Anda di halaman 1dari 20

Sesi 4

Bagaimana guru meransang partisipasi aktif siswa di


dalam proses belajar mengajar?

Kadir, Consultant USAID DBE3 (2008)

Pendahuluan
Mengajar bukan semata persoalan menceritakan. Belajar bukanlah konsekuensi otomatis
dari penuangan informasi ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan mental
dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil
belajar yang langgeng. Yang bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah
kegiatan belajar aktif.
Agar belajar menjadi aktif, siswa harus mengerjakan banyak sekali tugas. Mereka harus
menggunakan otak melalui: mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan
apa yang mereka telah pelajari. Belajar aktif harus gesit, menyenangkan, bersemangat dan
penuh gairah. Siswa bahkan sering meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa
dan berfikir keras (moving about dan thinking aloud).

Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, siswa perlu mendengarnya, melihatnya,
mengajukan pertanyaan tentangnya, dan membahasnya dengan teman (secara koperatif)
dan guru. Bukan cuma itu, siswa perlu “mengerjakan”- yakni menggambarkan sesuatu
dengan cara mereka sendiri, menunjukkan contohnya, mencoba mempraktikkan
keterampilan, dan mengerjakan tugas yang menuntut pengetahuan yang telah atau harus
mereka dapatkan.

Melvin L. Silberman mengemukakan “Paham Belajar Aktif”, yang dikutip sebagai modifikasi
dari kata-kata bijak Konfusius, yaitu :
Yang saya dengar, saya lupa.
Yang saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat.
Yang saya dengar, lihat, dan pertanyakan, atau diskusikan dengan orang lain, saya mulai
pahami.
Dari yang saya dengar, lihat, bahas, dan terapkan, saya dapatkan pengetahuan dan
keterampilan.
Yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai.

Kata-kata bijak di atas, yaitu dengar, lihat, pertanyakan, diskusikan, terapkan, dan ajarkan
adalah hal-hal pokok yang paling mendasar dan sangat penting dalam kegiatan belajar
mengajar untuk mencapai keberhasilan kegiatan pembelajaran.
Ketika kegiatan belajar bersifat aktif, siswa akan mengupayakan sesuatu. Dia menginginkan
jawaban atas sebuah pertanyaan, membutuhkan informasi untuk memecahkan masalah,
atau mencari cara untuk mengerjakan tugas. Kegiatan belajar aktif tidak dapat berlangsung

USAID DBE3 Life Skills for Youth 1


tanpa partisipasi siswa. Belajar aktif tidak hanya diperlukan untuk menambah kegairahan,
namun juga untuk menghargai perbedaan individual dan beragamnya kecerdasan. Oleh
karena itu kemampuan merangsang (menstimulate) partisipasi aktif siswa di dalam proses
pembelajaran adalah kompetensi inti yang harus dikuasai guru.

Tujuan dan Hasil Pembelajaran


Fokus dari sesi ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada peserta bagaimana guru
meransang partisipasi aktif siswa di dalam proses belajar mengajar. Secara khusus tujuan dari
sesi ini adalah untuk mengembangkan kompetensi guru sesuai Permen No. 16 tahun 2007
yakni pada kompetensi pedagogik inti guru: menentukan pengalaman belajar yang sesuai
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diampu (komptensi inti-3.3), menyediakan berbagai
kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal
(kompetensi inti 6.1), dan menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk
mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya (kompetensi inti 6.2).
Faslitator hendaknya memfasilitasi kegiatan-kegiatan pada sesi ini sehingga pada akhir sesi,
peserta dapat:
Mengidentifikasi ciri-ciri proses pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk
berpartisipasi secara aktif.
Mengindentifikasi cara-cara menstimulasi siswa agar berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran.
Mempraktekan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam proses belajar
mengajar.

Pertanyaan Kunci
Bagaimana ciri-ciri pembelajaran yang dapat memotivasi partisipasi aktif siswa di kelas?
Cara-cara atau tugas apa sajakah yang dikembangkan guru untuk menstimulasi partisipasi
aktif siswa dalam proses pembelajaran?
Model pembelajaran apa saja yang dapat diterapkan untuk melibatkan partisipasi aktif
siswa dalam pembelajaran?

