Anda di halaman 1dari 11

GADJAH MADA JOURNAL OF PROFESSIONAL PSYCHOLOGY (GAMAJPP)

VOLUME 4, NO. 1, 2018: 22-32


ISSN: 2407-7801
DOI: 10.22146/gamajpp.45346

Program Mindfulness Based Stress Reduction untuk


Menurunkan Kecemasan pada Individu
dengan Penyakit Jantung Koroner

Munazilah1 & Nida Ul Hasanat2


Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada

Abstract. This study was conducted in five individuals with chronic diseases, namely
coronary heart disease (CHD). Individuals with CHD experience changed in various aspects
of life that create stress in the form of anxiety. Based on previous studies, MBSR program can
improve the parasympathetic nervous system, reduce the production of adrenaline and
epinephrine so that symptoms of stress and anxiety can decrease. The purpose of this study
was to determine the effect of the Mindfulness-Based Stress Reduction (MBSR) program on
reducing anxiety in individuals with CHD. The research method used a quasi-experiment
with the design of the one group pretest-posttest design. Data analysis with Sign-Rank
Wilcoxon Test non-parametric test. The results showed that there was a significant decrease
in anxiety in CHD individuals with a value of Z = -2.023 and p = 0.043 (p <0.05). Based on these
results, the MBSR program was proven to reduce individual anxiety with CHD.

Keywords: anxiety; coronary heart disease (CHD); MBSR program.

Abstrak. Penelitian ini dilakukan pada lima individu dengan penyakit kronis yaitu penyakit
jantung koroner (PJK). Individu dengan PJK mengalami perubahan berbagai aspek hidup
yang memunculkan stres dalam bentuk kecemasan. Berdasarkan penelitian sebelumnya,
program MBSR mampu meningkatkan sistem saraf parasimpatis, menurunkan produksi
hormon adrenalin dan epinefrin sehingga gejala stres dan kecemasan dapat menurun. Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui pengaruh program Mindfulness Based Stress Reduction
(MBSR) terhadap penurunan kecemasan pada individu dengan PJK. Metode penelitian
menggunakan eksperimen kuasi dengan desain the one group pretesst-posttest design. Analisis
data dengan uji non-parametrik Sign-Rank Wilcoxon Test. Hasil menunjukkan bahwa terjadi
penurunan kecemasan signifikan pada individu PJK dengan nilai Z = -2,023 dan p = 0,043 (p <
0,05). Berdasarkan hasil tersebut, maka program MBSR terbukti mampu menurunkan
kecemasan individu dengan PJK.

Kata kunci: kecemasan, penyakit jantung koroner (PJK), program MBSR

Individu PJK yang mengalami kecemasan PJK memiliki persepsi negatif terhadap
dapat disebabkan karena akan terus kondisi sakitnya. (3) Aspek sosial yaitu
menerus melakukan proses pengobatan terbatas dalam melakukan aktivitas sehari-
sepanjang hidup (Ogden, 2012). Selain itu, hari karena kondisi fisik mudah lelah.
(2) aspek kognitif yaitu individu dengan Kondisi keterbatasan dalam melakukan
aktivitas pada individu PJK akan
1Korespondensi dapat dilakukan melalui: memunculkan masalah secara finansial dan
nazilas72@gmail.com
2 atau melalui nida@ugm.ac.id
hilangnya kepercayaan diri.

