Anda di halaman 1dari 12

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN APLIKASI TIKTOK SEBAGAI MEDIA

PEMBELAJARAN JARAK JAUH DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN


PERCAKAPAN BAHASA JEPANG (会話) BAGI PESERTA DIDIK

NOVA ZIRA FITRIA

19180011

PENDIDIKAN BAHASA JEPANG

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INGGRIS

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasaan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara (UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS). Samino (2010 : 37)
menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh orang
dewasa atau pendidik kepada orang yang belum dewasa (peserta didik) untuk
memperoleh kedewasaan, baik kedewasaan jasmani, rohani maupun sosial. sedangkan
Yusufhadi (2009) menyatakan bahwa pendidikan merupakan wadah terjadinya
perkembangan tranformasi informasi dimana pendidikan merupakan proses yang
berlangsung seumur hidup, dapat berlangsung kapan dan di mana saja, yaitu pada saat
dan tempat yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhan peserta didik.
Demikian pula menurut Francis J. Brown yang mengatakan bahwa pendidikan
adalah sebuah proses yang membawa perubahan dalam perilaku masyarakat. Ini adalah
proses yang memungkinkan setiap individu untuk berpartisipasi secara efektif dalam
aktivitas masyarakat dan memberikan kontribusi positif terhadap kemajuan masyarakat.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pendidikan
merupakan proses pembentukan yang berfungsi untuk membantu mengembangkan
potensi-potensi seseorang yang ada dalam dirinya entah itu secara langsung maupun tidak
langsung agar bermanfaat bagi dirinya sendiri serta bagi orang-orang disekitarnya.
Pendidikan dapat dikatakan juga sebagai sesuatu yang penting dan juga mendasar
dalam kehidupan manusia. Pendidikan menjadikan manusia sebagai manusia yang
seutuhnya. Mendidik sendiri dapat dikatakan sebuah langkah engan tujuan untuk
membuat manusia mengerti akan jati dirinya. Dalam melakukan suatu pendidikan
bertujuan menjadikan peserta didik itu sendiri menjadi seseorang yang lebih bersifat
dewasa baik itu pemikiran, tindakan, perilaku dan tidak hanya dewasa dalam fisik saja.
Pendidikan sendiri dapat melalui pendidikan nonformal, formal serta informal.
Pendidikan umumnya yang lebih dikenal dikalangan masyarakat yaitu pendidikan formal.
Dimana pendidikan formal disebut juga sebagai pendidikan persekolahan yang dimulai
dari SD hingga Perguruan Tinggi. Pendidikan formal rata–rata di Indonesia hanya sampai
SMA dan jarang yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi. SMA merupakan jenjang
pendidikan menengah yang merupakan lanjutan dari jenjang pendidikan formal SMP atau
MTs. Pembelajaran yang ada pada jenjang SMA pada umumnya memiliki mata pelajaran
baru yang belum pernah diberikan atau dipelajari dijenjang sebelumnya yaitu SMP.
Dalam era pendidikan pada masa sekarang ini salah mata pelajaran yang belum
atau jarang diajarkan yaitu mata pelajaran Bahasa Jepang. Mempelajari bahasa asing
dalam era sekarang ini sangat penting karena dapat memberikan keterampilan yang dapat
meningkatkan daya saing di dunia luar pada peserta didik. Dengan memperbanyak
pengetahuan akan ilmu berbahasa asing, dengan contohnya seperti memperbanyak belajar
atau menambah kosakata serta mempelajari penulisan huruf bahasa asing itu dapat
menambah kemampuan seseorang dalam belajar mengenai bahasa asing. Akan tetapi
yang banyak menjadi permasalahan disini terutama yang dirasakan oleh para peserta
didik, salah satunya yaitu mereka kesusahan untuk mempraktekkannya kedalam
percakapan secara langsung. Yang menentukan tingkat kebisaan seseorang terutama
dalam berbahasa seseorang tergantung dari bagaimana seseorang itu mempelajari akan
