INSTRUMENTASI OSEANOGRAFI
1. Winch
Winch adalah sebuah piranti atau alat yang banyak di gunakan untuk menarik
beban dengan posisi horizontal.. Winch merupakan mesin bantu yang d igu n ak an
untuk menarik tali kerut atau tali kolor penggerakyang digunakan berupa ten aga
hidrolik. Tenaga ini paling umum digunakan dan memiliki daya serta bentuk yang
besar.
Penempatan winch di kapal ada yang di bagian belakang, di bagian depan,
adapula ditempatkan di kedua sisi samping kamar kemudi. Pada umumnya
dipasang pada kapal-kapal ikan pada skala industri. Trawl winch pada stern trawl
terpelihara dari pengaruh angin dan gelombang, dengan demikian dalam cuaca
buruk sekalipun operasi masih dapat dilakukan dengan mudah. Merk - merk
winch pun mulai bertebaran di pasaran indonesia di antaranya Winch Warn, salah
satu merk yang saat ini menjadi ikon tersendiri di kalangan o ffroader in do nesia.
Seiring berjalannya waktu winch merk lainpun sudah bisa menjadi second ch o ise
sebagai pengganti warn.
2. CTD (Conductivity, Temperature and Depth)
3. Tide Gauge
Tide Gauge adalah alat yang digunakan untuk mengukur muka air laut.
Sebagian besar tide gauge adalah alat pengukur berupa pelampung diletakkan
pada titik yang terletak di pelabuhan, teluk, atau laguna. Dengan demikian
pengukuran dari tide gauge tidak mewakili kondisi di sepanjang pantai terbuka
tapi mewakili daerah yang dipasangi tide gauge . Tide Gauge yang digunakan
oleh indonesia bukan tipe pelampung tapi menempel di pelabuhan.
Perpindahan dasar laut akibat gempa yang memiliki kekuatan besar dapat
menghasilkan tsunami yang menyebar di lautan. Persebaran dari tsunami ini dapat
dicatat oleh tide-gauge yang berada di sekitar zona gempa penghasil tsunami. Tide
Gauge adalah alat yang digunakan untuk mengukur muka air laut. Sebagian besar
tide gauge adalah alat pengukur berupa pelampung diletakkan pada titik yang
terletak di pelabuhan, teluk, atau lagu na. Dengan demikian pengukuran dari tide
gauge tidak mewakili kondisi di sepanjang pantai terbu (Merrifield et. al, 2005).
Tide Gauge yang digunakan oleh indonesia bukan tipe pelampung tapi menempel
di pelabuhan.
4. Pressure Gauge
Pressure Gauge adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan fluida (gas
atau liquid) dalam tabung tertutup. Pada sistem refrigerasi, prinsip pressure gauge
yang sering digunakan biasanya bertipe manometer dan bourdon tube
5. Buoy
Buoy adalah penanda yang diletakkan di laut agar kapal tidak merap at
dikarenakan kedalaman laut yang terlalu dangkal. Buoy pada umumnya berwarn a
terang agar mudah dikenali dari jarak jauh.
Mooring buoy dilengkapi dengan beban yang lebih berat untuk diletakkan di
dasar laut yang dinamakansinker. Sinker dihubungkan dengan buoymenggunakan
rantai dan shackle. Panjang rantai yang terpasang adalah dua kali kedalaman laut
di daerah mooring buoy dipasang. Hal ini bertujuan agar buoy tetap berada d i
radius yang ditentukan dan apabila pasang surut air laut terjadi, mooring
buoy tetap berada di permukaan air. Pada bagian atas buoy terdapat bagian yan g
menjorok ke atas yang ditujukan sebagai tempat kapal menambatkan tali. Dengan
demikian, ada dua kelebihan menggunakan mooring buoy. Pertama, kapal tidak
perlu melepaskan jangkar ke dasar laut sehingga ekosistem laut tetap terjaga.
Kedua, kapal dapat merapat dengan jarak yang aman sehingga kemungkinan kapal
besar untuk membentur dasar laut mengecil.
6. Mooring
Spread Mooring
Boleh dibilang spread mooring adalah cara yang paling sederhana sebagai
sarana tambat FSO/FPSO, karena pada system ini tidak memungkinkan bagi kapal
untuk bergerak/berputar guna mencapai posisi dimana efek -efek lingkungan
semisal angin, arus dan gelo mbang relative kecil. Namun hal ini akan
mengakibatkan beban lingkungan terhadap kapal menjadi semakin besar, yang
mana akan mengakibatkan bertambahnya jumlah mooring lines dan atau line
tension-nya.
Turret Mooring
Pada system ini kapal dihubungkan dengan turret, yang mana dengan
adanya bearing memungkinkan kapal untuk dapat berputar. Dibandingkan dengan
spread mooring, pada system ini riser dan umbilical yang diakomodasi dapat lebih
banyak lagi. Turret mooring dapat berupa external turret atau internal turret :
External Turret
External Turret dapat diletakkan pada posisi bow atau stern kap al, d i lu ar
lambung kapal, memungkinkan kapal untuk dapat berputar 360 derajat dan
beroperasi pada kondisi cuaca normal maupun extreme. Chain leg “d itanam” d i
dasar laut dengan anchor atau piles. Biaya pembuatannya lebih murah
dibandingkan dengan internal turret dan modifikasi yang dilakukan di kapal t id ak
terlalu banyak. Selain posisi turret, perbedaan lain dibandingkan dengan in ternal
turret adalah posisi chain table-nya. Pada external turret, chain table terletak d i
atas water level, sedangkan pada internal turret, chain table terendam di bawah
garis air. Pada umumnya system ini digunakan di perairan yang tidak terlalu
dalam dan pada lapangan yang relative kecil.Contoh aplikasi di Indonesia : FPSO
Anoa Natuna
Internal Turret
Tower Mooring
Pada system ini sebuah buo y digunakan sebagai mooring po int kap al d an
untuk offloading fluida. Tujuan utamanya adalah untuk transfer fluida dari daratan
atau fasilitas o ffshore lainnya ke kapal yang sedang ditambatkan. Komponen-
komponennya antara lain: Buo y Body, sebagai penyedia stabilitas dan buoyancy,
Ko mponen Mooring dan Anchoring, menghubungkan buoy d en gan seabed d an
hawser menghubungkan buoy dengan kapal.
