Anda di halaman 1dari 6

1

PEMBINAAN SPIRITUAL ANAK UNTUK MENINGKATKAN


KECERDASAN DAN MEMBENTUK AKHLAKUL KARIMAH

Giyarsi, S.Sy., M.Pd1


UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu
Manusia diciptakan dengan dianugerahi dua macam kekuatan, yaitu
kekuatan jasmani dan kekuatan rohani, kemampuan lahiriyah dan kemampuan
bathiniyah. Kedua kekuatan tersebut hendaknya dimanfaatkan secara baik dan
seimbang untuk membina hidup yang selamat dan sejahtera dan bahagia materiil
dan spiritual. Sebagai makhluk sosial, kekuatan lahir dan bathin manusia
merupakan perangkat pemberian Tuhan baginya untuk mengemban tugas sebagai
khalifatullah. (Sanusi, 2006).

Problematikan yang banyak dihadapi masyarakat saat ini adalah


kurangnya kemampuan seseorang dalam mengolah dan menyeimbangkan kedua
kekuatan yang ia miliki, terutama terkait kekutan bathiniyah atau spiritual.
Akibatnya, pada kehidupan saat ini banyak terjadi berbagai krisis dalam
masyarakat, diantaranya yang sangat jelas adalah maraknya krisis spiritual dan
krisis moral. Kedua krisis ini memiliki hubungan yang sangat erat, karena pada
dasarnya keberadaan krisis moral berasal dari merebaknya krisis spiritual yang
ada di masyarakat. (Sukidi, 2004). Dari sini muncullah berbagai penyakit jiwa
yang berakibat stres dan frustasi yang mengakibatkan keburukan bagi diri sendiri
maupun orang lain. Pada akhirnya, kemulyaan martabat manusia akan semakin
merosot dan hancur, dan mengancam peradaban dan eksistensi manusia itu
sendiri. (Abdul Muhayya, 2001). Oleh sebab itu, penguatan nilai spiritual harus
diupayakan sejak dini dengan memperhatikan potensialitas seorang anak.
Kemampuan untuk menyerap dan merenungkan diri pada seorang anak sebagai
subjek dan objek pendidikan, mengandung pendidikan dalam meningkatkan
pengetahuan dan pengalaman dunia spiritual (Kadir, 2016). Dengan demikian,
anak mampu menyeimbangkan kemampuan dalam dirinya dan mampu meraih

1
Penulis lahir di Bengkulu Utara, 22 Agustus 1991, penulis merupakan Dosen UIN
Fatmawati Sukarno Bengkulu dalam bidang Ilmu Pendidikan Islam, penulis menyelesaikan gelas
Sarjana Syariah di Sekolah Tinggi Agama Islam At Tahdzib Jombang (2017) dan gelar Magister
Pendidikan Agama Islam di IAIN Bengkulu (2017)
2

keberhasilan pendidikan secara utuh, baik dari segi intelektual, emosional maupun
spiritual.

Berawal dari berbagai permasalahan di atas, penulis, bekerja sama dengan


masyarakat berupaya untuk melaksanakan pembinaan terhadap spiritual anak
yang bertujuan untuk meningkatkan keimanan, ketaqwaan, dan kecerdasan anak.
Dengan pembinaan spiritual ini, anak diharapkan mampu menguasai kedua
kekuatan yang dimilikinya, baik kekuatan lahiriyah maupun kekuatan bathiniyah
sehingga anak dapat memahami dan memaknai hidupnya dengan baik dan
bijaksana, mampu mengembangkan kemampuannya baik dalam bidang spiritual,
emosional maupun intelektual.

Kegiatan pembinaan spiritual ini dilaksanakan di Madrasah Diniyah


Awaliyah (MDA) Baitu Muttaqin Desa Bukit Harapan Kecamatan Pinang Raya
Kabupaten Bengkulu Utara, di bawah naungan Badan Pembina Kanak-Kanak
Wahidiyah Cabang (BPKW) Bengkulu Utara. MDA Baitul Muttaqin merupakan
salah satu lembaga pendidikan informal keagamaan yang berperan di bidang
pendidikan dan pembinaan kanak-kanak desa Bukit Harapan. Disamping kegiatan
pendidikan keagamaan, seperti pendidikan baca tulis al Qur’an dan ibadah
kemasyarakatan, MDA Baitul Muttaqin juga melaksanakan pogram pembinaan
spiritual kepada anak didik. Dalam hal ini, penulis ikut berperan langsung sebagai
pengurus, pembina dan tenaga pendidik.