Catatan untuk Fasilitator


Mulailah sesi ini dengan meminta peserta mengamati perbedaan pembelajaran aktif dengan
pembelajaran secara tradisional melalui analisa gambar.
Jelaskan secara seksama tujuan dan hasil belajar. Jelaskan pula tujuan utama sesi ini sesuai
dengan Permen No. 16 tahun 2007 pada kompetensi inti ke-3.3, kompetensi inti 6.1, dan
kompetensi 6.2.
Periksa sumber dan alat yang akan digunakan pada sesi ini. Ingatkan kembali kepada
peserta menuliskan hasil belajarnya pada jurnal mereka masing-masing.
Beri kesempatan kepada setiap peserta mengidentifikasi ciri-ciri pembelajaran yang dapat
memotivasi siswa berpartisipasi secara aktif.

USAID DBE3 Life Skills for Youth 2


Beri perhatian dan kesempatan jika ada peserta yang kurang terlibat dalam kegiatan.
Minta kelompok untuk mendiskusikan cara-cara atau teknik-teknik menstimualsi siswa
agar siswa dapat berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran.
Bimbing peserta untuk menerapkan pembelajaran partisipatif dan interaksi aktif siswa
melalui bermain peran (role play).

Bahan dan Alat


Daftar sumber atau alat bahan yang diperlukan
Kertas flipchart
Spidol marker besar
Handout 4.1 berisi ”perbandingan aktivitas pembelajaran dengan strategi/metode
tradisional dan aktif learning di dalam kelas”.
Informasi tambahan 4.1: berisi informasi ”menggagas pembelajaran aktif”
Informasi tambahan 4.2: Power Point ”tentang cara-cara atau teknik dalam pembelajaran
aktif”
Hadiah permen/cemilan sebanyak 5-6 bungkus dalam kemasan menarik.

Waktu
Sesi ini berlangsung selama 90 menit. Fasilitator dapat mengikuti urutan waktu yang
ditetapkan secara fleksibel untuk tiap tahap kegiatan seperti yang ditunjukkan.

Teknologi Informasi dan Komunikasi


Penggunaan TIK untuk mendukung sesi ini adalah pilihan dan bergantung pada peralatan yang
ada. Beberapa kemungkinan pengggunaan TIK adalah:
OHP untuk presentasi
LCD dan laptop untuk presentasi

Session Summary

Introduction Connection Application Reflection Extension


-5 menit - 25 menit - 50 menit - 10 menit Peserta
mempelajari
Fasilitator Peserta Kelompok, Menanyakan
bahan bacaan
memaparkan membentuk mempraktekkan kepada peserta
dan semua
tema, tujuan kelompok, suatu proses mengenai
informasi
dan hasil mengerjakan pembelajaran ketercapaian
tambahan 4.1
pembelajaran, berikan handout dengan tujuan sesi ini.
dan 4.2 pada
serta 4.1. berisi per- menggunakan
Memberikan sesi 4
pertanyaan- bandingan salah satu teknik
kesempatan
pertanyaan pembelajaran pada informasi
kepada peserta
kunci kepada tradisional dan tambahan 4.2
untuk menulis
peserta pembelajaran
hasil belajar sesi
aktif.
USAID DBE3 Life Skills for Youth ini ke dalam 3
Mendeskripsikan
jurnalnya masing-
yang ” interaktif,
masing
inspirasional,
Energizer
Energizer pada sesi ini merupakan pilihan dan diberikan kepada peserta jika mereka
membutuhkan adanya penyegaran. Fasilitator harus mampu melihat kebutuhan peserta dalam
hal ini.
Energizer pada sesi ini adalah ” Emergency” yang dapat dilakukan selama 5-8 menit. Adapun
langkah kegiatannya adalah sebagai berikut:

Perhatikan gambar di bawah ini:

Dalam suatu kegiatan kemah bakti sosial, sekelompok anak pramuka sedang melakukan
karya bakti di Kantor Lurah (A). Setelah semua anggota pramuka berada di Kantor Lurah
untuk melakukan karya bakti tersebut tiba-tiba terjadi kebakaran pada kemah-kemah
mereka di lokasi B. Tidak begitu jauh dari Masjid tempat karya bakti, terdapat sungai
(lihat garis g). Minta peserta menentukan satu titik (tempat) pada sungai untuk
mengambil air buat memadamkan api yang berkobar pada lokasi perkemahan mereka.

