Anda di halaman 1dari 28

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Evolene adalah brand supplement fitness asli Indonesia di bawah PT Anugrah

Inti Makmur Indonesia yang didirikan oleh Christian Dicky, awal 2019 lalu. Evolene

berfokus menyediakan nutrisi tambahan bagi masyarakat Indonesia, dengan tujuan

mengajak untuk hidup sehat dan mendapatkan badan ideal.

PT. Anugrah Inti Makmur Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di

Industri suplemen kesehatan dan terus berkembang setiap tahun nya. Untuk saat ini

brand yang sedang kita kembangkan adalah flimty, Evolene, Byoote.

Evolene juga berkomitmen mengantarkan produk lokal tidak kalah bersaing secara

kualitas dengan merk internasional.

Evolene memiliki visi dan misi ingin memperjuangkan produk lokal asli

Indonesia yang nantinya bisa di ekspor, meskipun Indonesia bukan penghasil susu

protein. Bahan baku Evolene telah melalui multiple filtrasi yang artinya telah disaring

berkali kali sehingga lebih halus dan mudah diserap oleh tubuh. Susu ini memiliki

kandungan protein yang tinggi efektif untuk membangun massa otot selama program

bulking. Kaya akan asam lemak omega tiga yang tinggi kalori namun sangat cocok

dikonsumsi untuk program penambahan berat badan. Sumber karbohidrat kompleks

yang memiliki kemampuan penyerapan sangat baik oleh tubuh.

B. Deskripsi Karakteristik Responden

Profil responden atau karakteristik data responden yang akan dibahas dalam

penelitian ini adalah: Jenis kelamin, umur, status, pendidikan, pekerjaan, dan
pendapatan. Data responden ini memberikan penjelasan untuk konstribusi responden

yang telah dijadikan sampel oleh peneliti dalam penelitian ini.

Dalam hal ini yang menjadi responden adalah konsumen Susu Whey Protein

Merk Evolene di kota Padang. Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan pada

penelitian ini adalah penyebaran kuesioner pada 150 responden dan diproses melalui

aplikasi SPSS 25.

1. Karakteristik Responden Berdasar Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui karakteristik jenis kelamin para


responden sebagai berikut:

Gambar 4. 1 Persebaran Responden Menurut Jenis Kelamin


Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 25. Tahun 2022

Pada gambar 4.1 dapat dilihat hasil dari persebaran kuesioner kepada seluruh

responden berdasarkan jenis kelamin yang terdiri dari sebanyak 70% responden laki-

laki, dan sebanyak 30% responden perempuan. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa

yang menjadi responden paling banyak adalah laki-laki.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui karakteristik umur para responden

sebagai berikut:
Gambar 4. 2 Persebaran Responden Menurut Umur
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 25. Tahun 2022

Pada gambar 4.2 dapat dilihat hasil dari persebaran kuesioner kepada seluruh

responden berdasarkan umur. Responden yang paling banyak yaitu umur 20-30 tahun

tahun sebanyak 118 orang (78,7%).

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui karakteristik pendidikan para

responden sebagai berikut:

Gambar 4.3 Persebaran Responden Menurut Pendidikan


Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 25. Tahun 2022
Pada gambar 4.3 dapat dilihat hasil dari persebaran kuesioner kepada seluruh

responden berdasarkan pendidikan. Responden terbanyak dengan tingkat Pendidikan

Perguruan Tinggi sebanyak 101 orang (67,3%).

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui karakteristik pekerjaan para

responden sebagai berikut:

Gambar 4.4 Persebaran Responden Menurut Pekerjaan


Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 25. Tahun 2022

Pada gambar 4.4 dapat dilihat hasil dari persebaran kuesioner kepada seluruh

responden berdasarkan pekerjaan. Responden yang paling banyak yaitu pekerjaan

sebagai wiraswasta sebanyak 58 orang (38,7%).

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui karakteristik pendapatan para

responden sebagai berikut:


Gambar 4.5 Persebaran Responden Menurut Pendapatan
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 25. Tahun 2022

Pada gambar 4.5 dapat dilihat hasil dari persebaran kuesioner kepada seluruh

responden berdasarkan pendapatan. Responden yang paling banyak yaitu Rp

1.000.000-Rp 3.000.000 sebanyak 56 orang (37,3%).