Adapun kegiatan pembinaan spiritual bagi peserta didik yang dilakukan


penulis adalah sebagai berikut:

1. Penanaman nilai-nilai ajaran wahidiyah dalam diri anak, meliputi:


a. LILLAH, artinya segala amal apa saja, perbuatan lahir dan perbuatan
batin, baik yang wajib, sunah maupun mubah, lebih-lebih yang
berhubungan langsung dengan Allah SWT, asal bukan perbuatan yang
melanggar syariat dan undang-undang, bukan perbuatan yang merugikan,
melaksanakannya supaya disertai niat beribadah kepada Allah dengan
ihlas lillahi ta’ala, tanpa pamrih suatu apapun.
b. BILLAH, artinya di dalam setiap perbuatan gerak gerik lahir maupun
batin, dimanapun dan kapan saja, supaya hati kita senantiasa merasa dan
3

beri’tikad bahwa yang menciptakan dan menitahkan itu semua adalah


Allah SWT.
c. LIL-RASUL, artinya segala amal ibadah atau perbuatan apa saja, asal
tidak melanggar syariat Rasul SAW, disamping diniati LILLAH seperti di
atas, supaya juga diikuti dengan niat mengikuti tuntunan Rasulullah SAW.
d. BIL-RASUL, artinya dalam setiap perbuatan gerak gerik kita lahir maupun
batin, di samping sadar BILLAH seperti di atas, supaya senantiasa sadar
dan merasa mendapatkan jasa Rasulullah SAW.
e. Yukti Kulla Dzi Haqqin Haqqoh, artinya agar supaya kita senantiasa
berusaha mengutamakan untuk memenuhi segala bidang kewajiban dari
pada menuntut hak, baik kewajiban terhadap Allah wa Rasulihi SAW,
maupun kewajiban-kewajiban yang berhubungan dengan masyarakat di
segala bidang dan makhluk pada umumnya.
f. Taqdimul Aham Fal Aham Tsummal Anfa’ Fal Anfa’, artinya ketika kita
dihadapkan pada dua pilihan atau lebih, maka kita harus bisa
mendahulukan yang lebih penting, kemudian jika sama-sama pentingnya,
maka dipilih yang lebih besar manfaatnya.
Penanaman nilai-nilai ajaran wahidiyah tersebut pembina lakukan dalam
setiap kegiatan peserta didik, pembina senantiasa mengingatkan untuk
menerapkan nilai-nilai ajaran wahidiyah. Baik dilingkungan MDA, di
lingkungan sekolah dan maupun keluargakeluarga.
2. Memperbanyak membaca sholawat dengan mengamalkan sholawat
wahidiyah, dengan cara:
a. Mujahadah Yaumiyah, yaitu dilakukan secara rutin setiap hari sekali
hataman, dengan membaca Sholawat Wahidiyah.
b. Mujahadah Usbuiyah, dilakukan setiap seminggu sekali pada malam
jum’at dengan metode semi seremonial, meliputi acara pembukaan,
pembacaan sholawat, pembacaan tahlil, kuliah wahidiyah, dan penutup.

Gambar 1. Pengisi acara mujahadah Usbuiyah


4

c. Mujahadah Syahriyah, yang dilakukan setiap satu bulan sekali, bertepatan


pada hari minggu pada minggu ke dua. Acara ini dilakukan secara
seremonial dengan susunan acara pembukaan, pembacaan ayat suci al
Qur’an, pembacaan sholawat, pembacaan tahlil, prakata panitia, sambutan-
sambutan, amanah/kuliah wahidiyah dan penutup. Semua pengisi acara
selain amanah/kuliah wahidiyah adalah kanak-kanak peserta didik MDA
Baitul Muttaqin, dan dihadiri oleh jamaah desa Bukit Harapan.