suatu bahasa dan dilihat dari kuantitas, kualitas dan kemampuan yang dimiliki. .
Kesulitan dari peserta didik sendiri dalam mempelajari Bahasa Jepang yaitu masalah
menghafal, menambah kosakata serta kurang terbiasa melakukan percakapan atau 会話
secara langsung dengan benar. Dikarenakan dalam pembelajaran biasa, guru tidak
mungkin mengulang kosakata atau mempraktekkan pola percakapan bahasa Jepang
secara terus menerus. Sehingga kemampuan 会話 peserta didik dalam berbahasa Jepang
sangat kurang dan terbata-bata.
Selain cara mengajar guru yang biasa saja dan tidak menarik juga merupakan
alasan kenapa kemampuan berbahasa bahasa Jepang seorang peserta didik sangat kurang
Pemilihan media pembelajaran dalam pelajaran Bahasa Jepang haruslah tepat
dikarenakan agar materi yang dipelajari bisa dipahami dan dimengerti oleh peserta didik.
Berbagai macam media sangatlah beragam tetapi harus tetap dipilih sesuai dengan tujuan
serta karakteristik dalam pembelajaran Bahasa Jepang. Dalam upacaya meningkatkan
kemampuan percakapan 会話 serta mengetahui pengucapan dengan benar dalam bahasa
Jepang yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, media aplikasi Tik Tok dapat menjadi
sebuah pilihan.
Pada era dimana Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sudah maju seperti
saat ini, pemanfaatan teknologi dalam aspek pendidikan menjadi salah satu kemudahan
yang ditawarkan dalam teknologi untuk setiap proses pebelajaran lebih baik lagi. Di era
globalisasi penggunaan internet berkembang sangat drastis. Salah satu situs yang paling
diminati masyarakat dewasa ini adalah TikTok. Aplikasi TikTok adalah sebuah jaringan
sosial dan platform video musik Tiongkok yang diluncurkan pada September 2016.
Aplikasi tersebut membolehkan para pemakai untuk membuat video musik pendek
mereka sendiri. Sepanjang kuartal pertama (Q1) 2018, TikTok mengukuhkan diri sebagai
aplikasi paling banyak diunduh yakni 45,8 juta kali. Jumlah itu mengalahkan aplikasi
populer lain semacam YouTube, WhatsApp, Facebook Messenger, dan Instagram
(Fatimah Kartini Bohang, 2018). Hingga pada tahun 2022 ini, ada sekitar puluhan ribu
juta pengguna aktif aplikasi TikTok di Indonesia dan mayoritas dari pengguna aplikasi
TikTok di Indonesia sendiri adalah anak milenial, usia sekolah, atau biasa dikenal dengan
generasi Z.
Dalam konteks pembelajaran, TikTok dapat dimanfaatkan sebagai salah satu
media ajar agar pembelajaran berlangsung menarik dan tidak monoton. Karena
perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat tentu akan berpengaruh juga
terhadap pendidikan dan media pembelajaran. Menurut Coombs dalam Hidayati (2012)
terdapat beberapa subsistem yang menentukan keberhasilan pembelajaran, diantaranya
media/alat bantu pembelajaran, teknologi serta tenaga pengajar. Tenaga pengajar
merupakan fasilitator dalam proses belajar mengajar yang sangat berperan dalam
pencapaian tujuan belajar. Pemilihan Strategi pembelajaran yang menarik dan tidak
monoton serta media pengajaran yang tepat akan membantu meningkatkan pemahaman
siswa terhadap suatu topik atau materi pembelajaran secara efektif. Keberhasilan proses
belajar mengajar ditunjang oleh alat dan media yang digunakan pendidik.
Sudah saatnya kini para pendidik tidak lagi menggunakan cara-cara konvensional
dalam pembelajaran di kelas. Pergeseran paradigma pendidikan khususnya dalam
pembelajaran di kelas seharusnya sejalan dengan perkembangan teknologi. Salah satunya
adalah dengan memanfaatkan teknologi melalui youtube sebagai media pembelajaran.
Dengan TikTok, pendidik dapat menampilkan video pembelajaran yang interaktif,
menarik dan menyenangkan. Melalui TikTok peserta didik juga dapat menumbuhkan
kreativitas diri dan menjadi media untuk berekspresi.
Maka dari itu aplikasi Tiktok sangat cocok digunakan sebagai media pembelajaran
