tegangan dan arus yang lebih rata, atau guna memperoleh pembebanan yang
baik pada sumber arus bolak balik maka dipergunakan penvearah daya 3 atau 6
e
a = ^m c o s (at + 6 0 °)
e =
b ^-m c o s ( w t " 60°)
e c = E m cos (cot -180°) (3.1)
34
—0_it-^nnp—2- '•k W* V,
IV
<4
GAMBAR3.1. 15
PENYEARAH DAYA 3 PHASA, GELOMBANG PENUH, HUBUNGAN
JEMBATAN DENGAN KOMPONEN THYRISTOR
-ut
GAMBAR 3.216
BENTUK GELOMBANG EMFs SESAAT SUMBER AC
TEGANGAN LINE TO NETRAL Ea, Eb, Ec
TEGANGAN LINE TO LINE Eac, Eba, Ecb
15
Edward Wilson Krmbark, DIRECT CURRENT TRANSMISSION, John Wiley & Sons Inc., New
York, 1971, Vol. l,p.72.
'6 ibid, hal. 73.
1.1.1. Tegangan Output Jembatan.
(Em) yang diperlihatkan gambar 3.2. yaitu luasan Ao yang berupa garis-
garis vertikal. Pada periode dimana katup-1 dan katup-3 melalukan arus
-i
3 3
Vdo = — Ao = — | eac d0
*r nr •
'- -60'
3 ? -
Vdo = - | V3 Em cos (6 + 30°) d6
/ T
-SO'
3V3
-^— Em = 1.65 Em (3.3.)
Vdo = — E L N - 2,34 E L N
K
rata-rata Vd :
_>0
Vd =Vdo j cos(9^30°)d9
o-60°
IniUnt »n<„ V l l w t 3
u«ontiott«d reclifKf
(a) a - a
(b) a - 30*
(e)o«KT
(d) a - 90*
(,) a - 120*
( 0 a - ISO*
fr) a - 180*
GAMBAR 3.3. v
BENTUK TEGANGAN SESAAT TANPA OVERLAP
ibid.,hal 76.
3"
Analisa tersebut dilakukan jika tidak lebih dari dua katup yang
menghantar. Komutasi terjadi sesaat, yang berarti tanpa overlap. Hal ini
terbatas. Hal ini lazim disebut sebagai waktu komutasi overlap dan
menyala conduct. Pada inteval yang lain, bentuk gelombang dapat dilihat
3.5.)
I u
GAMBAR 3.4.1is
HANTARAN PADA KATUB 1. 2 DAN 3
ibid..hal81.
38
GAMBAR3.5.19
PENURUNAN TEGAXGAX AKIBAT ADANYA 0\"ERLAP
Ao = \'do
ea - eb .. °? eb - ea
A = I j eb - d0= | d9
/3 3
— Em | sin 6 d9 = —- Em -cos 6
v3
Em (cos a - cos 5 )
AVd = —A = — ( c o s a - c o s 6 ) (3.5.)
/r
Dimana :
co t = a : awal komutasi
co t = a + u : akhir komutasi
Vd = Ydo cos a - A Vd
Vdo{cosa - cost)")
dengan nol dengan beban induktif. Pada gambar 3.7. ditunjukkan bentuk-
GAMBAR 3.6.10
SUDUT PENYALAAN THYRISTOR SEBAGAI RECTIFIER DAX INVERTER
:o
ibid-, hal. 106.
41
21
ibid., hal. 86.
..• a - .