C. Deskripsi Jawaban Responden


1. Deskrispi Variabel Keunggulan bersaing produk (Y)

Tabel 4.1 Keunggulan bersaing produk (Y)

Pertanyaan Jawaban
No.
1 2 3 4 5
Keunggulan Bersaing

1 Evoleme sudah mengantongi izin 5 0 9 83 53


BPOM dan MUI dibanding pesaingnya (3,3%) (6,0%) (55,3%) (35,3%)

2 Evolene menawarkan harga yang 5 0 16 97 32


Mampu Bersaing dengan produk lainnya (3,3%) (10,7%) (64,7%) (21,3%)
3 Evolene produk yang memiliki kualitas 5 9 23 83 30
yang baik (3.3%) (6.0%) (15,3%) (55,3%) (20,0%)

4 Evolene mampu bertahan terhadap 5 0 20 118 7


ancaman produk pesaingnya (3,3%) (13,3%) (78,7%) (4,7%)
5 Evolene selalu mengedukasi 5 0 0 106 39
penggunanya untuk menerapkan gaya (3,3%) (70,7%) (26,0%)
hidup sehat

Sesuai tabel 4.1 disimpulkan jumlah responden terkait keunggulan bersaing

produk, pernyataan yang paling banyak terdapat pada ” Evolene mampu bertahan

terhadap ancaman produk pesaingnya” dengan jawaban setuju sebesar 78,7%.

2. Deskripsi Variabel Kualitas (X1)

Tabel 4.2 Kualitas (X1)

Jawaban
No. Pertanyaan
1 2 3 4 5
Kualitas
6 Evolene memiliki kemasan yang 5 0 9 112 24
berkesan mewah (3,3%) (6,0%) (74,7%) (16,0%)
7 Evolene memberikan manfaat dan 5 0 7 106 32
nutrisi bagi penggunanya (3,3%) (4,7%) (70,7%) (21,3%)
8 Evolene memiliki kadaluarsa yang 5 7 24 83 31
lebih lama (3,3%) (4,7%) (16,0%) (55,3%) (20,7%)
9 Evolene menyertakan batasan umur 5 0 21 102 22
untuk mengkonsumsi pada kemasan (3,3%) (14,0%) (68,0%) (14,7%)
10 Evolene memiliki warna kemasan 4 8 24 83 31
yang menarik (2,7%) (5,3%) (16,0%) (55,3%) (20,7%)
11 Evolene memiliki varian rasa yang 5 0 14 103 28
menarik (3,3%) (9,3%) (68,7%) (18,7%)
Sumber: SPSS 25, 2022

Sesuai tabel 4.2 disimpulkan jumlah responden terkait kualitas produk,

pernyataan yang paling banyak terdapat pada ” Evolene memiliki kemasan yang

berkesan mewah” dengan jawaban setuju sebesar 74,7%.

.
3. Deskrispi Variabel Inovasi

Tabel 4.3 Inovasi (X2)

Jawaban
No. Pertanyaan
1 2 3 4 5

Inovasi
12 Evolene membuat/menciptakan variasi 5 0 18 101 26
produk baru (3,3%) (12,0%) (67,3%) (17,3%)

13 Evolene menambah varian rasa yang 5 0 14 109 22


baru (3,3%) (9,3%) (72,7%) (14,7%)
14 Evolene membuat kemasan baru dan 5 0 25 94 26
memperbaiki kemasan (3,3%) (16,7%) (62,7%) (17,3%)
15 Evolene selalu menambahkan formula 5 0 22 103 20
baru pada produknya (3,3%) (14,7%) (68,7%) (13,3%)
16 Evolene melakukan uji laboratorium 5 0 27 109 9
pada produknya sebelum dipasarkan (3,3%) (18,0%) (72,7%) (6,0%)

12 Evolene membuat/menciptakan variasi 5 0 18 101 26


produk baru (3,3%) (12,0%) (67,3%) (17,3%)

Sumber: SPSS 25, 2022

Sesuai tabel 4.3 disimpulkan bahwa jumlah responden terkait inovasi produk,

pernyataan yang paling banyak terdapat pada ” Evolene menambah varian rasa yang baru

dan Evolene melakukan uji laboratorium pada produknya sebelum dipasarkan” dengan

jawaban sangat setuju sebesar 72,7%.

4. Deskrispi Variabel Harga Produk (X3)

Tabel 4.4 Harga Produk (X3)


Jawaban
No. Pertanyaan
1 2 3 4 5
Harga
17 Harga Evolene sesuai dengan kualitas 5 0 7 93 45
produk. (3,3%) (4,7%) (62,0%) (30,0%)
18 Harga Evolene sesuai dengan 5 7 28 80 30
pendapatan masyarakat (3,3%) (4,7%) (18,7%) (53,3%) (20,0%)
19 Harga Evolene sesuai dengan manfaat 5 7 9 101 28
yang dirasakan konsumen (3,3%) (4,7%) (6,0%) (67,3%) (18,7%)

20 Harga Evolene relatif terjangkau oleh 5 7 24 90 24


masyarakat Indonesia. (3,3%) (4,7%) (16,0%) (60,0%) (16,0%)

Sumber: SPSS 25, 2022

Sesuai tabel 4.4 disimpulkan jumlah responden terkait harga produk,

pernyataan yang paling banyak terdapat pada ” Harga Evolene sesuai dengan manfaat

yang dirasakan konsumen” dengan jawaban setuju sebesar 67,3%.