Perincian Langkah-langkah Kegiatan

I
Introduction (5 menit)
(1) Fasilitator memaparkan tema, tujuan dan hasil pembelajaran, serta pertanyaan-pertanyaan
kunci kepada peserta.
(2) Sampaikan beberapa poin utama yang terdapat dalam pendahuluan sesi ini.

USAID DBE3 Life Skills for Youth 4


(3) Mintalah para peserta untuk melihat materi kompetensi pedagogik inti guru yang
mengacu pada kompetensi inti 3.3, 6.1, dan 6.2. Jelaskanlah bahwa sesi ini akan
membantu mereka untuk mengembangkan berbagai kompetensi tersebut.

C
Connection (30 menit )
(1) Organisasikan peserta menjadi beberapa kelompok. Anggota kelompok diusahakan
seheterogen mungkin.
(2) Minta kelompok mempelajari handout 4.1 yang berisi gambar atau foto pembelajaran
secara tradisional dan pembelajaran aktif.
(3) Minta peserta untuk membandingkan dan menganalisa kedua gambar di dalam handout
4.1 tersebut.
(4) Minta peserta menemukan ciri-ciri masing-masing pembelajaran tersebut.
(5) Motivasi peserta agar memahami makna: partisipasi, interaktif, dan inspirasional, serta
minta mereka mengidentifikasi ciri-ciri dari makna-makna tersebut dari gambar yang
diberikan.
(6) Beri kesempatan kepada peserta untuk memperkenalkan metode-metode yang mendorong
partisipasi dan interaksi siswa.
(7) Pada akhir dari bagian connection ini, minta peserta menyimpulkan apa makna partisipasi,
interaktif, dan inspirasional dalam pembelajaran.

Catatan untuk Fasilitator

 Guru harus memahami sebuah proses pembelajaran yang ” interaktif,


inspirasional, menyenangkan, dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi secara
1 aktif.
 Peserta diharapkan mempelajari strategi pembelajaran yang dapat mendorong
partsipasi siswa di dalam pembelajaran.
 Proses pembelajaran lebih diarahkan kepada jiwa atau ciri-ciri metode
pembelajaran aktif.
 Fokus pemamahan strategi pembelajaran aktif adalah pada ketepatan strategi
tersebut dapat melibatkan siswa secara aktif dalam pelajaran di kelas.
 Bagaimana guru dapat mengorganisasi dan mengelola kelas dengan berbagai
cara antara lain dengan kerja kelompok kecil di dalam pelajaran.

A
Application (50 menit )

(1) Peserta bekerja di dalam kelompok masing-masing.

USAID DBE3 Life Skills for Youth 5


(2) Minta peserta mempraktekkan sebuah proses pembelajaran yang ” interaktif, inspirasional,
menyenangkan, dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi secara aktif dengan cara
memilih salah satu teknik pada informasi tambahan 4.2.
(3) Katakan kepada peserta melakukan teknik tersebut di dalam proses pembelajaran.
(4) Strategi role play diserahkan kepada masing-masing kelompok.

Catatan untuk Fasilitator


 Seorang guru matematika yang baik harus mampu memahami cara menstimulasi
siswa agar mereka dapat terlibat dalam pembelajaran.
 Interaksi efektif, menyenangkan dan menantang akan membangun partisipasi
1 aktif dalam proses pembelajaran.
 Semakin baik seorang guru dalam menstimulasi siswa untuk aktif dalam
pembelajaran akan semakin partisipatif siswa dalam pembelajaran.
 Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pembelajaran aktif dapat
digunakan membangun partisipasi aktif, yakni:
1. Peserta didik bertanggung jawab terhadap pembelajarannya sendiri
2. Peserta didik menentukan sumber pembelajaran dan cara mencarinya
3. Peserta didik mampu memecahkan masalah
4. Peserta didik mampu mengevaluasi hasil belajar
 Beberapa strategi:
BAGAIMANA MENJADIKAN SISWA AKTIF SEJAK AWAL
Strategi pembentukan tim
Strategi penilaian sederhana
Strategi pelibatan belajar langsung
BAGAMANA MEMBANTU SISWA MENDAPAKAN PENGEAHUAN, KETERAMPILAN
DAN SIKAP SECARA AKTIF
Kegiatan belajar dalam satu kelas-penuh
Mensimulasi diskusi kelas
Pengajuan pertanyaan
Belajar bersama
Pengajaran sesama siswa
Belajar secara mandiri
Belajar yang efektif
Pengembangan keterampilan