7. Current Meter
8. Spektrofotometer
Hand Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur k adar atau
konsentrasi bahan terlarut misalnya : Gula, Garam, Protein dsb. Prinsip kerja d ari
refraktometer sesuai dengan namanya adalah dengan memanfaatkan refraksi
cahaya.
11. pH Meter
pHmeter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur tingkat keasaman dan
kebasaan. Keasaman dalam larutan itu dinyatakan sebagai kadar ion hidrogen
disingkat dengan [H+], atau sebagai pH yang artinya –log [H+]. Dengan kata lain pH
merupakan ukuran kekuatan suatu asam.
Cara kerja alat ini adalah dengan cara mencelupkan kedalam air yang akan diukur
(kira-kira kedalaman 5cm) dan secara otomatis alat bekerja menguku r.
Pada saat pertama dicelupkan, angka yang ditunjukkan o leh display masih berubah-
ubah, tunggulah kira-kira 2 sampai 3 menit sampai angka digital stabil.
Alat ini berupa papan yang telah diberi skala dalam meter atau centi meter.
Biasanya digunakan pada pengukuran pasangsurut di lapangan. Tide Staff (papan
Pasut) merupakan alat pengukur pasut paling sederhana yang umumnya digunakan
untuk mengamati ketinggian muka laut atau tinggi gelo mbang air laut. Bahan yang
digunakan biasanya terbuat dari kayu, alumunium atau bahan lain yang di cat anti
karat.
B. INSTRUMEN NAVIGASI
1. Radio GMDSS
Digital Selective Calling (DSC) pada MF, HF dan VHF radio maritim sebaga i
bagian dari sistem GMDSS.DSC terutama ditujukan untuk memulai kapal ke
kapal, kapal ke pantai dan pantai ke kapal telepon radio dan MF / HF rad iotelex
panggilan.Panggilan DSC juga dapat dibuat untuk stasiun individu, kelo mpok
stasiun, atau semua stasiun dalam jangkauan seseorang.Setiap kapal DSC
dilengkapi, stasiun pantai dan kelompok ditugaskan unik 9-digit Maritime Mobile
Service Identity.
Alert distress DSC, yang terdiri dari sebuah pesan marabahaya terformat,
digunakan untuk memulai ko munikasi darurat dengan kapal dan pusat koord inasi
penyelamatan. DSC dimaksudkan untuk menghilangkan kebutuhan bagi orang-
orang di jembatan kapal atau di pantai untuk terus menjaga penerima radio pada
saluran radio suara, termasuk saluran VHF 16 (156,8 MHz) dan 2182 kHz
sekarang digunakan untuk marabahaya, keselamatan dan panggilan. Sebuah arlo ji
mendengarkan kapal kapal GMDSS dilengkapi pada 2182 kHz.
2. Sextans
Sextans adalah konstelasi khatulistiwa minor yang diperkenalkan pada abad
ke-17 oleh Johannes Hevelius.Namanya adalah Latin untuk sekstan astronomi,
instrumen yang Hevelius sering melakukan penggunaan dalam
pengamatannya.Dalam dunia pelayaran digunakan untuk menentukan posisi kapa l
artikel baru menghitung ketingaian benda angkasa dan azimutnya.
C. INSTRUMEN AKUSTIK
1. Fish Finder
2. Sonar
Sonar (Sound Navigation and Ranging) merupakan suatu peralatan atau piranti
yang digunakan dalam komunikasi di bawah laut, sonar sendiri bekerja untuk mencari
atau mendeteksi suatu benda yang ada di bawah laut dengan cara mengirim
gelo mbang suara yang nantinya gelombang suara tersebut dipantulkan k emb ali o leh
benda yang akan dideteksi. Sonar biasa dimanfaatkan dalam mengukur kedalaman
laut (Bathymetry), pengidentifikasian jenis-jenis lapisan sedimen dasar laut
(Subbottom Profilers), pemetaan dasar laut (Sea Bed Mapping), mendeteksi kapal
selam dan ranjau, analisa dampak lingkungan didasar laut, menangkap ikan serta
berbagai kegiatan ko munikasi di bawah laut. Sebuah sonar terdiri dari sebuah
pemancar, transducer, penerima/receiver, dan layar mo nitor.Sonar sendiri pada
awalnya diinspirasi dari lo nceng bawah air yang digunakan untuk mengukur
kecepatan suara dalam air, kemudian berkembang dan dimanfaatkan d alam
mendeteksi gunung es yang ada dalam laut ketika kapal laut melintas.Seiring d engan
perkembangan waktu, sonar dimanfaatkan dalam perang dunia I untuk mendeteksi
kapal selam.Semenjak itu sonar benar-benar dikembangkan dan dimanfaatk an d alam
dunia militer dan perang.
3. Echosounder