bahasa Jepang yang terfokus kepada kemampuan percakapan atau ( 会 話 ). Aplikasi
TikTok dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang efektif. Pertama, aplikasi
TikTok memenuhi kebutuhan belajar siswa. Kedua, aplikasi TikTok menarik minat siswa
karena keterbaharuannya, dan memiliki banyak fitur yang dapat diimplementasikan ke
dalam pembelajaran. Dan yang terakhir, aplikasi TikTok ekuivalen dengan perkembangan
kematangan dan pengalamannya serta karakteristik peserta didik yang merupakan
generasi milenial, yang lekat dan dekat dengan dunia digital khususnya gawai. Maka dari
itu, peneliti memilih Tiktok sebagai aspek penelitian dalam meningkatkan kemampuan
percakapan (会話) berbahasa Jepang.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana efektifitas aplikasi TikTok sebagai media pembelajaran dalam
meningkatkan kemampuan Kaiwa peserta didik?
2. Apakah penggunaan aplikasi TikTok sebagai media pembelajaran efektif untuk
meningkatkan kemampuan 会話 peserta didik?
3. Seberapa besar keefektifan penggunaan aplikasi TikTok sebagai media pembelajaran
untuk meningkatkan kemampuan 会話 peserta didik?
4. Apa saja hambatan-hambatan yang dihadapi peserta dalam menggunakan platfrom
TikTok sebagai media pembelajaran?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Untuk mengetahui keektifitasan aplikasi TikTok sebagai media pembelajaran dalam
meningkatkan kemampuan 会話 peserta didik.
2. Untuk mengetahui apakah aplikasi TikTok sebagai media pembelajaran efektif untuk
meningkatkan kemampuan 会話 peserta didik
3. Untuk mengetahui seberapa besar keefektifan penggunaan aplikasi TikTok sebagai
media pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan 会話 peserta didik
4. Untuk mengetahui apa saja hambatan-hambatan yang dihadapi peserta dalam
menggunakan platfrom TikTok sebagai media pembelajaran.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi peserta didik
dalam meningkatkan kemampuan 会 話 bahasa Jepang. Maka dari itu, sesuai dengan
tujuan penelitian di atas, adapun manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis
a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan bantuan pemikiran terhadap
dunia pendidikan, khususnya tentang pentingnya kreativitas guru dalam
memanfaatkan platfrom TikTok sebagai media pembelajaran dalam
meningkatkan kemampuan 会話 peserta didik
b. Sebagai rujukan dan referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya, terutama
bagi guru-guru bahasa Jepang dalam memaksimalkan TikTok untuk
meningkatkan kemampuan 会話 peserta didik
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah, memberikan bahan pertimbangan kebijakan bagi sekolah dalam
menentukan dan memanfaatkan teknologi pendidikan terutama video dari
TikTok demi meningkatkan kualitas belajar mengajar untuk mencapai
kompetensi dan tujuan belajar yang telah ditentukan dan diharapkan.
b. Bagi Guru dan Dosen, memberikan informasi yang benar tentang penggunaan
video dari TikTok dalam pembelajaran, agar menjadi pertimbangan positif
dalam memaksimalkan proses belajar mengajar dan dapat mendesain ulang
pemanfaatan TikTok kearah yang lebih positif dan kreatif serta dinamis bukan
statis.
E. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dipakai penulis adalah metode penelitian kualitatif. Dalam
penelitian kualitatif peneliti menjadi instrumen, oleh karena itu dalam penelitian kualitatif
instrumennya adalah orang atau human instrument. Untuk menjadi isntrumen peneliti
harus mampu bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi
lebih jelas dan bermakna. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui
penggunaan video dari TikTok sebagai media pembelajaran peserta didik. Penggunaan
metode dimaksudkan agar kebenaran yang diungkapkan benar-benar dapat di
pertanggung jawabkan dan memiliki bukti ilmiah yang akurat dan dapat dipercaya.

F. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini ada dua jenis variabel, yaitu variabel independen dan variabel
dependen, yang menjadi variabel independen dalam penelitian ini adalah efektivitas
media pembelajaran (X1), minat belajar (X2), dan motivasi belajar (X3) sedangkan
variabel dependennya adalah hasil belajar (Y). Untuk menghindari pemahaman yang
berbeda terhadap penelitian, maka perlu dijelaskan definisi operasional masingmasing
variabel yaitu:
a. Efektvitas Media Pembelajaran (X1)
Efektivitas media pembelajaran adalah alat perantara informasi antara
pendidik dengan peserta didik dalam menyampaikan materi pembelajaran
sehingga peserta didik dapat menerima pesan yang disampaikan dengan jelas dan
dimengerti yang dapat meningkatkan hasil belajar. Adapun yang menjadi
indikator efektivitas media pembelajaran dalam penelitian ini antara lain yaitu,
kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, kesesuaian terhadap isi bahan pelajaran,
keterampilan guru menggunakannya dan sesuai dengan taraf berpikir siswa.
b. Minat Belajar (X2)
Minat belajar adalah keterlibatan seseorang dengan segenap kegiatan yang
dilakukan dengan penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan dan mencapai
pemahaman tentang pelajaran bahasa Jepang yang dipelajarinya melalui latihan
percakapan dan pemahaman. Indikator minat belajar dalam penelitian ini adalah
perhatian, ketertarikan, dan rasa senang.
c. Motivasi Belajar (X3)
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar menjamin kelangsungan dan memberikan arah
pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Indikator
motivasi belajar dalam penelitian ini antara lain yaitu, tekun mengulang
percakapan berbahasa Jepang, hasrat/keinginan untuk berhasil, ulet menghadapi
kesulitan dan adanya dorongan atau kebutuhan dalam belajar melalui aplikasi
TikTok.
d. Hasil Belajar (Y)
Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa selama berlangsungnya
proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu. Umumnya hasil belajar
dalam sekolah berbentuk pemberian nilai dari guru kepada siswa sebagai indikasi
sejauh mana siswa telah menguasai meteri pelajaran yang disampaikannya,
biasanya prestasi belajar ini dinyatakan dengan angka, huruf atau kalimat dan
terdapat dalam periode tertentu.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran terdiri dari dua kata yaitu media dan pembelajaran.
Media sendiri berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata
“medium”. Secara harfiah, artinya adalah “perantara” atau “pengantar”. Media
pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik dalam maupun
di luar kelas (Arsyad, 2011:7). Sedangkan Asyhar (2011:8) berpendapat bahwa,
media pembelajaran adalah yang mampu membuat suasana pembelajaran
kondusif dengan siswa dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dan
efisien yang mana suasana tersebut didapat karena adanya penyampai atau
penyalur pesan secara terencana dari suatu sumber. Pendapat lain juga
disampaikan oleh Haryono (2015:47) berpendapat bahwa, media belajar adalah
disampaikannya materi pembelajaran dengan menggunakan alat dan bahan.
Sedangkan menurut Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education
Association/NEA) media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun
audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat
dilihat, didengar, dan dibaca.
Berdasarkan pemaparan definisi media pembelajaran dari beberapa ahli, maka
disimpulkan media pembelajaran adalah alat yang dapat digunakan untuk
penyampaikan pengetahuan dari guru kepada siswa sehingga dapat menumbuhkan
minat dan motivasi siswa dalam berpikir serta tercapainya tujuan pembelajaran
secara efektif.

2. Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran


Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
meningkatkan minat belajar siswa. Media mempunyai banyak sekali manfaat
dalam penggunaannya di proses pembelajaran. Beberapa ahli mengemukakan
manfaat dari media pembelajaran. Sudjana dan Rivai (2011:2) berpendapat
bahwa, manfaat media pengajaran dalam 13 proses belajar siswa yaitu;
a. Agar perhatian siswa tertarik sehingga memupuk motivasi atau
semangat belajar;
b. Makna bahan pengajaran lebih jelas sehingga memungkinkan tujuan
dalam pembelajaran tercapai dan dikuasai oleh siswa; dan;
c. Siswa lebih banyak melakukan aktivitas belajar karena tidak hanya
sebagau pendengar materi yang disampaikan oleh guru tetapi juga
kegiatan lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan
lain-lain.
Berdasarkan pendapat Sudjana dan Rivai tersebut maka dapat dikatakan
manfaat media pembelajaran sebenarnya adalah untuk lebih menekankan
pembelajaran kepada siswa agar termotivasi, menguasai tujuan pembelajaran dan
lebih banyak beraktifitas dalam pembelajaran. Sedangkan Asyhar (2011:42)
mengemukakan bahwa manfaat penggunaan media dalam pembelajaran yaitu,
memperluas sajian materi pembelajaran sehingga siswa mempunyai banyak
pilihan yang disesuiakan dengan karakteristik ataupun kebutuhannya. Selain itu
menambah kemenarikan dalam hal tampilan materi yang meningkatkan motivasi
serta minat belajar sehingga siswa fokus dalam pembelajaran dan efektifitas
dalam belajar meningkat. Pendapat ahli lain tentang manfaat media pembelajaran
selanjutnya yaitu Arsyad (2011:26) berpendapat bahwa, dalam proses belajar
mengajar manfaat yang diperoleh dari digunakannya media yaitu;
a. Informasi serta pesan tersaji dengan jelas;
b. perhatian siswa lebih terarah; dan
c. mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu.
Dari pendapat tersebut dalam memperjelas penyajian pesan dan infomasi
bertujuan meningkatkan hasil belajar sedangkan pada perhatian siswa yang lebih
terarah agar siswa lebih semangat atau termotivasi dalam belajar. Media
pembelajaran dalam mengatasi kekurangan atau keterbatasan memang sangat
dibutuhkan, misalnya saja materi 14 yang disampaikan berkenaan dengan daerah
yang jauh dari lokasi sekolah dapat diberikan misalnya dengan penggunaan media
gambar atau video. Berdasarkan pemaparan manfaat dari ketiga ahli tersebut,
maka dapat disimpulkan manfaat media pembelajaran antara lain:
a. Menumbuhkan motivasi serta semangat siswa dalam belajar karena
dengan adanya media pembelajaran membuat perhatian siswa tertarik
sehingga siswa fokus dalam kegiatan pembelajaran.
b. Memperjelas dan memperluas sajian materi dengan keterbatasan
indera, ruang dan waktu sehingga siswa lebih banyak melakukan
kegiatan belajar.

3. Jenis-jenis Media Pembelajaran


Ada beberapa jenis media pembelajaran yang bisa digunakan dalam proses
pengajaran antara lain:
a. Media grafis
Media grafis sering juga disebut media dua dimensi, yakni
mempunyai ukuran panjang dan lebar. Seperti gambar, foto, grafik,
bagan atau diagram, poster, kartun, komik dan lain-lain.
b. Media tiga dimensi
Media tiga dimensi yaitu media yang dalam bentuk model seperti
model padat (solid model), model penampang, model susun, model
kerja, mock up, diorama, dan lain-lain.
c. Media proyeksi
Media proyeksi merupakan media yang digunakan dengan bantuan
proyektor. Seperti slide, film, animasi dan lain-lain.
d. Penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran.

Munculnya multimedia dan teknologi telah mengubah cara guru dalam mengajar,
begitu pula cara siswa belajar. Dengan berbasis multimedia cara penyampaian
komunikasi informasi dapat dilakukan lebih efektif dalam memberikan informasi.
Dengan kata lain, apapun persoalan yang memerlukan penjelasan lebih terperinci
dapat dijelaskan secara animasi dan video. Penjelasan itu lebih penting untuk
menjadikan masalah yang abstrak menjadi lebih nyata, sehingga lebih mudah
dipahami

B. Aplikasi TikTok
Aplikasi TikTok adalah sebuah jaringan sosial dan platform video musik
Tiongkok yang dluncurkan pada September 2016. Aplikasi tersebut membolehkan
para pemakai untuk membuat video musik pendek mereka sendiri. Sepanjang kuartal
pertama (Q1) 2018, TikTok mengukuhkan diri sebagai aplikasi paling banyak
diunduh yakni 45,8 juta kali. Jumlah itu mengalahkan aplikasi populer lain semacam
YouTube, WhatsApp, Facebook Messenger, dan Instagram (Fatimah Kartini Bohang,
2018). Menurut tekno.kompas.com ada sekitar 10 juta pengguna aktif aplikasi Tik
Tok di Indonesia. Mayoritas dari pengguna aplikasi Tik Tok di Indonesia sendiri
adalah anak milenial, usia sekolah, atau biasa dikenal dengan generasi Z.

Anda mungkin juga menyukai