebagai dasar pembuatan perencanaan Program Kesehatan Jiwa dan NAPZA

Puskesmas Srikuncoro Tahun 2019


BAB II

ANALISIS SITUASI

2.1 Kondisi Geografis

Puskesmas Srikuncoro merupakan puskesmas rawat jalan yang terletak di Desa

Srikuncoro Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah. Wilayah kerja

Puskesmas Srikuncoro meliputi 4 desa yaitu Desa Srikuncoro, Desa Srikaton, Desa

Pancamukti dan Desa Talang Pauh. Puskesmas Srikuncoro berjarak ± 32 km dari Karang

Tinggi sebagai Ibu Kota Kabupaten Bengkulu Tengah dan ± 14 km dari Kota Bengkulu

sebagai ibu kota Provinsi Bengkulu.

Batas-batas wilayah Puskesmas Srikuncoro

Sebelah Utara : Berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Pekik Nyaring

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Ratu Agung Kota

Bengkulu

Sebelah Timur : Berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Sidodadi

Sebelah Barat : Berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Pekik Nyaring

2.2 Visi, Misi dan Tata Nilai Puskesmas

2.2.1 Visi

Mewujudkan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Srikuncoro yang sehat, mandiri

dan berkeadilan

2.2.2 Misi

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan

2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi perorangan, keluarga dan masyarakat

3. Memelihara dan meningkatkan mutu pemerataan dan keterjangkauan pelayanan

kesehatan
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat

beserta lingkungannya

2.3 Visi Misi Program Kesehatan Jiwa dan NAPZA Puskesmas

Visi :

Mewujudkan masyarakat sehat mandiri dan berkeadilan di bidang kesehatan Jiwa dan

NAPZA

Misi :

1. Mendorong kemandirian masyarakat di bidang kesehatan Jiwa dan NAPZA

melalui pemberdayaan masyarakat

2. Memelihara dan meningkatkan kualitas pelayanan Kesehatan Jiwa dan NAPZA

untuk mencegah dampak yang merugikan bagi masyarakat

2.4 Tugas Pokok dan Fungsi Program Kesehatan Jiwa dan NAPZA

2.4.1 Tugas Pokok dan fungsi

Tupoksi Program Kesehatan Jiwa dan NAPZA adalah :

1. Menyusun perencanaan program kesehatan Jiwa dan NAPZA

2. Melakukan monitoring dan evaluasi program kesehatan jiwa dan

NAPZA

3. Melakukan pengawasan terhadap penderita gangguan jiwa

4. Melakukan koordinasi dan jejaring kemitraan dengan Lintas

Program/Lintas Sektoral

Adapun tugas pokok dan fungsi program kesehatan jiwa dan NAPZA secara teknis

adalah sebagai berikut :

1 Skrining Deteksi Dini Kesehatan Jiwa dan NAPZA

2 Pendampingan Penderita Gangguan Jiwa


2.4.2 Uraian Tugas

1 Menyusun perencanaan program kesehatan jiwa dan NAPZA di Puskesmas

Srikuncoro

2 Melakukan Skrining Deteksi Dini Kesehatan Jiwa dan NAPZA di wilayah kerja

Puskesmas Srikuncoro

3 Melakukan Pendampingan penderita gangguan jiwa dan NAPZA di wilayah kerja

Puskesmas Srikuncoro

4 Melakukan konseling kesehatan Jiwa dan NAPZA di Puskesmas Srikuncoro

5 Melakukan pengumpulan data yang berhubungan dengan kesehatan Jiwa dan

NAPZA di wilayah kerja Puskesmas Srikuncoro

6 Melakukan evaluasi dan membuat pelaporan Program Kesehatan Jiwa dan NAPZA

di Puskesmas Srikuncoro

7 Melakukan penyuluhan yang berhubungan dengan kesehatan Jiwa dan NAPZA di

wilayah kerja Puskesmas Srikuncoro

8 Membantu tugas-tugas yang ditugaskan oleh atasan langsung.


2.5 Penduduk

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Srikuncoro Tahun 2019 adalah

sebanyak 5419 jiwa dan 1600 KK. Untuk lebih terinci dapat dilihat pada tabel 2.1 di

bawah ini :

Tabel 2.1 Data Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Srikuncoro Tahun 2019

No Desa Jumlah KK Jumlah Penduduk

1 Srikuncoro 455 1592

2 Pancamukti 381 1182

3 Srikaton 268 870

4 Talang Pauh 496 1775

Jumlah 1600 5419

2.6 Sarana Prasarana

Program Kesehatan Jiwa dan NAPZA belum memiliki sarana dan prasarana yang

diperlukan untuk menjalankan kegiatan program.