22 E-JOURNAL GAMAJPP
MUNAZILAH & HASANAT

Individu dengan PJK yang kerusakan pada pembuluh darah. Detak


mengalami stres dapat mudah mengalami jantung individu yang semakin cepat
kecemasan, kekecewaan, dan sulit tenang karena hormon adrenalin juga membuat
setelah merasa kesal, serta mudah marah kondisi jantung semakin buruk. Kondisi
atau tersinggung pada hal-hal kecil. tersebut menunjukkan bahwa individu PJK
Individu PJK yang mengalami stres yang mengalami kecemasan, berisiko
membutuhkan waktu lama untuk kembali berkali-kali lipat untuk mengalami
dapat rileks atau tenang, hal tersebut sangat kerusakan pembuluh darah dan jantung
berpengaruh negatif terhadap kesehatan dibandingkan individu dengan PJK yang
jantung. Secara perilaku, pengaruh dari tidak mengalami kecemasan (Nevid,
tingginya hormon stres juga membuat Rathus, & Greene, 2005).
individu dengan PJK sulit untuk tidur. Beberapa intervensi psikologis yang
Kecemasan adalah keadaan emosi yang digunakan untuk mengatasi kecemasan
tidak menyenangkan disertai ciri-ciri takut pada individu dengan penyakit jantung
terhadap suatu hal, rasa gemetar, menekan yaitu terapi berbasis mindfulness (Gotink,
dan mengeluhkan bahwa sesuatu yang Chu, Busschbach, Benson, Fricchione, &
buruk akan terjadi (Nevid, Rathus, & Hunink, 2015), Acceptance and Commitment
Greene, 2005; Maramis, 2009; Reber & Therapy (ACT) (Feros, Lane, Ciarrochi &
Reber, 2010; Kring, Johnson, Davidson & Blackledge, 2013), dan intervensi
Neale, 2013). psikososial (Ski, Jelinek, Jackson, Murphy,
Kring, Johnson, Davidson, dan Neale & Thompson, 2016). Terapi mindfulness
(2013) menyatakan bahwa individu yang mendorong individu untuk meng-
cemas kehilangan energi dan memiliki identifikasi gejala fisik yang sedang
tekanan tinggi secara psikologis. Tekanan dirasakan dengan cara menyadari berbagai
psikologis terlihat dari gejala-gejala hal yang terjadi pada saat ini atau tidak
kecemasan yang muncul yaitu gejala psikis hanya berfokus pada kondisi sakit saja,
dan gejala fisik. Pada saat dalam kondisi sehingga keluhan gejala fisik akan
cemas, tubuh akan bereaksi dengan berkurang (Kabat-Zinn, 2003).
meningkatkan produksi hormon kelenjar Pada penelitian ini menggunakan
adrenal dan meningkatkan sistem saraf terapi berbasis mindfulness yaitu
simpatis. Sistem saraf simpatis yang Mindfulness Based Stress Reduction (MBSR)
meningkat menyebabkan peningkatan (Shapiro & Carlson, 2009). Mindfulness Based
denyut jantung, frekuensi pernapasan, Stress Reduction (MBSR) terbukti mampu
tekanan darah dan berkeringat di beberapa menaikkan regulasi emosi positif pada
bagian tubuh tertentu seperti dahi dan individu dengan gangguan kecemasan
telapak tangan (Wilkinson, et al. dalam sosial (Goldin dan Gross, 2010). Terapi
Nevid, Rathus, & Greene, 2005). Mindfulness Based Stress Reduction (MBSR)
Detak jantung individu dengan PJK bermanfaat untuk meningkatkan kepekaan
yang meningkat karena kondisi cemas dan secara emosional dan penerimaan diri
tersumbatnya pembuluh darah arteri terhadap berbagai ekspresi emosi pada
koroner dapat memperburuk kondisi kerja individu dengan gangguan fisik (Kabat-
jantung. Aliran darah individu dengan PJK Zinn, 2003). Program MBSR bertujuan
yang tersumbat akibat adanya material menurunkan kondisi stres dengan
lemak atau blood clot menyebabkan memodifikasi proses kognisi dan afeksi

E-JOURNAL GAMAJPP 23
KECEMASAN, PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK), PROGRAM MBSR.

sehingga berpengaruh terhadap regulasi yang memiliki penyakit jantung. Program


emosi, sensasi fisik, dan keyakinan diri MBSR bertujuan menurunkan kondisi
individu (Kabat-Zinn, 2016). stres dengan memodifikasi proses kognisi
Berdasarkan penjelasan tersebut, dan afeksi sehingga berpengaruh terhadap
maka peneliti akan melakukan Program regulasi emosi, sensasi fisik, dan
Mindfulness Based Stress Reduction (MBSR) keyakinan diri.
pada individu yang memiliki salah satu
penyakit jantung tertentu yaitu penyakit Partisipan
jantung koroner (PJK). Hipotesis pada Penelitian melibatkan 5 individu dengan
penelitian ini yaitu program MBSR mampu PJK. Kriteria inklusi partisipan yaitu; 1)
menurunkan kecemasan pada individu pasien yang telah didiagnosis penyakit
dengan penyakit jantung koroner (PJK). jantung koroner oleh dokter puskesmas;
2) Berusia 40–65 tahun; 3) Belum pernah
Metode mengikuti program MBSR; 4) memiliki
skor kecemasan yang diukur dengan
Identifikasi variabel skala BAI pada tingkat sedang dan tinggi;
Variabel tergantung pada penelitian ini 5) memiliki kemampuan secara fisik
adalah kecemasan, sedangkan variabel untuk berproses dalam kelompok; 6)
bebasnya adalah program Mindfulness Based mampu berkomunikasi, membaca dan
Stress Reduction (MBSR). Kecemasan menulis; 7) bersedia berpartisipasi dalam
merupakan bentuk dari proses emosi dan penelitian dibuktikan dengan informed
penilaian tentang suatu rangsang yang consent. Sementara kriteria eksklusi yaitu
dirasa mengancam dan berorientasi pada partisipan tidak sedang menjalani
masa depan seakan-akan hal yang tidak intervensi untuk kecemasan baik secara
menyenangkan akan terjadi. Hal tersebut medis ataupun psikologis.
dapat dilihat dari gejala-gejala yang dialami
individu yaitu pada pikiran, perasaan, Instrumen penelitian
perilaku dan respon fisik. Penelitian ini menggunakan instrumen
Gejala-gejala kecemasan diukur yang berkaitan dengan Program
dengan skala Beck Anxiety Inventory (BAI) Mindfulness Based Stress Reduction
adaptasi dari Sasmitawati (2008). Semakin (MBSR). Program MBSR dimodifikasi
rendah skor BAI, maka menunjukkan oleh peneliti dari program mindfulness
rendahnya kecemasan yang dialami, Jauhari (2016) dengan menerapkan
begitupun sebaliknya. Selain itu, program kaidah-kaidah kurikulum MBSR terbaru
MBSR merupakan intervensi bagi individu Kabat-Zinn yang telah direvisi oleh
Tabel 1.
Data Partisipan Penelitian
No Inisial Usia Pendidikan Lama pengobatan PJK
1 SG 60 DIII 7 tahun
2 KS 54 SD 9 tahun
3 SR 44 SMA 3 tahun
4 RK 64 SD 3 tahun
5 BY 56 S1 5 tahun