C. Hasil Penelitian

1. Analisis Deskriptif

Pada penelitian ini statistik deskriptif yang akan disajikan adalah nilai minimum,

maksimum, jumlah skor, rata-rata (mean), dan standar devisiasi dari variabel kualitas,

inovasi, harga produk dan keunggulan bersaing produk dapat dilihat pada tabel 4.1

berikut ini.

Tabel 4.5 Statistika Deskriptif

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation
Keunggulan_Bersaing 150 5.00 25.00 3000.00 20.0000 3.42121
Kualitas 150 6.00 30.00 3552.00 23.6800 4.11467
Inovasi 150 5.00 25.00 2922.00 19.4800 3.36727
Harga 150 4.00 20.00 2357.00 15.7133 3.19466
Valid N (listwise) 150
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 25. Tahun 2022

Berdasarkan tabel diatas, nilai minimum variabel keunggulan bersaing yaitu 5,

nilai maksimum 25, jumlah skor 3000, nilai rata-rata sebesar 20,0 dengan standar

deviasi 3,421. Selanjutnya nilai minimum variabel kualitas yaitu 6, nilai maksimum
30, jumlah skor 3552, nilai rata-rata sebesar 23,68 dengan standar deviasi 4,114. Nilai

minimum variabel inovasi yaitu 5, nilai maksimum 25, jumlah skor 2922, nilai rata-

rata sebesar 19,48 dengan standar deviasi 3,367. Nilai minimum variabel harga produk

yaitu 4, nilai maksimum 20, jumlah skor 2357, nilai rata-rata sebesar 15,71 dengan

standar deviasi 3,194.

2. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Uji Validitas merupakan pengamatan yang dilihat akurat. Validitas juga

menentukan seberapa baik nya suatu hasil teknik atau instrument dalam mengukur

suatu konsep (Sekaran & Bougie, 2016). Dalam penelitian ini uji validitas digunakan

untuk mengukur valid atau tidaknya suatu item pertanyaan dari kuisioner yang telah

disebarkan kepada responden yang menjadi objek penelitian. Dalam uji validitas ini

peneliti menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95% dengan tingkat kesalahan

(alpha) 5%. Hasil R hitung tiap variabel dibandingkan dengan nilai R tabel (0,361)

dengan sampel untuk uji validitas sebanyak 30 responden, adapun dasar pengambilan

keputusan sebagai berikut:

a) Jika Rhitung> Rtabel (0,361) , Maka data tersebut valid.

b) Jika Rhitung< Rtabel (0,361) , Maka data tersebut tidak valid.

Tabel 4. 6 Hasil Uji Validitas


Perta
Variabel r-tabel r-hitung Kriteria
nyaan
1 0,915 Valid
Keunggulan 2 0,884 Valid
Bersaing 3 0,361 0,837 Valid
(Y) 4 0,856 Valid
5 0,884 Valid
Kualitas 6 0,361 0,900 Valid
(X1) 7 0,898 Valid
8 0,934 Valid
9 0,875 Valid
10 0,905 Valid
11 0,905 Valid
12 0,923 Valid
13 0,932 Valid
Inovasi
14 0,361 0,919 Valid
(X2)
15 0,903 Valid
16 0,931 Valid
1 0,920 Valid
Harga 2 0,976 Valid
(X3) 3 0,361 0,941 Valid
4 0,965 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 25. Tahun 2022

Dari hasil uji validitas diatas, terdapat 3 variabel X dengan masing-masing 6

butir pertanyaan dalam X1 (Kualitas), 6 butir pertanyaan dalam X2 (Inovasi), 4 butir

pertanyaan untuk variabel X3 (Harga), dan 5 butir pernyataan untuk variabel Y

(Keunggulan Bersaing) dimana Rhitung > Rtabel (0,361), maka data tersebut valid.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari semua butir indikator pernyataan semua

variabel tersebut dinyatakan valid dan dapat dilanjutkan ke uji reliabilitas.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan melihat apakah hasil pengukuran relaitf konsisten jika

dilakukan secara berulang kali atau mengukur hasil yang akan didapat bisa dipercaya.

Dapat diketahui pada tabel dibawah sebagai perbandingan nilai kriteria indeks

koefisien reliabilitas.