2.7 Sumber Daya Manusia

Petugas penanggungjawab Program Kesehatan Jiwa dan NAPZA Puskesmas

Srikuncoro berjumlah 1 orang dengan latar belakang pendidikan S1 Kesehatan

Masyarakat tahun 2009 dan terhitung aktif sebagai penanggug jawab program kesehatan

jiwa dan NAPZA Puskesmas Srikuncoro per Januari 2016. Namun petugas tidak

memiliki STR Perawat Jiwa melainkan STR Kesehatan Masyarakat disebabkan karena

basic pendidikan petugas tidak memenuhi persyaratan untuk memperoleh STR perawat

jiwa.
2.8 Indikator Kinerja Program Keswa dan NAPZA

Indikator kinerja program kesehatan jiwa dan NAPZA Puskesmas Srikuncoro

Tahun 2019 dapat dilihat pada tabel 2.2 di bawah ini.

Tabel 2.2 Indikator Kinerja Program Kesehatan Lingkungan Puskesmas


Srikuncoro Tahun 2019

No Indikator Target 2019


(%)

1 Jumlah ODGJ Berat (psikotik/skizhofrenia) dapat pelayanan 100


keswa sesuai standar

2 Jumlah pengunjung usia 15-59 Thn dideteksi gang. emosional 100


perilaku (wawancara)

3 Jumlah ODGJ diperiksa status mental 100

4 Jumlah kasus pemasungan 0

5 Jumlah seluruh SMA dan yang sederajat yang menyelenggarakan 50%


upaya pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan jiwa dan
NAPZA

6 Jumlah Kasus kematian dari percobaan bunuh diri 0%

7 Jumlah kasus penyalahguna narkotika yang sudah mendapatkan 50%


pelayanan di IPWL

8 Jumlah minuman mengandung alkohol (liter) yang dikonsumsi Jml Liter


oleh penduduk umur ≥15 tahun
BAB III

KEGIATAN PROGRAM KESEHATAN JIWA DAN NAPZA

3.1 Pelaksanaan Kegiatan

3.1.1 Pelaksanaan Kegiatan Yang Bersumber Dana Dari BOK

Kegiatan Program Kesehatan Jiwa dan NAPZA yang bersumber dana dari Dana BOK

yang telah dilaksanakan pada Tahun 2019 diantaranya adalah :

1. Skrining Deteksi Dini Kesehatan Jiwa dan NAPZA

Pelaksanaan Skrining Deteksi Dini Kesehatan Jiwa dan NAPZA telah

dilaksanakan pada tahun 2019 berjumlah 100 kuisioner dilakukan secara acak dari 4

desa yaitu Desa Srikuncoro , Desa Sri Katon, Desa Panca Mukti, Desa Talang Pauh .

Secara umum kegiatan terlaksana dengan lancar, Skrining Kesehatan Jiwa dan

NAPZA sudah tercapai 100%. Adapun rincian Skrining Kesehatan Jiwa dan NAPZA

yang terjaring di Desa Srikuncoro : skizhofrenia 2 orang, Desa Sri Katon :

skizhofrenia 3 Orang , Desa Panca Mukti :skizhofrenia 4 orang, Desa Talang Pauh :

skizhofrenia 4 orang.

2. Pendampingan Penderita Gangguan Jiwa

Kegiatan Pendampingan Penderita Gangguan Jiwa yang dilakukan pada tahun

2018 berjumlah 13 orang dilakukan di Desa Srikuncoro : skizhofrenia 2 orang, Desa

Sri Katon : skizhofrenia 3 Orang , Desa Panca Mukti :skizhofrenia 4 orang, Desa

Talang Pauh : skizhofrenia 4 orang dilakukan sebanyak 4 kali di 8 tempat, yaitu pada

Bulan Mei, Juli, Oktober dan Desember 2019.


3.1.2. Pencapaian Kinerja Program Kesehatan Jiwa dan NAPZA Puskesmas

Srikuncoro Tahun 2019

Pencapaian kinerja Program Kesehatan Lingkungan Puskesmas Srikuncoro

Tahun 2019 dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini.