24 E-JOURNAL GAMAJPP
MUNAZILAH & HASANAT

Santorelli, Meleo-Meyer, dan Koerbel berlangsung. Buku latihan berisi beberapa


(2017). Program terdiri dari 11 sesi yang lembar kosong yang dapat digunakan
dilakukan selama 4 kali pertemuan. untuk catatan, lembar penilaian diri harian
Program MBSR menggunakan 5 teknik untuk mood checklist, dan lembar evaluasi di
praktik meditasi yaitu meditasi napas, akhir program. Buku harian yaitu buku
meditasi body scanning, meditasi duduk, yang berfungsi sebagai proses evaluasi
meditasi jalan dan meditasi makan. rutin harian setelah praktik meditasi
Program diberikan dalam bentuk terapi mandiri di rumah atau di luar sesi. Buku
kelompok yang terdiri dari kegiatan- harian terdiri dari dua bagian yaitu ceklis
kegiatan seperti pemberian tabel dan deskriptif tentang pengalaman
psikoedukasi, pelatihan keterampilan saat latihan meditasi mandiri. Selanjutnya
meditasi, sharing dan diskusi. lembar observasi berisi aspek-aspek
Adapun skala yang digunakan perilaku yang akan diamati lalu diisi dan
seperti skala kecemasan. Skala kecemasan dituliskan oleh observer secara rinci. Hasil
yang digunakan yaitu Beck Anxiety observasi digunakan sebagai data
Inventory (BAI) terdiri dari 21 aitem berisi pendukung selama pelaksanaan program
gejala-gejala kecemasan yang dialami MBSR.
partisipan selama seminggu terakhir.
Skala BAI ini sebelumnya telah digunakan Metode analisis data
oleh Puspitasari (2017) dengan nilai Analisis data kuantitatif dilakukan melalui
reliabilitas sebesar 0,88 dengan rentang uji statistik nonparametrik yaitu Sign-Rank
validitas isi 0,25 hingga 0,65. Selain itu Wilcoxon untuk melihat perbedaan skor
menggunakan skala Mindfulness, seperti mean partisipan sebelum dan sesudah
skala Kentucky Inventory of Mindfulness perlakuan dalam satu kelompok yaitu
Skills (KIMS) yang bertujuan mengukur kelompok eksperimen (Azwar, 2018).
kondisi mindfulness partisipan. Skala KIMS Analisis deskriptif dilakukan terhadap hasil
berbentuk self report yang diadaptasi oleh observasi, diskusi, buku latihan, buku
Astuti (2017) dan digunakan pada harian, dan mood check-in dari partisipan
penelitian Wuryansari (2018). Terdiri dari untuk melihat perkembangan partisipan
24 aitem dengan nilai reliabilitas Cronbach saat sebelum, selama dan setelah perlakuan
Alpha sebesar 0,846. Nilai Aiken’s V diberikan.
berkisar antara 0,65 hingga 0,95 dengan
Hasil
nilai rata-rata sebesar 0,846.
Dalam mengukur stres penelitian ini
Uji coba modul program MBSR
menggunakan Perceived Stress Scale (PSS)
Peneliti melakukan uji coba modul program
yang terdiri dari 10 aitem. Skala ini terbukti
Mindfulness Based Stress Reduction (MBSR)
valid dan reliabel dengan nilai koefisien
sebelum melakukan pelaksanaan
Cronbach Alpha sebesar 0,85 (Cohen dkk.,
penelitian. Uji coba modul bertujuan untuk
1983). Sebagai tambahan penelitian mini
mengetahui kemampuan modul agar
menggunakan buku latihan, harian, dan
mudah dimengerti dan dipahami. Di sisi
lembar observasi. Buku latihan yaitu buku
lain, uji coba membuktikan ketercapaian
yang berisi lembar latihan digunakan untuk
tujuan modul bahwa modul program MBSR
menuliskan segala pengalaman dan proses
yang telah dimodifikasi oleh peneliti benar-
kegiatan selama program MBSR

E-JOURNAL GAMAJPP 25
KECEMASAN, PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK), PROGRAM MBSR.