BAGAIMANA MENJADIKAN BELAJAR TIDAK TERLUPAKAN


Strategi peninjauan kembali
Penilaian sendiri
Perencanaan Masa Depan
Ucapan perpisahan

R
Reflection (5 menit )

(1) Lihat lagi pada pokok-pokok pertanyaan yang diberikan pada awal sesi. Tanyakan kembali
pertanyaan-pertanyaan tersebut dan minta peserta untuk menjawab dengan menggunakan

USAID DBE3 Life Skills for Youth 6


apa yang telah mereka pelajari selama sesi. Tanyakan apa lagi selain itu yang mereka
pelajari.
(2) Peserta merangkum pembelajaran selama sesi, menjawab pertanyaan-pertanyaan kunci
dan menuliskannya dalam jurnal refleksi pembelajaran.

E
Extension
Kegiatan berikut ini diperuntukkan bagai peserta di luar sesi pelatihan, oleh sebab itu peserta
diminta membaca kembali seluruh informasi tambahan pada sesi ini sebagai bahan untuk
pengembangan silabus lebih lanjut.
.

Pesan Kunci
Seluruh strategi atau metode pembelajaran yang guru gunakan seharusnya merangsang
partisipasi aktif siswa di dalam proses belajar mereka. Ketika kegiatan belajar bersifat aktif,
siswa akan mengupayakan sesuatu, misalnya menemukan pola, mengajukan pertanyaan,
memecahkan masalah, membuat pemetaan, dan memberi alasan logis. Kegiatan belajar aktif
tidak dapat berlangsung tanpa partisipasi siswa.

Bacaan Tambahan
Bobby DePorter & Mike Hernacki, Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan. Kaifa: Bandung, 2000.
Bobby DePorter, Mark Reardon & sarah Singer Nourie. Quantum Teaching Mempraktekkan
Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas. Kaifa: Bandung, 2001.
Dave Meier, The Accelerated Learning Optimalkan Kemampuan Anda dengan Metode Alissa.
Kaifa: Bandung, 2004
Galvin & Cooper, The Basic of Speech, Learning to Be a Competent Communicator, National
Textbook Company. Illionis USA, 2004

USAID DBE3 Life Skills for Youth 7


.

Handout untuk Peserta 4.1


Foto A:

Foto B:

USAID DBE3 Life Skills for Youth 8


Petunjuk:
Perhatikan dengan seksama kedua gambar di atas. Foto A mengilustrsikan metode tradisional di
dalam kelas. Foto B mendemonstrasikan para siswa yang belajar dengan pendekatan aktif.
Silahkan membandingkan kedua gambar tersebut.

Fokus Foto A Foto B

Apa yang siswa


sedang lakukan?

Apakah yang siswa


gunakan?

Dimanakah siswa
sedang duduk?

Bagaimana siswa
duduk?

Siapa siswa yang


berbicara?

Apa pendapat anda


tentang perasaan
siswa? (mis: bosan,
bergairah?

Apakah berpikir
bahwa guru sedang
melakukan sesuatu?
Mengapa anda
berpikir demikian?

Apakah anda berpikir


bahwa guru sedang
berbicara? Kepada
siapa? Mengapa anda
berpikir demikian?

Menurut anda,
dimanakah guru
berada? Mengapa
anda berpikir
demikian?

USAID DBE3 Life Skills for Youth 9


Kesimpulan:
Apa kata-kata yang kamu akan gunakan untuk menguraikan keseluruhan suasana dan
lingkungan pada setiap foto? Adakah proses pembelajaran yang ” interaktif, inspirasional,
menyenangkan, dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi secara aktif?

Informasi Tambahan 4.1

Menggagas Pembelajaran Aktif

Taufik Asmiyanto

Teachers need time to reflect upon and


discuss ideas, they need opportunities to try
out and practice new strategies, to begin to
change their own attitudes and behaviors in
order to change those of their students, to
observe themselves and their colleagues – and
then they need more time to reflect upon and
internalize these concepts. (Paul, 1990: 352)
Pembelajaran Sebelum masuk pada
permasalahan seputar pembelajaran aktif,
alangkah baiknya kita menyatukan persepsi
terlebih dahulu mengenai makna pembelajaran. Masih banyaknya pandangan yang
menganggap sama makna belajar dan pembelajaran, menuntut perlu dilakukanya
upaya pendefinisian istilah pembelajaran. Karena, boleh jadi, ada beragam pula makna
pembelajaran itu sendiri. Pembelajaran didefinisikan dengan berbagai ragam
pengertian (polisemi). Dalam tulisan ini, meminjam definisi Jerrold E. Kemp (1977),
pembelajaran dimaknai sebagai suatu proses yang menghasilkan perubahan tingkah
laku yang relatif permanen. Diperoleh melalui berpikir (thinking), merasakan (feeling),
dan tindakan (doing). Jadi, pembelajaran seharusnya mengubah individu dari tidak
tahu menjadi tahu; dari tidak tanggap menjadi tanggap; dan dari tidak mampu
menjadi mampu. Sehingga dapat dikatakan bahwa dalam proses