Tabel 3.1 Pencapaian Kinerja Program Kesehatan Jiwa dan NAPZA Puskesmas
Srikuncoro Tahun 2019

No Indikator Target 2019 Pencapaian


(%) 2019 (%)

1 Jumlah ODGJ Berat (psikotik/skizhofrenia) dapat 100 100


pelayanan keswa sesuai standar
2 Jumlah pengunjung usia 15-59 Thn dideteksi gang. 100 100
emosional perilaku (wawancara)

3 Jumlah ODGJ diperiksa status mental 100 100

4 Jumlah kasus pemasungan 0 0

5 Jumlah seluruh SMA dan yang sederajat yang 50% 0


menyelenggarakan upaya pencegahan dan
pengendalian masalah kesehatan jiwa dan NAPZA

6 Jumlah Kasus kematian dan percobaan bunuh diri 0% 0

7 Jumlah kasus penyalahguna narkotika yang sudah 50% 100


mendapatkan pelayanan di IPWL

8 Jumlah minuman mengandung alkohol (liter) yang Jml Liter 0


dikonsumsi oleh penduduk umur ≥15 tahun

Berdasarkan data pencapaian program kesehatan Jiwa dan NAPZA Puskesmas

Srikuncoro, ditemukan beberapa permasalahan dalam pencapaian target program yaitu :


a. Belum tercapainya target jumlah seluruh SMA dan yang sederajat yang

menyelenggarakan upaya pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan jiwa dan

NAPZA yaitu 0 % dari target 50 %

b. Belum tercapainya target Jumlah kasus penyalahguna narkotika yang sudah

mendapatkan pelayanan di IPWL 0 % dari target 50%

c. Belum di ketahuinya Jumlah minuman mengandung alkohol (liter) yang dikonsumsi

oleh penduduk umur ≥15 tahun

3.3 Kendala dan Hambatan

a. Pada pelaksanaan kegiatan Skrining Kesehatan Jiwa dan NAPZA disekolah SMA dan

yang sederajat belum dianggarkan dananya.

b. Petugas belum mendapatkan pelatihan tentang khusus tentang KESWA dan NAPZA

c. Pengetahuan masyarakat masih rendah mengenai Keswa dan NAPZA

d. Tidak semua masyarakat memiliki kemampuan secara ekonomi untuk membawa


penderita gangguan jiwa dan NAPZA berobat ke RS Jiwa

e. Pendampingan yang dilakukan oleh petugas masih belum sesuai standar

f. Adanya informasi dan program kesehatan Jiwa dan NAPZA yang terus berkembang,

perlu dilakukan upaya pembinaan kader kesehatan secara berkelanjutan

g. Tidak semua sekolah memiliki kemampuan finansial untuk melakukan skrining

deteksi dini kesehatan jiwa dan NAPZA

h. Pelaksanaan Pendampingan dilakukan oleh petugas langsung ke rumah masyarakat

yang beerdasarkan laporan kader atau masyarakat. Kendala yang sering dihadapi

adalah seringkali penderita gangguan jiwa tidak ada di tempat , penderita gangguan

jiwa mengamuk , kurangnya dukungan keluarga dan masyarakat sekitarnya


BAB IV

PENUTUP

2.1 Kesimpulan

Indikator Program kesehatan Jiwa dan Napza Puskesmas Srikuncoro yang belum

mencapai target yaitu :

a. Belum tercapainya target jumlah seluruh SMA dan yang sederajat yang

menyelenggarakan upaya pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan jiwa

dan NAPZA yaitu 0 % dari target 50 %

b. Belum di ketahuinya Jumlah minuman mengandung alkohol (liter) yang

dikonsumsi oleh penduduk umur ≥15 tahun .

2.2 Saran

a. Melaksanakan kegiatan yang sudah ditetapkan pada RPK dengan sebaik-baiknya

agar pencapaian setiap indikator dapat ditingkatkan

b. Meningkatkan kerjasama lintas sektor untuk pencapaian target indikator program

c. Membuat RUK tahun 2020 untuk pelaksanaan kegiatan pencegahan dan

pengendalian KESWA dan NAPZA ke SMA dan yang sederajat, menjaring kasus

penyalah gunaan narkotika dan melakukan rujukan, menjaring penduduk umur

≥15 tahun yang meminum- minuman beralkohol.

Anda mungkin juga menyukai