../•' •:•••- «i
r«i •
...A- Xm«£i
r <•' ». ** / ^~ V* .</
V
x
/&) • v. & :
\ /" \
, s
L f. /- . \ /
. 1 . \ /
t<)
in
» ; i i i
te 53 II || || I |8 I I I
• ii &S fefe 88 H 6
22
ibid..hal. 109
0
cos a = -cos p
cos 5 = -cos y
VdoizosB- cos/)
Vdo =
2
diode yang tidak bisa diatur pengaturan waktu penyearahannya. Perbedaan ini
menvebabkan besar tegangan output penyearah jembatan diode tidak bisa diatur
Vdo= Em =1,65 Em
l'do(l-cosS)
Vd =
2
1.3. Rectifier
adalah dioda dan thyristor. Kedua jenis semikonduktor ini mempunyai dengan
Dioda mempunyai dua kaki yaitu .Anoda (A) dan Katoda (K). Dioda
bekerja sebagai penyearah hanya akan melalukan arus bila anoda lebih positif
dari katoda (kondisi forward bias) dan akan menahan arus (blocking) apabila
sebaliknya (kondisi reverse bias). Karakteristik kerja dioda ini ditunjukkan pada
gambar 3.9a. Dari karakteristik V-I ini bisa diketahui yaitu peak reverse voltage
dan reserve leakage current. Peak reverse voltage adalah batas tegangan
tertinggi yang bisa ditahan dioda pada posisi reverse bias. Dan reverse leakage
45
current adalah arus bocor yang terjadi pada saat reverse bias. Selain itu garis V-
konduktor yang sempurna tetapi masih ada drop tegangan sebesar V untuk arus
I. Besaran VI ini akan diubah menjadi panas, untuk itu dioda memerlukan
time seperti ditunjukkan pada gambar 3.9b. Recoveiy time adalah waktu sesaat
antara akhir conduction time sampai rectifier berada dalam kondisi tidak
mengalirkan arus sama sekali. Perioda waktu ini dalam skala micro saja tetapi
penting untuk menentukan seberapa cepat dioda tersebut dapat diberi tegangan
balik atau dengan kata lain menentukan frekwensi maksimum dari dioda
tersebut. If
u
~ \ h~
0 \ 1
0.2SIM
IM
(a) (b)
GAMBAR 3.9 °
DIODA DAN KARAKTERISTIK KERJA DIODA
a. Karakteristik kerja dioda b. Karakteristik reverse recoveiy dioda
-3 B.M. Bird & K.G. King, AN INTRODUCTION TO POWER ELECTRONIC, Univ. of Bristol, New
York, 1983, hal. 8.
• 46
Thyristor adalah rectifier (penyearah) dengan tiga kaki, yaitu Anoda (A),
Katoda (K) dan Gate (G). Fungsi thyristor sama seperti pada dioda yaitu melalukan
arus positip dari anoda ke katoda. Hanya pada thyrisor memerlukan arus/sinyal pada
gate untuk bekerja. Jadi bila tidak ada arus gate maka thyristor akan tetap pada posisi
blocking (menahan arus) meskipun pada saat forward bias. Oleh karena itu thyristor
disebut juga SCR (semiconductor controlled rectifier) karena saat penyearahan bisa
A | Anod«
P
-v,.
k
* C«hod«
(a)
(c)
GAMBAR3.10 15
THYRISTOR DAN KARAKTERISTK KERJA THYRISTOR
a. Anoda, katoda dan gate
b. Karakteristik V-I Thyristor
c. Pengaruh arus gate terhadap blocking tegangan forward
dijelaskan bahwa bila tidak ada sinyal gate dan tegangan anoda-katoda ( V ^ )
lebih kecil dari VgQ maka tidak akan ada arus forward (lj) yang mengalir
VgQ adalah batas tegangan tertinggi yang bisa ditahan thyristor pada saat
forward bias tanpa ada sinyal gate. Bila thyristor diberi sinyal gate dan tegangan
^AK' maka arus I-p akan mengalir meski V AK lebih kecil dari VgQ- Seperti
pada dioda, thyristor juga mempunyai batas tegangan reverse maksimal, rugi
tegangan dan panas yang harus dikurangi. Sedang pada gambar 3.10c, bisa
diketahui bahwa semakin besar arus gate 1^ yang diberikan maka akan semakin
sumber eksitasi yang cukup besar juga. Sumber daya untuk eksitasi ini bisa
ataupun dari bateray (AC). Untuk start awal biasa dipakai bateray ataupun diambil
generator sendiri, semakin besar outputnya akan semakin besar pula daya eksitasi
yang dibutuhkan. Selain itu perencanaan sumber daya eksitasi juga harus melihat
spesifikasi lain seperti arus dan tegangan eksiter (saat normal maupun batas
«
tertinggi), kecepatan dan juga jenis rotor. Untuk jenis turbo generator bisa dilihat
TABEL3.1. 16
DAYA GENERATOR DAN KEBUTUHAN SUMBER EKSITASI
peralatan pada sistem eksitasi yang berguna untuk menjaga agar tegangan generator
konstan pada harga tertentu. Inputnya (sebagai masukan) adalah dari sensor-sensor
tegangan dan arus yang dipasang pada terminal generator maupun pada terminal
16
Central Electricy Generating Board, MODERN POWER STATION PRACTICE, Pergamon Press,
Oxford, 1971, Second Ed., Vol. 4, hal. 39.
