Anda di halaman 1dari 3

ABSES PERIAPIKAL

No. Dokumen : ........../UKP GIGI/2018


No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/4

UPT PUSKESMAS dr. M. ALI IMRAN


SOOKO NIP.19760630 200501 1
008
1. Pengertian Lesi likuefaksi bersifat akut/kronis yang menyebar atau terlokalisir di dalam
tulang alveolar.
2. Tujuan Sebagai acuan petugas untuk melakukan diagnosa Absses Periapikal.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas nomor 188.4/019/405.09.23/2018,
Tentang pelayanan klinis Puskesmas Sooko
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/menkes/62/2015 tentang panduan praktik klinis bagi dokter gigi.
5. Prosedur/ 1. Petugas melakukan anamnesis (subjective)
Langkah- Nyeri dan sakit pada saat untuk mengunyah, kadang disertai munculnya
langkah benjolan abses dan pembengkakan.
2. Petugas melakukan pemeriksaan oral
- Apabila abses periapekal kronis tidak ada gejala klinis biasanya ada
fistula intra oral.
- Apabila abses periapekal akut terjadi rasa sakit pada palpasi dan
perkusi dan diikuti pembengkakan di daerah akar gigi.
3. Petugas melakukan diagnosa dengan diagnosis banding Kista dan
granuloma,
4. Pada pasien abses dan periodontitis diberikan resep obat terlebih dahulu
kemudian pasien diminta kembali 3 hari kemudian (setelah habis obat).
Obat yang diresepkan adalah antibiotic (amoxicillin/ erythromycin/
tetrasiklin/ metrodidazole) dan analgetik (paracetamol/ diclofenak/
ibuprofen) dengan dosis sebagai berikut :
I. Amoxicillin
 dosis anak BB < 20 kg : 20-40 mg/kg BB sehari
 dosis dewasa/ anak BB > 20 kg : 250-500 mg
 waktu pemberian : tiap 8 jam (3x1)
 cara pemberian : diminum dengan air
 Indikasi : infeksi yang disebabkan oleh kuman gram - & gram +
 Kontra Indikasi : pasien hipersensitif penisilin dan derivatnya
II. Erythromycin
 dosis anak : 30-50 mg/kg BB sehari
 dosis dewasa : 250 mg tiap 6 jam, 500 mg tiap 12 jam
 cara pemberian : diminum dengan air sesudah makan
 Indikasi :- infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram - & gram +
 untuk penderita yang alergi penisilin
 Kontra Indikasi :- pasien hipersensitif erythromycinpada
penderita periodontal hepar.
III. Tetrasiklin
 dosis anak > 8 tahun (BB < 45 kg) : 25-50 mg/kg BB sehari
 dosis dewasa : 250 - 500 mg
 waktu pemberian : tiap 6 jam (4x1)
 cara pemberian : diminum dengan air sebelum makan (pada saat
perut kosong)
 Indikasi :- infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram + aerob
koken
 Kontra Indikasi : - wanita hamil dan anak-anak

IV. Paracetamol
 Dosis anak 6-12 tahun : 250-500 mg
 Dosis dewasa : 500 mg
 Waktu pemberian : 3-4 x sehari
 Cara pemberian : diminum dengan air
 Indikasi : analgetik-antipiretik
 Kontra indikasi :
- gangguan fungsi hati yang berat
- penderita tukak lambung
V. Diclofenac
 Dosis anak > 14 tahun : 75-100 mg sehari
 Dosis dewasa : 100-200 mg sehari
 Waktu pemberian : 2-3 x sehari
 Cara pemberian : ditelan utuh dengan air sebelum makan
 Indikasi : analgetik-antipiretik-anti inflamasi
 Kontra indikasi :- hipersensitif terhadap obat ini
- penderita tukak lambung/ saluran cerna
- anak-anak < 14 tahum, wanita hamil & menyusui
VI. Ibuprofen
 Dosis dewasa : 200-400 mg
 Waktu pemberian : 3-4 x sehari
 Cara pemberian : diberikan bersama makanan/ susu
 Indikasi : analgetik-antipiretik-anti inflamasi
 Kontra indikasi :
- wanita hamil dan menyusui
- punya riwayat penyakit saluran cerna bagian atas (ulcus peptic)
- gangguan fungsi ginjal
- gangguan pembuluh darah
- asma
- Gagal jantung, hipertensi
- lupus eritematosus sistemik
5. Pasien mengambil obat
6. Unit Terkait Pelayanan gigi
7. Diagram
Mulai Anamnesa
Alir/Flow chart

Pemeriksaan fisik

Tidak
Tindakan
Menentukan
sesuai
Abses diagnosa
Diagnosa
Periapikal banding
baru

ya

Memberikan Selesai
Resep Obat

8. Rekaman Historis
No Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan Tgl.

Anda mungkin juga menyukai