pembelajaran, harus terjadi perubahan yang signifikan mencakup domain kognitif,


psikomotor dan afektif. Atau dengan kata lain aktifitas pembelajaran yang baik,
setidaknya pada akhir proses pembelajarannya mencapai salah satu dari ketiga
domain tersebut. Oleh karena itu, sebaiknya, dalam setiap perumusan sasaran

USAID DBE3 Life Skills for Youth 10


pembelajaran dan setiap kali pengajar melakukan evaluasi hasil pembelajaran,
haruslah memperhatikan ketiga ranah kunci itu.
Ketiga ranah sasaran pembelajaran tersebut di atas atau yang juga dikenal dengan
istilah taksonomi proses intelektual seharusnya tercermin dalam setiap sasaran
pembelajaran. Sehingga pada akhir proses pembelajaran, penilaian keberhasilan
pembelajaran dapat diukur dengan berpatokan pada degree atau derajat kemampuan
yang telah ditetapkan dalam sasaran pembelajaran. Istilah derajat kemampuan ini
akan dibahas lebih lanjut dalam bagian mengenai sasaran pembelajaran.

Efektifitas pembelajaran tentu saja tidak hanya termaknai pada kalimat yang dituliskan
pada sasaran pembelajarannya saja. Ada segenap faktor yang juga turut
mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Minat dan kemampuan intelektual peserta
ajar di satu sisi sangat mendukung keberhasilan. Seorang yang memiliki minat pada
bidang tertentu, sudah dapat dipastikan akan mempunyai motivasi lebih tinggi untuk
menguasai bidang yang diminatinya. “Kerja keras” tentu menjadi bagian dalam proses
penguasaan bidangnya tersebut. Sementara, seorang yang tidak mempunyai minat
terhadap satu bidang, akan tetapi adanya keharusan untuk menguasainya, tentu yang
ada hanyalah “kerja paksa” menjadi bagian dalam proses penguasaannya.
Sistem pendidikan atau kurikulum juga menjadi bagian yang tak perpisahkan dalam
pencapaian efektifitas pembelajaran. Sementara itu, faktor-faktor seperti metode
pengajaran, kemampuan pengajar, pengelolaan pendidikan, dan alat bantu juga tak
sedikit membuat pengaruh dalam proses keberhasilan pembelajaran.

Pembelajaran Aktif

USAID DBE3 Life Skills for Youth 11


Pembelajaran aktif atau yang diistilahkan oleh Candy (1994) adalah pembelajaran yang
sengaja didesain agar peserta didik dapat secara aktif dan bertanggung jawab atas
apa yang dipelajarinya. Pembelajaran di sini tidak lagi menempatkan peserta didik
sebagai objek pembelajaran, sebagaimana yang selama ini terjadi, namun diposisikan
sebagai subjek pembelajaran yang memiliki tanggung jawab sendiri dalam
keberhasilan proses pembelajarannya. Sistem ini tidak lagi memposisikan pengajar
sebagai pusat (teacher- centred), akan tetapi peserta didik harus mampu
mengembangkan pembelajarannya sendiri (self directed learning). Pengujian seberapa
besar peserta didik mampu mengikuti proses pembelajaran juga dilakukan oleh
peserta didik sendiri. Jadi, peserta didik sebagai peserta didik merupakan “arsitek”
pendidikannya sendiri yang bertanggung jawab terhadap isi dan struktur kurikulum.
(Candy, 1994: 127-128)

Tahapan Pembelajaran

Pembelajaran merupakan proses aktif yang harus ditempuh oleh peserta ajar dalam
memahami suatu hal yang sebelumnya tidak diketahui. Dalam sistem pembelajaran

USAID DBE3 Life Skills for Youth 12


aktif, dengan mengutip teori pendidikan Gal’perin dalam Utomo (1991: 36-39),
terdapat empat tahapan pembelajaran.