Tabel 4.7 Indeks Koefisien Reliabilitas


No Nilai Interval Kriteria
1 < 0,20 Sangat Rendah
2 0,20 - 0,399 Rendah
3 0,40 - 0,599 Cukup
4 0,60 - 0,799 Tinggi
5 0,80 - 1,00 Sangat Tinggi
Sumber : (Wibowo, 2012)
Uji reliabilitas menggunakan teknik Cronbach’s Alpha dimana setiap

instrument dalam setiap variabel akan dilakukan uji reliabilitas untuk mengetahui dan

menentukan apakah hasil yang akan diperoleh bisa dipercaya. Kriteria yang diterima

dan tidaknya suatu data apabila nilai alpha lebih besar dari nilai kritis produk momen

atau r tabel. Berikut hasil uji reliabilitas:

Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas

Pernya Cronbach’s
Variabel Kriteria Keterangan
taan Alpha
1 0,936 Sangat Tinggi Reliabel
Keunggulan 2 0,941 Sangat Tinggi Reliabel
Bersaing 3 0,951 Sangat Tinggi Reliabel
(Y) 4 0,947 Sangat Tinggi Reliabel
5 0,941 Sangat Tinggi Reliabel
6 0,964 Sangat Tinggi Reliabel
7 0,964 Sangat Tinggi Reliabel
Kualitas 8 0,960 Sangat Tinggi Reliabel
(X1) 9 0,966 Sangat Tinggi Reliabel
10 0,963 Sangat Tinggi Reliabel
11 0,963 Sangat Tinggi Reliabel
12 0,968 Sangat Tinggi Reliabel
13 0,966 Sangat Tinggi Reliabel
Inovasi
14 0,966 Sangat Tinggi Reliabel
(X2)
15 0,971 Sangat Tinggi Reliabel
16 0,966 Sangat Tinggi Reliabel
1 0,984 Sangat Tinggi Reliabel
Harga 2 0,976 Sangat Tinggi Reliabel
(X3) 3 0,979 Sangat Tinggi Reliabel
4 0,981 Sangat Tinggi Reliabel
Sumber : Data Olahan SPSS 25, Tahun 2022
Berdasarkan tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa instrumen variabel

keunggulan bersaing, kualitas, inovasi, dan harga memiliki nilai reliabilitas yang

sangat tinggi sehingga bisa digunakan sebagai alat ukur berdasarkan hasil dari tabel

yang menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha setiap variabel tersebut >0,6.

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah adanya perbedaan antara

nilai residu memiliki distribusi normal atau tidak normal. Untuk mengetahui nilai

residu berdistribusi normal akan membentuk sebuah kurva yang berbentuk lonceng.

Uji normalitas dapat dilakukan dua cara yaitu menggunakan grafik (Histogram dan

diagram Standart Plot Regression Chart) dan uji Kolmogorov Smirnov.

Gambar 4.6 Grafik Histogram


Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 25 Tahun 2022
Berdasarkan hasil gambar diatas dapat dijelaskan bahwa nilai residu yang

terdistribusi normal akan membentuk kurva lonceng dimana kedua sisi kurva melebar.

Berdasarkan hasil yang telah diolah menggunakan SPSS 25 dapat dikethau bahwa 4.6

membentuk kurva lonceng. Maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

Sedangkan untk mengetahui normalitas menggunakan analisis grafik normal

P-P Plot of Standardized Residual dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.7 Grafik Normal P-P Plot


Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 25. Tahun 2022

Berdasarkan gambar 4.7 dapat disimpulkan bahwa grafik histogram

memberikan pola distribusi dengan kurva berbentung lonceng, bukan memberikan

pola distribusi yang menceng (skewness) ke kiri atau kanan. Adapun pada gambar

4.2 grafik normal probability plots terlihat bahwa titik – titik menyebar di sekitar

garis diagonal dengan penyebaran mengikuti arah garis diagonal. Setelah

memperhatikan grafik histogram dan grafik normal probability plots tersebut dapat
dikatakan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas sehingga data layak

untuk digunakan dalam penelitian, dan dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi

normal.

Hasil uji normalitas dengan menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov

(K-S) pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.9 sebagai berikut :

Tabel 4.9
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Keunggulan_
Kualitas Inovasi Harga Bersaing
N 150 150 150 150
Normal Parametersa,b Mean 23.6800 19.4800 15.7133 20.0000
Std. Deviation 4.11467 3.36727 3.19466 3.42121
Most Extreme Differences Absolute .238 .270 .269 .313
Positive .107 .205 .164 .164
Negative -.238 -.270 -.269 -.313
Test Statistic .238 .270 .269 .313
Asymp. Sig. (2-tailed) .326c .245c .401c .205c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber : Output pengolahan data dengan SPSS 25, 2022

Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa hasil pengujian One Sample

Kolmogorov-Smirnov Test nilai asymp.sig. (2-tailed) adalah sebesar 0,326 untuk

variabel kualitas, 0,245 untuk variabel inovasi, 0,401 untuk variabel harga produk, dan

0,205 untuk variabel keunggulan bersaing produk. Nilai asymp. Sig. (2-tailed) tersebut

lebih besar dari 0,05 sehingga model regresi terdistribusi normal dan data layak untuk

diuji dalam penelitian ini.


b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk dapat mengukur dan menguji tingkat hasil

korelasi yang sempurna antar variabel independent dalam model regresi. Model regresi

dapat dikatakan baik / sempurna apabila tidak terjadi multikolinearitas.

Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinearitas


Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
Kualitas .133 7.530
Inovasi .174 5.755
Harga .237 4.221
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 25 (2022)

Berdasarkan tabel 4.10 terlihat bahwa ke tiga variabel independen memiliki nilai

Tolerance 0,133 untuk variabel kualitas, 0,174 untuk variabel inovasi, dan 0,237 untuk

variabel inovasi produk. Sedangkan untuk nilai VIF sebesar 7,530 untuk variabel

kualitas, 5,755 untuk variabel inovasi dan 4,221 untuk variabel harga produk. Ke tiga

variabel independen tersebut memiliki nilai tolerance yang lebih besar dari 0,10 dan

memiliki nilai VIF kurang dari 10 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam

penelitian ini tidak terjadi gejala multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji dan mendeteksi ada tidaknya

gejala ketidaksamaan varians dari residual untuk semua pengamatan pada model

regresi. Uji heterokedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

metode analisis scatterplots regression. Adapun hasil dari grafik scatterplots pada

penelitian ini adalah sebagai berikut :


Gambar 4.8 Grafik Scatterplots

Sumber : Output pengolahan data dengan SPSS 25, 2022


Berdasarkan gambar 4.8 terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak, tidak

membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar di atas maupun di bawah

angka 0 pada sumbu Y. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terjadi

heterokedastisitas pada model regresi dalam penelitian ini, sehingga model regresi

tersebut layak digunakan untuk memprediksi keunggulan bersaing produk

berdasarkan variabel independennya.

4. Uji Pengaruh
a. Analisis Regresi Berganda
Regresi berganda adalah pengembangan dari regresi sederhana, yang melibatkan

satu variabel dependen dan dua atau lebih variabel independen. Dalam penelitian ini,

analisis regresi berganda digunakan untuk dapat melihat apakah terdapat pengaruh

antara variabel Kualitas (X1), Inovasi (X2) dan Harga (X3) secara bersamaan terhadap

variabel Keunggulan Bersaing (Y).


Tabel 4.11 Analisis Regresi Berganda
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .480 .448 1.071 .286
Kualitas .581 .050 .698 11.668 .000
Inovasi .507 .053 .499 9.539 .000
Harga -.261 .048 -.244 -5.449 .000
a. Dependent Variable: Keunggulan_Bersaing
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 25 (2022)

Berdasarkan tabel 4.11 diatas dapat dilihat bahwa nilai dari persamaan regresi

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Y= a + b1X1 + b2X2 - b3X3

Y = 0,480 + 0,581X1 + 0,507X2 - 0,261X3

Interprestasi dari persamaan regresi di atas adalah sebagai berikut :

1. Hasil persamaan regresi tersebut menunjukkan bahwa nilai konstanta bernilai

positif yaitu sebesar 0,480. Nilai tersebut memiliki arti bahwa jika variabel

independen yang terdiri dari Kualitas (X1), Inovasi (X2) dan Harga (X3)

diasumsikan bernilai 0, maka Keunggulan Bersaing (Y) sama dengan atau

bernilai 0,480.

2. Hasil persamaan regresi untuk variabel Kualitas (X1) yaitu sebesar 0,581 atau

58,1%. Hal tersebut menunjukkan bahwa untuk setiap peningkatan variabel

kualitas sebesar satu satuan, menyebabkan keunggulan bersaing produk

mengalami kenaikan sebesar 58,1% dengan asumsi variabel kualitas bernilai 0

atau konstan. Koefisien yang bernilai positif menunjukkan adanya hubungan

yang positif antara kualitas dengan keunggulan bersaing produk.


3. Hasil persamaan regresi untuk variabel Inovasi (X2) yaitu sebesar 0,507 atau

50,7%. Hal tersebut menunjukkan bahwa untuk setiap peningkatan variabel

inovasi sebesar satu satuan, menyebabkan keunggulan bersaing produk

mengalami kenaikan sebesar 50,7% dengan asumsi variabel inovasi bernilai 0

atau konstan. Koefisien yang bernilai positif menunjukkan adanya hubungan

yang negatif antara inovasi dengan keunggulan bersaing produk.

4. Hasil persamaan regresi untuk variabel Harga (X3) yaitu sebesar 0,261 atau

26,1%. Hal tersebut menunjukkan bahwa untuk setiap peningkatan variabel

harga produk sebesar satu satuan, menyebabkan keunggulan bersaing produk

mengalami kenaikan sebesar 26,1% dengan asumsi variabel harga bernilai 0

atau konstan. Koefisien yang bernilai negatif menunjukkan adanya hubungan

yang negatif antara harga produk dengan keunggulan bersaing produk.

b. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Analisis koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model atau semua variabel independen yang terdiri dari Kualitas

(X1), Inovasi (X2), dan Harga Produk (X3) dalam menjelaskan varians dari

variabel terikatnya yaitu Keunggulan bersaing produk (Y). Semakin tinggi nilai

dari koefisien determinasi maka akan semakin baik pula kemampuan variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependen.

