DISUSUN
OLEH
2019
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karunia-Nya akhirnya penyusunan Laporan Tahunan Program Kesehatan Jiwa dan NAPZA
Kami menyadari bahwa Laporan Tahunan Program Kesehatan Jiwa dan NAPZA ini
masih banyak kekurangan, namun kami mengharapkan dengan adanya Laporan Tahunan
Program Kesehatan Jiwa dan NAPZA ini dapat dijadikan salah satu sumber informasi dan
Untuk itu kami sangat mengharapkan saran dan masukan yang membangun dari
berbagai pihak demi perbaikan dan penyempurnaan laporan tahunan ini, sehingga apa yang
menjadi visi, misi dan target puskesmas dapat tercapai sesuai dengan yang kita harapkan.
Demikianlah Laporan Tahunan Program Kesehatan Jiwa dan NAPZA ini dibuat agar
dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam penyusunan perencanaan di masa yang akan
datang.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Gangguan jiwa dan perilaku, menurut The World Health Report dialami kira-kira
25 % dari seluruh penduduk pada suatu saat dalam hidupnya dan lebih dari 40 %
pemeriksaan laboratorium dan pengobatan yang tidak tepat. Gangguan jiwa dan perilaku
dialami pada suatu ketika oleh kira-kira 105 populasi orang dewasa. Dalam laporan itu
dikutip juga dari penelitian yang menemukan bahwa 24 % dari pasien yang mengunjungi
dokter pada pelayanana dasar ternyata mengalami gangguan jiwa. 69 % dari pasien
tersebut datang dengan keluhan-keluhan fisik dan banyak diantaranya ternyata tidak
yang mengakibatkan terjadinya perubahan gaya hidup, pola perilaku dan tata nilai
Dari hasil penelitian tahun 2002 di Propinsi Nangroe Aceh Darussalam 9 daerah
konflik di 20 puskesmas dari 10 Kabupaten/ kota terhadap pasien yang pertama kali
Penelitian terakhir di Jawa Barat tahun 2002 ditemukan 36 % pasien yang datang berobat
( psikotik ) sementara kelompok gangguan jiwa lain seperti ancietas, depresi dan
gangguan jiwa yang tampil dalam bentuk berbagai keluhan fisik kurang dikenal.
Kelompok gangguan jiwa inilah yang banyak ditemukan dimasyarakat. Kelompok ini
akan datang ke tempat pelayanan kesehatan umum dengan keluhan fisiknya, sehingga
petugas kesehatan sering kali terfokus pada keluhan fisik tersebut dengan melakukan
berbagai pemeriksaan dan memberikan berbagai jenis obat untuk mengatasinya. Masalah
kesehatan jiwa yang melatarbelakangi keluhan fisik tersebut sering kali terabaikan,
Kewenangan Kabupaten/ Kota sebagai daerah otonom, terjadi perubahan dalam sistem
kesehatan jiwa, maka disusun Standar Pelayanan Minimal dan Kewenangan Wajib yang
demikian maka tanggung jawab pelayanan kesehatan jiwa berada di Kabupaten/ Kota
dengan puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan dan Rumah Sakit Jiwa sebagai pusat
rujukan.
1.2 Tujuan
Tertanganinya kasus kesehatan jiwa pada pasien yang datang berobat ke pelayanan
a. Mendeteksi secara dini kasus kesehatan jiwa yang datang ke pelayanan kesehatan
b. Menangani kasus kesehatan jiwa yang datang ke pelayanan kesehatan dasar sesuai
tahun 2019 .