benar memberikan pengaruh terhadap mindfulness pada partisipan setelah


penurunan stres pada individu dengan mengikuti program MBSR.
penyakit jantung.
Partisipan dalam uji coba modul Pelaksanaan penelitian
sebanyak 8 individu dengan penyakit Pelaksanaan program dilakukan 4 kali
hipertensi. Berdasarkan hasil uji coba pertemuan dengan durasi waktu antara 150-
dengan menggunakan uji Wilcoxon Sign- 170 menit di tiap pertemuan. Secara
Rank Test diperoleh hasil bahwa terdapat keseluruhan, program Mindfulness Based
perbedaan signifikan antara skor pretest dan Stress Reduction (MBSR) berjalan sesuai
posttest stress dengan menggunakan Skala dengan rencana, hanya saja selama
Perceived Stress Scale (PSS) dengan Z = -2,555; berjalannya program terdapat perubahan
p = 0,011 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan jumlah partisipan. Terdapat 1 orang
bahwa terdapat penurunan stres yang partisipan yang tidak dapat mengikuti
signifikan setelah mengikuti program jadwal pelaksanaan program dikarenakan
MBSR pada partisipan uji coba. adanya kegiatan di rumah yang tidak dapat

Tabel 2.
Hasil Pretest Partisipan
Skor skala KIMS Skor skala stres PSS Skor skala BAI
No Inisial
Skrining Kategori Skrining Kategori Skrining Kategori
1 SG 71 Sedang 18 Sedang 30 Tinggi
2 KS 70 Sedang 19 Sedang 34 Tinggi
3 SR 74 Sedang 18 Sedang 41 Tinggi
4 RK 68 Sedang 15 Sedang 25 Sedang
5 BY 68 Sedang 19 Sedang 29 Tinggi

Tabel 3.
Hasil Posttest Partisipan
Skor skala KIMS Skor skala stres PSS Skor skala BAI
No Inisial
Skrining Kategori Skrining Kategori Skrining Kategori
1 SG 81 Tinggi 14 Sedang 12 Rendah
2 KS 91 Tinggi 9 Rendah 14 Rendah
3 SR 82 Tinggi 10 Rendah 24 Sedang
4 RK 82 Tinggi 12 Rendah 13 Rendah
5 BY 82 Tinggi 15 Sedang 23 Sedang

Selain perbedaan signifikan pada ditinggalkan. Jumlah partisipan penelitian


kondisi stres, juga diperoleh hasil program MBSR sejak awal pertemuan hingga
perbedaan kondisi mindfulness partisipan akhir berjumlah 5 orang dengan
dengan menggunakan Skala Kentucky dengan penyakit jantung koroner (PJK).
Inventory of Mindfulness Skills (KIMS) Seluruh kegiatan program MBSR
dengan hasil Z = -2,524; p = -0,012 (p < 0,05). berjalan sesuai dengan yang tertulis di
Hal ini berarti terdapat peningkatan kondisi modul program MBSR untuk fasilitator.