Tabel 4.12
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .965a .931 .929 .91089
a. Predictors: (Constant), Harga, Inovasi, Kualitas
b. Dependent Variable: Keunggulan_Bersaing
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 25 (2022)

Berdasarkan tabel 4.12 diatas, dapat dilihat nilai dari R2 (Adjusted R Square)
sebesar 0,931 atau (93,1%). Hal ini menunjukkan bahwa varians variabel Kualitas
(X1), Inovasi (X2), dan Harga (X3) dapat dijelaskan oleh variabel keunggulan
bersaing produk (Y) sebesar 93,1%. Sedangkan sisanya sebesar 6,9% lainnya
dijelaskan oleh faktor dari variabel lainnya yang tidak digunakan dalam model
penelitian ini.

5. Uji Hipotesis

a. Uji Parsial (Uji T)

Pengujian statistik dengan menggunakan uji T ini dapat dilakukan dengan

memperhatikan tingkat signifikansi yaitu sebesar 5% atau 0,05 dengan keputusan jika

nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, begitupun sebaliknya jika

nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak. Tingkat keyakinan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah 95% dan derajat kebebasan (df) = 149-k atau

(149-3=146), maka diperoleh t tabel sebesar 1,655, seperti yang dipaparkan pada tabel

berikut.

Tabel 4. 13 Uji T
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .480 .448 1.071 .286
Kualitas .581 .050 .698 11.668 .000
Inovasi .507 .053 .499 9.539 .000
Harga -.261 .048 -.244 -5.449 .000
a. Dependent Variable: Keunggulan_Bersaing
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 25 (2022)
Berdasarkan tabel 4.13, menunjukkan hasil hipotesis variabel dependen dan

variabel independen dibawah ini :

1. Untuk H1, perbandingan dari hasil uji T tabel dengan T hitung tiap variabel,

dari variabel Kualitas (X1) adalah sebesar 11,668 lebih besar dari T tabel

sebesar 1,655, dengan memiliki nilai sign. sebesar 0,000 yang lebih kecil dari

alpha (0,05), maka terdapat pengaruh yang signifikan antara quality terhadap

keunggulan bersaing pada Susu Whey Protein Merk Evolene di kota Padang,

maka dari hal ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama (H1) dapat

diterima.

2. Untuk H2, perbandingan dari hasil uji T tabel dengan T hitung tiap variabel,

dari variabel Inovasi (X2) adalah sebesar 9,539 lebih besar dari T tabel sebesar

1,655, dengan memiliki nilai sign. sebesar 0,000 yang lebih kecil dari alpha

(0,05), maka terdapat pengaruh yang signifikan antara innovation terhadap

keunggulan bersaing pada Susu Whey Protein Merk Evolene di kota Padang,

maka dari hal ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua (H2) dapat

diterima.

3. Untuk H3, perbandingan dari hasil uji T tabel dengan T hitung tiap variabel,

dari variabel Harga (X3) adalah sebesar 5,449 lebih besar dari T tabel sebesar

1,655, dengan memiliki nilai sign. sebesar 0,000 yang lebih kecil dari alpha

(0,05), maka terdapat pengaruh yang signifikan antara harga (price) terhadap

keunggulan bersaing pada Susu Whey Protein Merk Evolene di kota Padang,

maka dari hal ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga (H3) dapat

diterima. Koefisien yang bernilai negatif menunjukkan adanya hubungan yang

negatif antara harga produk dengan keunggulan bersaing produk, dimana


apabila nilai harga produk menurun sehingga keunggulan bersaing semakin

meningkat.

b. Uji F (Uji Simultan)

Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara

bersama-sama atau simultan dapat mempengaruhi variabel dependen (Ghozali,

2016). Jika nilai F hitung > nilai F tabel, maka terdapat pengaruh yang signifikan

secara simultan antara semua variabel independen terhadap varibel dependen. Hasil

uji F dapat dilihat dalam tabel 4.14 berikut:

Tabel 4. 14 Hasil Uji F Simultan


ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1622.861 3 540.954 651.974 .000b
Residual 121.139 146 .830
Total 1744.000 149
a. Dependent Variable: Keunggulan_Bersaing
b. Predictors: (Constant), Harga, Inovasi, Kualitas
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 25 (2022)

Hasil analisis F hitung pada tabel 4.14 menunjukkan F hitung dengan F tabel

dengan taraf kesalahan 5% dan degree of freedom (df1) = 3 dan (df2) = 146, maka

diperoleh F tabel sebesar 2,66. Nilai F hitung 651,974 > nilai F tabel 2,67 dan nilai

signifikan 0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa H0 ditolak, dan Ha diterima. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan secara simultan (bersama-

sama) antara kualitas, inovasi dan harga produk terhadap keunggulan bersaing produk

