Pemetaan
Teknik yang biasanya dilakukan untuk pemetaaan dalam disiplin ilmu arkeolgi
ialah dengan mengadopsi metode pemetaan gua, yang terdiri dari tiga cara yaitu
Polygon Tertutup, Polygon Terbuka, dan Offset Methode (Afkani, 2012). Polygon
Tertutup dilakukan dengan cara berpindah pada setiap titik yang dijadikan sebagai
target (Pointer). Sedangkan Polygon Terbuka dilakukan dengan statis pada satu titik
dan menentukan objek sebanyak-banyaknya yang bisa dijangkau untuk dijadikan
sebagai target atau titik bidik. Berbeda dengan Offset Methode, yaitu dilakukan
dengan menarik satu garis lurus sampai batas objek yang ingin dipetakan, kemudian
buat garis perpotongan dari garis lurus yang telah dibuat sebelumnya dengan interval
atau jarak tertentu (Semakin kecil intervalnya maka akan semakin akurat data yang
dihasilkan). Untuk pengukurannya, dapat dilakukan dari titik perpotongan yang ada
dalam melihat jarak maupun sudut.
Total station merupakan alat yang digunakan untuk mengukur jarak dan sudut
baik secara horizontal maupun vertikal dengan dilengkapi mainboard, chip, dan
memory sehingga data yang diperoleh dapat terinput secara otomatis (Tobing). Alat
ini juga dilengkapi dengan tiga komponen yang terdiri dari pengukuran jarak optis
(Electronic Distance Measurement), pengukuran sudut elektronik, dan
microprocessor. Selain itu, dengan menggunakan Total Station, kesalahan dalam
melakukan pengukuran dapat diminimalisir, mempermudah manajerial data survey,
serta mempercepat proses pengukuran.
1. Tripods (Statif)
Tripod adalah sebuah tiang yang terdiri dari tiga kaki dan berfungsi sebagai
penyangga atau tempat berdirnya Total Station maupun Prisma.
Sumber: lasertoolspecialist.com.au
2. Prisma
Prisma adalah kaca cekung yang dijadikan sebagai target bidikan guna
memantulkan laser dari Total Station. Alat ini juga dilengkapi dengan tanda bidik
berupa garis silang yang terdapat pada kaca cekung dan berungsi sebgai acuan
dalam melihat ketepatan bidikan. Dlam proses pegnggunaannya, Prisma ini bisa
dipakai dengan statif (titik base) maupun tongkat (pole) + terpasang nivo.
Prisma Poligon dan Mini Prisma
(Sumber: sokkiaindonesia.com dan ebay.it)
Tongkat Pole Prisma (Stick Pole Prism) adalah suatu alat bantu prisma yang
terbuat dari logam yang mempunyai tanda berupa garis merah putih dan
dilengkapi oleh ukuran serta gelembung. Tingkat prisma ada yang ukuran 2 - 5
meter untuk prisma melingkar dan prisma 3600, sedangkan ukuran 30 cm untuk
mini prisma.
Sumber: Indiamart.com
4. Rol meter
Rol meter digunakan untuk menghitung tinggi alat pada total station maupun
tinggi prisma “base” / prisma yang didirikan dengan menggunakan statif.
Biasanya diperlukan rol meter yang panjangnya 3 – 5 meter.
Sumber: www.rolmaatpunt.nl
ALL → Memulai pengukuran jarak dan sudut dan menyimpan nilai-nilai yang sudah
terukur.
DIST → Memulai pengukuran jarak dan sudut tanpa menyimpan nilai-nilai yang
telah diukur.
ENTER → Menghapus nilai yang ada pada tampilan dan siap memasukkan nilai
yang baru.
MEAS → Pilihan untuk menghitung titik yang dicari dengan membidik prisma.
VIEW SEARCH → Menampilkan koordinat dan detail job pada point yang dipilih
1. Menentukan titik berdirinya Total Station (Occupy/DP) dan Prisma (BS data),
kemudian dilanjutkan dengan mendirikan tripod (Statif).