26 E-JOURNAL GAMAJPP
MUNAZILAH & HASANAT

Saat pretest semua partisipan tersebut skor kecemasan yang signifikan setelah
diminta untuk mengisi skala mindfulness pemberian perlakuan yaitu program MBSR.
yaitu Kentucky Inventory of Mindfulness Skills Penurunan skor kecemasan yang signifikan
(KIMS) untuk mengetahui kondisi menunjukkan bahwa Ha diterima dan Ho
mindfulness yang dimiliki oleh partisipan, ditolak. Hal ini dimaknai bahwa hipotesis
skala stres Perceived Stress Scale (PSS) untuk penelitian diterima yaitu Program
melihat kondisi stres partisipan, dan skala Mindfulness Based Stress Reduction (MBSR)
kecemasan Beck Anxiety Inventory (BAI) dapat menurunkan kecemasan pada
untuk mengetahui kecemasan yang dimiliki individu dengan penyakit jantung koroner
partisipan. Hasil pretest yang diperoleh (PJK). Hasil uji Wilcoxon Signed-Rank Test
dapat dilihat pada Tabel 2. dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5.
Fritz, Moris dan Richler (2012)
Cek manipulasi menyebutkan bahwa untuk mengetahui
Hasil uji statistik Wilcoxon Signed-Rank Test effect size dari uji statistik non parametrik
menunjukkan kenaikan skor mindfulness dapat dilakukan dengan membagi Z dengan
pada partisipan yang signifikan dengan akar N (r=Z/√N). Berdasarkan rumus
perolehan nilai Z = -2,032; p = 0,042 (p < tersebut (r = -2.023/√5) diperoleh nilai r =
0,05). Hal sama juga terjadi pada skor stres 0,90. Data tersebut menunjukkan bahwa
yang menurun signifikan dengan perolehan program MBSR memiliki effect size sebesar
nilai Z = -2,032; p = 0,042 (p < 0,05) pada 90% terhadap penurunan kecemasan pada
partisipan setelah mengikuti program individu dengan PJK.
MBSR. Hasil perolehan uji statistik tersebut
membuktikan bahwa perubahan skor Pengukuran follow up
mindfulness dan skor stres pada partisipan Peneliti melakukan follow-up yaitu
termasuk signifikan sesudah pelaksanaan dengan memberikan skala KIMS untuk
program MBSR. mengukur mindfulness, PSS untuk
mengukur kondisi stres dan BAI untuk
Uji hipotesis mengukur kondisi cemas partisipan.
Uji hipotesis menggunakan Wilcoxon Signed- Follow up bertujuan untuk melihat
Rank Test,, menunjukkan bahwa terdapat perubahan pada partisipan setelah
perbedaan yang signifikan antara skor program berakhir. Follow up dilakukan 7
pretest dan posttest pada kondisi kecemasan hari setelah pengambilan hasil posttest.
partisipan dengan nilai Z = -2,023; p = 0,043 Berikut pemaparan perubahan kondisi
(p < 0,05). Hal ini mengindikasikan bahwa partisipan antara posttest dan follow up.
terdapat penurunan kecemasan signifikan Uji Wilcoxon Signed-Rank Test
setelah partisipan diberikan perlakuan. menunjukkan bahwa tidak terdapat
Rata-rata skor kecemasan mengalami perbedaan yang signifikan antara skor
penurunan dari skor 31,8 menjadi 17,2 poin. posttest dan follow up pada ketiga kondisi
Gain skor yang diperoleh yaitu sebesar 14,6 partisipan yaitu kondisi mindfulness, stres
poin. Hasil posttest yang diperoleh dapat dan kecemasan. Skor mindfulness
dilihat pada Tabel 3. mengalami peningkatan dari skor 83,6
Berdasarkan hasil uji hipotesis dapat menjadi 84,4 poin dengan nilai Z = -0,000; p
disimpulkan bahwa seluruh partisipan = 1,000 (p > 0,05). Skor stres meningkat dari
berjumlah 5 orang mengalami penurunan skor 12 saat posttest menjadi 13,2 poin saat

E-JOURNAL GAMAJPP 27
KECEMASAN, PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK), PROGRAM MBSR.

follow up dengan nilai Z = -0,677; p = 0,498 (p mindfulness tersebut berpengaruh terhadap


> 0,05). Skor kecemasan meningkat 17,2 saat kondisi stres dan kecemasan partisipan.
posttest menjadi 20 poin saat follow up Aspek dari mindfulness yaitu aspek
dengan nilai Z = -0,535; p = 0,593 (p > 0,05). mengamati membuat individu menerima
Berdasarkan hasil tersebut mengindikasi- segala pikiran dan sensasi yang muncul.
kan bahwa program MBSR masih Aspek menggambarkan dapat mengajarkan
memberikan pengaruh pada kondisi partisipan agar tidak membuat penilaian
mindfulness partisipan meski program telah dan alasan terhadap situasi yang kini
berakhir. dialami (Baer, Smith & Allen, 2004). Saat
partisipan mampu menggambarkan maka
Diskusi
potensi diri akan menguat dan
memungkinkan perhatian diarahkan
Berdasarkan hasil analisis data, terbukti
kembali dari berfokus pada stres dan cemas
bahwa program Mindfulness Based Stress
akan penyakit jantung koroner (PJK) ke
Reduction (MBSR) mampu menurunkan
pengalaman saat ini.
kecemasan pada individu dengan penyakit
Partisipan memahami bahwa
jantung koroner (PJK). Hasil penelitian ini
berbagai perasaan dan sensasi yang
mendukung hasil penelitian sebelumnya
dialami saat ini bersifat sementara atau
dari Hofman, Sawyer, Witt, dan Oh (2010)
tidak ada segala sesuatu yang abadi. Hal
yang membuktikan bahwa intervensi
tersebut membuat partisipan memiliki
berbasis mindfulness mampu memperbaiki
persepsi baru bahwa sesuatu ada
simtom-simtom pada gangguan kecemasan.
masanya. Partisipan mampu
Selain itu, menurut Kabat-Zinn (2003),
menumbuhkan persepsi bahwa kondisi
Shapiro dan Carlson (2009) pada individu
sakit yang dialami tidak menjadikan
dengan PJK, MBSR mampu menurunkan
partisipan kehilangan kemampuan untuk
gejala kecemasan, depresi dan kemarahan
beraktivitas. Selain itu, partisipan juga
dengan mendorong individu untuk
yakin bahwa kondisi tubuh akan membaik
mengidentifikasi gejala fisik yang sedang
dengan ditandai berkurangnya keluhan.
dirasakan. Program MBSR juga terbukti
Persepsi baru yang dimiliki partisipan
meningkatkan kesehatan secara fisik dan
menjauhkannya dari pikiran dan emosi
psikologis (Pigeon, Allen, Possemato, Cico,
negatif sehingga ketika terdapat masalah
& Treatman, 2014).
akan menyelesaikannya tidak hanya
Program MBSR terdiri dari empat
bereaksi (Chambers, Lo & Allen, 2008).
aspek yaitu mengamati, menggambarkan,
Aspek dari mindfulness yaitu
melakukan dengan kesadaran dan
melakukan dengan kesadaran dapat
menerima tanpa menilai (Baer, Smith &
membuat partisipan fokus dan sadar
Allen, 2004) yang telah diberikan pada
seutuhnya terhadap apa yang sedang
seluruh partisipan melalui praktik meditasi
dilakukan saat ini. Partisipan mampu
napas, meditasi duduk, meditasi deteksi
memberi makna pada tiap kegiatan sehari-
tubuh, meditasi jalan dan meditasi makan.
hari yang dilakukan sehingga tidak
Perkembangan pada tiap aspek yang
kehilangan peran meskipun dalam kondisi
dialami partisipan berpengaruh pada
sakit. Saat individu mampu berperan dalam
kondisi kecemasan secara kognisi, afeksi,
kehidupannya, maka keyakinan diri akan
fisik dan perilaku sehingga gejala
meningkat dan optimis dalam menjalani
kecemasan berkurang. Keempat aspek
pengobatan. Aspek menerima tanpa