1. Orientasi
Pada tahap ini, peserta didik beroritentasi terhadap unsur-unsur ilmu yang
penting, termasuk cara-cara penalaran yang khas untuk bidang itu. Kaitan antara
unsur-unsur ilmu harus diperlihatkan. Di sini peserta didik juga diberitahukan
mengenai hubungan masing-masing mata ajar dalam kerangka kurikulum dan
kegunaan mata ajar tersebut. Bila peserta didik diharapkan memahami dan mampu
menerapkan suatu mata ajar, maka prosedur pengoperasian dan contoh penerapan
juga harus diberikan.

2. Latihan
Latihan dilakukan dalam rangka mengukur sejauh mana pengetahuan atau
pemahaman peserta didik terhadap bahan yang diberikan. Di sini peserta didik
didorong untuk menggunakan pengetahuan itu dan mempelajari semua sifatnya.
Latihan ini dapat saja dilakukan dalam bentuk pembahasan teori (tanya-jawab),
tugas-tugas, soal-soal ataupun praktikum. Latihan ini akan berhasil bila selama
latihan didampingi dan proses belajar dipelihara.

3. Umpan-balik
Umpan-balik ini berperan sebagai cermin atas proses pembelajaran yang telah
dilaluinya. Di sini, peserta didik mendapat kesadaran tentang hasil belajar yang
telah dicapainya. Mengetahui kesalahan, yang biasanya disebabkan oleh cara
pendekatan yang tidak sistematis.
4. Lanjutan
Di sini peserta didik melanjutkan proses belajarnya dengan cara memperbaiki
kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan sebelumnya. Jadi, tidak cukup jika suatu
kuliah diakhiri dengan suatu ujian, tanpa adanya kesempatan bagi peserta didik
untuk memperbaiki kesalahannya.

Metode Pembelajaran

Pemilihan metode pembelajaran tentu disesuaikan dengan sasaran pembelajaran. Ada


beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran aktif,
yakni:
1. Instruction methods
Metode yang juga dikenal dengan istilah kuliah (ceramah), pengajar memberikan
materi ajar kepada peserta didik dengan satu arah. Metode ini tidak
memungkinkan peserta didik berinteraksi dengan pengajarnya. Peserta didik
menjadi pasif, tidak terlatih untuk mengeluarkan pendapat dan menerima
pendapat orang lain. Peserta didik juga tidak terlatih dalam memecahkan masalah.

USAID DBE3 Life Skills for Youth 13


Namun, metode ini lebih bisa menghemat waktu, sumber daya pengajar yang
diperlukan juga tidak banyak. Sehingga metode ini jelas lebih dapat menghemat
biaya. Contoh metode ini, antara lain: ceramah, demonstrasi, dan excursion.
2. Interaction methods
Metode ini memungkinkan Peserta didik terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran. Dengan metode ini Peserta didik akan terbiasa untuk mengeluarkan
pendapat dan menerima pendapat orang lain. Peserta didik juga akan terbiasa
memecahkan masalah. Contoh metode ini, yakni: discussion, carroussel discussion,
wall or blackboard discussion, panel discussion, discussion with an open chair,
open questioning, brainstorming, class conversation, pro-contra methods, role-
playing, case-study.
3. Independent study methods
Metode belajar mandiri memungkinkan peserta didik mengembangkan
wawasannya. Sesuai dengan prinsip pembelajaran aktif, peserta didik dapat
menentukan metode pembelajarannya sendiri. Peserta didik juga akan secara aktif
menentukan sumber pembelajarannya dan cara mencarinya. Peserta didik mampu
mengenali masalah dan mencari sendiri solusi dari masalahnya tersebut. Contoh
dari metode ini, yakni: homework, literature study, make an exhibition, interview,
learning inquary, practicum, write an essay, write on observation study

Sumber: Diadaptasi dari Taufik Asmiyanto, Menggagas Pembelajaran Aktif


CEDS.htm

Informasi Tambahan 4.2


Teknik-Teknik Mengaktifkan Siswa
(Sumber: Nana Jumhana dan Moh. Nur Arifin. Bahan Presentase Active Learning)