49
Untuk generator yang dihubungkan ke sistem yang besar seperti pada PLTU
Paiton dimana tegangan sistem tidak akan terpengaruh oleh perubahan tegangan
generator, maka AVR mempunyai fungsi juga untuk mengatur besar daya reaktif
yang disalurkan (dibangkitkan) generator. Oleh karena itu peralatan ini juga
dilengkapi peralatan bantu lain untuk mengatur besar daya reaktif yang
dibangkitkan.
input
signal -K Reference
circuit
Gen.
voftigf
Detecting
circuit
i®-i High vilue */p\ , Amplifying
Circuit
AVR
output
Gen.
l i t 14
volt* j t
•1
Stabilising
Circuit -
, CCC/IDC.
Comxnuung
Ciricurt
D lutfer
• mpbiftir •+—
for meters
AVA
output
CCC (iq)
l7
GAMBAR 3.11
BLOK DIAGRAM FUNGSI DARI AVR
G E D — r ^ n * v *j /Ml
M£C
0 0
18
GAMBAR3.12
BLOK DIAGRAM AVR DAN PERALATAN BANTU LAIN
PADA SISTEM EKSITASI STATIS DENGAN THYRISTOR
pada Reference Circuit. Selian itu juga dimasukkan sinyal-sinyal lain pada AVR,
berikut:
1. Stabilizing circuit (anti hunting circuit) berfungsi menstabilkan kerja AVR. Jadi biia
terjadi goncangan/hunting pada error signal yang disebabkan respon generator lebih
drop tegangan yang disebabkan arus reaktif. Sehingga operasi generator menjadi
3. LDC (Line Drop Compensator); memberikan sinyal kompensasi pada AVR dengan
drop tegangan saluran untuk mempertahankan tegangan pada level yang konstan
tegangan medan pada level tetap. MEC membandingkan arus medan atau tegangan
S-J
6. Phase Controller (PHC) mengatur phase pulsa gate dari penyearah thyristor. PHC
membangkitkan pulsa gate dengan phase yang sesuai dengan tegangan input
(output dari AVR atau MEC) yang sinkron dengan phase dari anoda power dari
penyearah thyristor.
7. Pulse Amplifier (PLA) berfungsi untuk memperkuat pulsa gate dari penyearah
thyristor. Biasanya gate pulsa yang dihasilkan PHC cukup intensitasnya untuk
menyalakan thyristor penyearah, namun pada beberapa keadaan pulsa gate yang
dihasilkan PHC tidak cukup kuat untuk menyalakan penyearah thyristor dengan
8. Non Pulse Detector (NPD) digunakan untuk memonitor pulsa output dari PHC dari
PLA dan menghasilkan sinyal jika pulsa-pulsa dari beberapa phase tidak muncul.