Susu Whey Protein Merk Evolene di kota Padang, sehingga hipotesis keempat (H4)

dapat diterima.
D. Pembahasan

1. Pengaruh Kualitas terhadap Keunggulan Bersaing Produk

Berdasarkan tabel 4.12, perbandingan dari hasil uji T tabel dengan T hitung tiap

variabel, dari variabel Kualitas (X1) adalah sebesar 11,668 lebih besar dari T tabel

sebesar 1,655, dengan memiliki nilai sign. sebesar 0,000 yang lebih kecil dari alpha

(0,05), maka terdapat pengaruh yang signifikan antara quality terhadap keunggulan

bersaing pada Susu Whey Protein Merk Evolene di kota Padang.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Novitasari, Muniroh dan

Maulana (2021) menyebutkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara

kualitas produk terhadap keunggulan bersaing. Konsumen akan cenderung melakukan

pembelian ulang apabila kualitas produk yang dihasilkan baik, sedangkan konsumen

akan mengalihkan pembeliannya pada produk sejenis lainnya apabila kualitas produk

tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh konsumen. Sehingga apabila kualitas

produk semakin ditingkatkan maka keunggulan bersaing produk di pasaran juga akan

semakin meningkat dibandingkan produk lainnya yang sejenis.

Selain itu, penelitian terkait lainnya dilakukan oleh Nurussakinah, Apriyanto dan

Faidah (2018) hasilnya menunjukkan bahwa kualitas produk berpengaruh signifikan

terhadap keunggulan bersaing produk pada Industri Sasirangan di wilayah Kota

Banjarmasin. Kualitas sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan suatu usaha,

karena berhubungan dengan pemasok, pelanggan dan pemeliharaan. Karena dengan

adanya peningkatan kualitas produk, maka akan meningkatkan penjualan dan

memperkuat keunggulan bersaing suatu perusahaan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kualitas produk memiliki suatu

ketertarikan bagi konsumen dalam mengelola hubungan yang baik dengan perusahaan
penyedia produk. Sehingga dengan adanya hubungan timbal balik antara perusahaan

dengan konsumen akan memberikan peluang untuk mengetahui dan memahami apa

yang menjadi kebutuhan dan harapan yang ada pada persepsi konsumen.

2. Pengaruh Inovasi Produk terhadap Keunggulan Bersaing Produk

Berdasarkan tabel 4.12, hasil uji T tabel dengan T hitung tiap variabel, dari

variabel Inovasi (X2) adalah sebesar 9,539 lebih besar dari T tabel sebesar 1,655,

dengan memiliki nilai sign. sebesar 0,000 yang lebih kecil dari alpha (0,05), maka

terdapat pengaruh yang signifikan antara innovation terhadap keunggulan bersaing

pada Susu Whey Protein Merk Evolene di kota Padang.

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hasnatika dan

Nurnida (2018) menunjukkan bahwa inovasi produk memiliki pengaruh signifikan

secara parsial terhadap variabel keunggulan bersaing pada UKM “Duren Kamu Pasti

Kembali” di Kota Serang. Inovasi merupakan proses mengembangkan ide baru atau

memasukkan ide baru dalam kegiatan praktis sehingga terjadi konversi ide baru dalam

aplikasi yang bermanfaat. Aplikasi ide baru terjadi terjadi dalam bentuk proses inovasi

yang akan menghasilkan sesuatu yang inovatif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin

bagus suatu produk berinovasi, maka akan semakin tinggi tingkat kepuasan

konsumennya. Artinya, jika inovasi ditingkatkan maka keunggulan bersaing produk

pun akan meningkat.

Inovasi produk ini sangat membantu terhadap keunggulan bersaing suatu produk,

hal ini dijelaskan bahwa dalam memasarkan sebuah produk barang atau jasa harus

dapat memahami apa yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen, inovasi produk juga

merupakan hal yang penting dimana perusahaan harus bisa meningkatkan inovasi
produk, pengembangan produk, agar perusahaan mempunyai keunggulan bersaing

dengan perusahaan yang sejenisnya (Lestari, 2020).

Selain itu, penelitian ini juga didukung oleh penelitian Puspita dan Hadi (2019)

yang menyatakan bahwa Inovasi Produk secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap Keunggulan Bersaing sebesar 59% pada pengguna smartphone Xiaomi

Redmi di Politeknik Negeri Malang. Pengaruh inovasi produk terhadap keunggulan

bersaing dapat ditandai dengan kemampuan perusahaan dalam mendesain produknya

sesuai dengan keinginan dalam memenuhi kebutuhan konsumen, produk yang

dihasilkan beraneka ragam, sehingga konsumen tidak melakukan pembelian di tempat

yang lain.