Gambar 2. Jama’ah mujahadah Syahriyah


3. Melaksanakan mujahadah khusus kecerdasan, yaitu mujahadah yang
dilaksanakan untuk memohon kecerdasan dan budi luhur (akhlaqul karimah)
yang dibimbingkan oleh mualif Sholawat Wahidiyah. Aurod dan petunjuk
pelaksanaannya yaitu:
a. Sediakan air dalam gelas, botol atau bejana lainnya
b. Membaca al fatihah 3x khususkan kepada Rasulullah SAW;
c. Mohon syafaat kepada Rasulullah SAW dengan memohon sebagai berikut,
“Ya Rasulalloh, syafaatilah kami yang senantiasa berlumuran dosa dan
berlarut-larut dalam kedholiman ini. Mohonkanlah kepada Allah SWT
agar kami sekeluarga diberi ampunan, hidayah dan taufiq yang sempurna,
rizki yang mudah, lurus dan barokah serta diberi kejernihan hati,
kecerdasan akal fikiran, keluhuran budi dan ilmu yang bermanfaat. Lalu
membaca “Yaa Sayyidii Yaa Rasulalloh”, diulang-ulang selama kurang
lebih 30 menit. Setelah itu, ulangi memohon kepada Rasulullah SAW
seperti di atas;
d. Tutup dengan membaca alfatihah 1 kali, kemudian tiupkan pada air
tersebut.
5

e. Minum air pada keesokan harinya sebelum/sekitar matahari terbit dan


sebelum makan/minum apapun. Ketika akan minum membaca
bismillahirrahmanirrahiim dan Yaa Sayyidii Yaa Rasulalloh 3/7 kali.
f. Lakukan hal di atas berturut-turut setiap sore hari atau malam selama 40
hari. Satu hari minimal 1 kali.
4. Melaksanakan berbagai perlombaan keagamaan, yaitu lomba wudhu, adzan,
sholat, tahlil, mujahadah sholawat wahidiyah, baca Qur’an dan baca puisi.

Gambar 3. Pembagian hadiah pemenang lomba

Semua kegiatan diatas pembina terapkan secara rutin kepada seluruh anak
didik untuk membentuk dan meningkatkan spiritual yang kuat dalam jiwa anak.
Dengan demikian, anak akan mudah dalam mempelajari ilmu-ilmu keagamaan
dan ilmu-ilmu pengetahuan lainnya, serta mudah dalam membentuk akhlakul
karimah anak. Disamping itu, dengan terbiasa memimpin acara-acara di depan
umum, anak lebih mudah untuk meningkatkan rasa percaya diri dan menjadi
kebanggaan tersendiri bagi orang tua.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Muhayya, A. S. (2001). Tasawuf dan Krisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


Kadir, A. (2016, Februari). Visi Spiritual dalam Islam Pengembangan
Implementasi Kepribadian Muslim. p. 3.
Majid, N. (2000). Islam Doktrin dan Peradaban. Jakarta: Paramadina.
Sanusi, R. (2006). Kuliah Wahidiyah. Jombang: DPP PSW.
Sukidi. (2004). Rahasia SUkses Hidup Bahagia: Kecerdasan Spiritual. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Yazdi, M. H. (1994). Ilmu Hudhuri, Terj. Ahsin Muhammad. Bandung: Mizan.
6

BIODATA DIRI
1. Nama Lengkap : Giyarsi
2. NIP : 199108222019032006
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. NPWP : 91.673.492.4-328.000
5. Tempat, Tanggal Lahir : Bukit Harapan, 22 Agustus 1991
6. Pangkat/Golongan : III/b
7. Jabatan : Dosen Ilmu Pendidikan Islam
8. Spesialisasi : Ilmu Pendidikan Islam
9. Tempat Tugas : Fakultas Tarbiyah dan Tadris
10. Unit kerja : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu
11. Alamat dan No. Telp. Kantor : Jln. Raden Fatah Pagar Dewa Kota Bengkulu
12. Pendidikan Terakhir : S2 Pendidikan Agama Islam
13. Nama Sekolah/Perguruan Tinggi : Institut Agama Islam Negeri Bengkulu
14. Tahun Lulus : 2017
15. Agama : Islam
16. Alamat Rumah : Gg. Mandiri 1, RT 46 RW 04 Kel. Sukarami
17. HP/Email : 082330484670 / agiyarsi@gmail.com
18. No. Rekening : 0115-01-105733-50-5
19. Bank/Cabang : BRI

Anda mungkin juga menyukai