9. Under Excitation Limiter (UEL) digunakan untuk membatasi under excitation dari
suatu generator selama operasi dari AVR. UEL akan memberikan sinyal "excitation
10. Over Excitation Detector (OED) dan Over Excitation Limiter (OEL). OED
digunakan pada vvaktu characteristic inverse time untuk operasi pembatasan dari
53
OEL. OED mengawali operasi pembatasan over excitation dengan suatu delay
sebanding dengan kelebihan arus medan dari set point. OEL digunakan untuk
melindungi dari naiknya temperatur berlebihan yang disebabkan oleh over eksitasi
dari rotor generator selama operasi AVR. OEL akan mengirimkan sinyal "excitation
11. Over Current Detector (OCD) dan Over Current Limiter (OCL). OCD digunakan
Sedang OCL digunakan untuk mencegah terjadinya arus lebih pada generator
operasi pembatasan VPFL. VPFD menstart VPFL dengan suatu delay sesuai
dengan kelebihan diatas set harga V/F generator. VPFL diset untuk menghindari
trafo utama dari keadaan over-excitation dengan membatasi V/F generator selama
operasi AVR.
13. Power System Stabilizer (PSS) memperluas range stabilitas dinamis saat operasi
14. Automatic Reactive Power Regulator (AQR) berfungsi mengatur daya reaktif dari
generator.
54
15. Automatic Follow-Up (AFU) membandingkan output dari A\"R dan MEC untuk
Dalam operasinya sistem eksitasi harus tahan terhadap gangguan yang mungkin
timbul baik dari dalam sistem maupun dari luar. Selain itu juga diperlukan peralatan
bantu pada rectifiernya mengingat adanya ripple dan harmonisa pada keluarannya.
Gangguan dari luar sistem seperti surja sisa yang lewat transformator ataupun
gangguan dari bagian jangkar generator seperti saat terjadi kehilangan beban yang
Sedang gangguan dari dalam seperti terjadinya kerusakan pada thyristor. Untuk itu
diperlukan peralatan bantu dan pengaman agar sistem eksitasi tidak mengalami
kerusakan lebih lanjut dan dapat beroperasi lagi. Hal ini mengingat bahwa PLTU
yang dideteksi dengan harga penyetelan yang telah ditentukan sebelumnya. Jika
55
harga melampaui harga yang ditentukan tersebut maka rela memberi sinval
4.1.1.Rele Differensial.
trafo eksitasi. Jika rele mendeteksi gangguan tersebut maka rele memberi
Karena besar arus sama maka : Ij - h = 0 Amp sehingga tidak ada arus
dari kedua sisi. Berdasar arah polaritas CT yang ada maka arus sekunder
Sehingga sulit didapat kondisi arus operating nol walaupun pada kondisi
56
percentage.
Transformer
GAMBAR3.13 19
RELE DIFFERENSIAL
percentage yang ada 15% untuk trafo standar. 25°o untuk trafo dengan
tap-changing.
4.1.2.ReleArusLebih.
19
IEEE, IEEE RECOMMENDED PRACTISE FOR PROTECTION & COORDINATION OF
INDUSTRIAL AND COMMERCIAL POWER SYSTEMS. 1975,hal. 218.
57
transformator.
(tingkatan wakru) maka penyetelan waktu dari rele arus lebih pada trafo
dalam hal ini adalah rele lebih generator. Sedang penyetelan arus biasanya
Transformator
CT CT
<3D
51-E 87-E
GAMBAR3.14
RELE ARUS LEBIH DAN DIFFERENCIAL UNTUK TRAFO EKSITASI
terhubung ke tanah dan arus yang ditimbulkan cukup besar. Arus ini akan
merusak. Adanya getaran yang disebabkan oleh bantalan yang rusak dan
paling fatal.
a. Metode potentiometer
earth fault dibelitan rotor. Gangguan ke tanah pada belitan medan akan
b. Injeksi AC
yang besar lewat trafo serta memblok tegangan medan dalam kondisi
normal.