MEDIA :
* Buat kotak sesuai keperluan
* Buat soal sesuai SK/KD

 Langkah-langkah :
1. Sampaikan materi sesuai SK/KD
2. Bagikan lembaran kegiatan sesuai contoh
3. Siswa disuruh menjawab soal kemudian mengarsir huruf
dalam kotak sesuai jawaban
4. Berikan poin setiap jawaban dalam kotak

Materi 10 - Model-model Pembelajaran 31

USAID DBE3 Life Skills for Youth 14


Lanjutan

CONTOH : T Y E N I O K N
R A U A N K U O
A B A R T E R M
N A N I R R S I
S D G I I T G N
A O N L S A I A
K L A A I S R L
S A C E K B O S
I R I N G G I T

Materi 10 - Model-model Pembelajaran 32

 Lanjutan: CONTOH SOAL


1. Sebelum mengenal uang orang melakukan pertukaran dengan
cara …….
2. ……. Digunakan sebagai alat pembayaran yang sah
3. Uang ……. Saat ini banyak di palsukan
4. Nilai bahan pembuatan uang disebut …….
5. Kemampuan uang untuk ditukar dengan sejumlah barang atau
jasa disebut nilai …….
6. Nilai perbandingan uang dalam negara dengan mata uang asing
disebut …….
7. Nilai yang tertulis pada mata uang disebut nilai …….
8. Dorongan seseorang menyimpan uang untuk keperluan jual beli
disebut motif …….
9. Perintah tertulis dari seseorang yang mempunyai rekening ke
bank untuk membayar sejumlah uang disebut …….
Materi 10 - Model-model Pembelajaran 33

Index cards match


 Siapkan kartu-
kartu-kartu yang berisi pertnyaan pada satu kartu dan
jawaban pada kartu lainnya.
 Kocok kartu-
kartu-kartu tersebut, dan bagikan kepada para siswa
 Minta siswa untuk bergerak mencari pasanga dari kartu yang dia
miliki,
 Setelah menemukan pasangannya, minta mereka duduk
berdampingan
 Tunjuk beberapa pasangan untuk membacakan pertanyaan dan
jawaban yang telah mereka jodohkan
 Guru mengklarifikasi match dan tidaknya kartu-
kartu-kartu itu
 Berikan hukuman yang bersifat menghibur bagi pasangan yang
salah menjodohkan kartu

USAID DBE3 Life Skills for Youth 15


Sinergetic Teaching
 Bagi kelas ke dalam dua kelompok
 Minta satu kelompok untuk tinggal di dalam kelas dan kelompok lain
lain
diberi teks bacaan dan diminta untuk membaca di luar kelas
 Berikan materi bagi siswa yang berada di kelas, dengan ceramah
 Setelah selesai ceramah, minta siswa yang berada di luar untuk
memasuki ruangan kembali dan dibasangkan dengan siswa yang
ada di dalam kelas
 Minta mereka, untuk mendiskusikan materi yang dibaca dari teks
bacaan dan yang didapat dari ceramah guru
 Guru memberikan pertanyaan-
pertanyaan-pertanyaan pada siswa secara
random mengenai materi yang didiskusikan
 Klarifikasi dari guru.

USAID DBE3 Life Skills for Youth 16


JIGSAW LEARNING
 Pilih materi pelajaran yang dapat dibagi menjadi beberapa segmen
 Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah
segmen yang ada
 Setiap kelompok mendapat tugas membaca topik materi pelajaran
yang berbeda
 Setiap kelompok mengirimkan anggotanya ke kelompok lain untuk
menyampaikan apa yang telah dipelajara di kelompok
 Kembalikan suasana kelas seperti semula kemudian tanyakan
sekiranya ada persoalan yang tidak terpecahkan dalam kelmpok
 Sampaikan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk mengecek
pemahaman mereka terhadap materi

TEKS ACAK
 Pilih bacaan yang akan disampaikan
 Potong bacaan tersebut menjadi beberapa bagian
 Potongan bisa dilakukan perkalimat atau perduan
kalimat
 Bagi siswa menjadi beberap kelompok kecil
 Beri setiap kelompok satu bacaan yang sudah dipotong-
potong
 Tugas siswa adalah menyusun bacaan sehingga dapat
dibaca dengan urut
 Pelajari dan diskusikan teks bacaan dengan siswa,
dengan cara yang anda kehendaki