28 E-JOURNAL GAMAJPP
MUNAZILAH & HASANAT

menilai yang dilakukan berulang dapat Program MBSR dilaksanakan di


mencegah munculnya pikiran negatif dalam setting kelompok. Menurut Yalom
seperti penilaian terhadap diri sendiri (self- dan Leszcz (2005) terciptanya pola
judgement) yang biasa terjadi pada individu pembelajaran interpersonal melalui
yang memiliki penyakit kronis. Partisipan kelompok mampu menumbuhkan perasaan
yang semula berpikir negatif bahwa dirinya lega melalui katarsis serta faktor eksistensial
tidak lagi berharga menjadi dapat diri. Melalui sesi sharing dan diskusi yang
menemukan pikiran positif dengan dilakukan di tiap pertemuan, para
berfokus pada masa kini yaitu melakukan partisipan mendapatkan banyak
aktivitas sesuai dengan kemampuan. pengetahuan dan informasi baik dari
Praktik mindfulness yang dilakukan fasilitator atau dari partisipan lain.
dengan rutin membuat individu menjadi Partisipan juga merasakan adanya
semakin santai dan mudah untuk dukungan dari sesama individu yang
menyadari berbagai macam sensasi yang memiliki penyakit jantung koroner (PJK)
muncul selama melakukan praktik dan merasa tidak sendiri sehingga
mindfulness (Grabovac, Lau, & Willet, 2011). keyakinan semakin kuat untuk menjalani
Seluruh partisipan menyampaikan pengobatan panjang dengan melakukan
mengalami sensasi fisik berbeda-beda yang check up rutin.
membuat tidak nyaman selama berlatih Para partisipan diberikan kebebasan
meditasi. Sensasi tidak nyaman tersebut dan keleluasaan untuk menceritakan
semakin menghilang dan tidak lagi pengalaman yang dialami tiap usai latihan
dirasakan saat pertemuan berakhir dengan meditasi dilakukan, sehingga dapat
diajarkan sikap penerimaan. mengungkapkan perasaan, pikiran dan
Berbagai teknik meditasi yang telah sensasi tubuh yang dimiliki. Perbedaan
diajarkan selama program MBSR membuat kondisi pengobatan yang dilakukan antar
gelombang otak partisipan berada pada partisipan menyebabkan adanya
kondisi alfa. Pada saat gelombang otak pertukaran informasi yang akan menunjang
berada pada gelombang alfa, maka cara pengobatan yang lebih baik
kecemasan akan menurun serta kedepannya. Hal tersebut sesuai dengan
memunculkan perasaan yang tenang dan hasil penelitian bahwa interaksi antar
positif (Brown & Ryan, 2003). Menurut peserta memungkinkan adanya proses
Cozzolino (2006), gelombang alfa juga saling membantu, memberi dukungan, dan
memengaruhi sekresi hormon menunjukkan model perilaku sehat
norepineprin, serotonin dan beta endorphin (Prawitasari, 2011).
yang berkaitan dengan menurunnya
Keterbatasan penelitian
tekanan darah. Oleh karena itu, stres dapat
Penelitian ini memiliki beberapa
menurun dan afek menjadi lebih positif
keterbatasan, salah satunya berkaitan
serta imunitas meningkat. Hal tersebut
dengan ancaman validitas internal yaitu
sesuai dengan perubahan yang terjadi pada
history dan pengetesan (Shadish, Cook, &
semua partisipan. Semua partisipan
Campbell, 2002). Sejarah adalah segala
menyampaikan bahwa saat melakukan
peristiwa yang terjadi diantara pretest dan
praktik meditasi merasa lebih tenang dan
posttest. Pada ancaman validitas
menjadi berkurang frekuensi emosi negatif
pengetesan, adanya pengukuran berulang
seperti marah.