59
c. Injeksi DC
resistor yang dipasang secara seri dengan rele dengan maksud untuk
WINOING
(a)
flfLO flELO
WINOING < EXCITEA WINOING
^ AUXILIARY ^ AUXILIARY
A.C. SUPPLY A.C. SUPPLY
SENSITIVE
»cur
L *«JSENSITIVE BCLAY
(b) (c)
20
GAMBAR 3.15
PENGAMAN GANGGUAN TANAH UNTUK ROTOR
(a) Metode Potensiometer (b) Metode Injeksi AC(c) Metode Injeksi DC
M
GEC Alsthom, PROTECTIVE RELAYS APPLICATION GUIDE, p. 315
oO
pada rotor. Hal ini tidak merupakan masalah karena arus yang lewat
kecil.
secara seri. Fuse yang digunakan untuk proteksi arus lebih ini
"CD 0 O Thyristor
-B [] [] [] F u s e
-B [] [] []
0 0 0
GAMBAR 3.16 21
LOKASI THYRISOR FUSE PADA JEMBATAN PENYEARAH 3 PRASA
rmt current,
I
I F U M cherecterittie
/ Device
Protection ,
by lui« ,
I
•l.i
10«l i0-» 1 10-1 10-< 1 '<> ,0
°
(*) Complete protection (b) Short-circuit protection onry
GAMBAR 3.17"
KARAKTERISTIK ARUS TERHADAP WAKTU
DARI KOMPONEN THYRISTOR DAN FUSE
21
IEEE, opcithallOl
22
M.H. Rashid. POWER ELECTRONIC CIRCUIT AND DEVICES, p. 533
62
switch ditutup pada t=0, bila gradien tegangan dv/dt terlalu besar
63
Vs
Rs =
ltd
v«
1
'• S, 0.632 V,
v.
- I
(a) (b)
23
GAMBAR 3.18
PENGAMAN RANGKAIAN SNUBBER UNTUK THYRISTOR
ibid., p.47
o4
(Circuit Braker atau CB) medan utama yang berfungsi memutus rangkaian bila
ada sinyal gangguan dari rele-relenya. Pemutus medan disini akan memutuskan
peredam medan.
juga akan maksimum. Apabila pada saat ini terjadi gangguan yang bersifat
hubungan dengan sistem. Untuk gangguan yang terjadi pada sistem terdekat
sendiri, sehingga bila sistem normal kembali bisa segera dilakukan sinkronisasi
lagi. Olah karena itu sesaat setelah pemutus 52-G bekerja akan diikuti dengan
kerja govemer menurunkan suplai uap dan sistem eksitasi akan beroperasi
Pemutus utama 52-G akan memutuskan hubungan dengan sistem dan pemutus
rangkaian jembatan. Hal ini perlu dilakukan karena gangguan terjadi pada
65
peredam medan.
1. Dalam keadaan tertutup, CB harus sanggup dialiri beban penuh untuk vvaktu
yang lama.
2. Hams dapat memutus dengan cepat arus yang mungkin mengalir bila terjadi
3. Bila kontak dalam keadaan terbuka. celah (gap) diantara kontak-kontak hams
atau reopening.
5. Harus tahan terhadap arus hubung singkat untuk beberapa saat sampai
gangguan dihilangkan oleh peralatan lain yang lebih dekat dengan titik
gangguan.
elektrodinamis dan panas yang timbul pada saat terjadi hubung singkat.
00
4.2.1.Peredam Medan.
generator 52-G. Bila gangguan terjadi saat generator pada operasi beban
penuh, maka bekerjanya pemutus 52-G harus segera diikuti dengan usaha
yang lebih luas pada generator. Pengaturan penurunan daya nyata dari
terlalu besar, sehingga reaksi governer tidak cukup cepat untuk mengatasi
braker) yang sesuai. Karena energi medan magnet bisa dihilangkan pada
saat pemutusan, yaitu sebagian menjadi bunga api saat pemutusan dan
sebagian pada arus Eddy pada inti rotor dan damper winding.
medan utama. dengan demikian kerja pemutus bisa lebih ringan. Harga
Dengan demikian ssetelah pemutus medan bekerja energi dari arus medan
vvaktu lebih dari satu detik, tetapi hal ini sudah cukup untuk mengatasi
24
GEC Alsthom, op cit. hal. 323.