Anda di halaman 1dari 4

ABSES PERIAPIKAL

DINAS KESEHATAN No. Dokumen : 445/ 430/SOP/VII/2016 PUSKESMAS


KAB.LAMPUNG UTARA KOTABUMI II
Tanggal Terbit : 24 Januari 2016 Disetujui oleh,
Kepala Puskesmas Kotabumi II

SOP
:0
No. Revisi
dr. Hj. Yoane Lisa
Halaman : 1/4 NIP.198003242009032001

1.Pengertian Lesilikuafesi bersifa takut / kronis yang menyebar atau terlokalisir di


dalam tulang aveolar.

2.Tujuan Menghilangkan rasa sakit dan mempercepat penyembuhan

3.Kebijakan SK kepala puskesmas Kotabumi II tentang pelayanan medis periapikal


abses.

4.Referensi 1. KeputusanMenteriKesehatan No. HK.02.02 / Men Kes / 62 / 2015


TentangPanduanPraktikKlinisBagiDokter Gigi
2. Buku Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas tahun 2007

5.Prosedur 1.Anamnesa
2.Gejala klinis dan pemeriksaan :
1. Apabila abses periapiks kronis tidak ada gejala klinis biasanya
ada fistula intra oral.
2. Apabila abses periapeks akut terjadi rasa sakit pada palpasi dan
perkusi dan diikuti pembengkkan di daerah akar gigi.
3.Tindakan :
Bila terjadi abses selain dilakukan pembukaan kamar pulpa untuk
drainase , kemudian petugas memberikan resep obat antibiotika
(amoxicillin/erythromycin / tetrasiklin/ metronidazole) dan analgetik-
anti inflamasi (paracetamol / diclofenac / ibuprofen) selama 4 hari,
dengan dosis sebagai berikut :
1. Amoxicillin
a. dosis anak BB < 20 kg : 20-40 mg/kg BB sehari
b. dosis dewasa/ anak BB > 20 kg : 250-500 mg
c. waktu pemberian : tiap 8 jam (3x1)
d. cara pemberian : diminum dengan air
e. Indikasi : infeksi yang disebabkan oleh kuman gram
negative dan gram positif.
f. Kontra Indikasi : pasien yang hipersensitif terhadap
penisilin dan derivatnya
2. Erythromycin
a. dosis anak : 30-50 mg/kg BB sehari
b. dosis dewasa : 250 mg tiap 6 jam, 500 mg tiap 12 jam
c. cara pemberian : diminum dengan air sesudah makan.
d. Indikasi : infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram
negative dan gram positif, untuk penderita yang alergi
penisilin.
e. Kontra erythromycin Indikasi : pasien yang hipersensitif
terhadap pada penderita hepar.
3. Tetrasiklin
a. dosis anak > 8 tahun (BB < 45 kg) : 25-50 mg/kg BB
sehari
b. dosis dewasa : 250 - 500 mg
c. waktu pemberian : tiap 6 jam (4x1)
d. cara pemberian : diminum dengan air sebelum makan
(pada saat perut kosong)
e. Indikasi :- infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram
positif aerob.
f. Kontra Indikasi : wanita hamil dan anak-anak
4. Metronidazole
a. dosis dewasa : 7,5/kg BB ( ± 500 mg untuk BB 70 kg)
b. dosis maximal 4 gram/hari
c. waktu pemberian : 3x sehari selama 7-10 hari
d. cara pemberian : diminum dengan air
e. Indikasi : infeksi yang disebabkan oleh bakteri anaerob,
untuk abses bisa dikombinasikan dengan amoxicillin
f. Kontra Indikasi : hipersensitif terhadap metronidazole,
wanita hamil yang menderita trichomoniasis pada
trimester I, pasien yang mempunyai penyakit SSP aktif dan
riwayat penyakit “blood discrasia”.
5. Paracetamol
a. Dosis anak 6-12 tahun : 250-500 mg
b. Dosis dewasa : 500 mg
c. Waktu pemberian : 3-4 x sehari
d. Cara pemberian : diminum dengan air
e. Indikasi : analgetik-antipiretik
f. Kontra indikasi : gangguan fungsi hati yang berat,
penderita tukak lambung6
6. Diclofenac
a. Dosis anak > 14 tahun : 75-100 mg sehari
b. Dosis dewasa : 100-200 mg sehari
c. Waktu pemberian : 2-3 x sehari
d. Cara pemberian : ditelan utuh dengan air sebelum makan
No :445/ 430/SOP/VII/2016 4/4
e. Indikasi : analgetik-antipiretik-anti inflamasi
Kontra indikasi : hipersensitif terhadap obat ini, penderita
tukak lambung/salurancerna, anak-anak < 14 tahum,
wanita hamil dan menyusui
7. Ibuprofen
a. Dosis dewasa : 200-400 mg
b. Waktu pemberian : 3-4 x sehari
c. Cara pemberian : diberikan bersama makanan / susu
d. Indikasi : analgetik-antipiretik-anti inflamasi
e. Kontra indikasi : wanita hamil dan menyusui, punya
riwayat penyakit saluran cerna bagian atas (ulcus peptic)
gangguan fungsi ginjal, gangguan pembuluh darah.
8. Petugas meminta kepada pasien untuk kembali 4 hari kemudian
9. Apabila pasien menghendaki untuk dilakukan restorasi yang
lebih kuat, maka petugas bisa merujuk ke Rumah sakit untuk
dilakukan perawatan extirpasi pulpa,
10. Apabila sudah tidak memungkinkan direstorasi (karena karies
besar/luas), petugas melakukan extraksi, dengan memberikan
Informed consent terlebih dahulu kepada pasien / wali pasien,
kemudian petugas memberi resep obat seperti di atas

No :445/ 430/SOP/VII/2016 4/4


6. Diagram Alir
anamnesa

Pemeriksaa

Resep R
drainase

Memungkink
an restorasi Rujuk

resep R selesai
ekstraksi

7.Dokumen Terkait 1. Rekam Medik


2. Inform Concent
3. Resep
4. Buku Register

No :445/ 430/SOP/VII/2016 4/4

Anda mungkin juga menyukai