USAID DBE3 Life Skills for Youth 17


DEBAT AKTIF
 Kembangkan sebuah pernyataan yang kontroversial yang sesuai dengan materi
pelajaran
 Bagi kelas ke dalam dua team, Mintalah satu kelompok berperana sebagai kelompok
yang pro dan kelompok lain sebagai kelompok yang kontra
 Buat dua sampai empat sub kelompok dalam masing-
masing-masing kelompok debat,
debat, setiap
lelompok diminta mengembangkan argumen yang mendukung masing- masing-masing posisi,
posisi,
diakhir diskusi setiap kelompok memilih juru bicara
 Siapkan dua sampai empat kursi untuk juru bicara yang pro dan jumlah kursi yang
sama untuk kelompok yang kontra
 Siswa yang lain duduk dibelakang para juru bicara
 Mulailah debat dengan cara juru bicara mempresentasikan pandangan mereka
 Setelah mendengar argumen pembuka hentikan debat dan kembali ke sub kelompok
 Setiap kelompok diminta untuk mempersiapkan argumen lanjutan yang menolak
argumen pembuka dari kelompok lain
 Lanjutkan debat dengan juru bicara yang baru,
baru, dan diminta untuk memberikan
argumen penentang
 Siswa diperbolehkan bersorak atas argumen kelompok mereka.
mereka.
 Pada saat yang tepat akhiri debat,
debat, tidak perlu menentukan kelompok mana yang
menang,
menang, pastikan bahwa kelas terintregasi kembali antara kelompok yang
berlawanan

CONTOH DAPAT DARI KASUS/GAMBAR YANG RELEVAN


DENGAN KD

Langkah-langkah :
1.Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran
2.Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP
3.Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan/menganalisa gambar
4.Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa
gambar tersebut dicatat pada kertas
5.Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
6.Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan
materi sesuai tujuan yang ingin dicapai
7.Kesimpulan
Materi 10 - Model-model Pembelajaran 2

USAID DBE3 Life Skills for Youth 18


Langkah-langkah :
1.Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2.Menyajikan materi sebagai pengantar
3.Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan
berkaitan dengan materi
4.Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian
memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang
logis
5.Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar
tersebut
6.Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan
konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
7.Kesimpulan/rangkuman
Materi 10 - Model-model Pembelajaran 3

(KEPALA BERNOMOR)
(SPENCER KAGAN, 1992)

Langkah-langkah :
1.Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok
mendapat nomor
2.Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
3.Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap
anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya
4.Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil
melaporkan hasil kerjasama mereka
5.Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang
lain
6.Kesimpulan

Materi 10 - Model-model Pembelajaran 4

(MODIFIKASI DARI NUMBER HEADS)

Langkah-langkah :
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat
nomor
2. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomorkan terhadap
tugas yang berangkai
Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua
mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan
seterusnya
3. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh
keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor
sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang
sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka
4. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain
5. Kesimpulan
Materi 10 - Model-model Pembelajaran 7

USAID DBE3 Life Skills for Youth 19


Langkah-langkah :
1.Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
2.Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
3.Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok
berpasangan dua orang
4.Suruhlan seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang
baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil
membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu
juga kelompok lainnya
5.Suruh siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil
wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian
siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya
6.Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya
belum dipahami siswa
7.Kesimpulan/penutup Materi 10 - Model-model Pembelajaran 11

(MENCARI PASANGAN)
(Lorna Curran, 1994)
Langkah-langkah :
1.Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik
yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian
lainnya kartu jawaban
2.Setiap siswa mendapat satu buah kartu
3.Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
4.Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan
kartunya (soal jawaban)
5.Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi
poin
6.Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang
berbeda dari sebelumnya
7.Demikian seterusnya
8.Kesimpulan/penutup Materi 10 - Model-model Pembelajaran 13

Struktur yang dapat digunakan untuk mengajarkan


keterampilan sosial,
sosial, untuk menghindari siswa mendominasi
pembicaraan atau siswa diam sama sekali

 Langkah-langkah :
1. Kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi (cooperative
learning / CL)
2. Tiap siswa diberi kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik.
Tiap siswa diberi sejumlah nilai sesuai waktu keadaan
3. Bila telah selesai bicara kopon yang dipegang siswa
diserahkan. Setiap bebicara satu kupon
4. Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Yang
masih pegang kupon harus bicara sampai kuponnya habis
5. Dan seterusnya
Materi 10 - Model-model Pembelajaran 40

USAID DBE3 Life Skills for Youth 20

Anda mungkin juga menyukai