2. Setelah itu dilanjutkan dengan memasang Total Station maupun Prisma pada
Tripod dan tidak lupa untuk mengecek posisi alat tepat berada di tengah patok
yang merupakan titik yang telah dipilih sebelumnya. Langkah ini disebut sebagai
Centering dan dilakukan bersamaan dengan mengarahkan gelembung waterpass
(Nivo) ditengah.
3. Nyalakan Total Station dengan menekan tombol power, kemudian pada layar
muncul waterpass digital dan perlu untuk di kalibrasi sampai dengan angka yang
paling kecil (X dan Y minimal 0,5). Cara yang dilakukan dalam proses kalibrasi
ialah dengan memutar sekrup ABC yang terdapat pada Tribrach.
4. Pasca kalibrasi, tekan OK, lanjut pilih menu "Data", kemudian buat job selection.
5. Ubah nama job dengan memilih opsi “Job detail” dan ubah nama job sesuai
dengan nama situs (proyek).
6. Kembali ke “menu”, pilih opsi "topo", lanjut pilih "occupy", kemudian masukkan
titik koordinat, elevasi, ubah kode, tinggi alat, dan input nama operator.
7. Setelah menginput di bagian “Occupy”, tekan tombol “esc” untuk kembali menu
"topo", kemudian pilih "Bs Data" dan masukkan titik koordinat, elevasi, ubah
kode, dan tinggi alat prisma.
8. Ketika telah menginput dua titik awal (Occupy dan BS Data), kemudian lakukan
observasi untuk tentukan titik-titik yg akan dibidik. Variabel yang dijadikan
sebagai titik bidik bisa langsung berupa objek (Misalnya temuan, dinding gua,
pohon, dan lain-lain).
9. Kembali ke menu, pilih “topo”, langsung cari opsi “dist+cord” dan dilanjutkan
dengan membidik objek yang ingin dipetakan
10. Terakhir, ketika tiba di suatu kondisi untuk memindahkan posisi Total Station
untuk mendapatkan posisi bidik yang luas, letak Total Station dan prisma ditukar
dan lakukan resection kembali dengan mengisi Occupy dan BS Data.
11. Setelah selesai, untuk memperoleh data bisa dilakukan dengan menyalin file dari
Total Station dengan menggunakan flashdisk atau hardisk. Langkah pertama
dengan memilih USB pada Total Station, selanjutnya pilih menu Save data, lalu S-
Type, kemudian pilih file pemetaan yang telah dilakukan.
12. Selanjutnya tahap pengolahan data. Data pemetaan yang telah disalin dari Total
Station diolah dengan bantuan aplikasi. Terdapat beberapa aplikasi yang dapat
membantu pengolahan data yaitu Topcon Link, ArcMap, ArcScene, dan Microsoft
Excel.
13. Data dari Total Station dengan jenis file (.SDR), dimasukkan ke Topcon Link atau
aplikasi sejenis. Dalam aplikasi Topcon, data hasil pemetaan Total Station diubah
sesuai kebutuhan yang selanjutnya diolah di ArcMap untuk penggambaran peta.
Berikut secsrs leih detail langkah-langkahnya:
g. Buat Nama dari setiap Kolom seperti gambar di bawah, kemudian Save
file Excel yang telah diolah.
h. Buka Aplikasi ArcMap, kemudian tekan menu file, lalu add data, dan add
xy data.
i. Lalu masukkan file csv yang sudah diolah di excel. Pada pilihan X , Y dan
Z field, sesuaikan dengan nama kolom yang sudah dibuat di Excel lalu
tekan OK.
j. Maka muncul seperti gambar dibawah ini, selanjutnya dilakukan digitasi
untuk membuat peta.
- Titik awal: Dp
GC (Gambar Cadas)
AB (Artefak Batu)
TB (Tembikar)
BR (Breksi)
SR (Struktur)
GC (Gambar Cadas)
MKM (Makam)
Bibliography
Afkani, H. (2012). Cave Mapping (Pemetaan Gua). Retrieved 06 22, 2022, from Green
Mapping Spirit: http://mapala-gms-artikel.blogspot.com/2012/03/cave-mapping-pemetaan-
gua.html?m=1
Yusuf, H., & Halim, H. (2014). Survey dan Pemetaan. Yogyakarta: Deepublish.