E-JOURNAL GAMAJPP 29
KECEMASAN, PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK), PROGRAM MBSR.

sebanyak tiga kali yaitu saat pretest, posttest partisipan untuk melakukan latihan
dan follow up dengan menggunakan skala meditasi mandiri dengan rutin beberapa
yang sama kemungkinan menyebabkan hari setelah program selesai. Selain itu,
terjadinya efek belajar, meskipun peneliti peneliti diharapkan melakukan follow up
telah melakukan antisipasi dengan berulang dengan jangka waktu 3 minggu
melakukan pengacakan pada nomer aitem hingga sebulan untuk melihat ketahanan
skala. pengaruh program MBSR.
Ancaman validitas eksternal pada Saran berikutnya yaitu penelitian
penelitian ini disebabkan oleh desain menggunakan uji statistika parametrik
penelitian yang digunakan yaitu one group yang melibatkan partisipan dengan jumlah
pretest-posttest design sehingga hasil banyak sehingga hasil dapat digeneralisasi-
penelitian tidak dapat digeneralisasikan. kan. Peneliti selanjutnya perlu memperhati-
Pada penelitian ini jumlah partisipan yang kan lokasi pelaksanaan program dengan
hanya berjumlah 5 orang menyebabkan menggunakan ruangan yang tenang dan
hasil tidak dapat digeneralisasikan pada mempertimbangkan partisipan yang tidak
individu dengan PJK lainnya. Selain itu, nyaman dengan pendingin ruangan (AC).
keterbatasan yaitu lokasi Puskesmas berada Bagi partisipan disarankan untuk rutin
di pinggir jalan raya membuat suara melakukan meditasi mandiri sesuai jadwal
kendaraan terdengar hingga ke ruangan rencana meditasi mandiri jangka panjang
meskipun ruangan terletak di lantai 2. yang telah disusun saat pertemuan akhir
program. Bagi psikolog puskesmas dapat
Kesimpulan
memberikan program MBSR dapat
dijadikan sebagai alternatif program untuk
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
menurunkan stres dan atau kecemasan
program MBSR terbukti mampu
pada pasien penyakit jantung koroner di
meningkatkan kemampuan mindfulness,
puskesmas.
menurunkan stres dan berpengaruh
menurunkan kecemasan pada partisipan. Daftar Pustaka
Berdasarkan kegiatan-kegiatan yang
diberikan melalui program MBSR pada Azwar, S. (2018). Metode penelitian psikologi.
pertemuan satu hingga empat, para edisi II. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
partisipan merasakan manfaat dalam Astuti, N. B. (2017). Program intervensi
menghadapi gejala kecemasan yang berbasis mindfulness untuk
dialami selama menjalani proses meningkatkan kesejahteraan psikologis
pengobatan panjang dan juga dalam caregiver pasien kanker anak. Tesis
menjalani aktivitas sehari-hari. (tidak dipublikasikan). Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada.
Saran Baer, R. A., Smith, G. T. & Allen, K. B.
Bagi peneliti lain yang ingin (2004). Assessment of mindfulness
mengembangkan penelitian ini, disarankan by self-report-the kentucky
untuk melakukan praktik pada seluruh inventory of mindfulness skills.
teknik meditasi lebih dari satu kali karena Psychological Assessment, 11(3), 191-
terbukti membuat partisipan lebih mudah 206, doi: 10.1177/10731911042680 29
memahami instruksi. Peneliti melakukan Brown, K. W., & Ryan, R. M. (2003). The
pendampingan dengan mengingatkan benefits of being present:

30 E-JOURNAL GAMAJPP
MUNAZILAH & HASANAT

mindfulness and its role in mindfulness-based interventions in


psychological well being. Journal of healthcare: an overview of systematic
Personality and Social Psychology, reviews and meta-analyses of RCTs.
84(4), 822-848. doi: 10.1037/0022- PLoS ONE. 10(4), 1-17. doi:
3514.84.4.822 10.1371/journal. pone.0124344
Chambers, R., Lo, C. Y. & Allen, N. (2008). Grabovac, A. D., Lau, M. A., & Willet, B. R.
The impact of intensive mindfulness (2011). Mechanism of mindfulness: A
training on attentional control, Budhhist psychological model.
cognitive style, and affect. Cognitive Mindfulness 2(3), 154-166. doi:
Therapy and Research, 32. 303-322. doi: 10.1007/s12671-011-0054-5
10.1007/s10608-007-9119-0 Hofmann, S. G., Sawyer, A. T., Witt, A. A.,
Clarke, D. M., & Currie, K. C. (2009). and Oh, D. (2010). The effect of
Depression, anxiety and their mindfulness-based therapy on
relationship with chronic disease: A anxiety and depression: A meta-
review of the epidemiology, risk and analytic review. Journal Consultation
treatment evidence. MJA, 190(7), 55- Clinical Psychology, 78(2), 169–183, doi:
60. 10.1037/a0018555.
Cohen, S., Kamarck, T., & Mermelstein, R. Jauhari, G. P. (2016). Program mindfulness
(1983). A global measure of perceived untuk menurunkan depresi pada orang
stress. Journal of Health and Social dengan HIV/AIDS. Tesis (tidak
Behavior, 24, 386-396. dipublikasikan). Yogyakarta.:
Cozzolino, W. (2006). The nuts and bolts of Universitas Gadjah Mada.
meditation. California: Raissa Kabat-Zinn, J. (2016). Mindfulness based
Publisher. stress reduction for medical students:
Feros, D. L., Lane, L., Ciarrochi, J., & optimising student satisfaction and
Blackledge, J. T. (2013). Acceptance engagement. BMC Medical Education,
and Commitment Therapy (ACT) for 16(1), 1-11. doi: 10.1186/s12909-016-
improving the lives of cancer patients: 0728-8
a preliminary study. Psycho-Oncology, Kabat-Zinn, J. (2003). Mindfulness-based
22, 459–464. doi: 10.1002/pon.2083 interventions in context: past, present,
Fritz, C. O., Morris, P. E., & Richler, J. J. and future. Clinical Psychology: Science
(2012). Effect size estimates: Current and Practice, 10(2), 144-156. doi:
use, calculations, and 10.1093/clipsy.bpg016
interpretation. Journal of Experimental Kring, A. M., Johnson, S. L., Davison, G., &
Psychology: General, 141(1), 2-18. doi: Neale, J. (2013). Abnormal psychology
10.1037/a0024338 (12th ed). Singapore: John Wiley &
Goldin, P. R. & Gross, J. J. (2010). Effects of Sons, Inc.
Mindfulness-Based Stress Reduction Maramis, W. F. (2009). Catatan ilmu
(MBSR) on emotion regulation in kedokteran jiwa (edisi 2). Surabaya:
social anxiety disorder. Emotion Airlangga University Press.
Jurnal, 10(1), 83-91, doi: 1037/a0018441 Nevid, J. S., Rathus, S. A., & Green, B. (2005).
Gotink, R. A., Chu, P, Busschbach, J. J. V., Psikologi abnormal (edisi 5/jilid 1).
Benson, H., Fricchione, G. L., Hunink, Jakarta: Penerbit Erlangga.
M. G. M. (2015). Standardised

E-JOURNAL GAMAJPP 31
KECEMASAN, PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK), PROGRAM MBSR.

Ogden, J. (2012). Health psychology (6th Shadish, W., Cook, T., & Campbell, D.
edition). New York: McGraw-Hill (2002). Experimental and quasi
Education. experimental designs for generalized
Pigeon, W., Allen, C., Possemato, K., Cico, causal inference. Boston: Houghton
D. B., & Treatman, S. (2014). Mifflin Company.
Feasibility and acceptability of brief Shapiro, S. L. & Carlson, L. E. (2009). The art
mindfulness program for veterans in and science of mindfulness integrating
primary case with posttraumatic mindfulness into psychology and the
stress disorder. Mindfulness, 5(5), 1-10. helping profession. Washington:
doi: 10.1007/s12671-014-0340-0 American Psychological Association.
Prawitasari, J. E. (2011). Psikologi klinis: Ski, C. F., Jlinek, M., Jackson, A. C., Murphy,
Pengantar terapan mikro dan makro. B. M. & Tompson, D. R. (2016).
Jakarta: Penerbit Hikmah. Psychosocial interventions for
Puspitasari, E. (2017). Program lansia sabar patients with coronary heart disease
berbasis reminiscence dan terapi seni and depression: A systematic review
untuk menurunkan kecemasan pada and meta-analysis. European Journal of
lansia penyandang diabetes melitus tipe Cardiovascular Nursing, 15(5), 305–316,
II. Tesis (tidak dipublikasikan). doi: 10.1177/1474515115613204.
Universitas Gadjah Mada, Wuryansari, R. (2017). Program mindfulness
Yogyakarta. for prisoners (Mindfulners) untuk
Reber, A. S. & Reber, E. S. (2010). Kamus menurunkan depresi pada narapidana.
psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Tesis (tidak dipublikasikan).
Santorelli, S., Meleo-Meyer, F., & Koerbel, L. Universitas Gadjah Mada,
(2017). Mindfulness-Based Stress Yogyakarta.
Reduction (MBSR): Authorized Yalom, I. D. & Leszcz, M. (2005). The theory
curriculum guide. Worcester: and practice of group psychotherapy (5th
University of Massachusetts Medical ed). New York: Basic Book.
School.
Sasmitawati, T. A. (2008). Terapi kognitif
keperilakuan untuk mengurangi
kecemasan pada penderita asma. Tesis
(tidak dipublikasikan). Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.

32 E-JOURNAL GAMAJPP

Anda mungkin juga menyukai