c. Melakukan rujukan pada saat yang tepat bila ditemukan kasus di wilayah
1.3 Manfaat
1.3.1 Sebagai bahan informasi dan evaluasi pelaksanaan Program Kesehatan Jiwa dan
1.3.2 Sebagai gambaran pencapaian Program Kesehatan Jiwa dan NAPZA Puskesmas
1.3.3 Sebagai dasar pembuatan perencanaan Program Kesehatan Jiwa dan NAPZA
ANALISIS SITUASI
Puskesmas Srikuncoro meliputi 4 desa yaitu Desa Srikuncoro, Desa Srikaton, Desa
Pancamukti dan Desa Talang Pauh. Puskesmas Srikuncoro berjarak ± 32 km dari Karang
Tinggi sebagai Ibu Kota Kabupaten Bengkulu Tengah dan ± 14 km dari Kota Bengkulu
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Ratu Agung Kota
Bengkulu
2.2.1 Visi
dan berkeadilan
2.2.2 Misi
kesehatan
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat
beserta lingkungannya
Visi :
Mewujudkan masyarakat sehat mandiri dan berkeadilan di bidang kesehatan Jiwa dan
NAPZA
Misi :
2.4 Tugas Pokok dan Fungsi Program Kesehatan Jiwa dan NAPZA
NAPZA
Program/Lintas Sektoral
Adapun tugas pokok dan fungsi program kesehatan jiwa dan NAPZA secara teknis
Srikuncoro
2 Melakukan Skrining Deteksi Dini Kesehatan Jiwa dan NAPZA di wilayah kerja
Puskesmas Srikuncoro
Puskesmas Srikuncoro
6 Melakukan evaluasi dan membuat pelaporan Program Kesehatan Jiwa dan NAPZA
di Puskesmas Srikuncoro
sebanyak 5419 jiwa dan 1600 KK. Untuk lebih terinci dapat dilihat pada tabel 2.1 di
bawah ini :
Tabel 2.1 Data Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Srikuncoro Tahun 2019
Program Kesehatan Jiwa dan NAPZA belum memiliki sarana dan prasarana yang
Masyarakat tahun 2009 dan terhitung aktif sebagai penanggug jawab program kesehatan
jiwa dan NAPZA Puskesmas Srikuncoro per Januari 2016. Namun petugas tidak
memiliki STR Perawat Jiwa melainkan STR Kesehatan Masyarakat disebabkan karena
basic pendidikan petugas tidak memenuhi persyaratan untuk memperoleh STR perawat
jiwa.
2.8 Indikator Kinerja Program Keswa dan NAPZA
Kegiatan Program Kesehatan Jiwa dan NAPZA yang bersumber dana dari Dana BOK
dilaksanakan pada tahun 2019 berjumlah 100 kuisioner dilakukan secara acak dari 4
desa yaitu Desa Srikuncoro , Desa Sri Katon, Desa Panca Mukti, Desa Talang Pauh .
Secara umum kegiatan terlaksana dengan lancar, Skrining Kesehatan Jiwa dan
NAPZA sudah tercapai 100%. Adapun rincian Skrining Kesehatan Jiwa dan NAPZA
skizhofrenia 3 Orang , Desa Panca Mukti :skizhofrenia 4 orang, Desa Talang Pauh :
skizhofrenia 4 orang.
Sri Katon : skizhofrenia 3 Orang , Desa Panca Mukti :skizhofrenia 4 orang, Desa
Talang Pauh : skizhofrenia 4 orang dilakukan sebanyak 4 kali di 8 tempat, yaitu pada
Tabel 3.1 Pencapaian Kinerja Program Kesehatan Jiwa dan NAPZA Puskesmas
Srikuncoro Tahun 2019
a. Pada pelaksanaan kegiatan Skrining Kesehatan Jiwa dan NAPZA disekolah SMA dan
b. Petugas belum mendapatkan pelatihan tentang khusus tentang KESWA dan NAPZA
f. Adanya informasi dan program kesehatan Jiwa dan NAPZA yang terus berkembang,
yang beerdasarkan laporan kader atau masyarakat. Kendala yang sering dihadapi
adalah seringkali penderita gangguan jiwa tidak ada di tempat , penderita gangguan
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Indikator Program kesehatan Jiwa dan Napza Puskesmas Srikuncoro yang belum
a. Belum tercapainya target jumlah seluruh SMA dan yang sederajat yang
2.2 Saran
pengendalian KESWA dan NAPZA ke SMA dan yang sederajat, menjaring kasus