3. Pengaruh Harga Produk terhadap Keunggulan Bersaing Produk

Hasil uji T tabel dengan T hitung tiap variabel, dari variabel Harga (X3) adalah

sebesar 5,449 lebih besar dari T tabel sebesar 1,655, dengan memiliki nilai sign.

sebesar 0,000 yang lebih kecil dari alpha (0,05), maka terdapat pengaruh yang

signifikan antara harga (price) terhadap keunggulan bersaing pada Susu Whey Protein

Merk Evolene di kota Padang. Koefisien yang bernilai negatif menunjukkan adanya

hubungan yang negatif antara harga produk dengan keunggulan bersaing produk,

dimana apabila nilai harga produk menurun sehingga keunggulan bersaing semakin

meningkat.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Puspita dan

Hadi (2019) menunjukkan bahwa harga produk Harga Produk secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap Keunggulan Bersaing sebesar 59% pada pengguna

smartphone Xiaomi Redmi. Harga merupakan satu hal penting dalam penjualan

produk karena harga akan menjadi patokan bagi konsumen untuk membeli produk dan
sekaligus pada saat yang sama untuk menentukan berapa besar keuntungan

perusahaan. Kegagalan dalam menetapkan harga bisa berpengaruh terhadap konsumen

dan sekaligus penjual.

Penelitian lainnya sejalan dengan Zuhdi, Muniroh dan Eldine (2022)

menyatakan bahwa harga produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keunggulan bersaing pada UMKM tas Desa Bojong Rangkas Kabupaten Bogor.

Artinya, jika terjadi peningkatan harga, maka akan mengikuti peningkatan keunggulan

bersaing. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan harga produk yang baik dapat

memberikan pengaruh signifikan pada keunggulan bersaing melalui keterjangkauan

harga, kesesuaian harga dengan kualitas produk, dan daya saing harga mempengaruhi

konsumen untuk membeli produk.


BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Adapun kesimpulan berdasarkan hasil penelitian ini, dapat diuraikan sebagai

berikut :

1. Variabel kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keunggulan bersaing pada Susu Whey Protein Merk Evolene di kota Padang.

2. Variabel inovasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan

bersaing pada Susu Whey Protein Merk Evolene di kota Padang.

3. Variabel harga produk berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

keunggulan bersaing pada Susu Whey Protein Merk Evolene di kota Padang.

4. Variabel kualitas, inovasi dan harga memiliki pengaruh positif dan signifikan

secara simultan (bersama-sama) terhadap keunggulan bersaing produk pada

Susu Whey Protein Merk Evolene di kota Padang.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dengan ini ada beberapa saran

dari peneliti antara lain:

1. Hasil dari penelitian ini diharapkan pada perusahaan produksi Susu Whey

Protein Merk Evolene di kota Padang untuk memahami dan mengetahui

perubahan lingkungan bisnis yang terus berkembang hingga saat ini agar terus

termotivasi untuk melakukan inovasi yang dapat meningkatkan keunggulan

bersaing produknya.
2. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan sampel yang lebih

banyak agar hasil penelitian lebih akurat lagi serta menambah variabel

penelitian yang dapat berpengaruh terhadap keunggulan bersaing produk Susu

Whey Protein Merk Evolene di kota Padang.

3. Hasil dari penelitian ini diharapkan semoga menjadi salah satu bahan referensi

dalam penelitian lainnya dimasa mendatang.


DAFTAR PUSTAKA

Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS

23 Edisi 8 Cetakan ke VIII. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hasnatika, F., Nurnida, I. (2018). Analisis Pengaruh Inovasi Produk Terhadap

Keunggulan Bersaing Pada UKM “Duren Kamu Pasti Kembali” di Kota Serang.

Jurnal Riset Bisnis dan Investasi, Volume 4, Nomor 3, p. 1-9.

Lestari, W.A, Budianto, A, & Setiawan, I. (2020). Pengaruh Inovasi dan Kualitas

Produk Terhadap Keunggulan Bersaing (Suatu Studi pada Payung Geulis Mandiri

Tasikmalaya). Business Management and Entrepreneurship Journal, Volume 2,

Nomor 1, p. 38-48.

Nurussakinah, F, Supriyanto, A, & Faidah, A. Pengaruh Kualitas Produk dan Inovasi

Produk Terhadap Keunggulan Bersaing (Studi Pada Industri Sasirangan Di

Wilayah Kota Banjarmasin). Jurnal Ilmu Manajemen Indonesia, Volume 1

Nomor 1, p. 39-54.

Puspita, A., Hadi, M. (2019). Pengaruh Inovasi Produk dan Harga Terhadap

Keunggulan Bersaing Berkelanjutan Pada Pengguna Smartphone Xiaomi Redmi.

Jurnal Administrasi Niaga, Volume 5 Nomor 2, p. 462-465.

Sekaran & Bougie, (2016). Research Methods for Business : A Skill Building Approach

Seventh Edition. United States of America : Wiley.

Zuhdi, I., Muniroh, L., & Eldine, A. (2021). Pengaruh Harga dan Digital Marketing

terhadap Keunggulan Bersaing. Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 4, Nomor 1, p.

110-118.

Anda mungkin juga menyukai