Contoh SESI - ICARE - Compressed
Contoh SESI - ICARE - Compressed
Pendahuluan
Mengajar bukan semata persoalan menceritakan. Belajar bukanlah konsekuensi otomatis
dari penuangan informasi ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan mental
dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil
belajar yang langgeng. Yang bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah
kegiatan belajar aktif.
Agar belajar menjadi aktif, siswa harus mengerjakan banyak sekali tugas. Mereka harus
menggunakan otak melalui: mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan
apa yang mereka telah pelajari. Belajar aktif harus gesit, menyenangkan, bersemangat dan
penuh gairah. Siswa bahkan sering meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa
dan berfikir keras (moving about dan thinking aloud).
Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, siswa perlu mendengarnya, melihatnya,
mengajukan pertanyaan tentangnya, dan membahasnya dengan teman (secara koperatif)
dan guru. Bukan cuma itu, siswa perlu “mengerjakan”- yakni menggambarkan sesuatu
dengan cara mereka sendiri, menunjukkan contohnya, mencoba mempraktikkan
keterampilan, dan mengerjakan tugas yang menuntut pengetahuan yang telah atau harus
mereka dapatkan.
Melvin L. Silberman mengemukakan “Paham Belajar Aktif”, yang dikutip sebagai modifikasi
dari kata-kata bijak Konfusius, yaitu :
Yang saya dengar, saya lupa.
Yang saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat.
Yang saya dengar, lihat, dan pertanyakan, atau diskusikan dengan orang lain, saya mulai
pahami.
Dari yang saya dengar, lihat, bahas, dan terapkan, saya dapatkan pengetahuan dan
keterampilan.
Yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai.
Kata-kata bijak di atas, yaitu dengar, lihat, pertanyakan, diskusikan, terapkan, dan ajarkan
adalah hal-hal pokok yang paling mendasar dan sangat penting dalam kegiatan belajar
mengajar untuk mencapai keberhasilan kegiatan pembelajaran.
Ketika kegiatan belajar bersifat aktif, siswa akan mengupayakan sesuatu. Dia menginginkan
jawaban atas sebuah pertanyaan, membutuhkan informasi untuk memecahkan masalah,
atau mencari cara untuk mengerjakan tugas. Kegiatan belajar aktif tidak dapat berlangsung
Pertanyaan Kunci
Bagaimana ciri-ciri pembelajaran yang dapat memotivasi partisipasi aktif siswa di kelas?
Cara-cara atau tugas apa sajakah yang dikembangkan guru untuk menstimulasi partisipasi
aktif siswa dalam proses pembelajaran?
Model pembelajaran apa saja yang dapat diterapkan untuk melibatkan partisipasi aktif
siswa dalam pembelajaran?
Waktu
Sesi ini berlangsung selama 90 menit. Fasilitator dapat mengikuti urutan waktu yang
ditetapkan secara fleksibel untuk tiap tahap kegiatan seperti yang ditunjukkan.
Session Summary
Dalam suatu kegiatan kemah bakti sosial, sekelompok anak pramuka sedang melakukan
karya bakti di Kantor Lurah (A). Setelah semua anggota pramuka berada di Kantor Lurah
untuk melakukan karya bakti tersebut tiba-tiba terjadi kebakaran pada kemah-kemah
mereka di lokasi B. Tidak begitu jauh dari Masjid tempat karya bakti, terdapat sungai
(lihat garis g). Minta peserta menentukan satu titik (tempat) pada sungai untuk
mengambil air buat memadamkan api yang berkobar pada lokasi perkemahan mereka.
I
Introduction (5 menit)
(1) Fasilitator memaparkan tema, tujuan dan hasil pembelajaran, serta pertanyaan-pertanyaan
kunci kepada peserta.
(2) Sampaikan beberapa poin utama yang terdapat dalam pendahuluan sesi ini.
C
Connection (30 menit )
(1) Organisasikan peserta menjadi beberapa kelompok. Anggota kelompok diusahakan
seheterogen mungkin.
(2) Minta kelompok mempelajari handout 4.1 yang berisi gambar atau foto pembelajaran
secara tradisional dan pembelajaran aktif.
(3) Minta peserta untuk membandingkan dan menganalisa kedua gambar di dalam handout
4.1 tersebut.
(4) Minta peserta menemukan ciri-ciri masing-masing pembelajaran tersebut.
(5) Motivasi peserta agar memahami makna: partisipasi, interaktif, dan inspirasional, serta
minta mereka mengidentifikasi ciri-ciri dari makna-makna tersebut dari gambar yang
diberikan.
(6) Beri kesempatan kepada peserta untuk memperkenalkan metode-metode yang mendorong
partisipasi dan interaksi siswa.
(7) Pada akhir dari bagian connection ini, minta peserta menyimpulkan apa makna partisipasi,
interaktif, dan inspirasional dalam pembelajaran.
A
Application (50 menit )
R
Reflection (5 menit )
(1) Lihat lagi pada pokok-pokok pertanyaan yang diberikan pada awal sesi. Tanyakan kembali
pertanyaan-pertanyaan tersebut dan minta peserta untuk menjawab dengan menggunakan
E
Extension
Kegiatan berikut ini diperuntukkan bagai peserta di luar sesi pelatihan, oleh sebab itu peserta
diminta membaca kembali seluruh informasi tambahan pada sesi ini sebagai bahan untuk
pengembangan silabus lebih lanjut.
.
Pesan Kunci
Seluruh strategi atau metode pembelajaran yang guru gunakan seharusnya merangsang
partisipasi aktif siswa di dalam proses belajar mereka. Ketika kegiatan belajar bersifat aktif,
siswa akan mengupayakan sesuatu, misalnya menemukan pola, mengajukan pertanyaan,
memecahkan masalah, membuat pemetaan, dan memberi alasan logis. Kegiatan belajar aktif
tidak dapat berlangsung tanpa partisipasi siswa.
Bacaan Tambahan
Bobby DePorter & Mike Hernacki, Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan. Kaifa: Bandung, 2000.
Bobby DePorter, Mark Reardon & sarah Singer Nourie. Quantum Teaching Mempraktekkan
Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas. Kaifa: Bandung, 2001.
Dave Meier, The Accelerated Learning Optimalkan Kemampuan Anda dengan Metode Alissa.
Kaifa: Bandung, 2004
Galvin & Cooper, The Basic of Speech, Learning to Be a Competent Communicator, National
Textbook Company. Illionis USA, 2004
Foto B:
Dimanakah siswa
sedang duduk?
Bagaimana siswa
duduk?
Apakah berpikir
bahwa guru sedang
melakukan sesuatu?
Mengapa anda
berpikir demikian?
Menurut anda,
dimanakah guru
berada? Mengapa
anda berpikir
demikian?
Taufik Asmiyanto
Efektifitas pembelajaran tentu saja tidak hanya termaknai pada kalimat yang dituliskan
pada sasaran pembelajarannya saja. Ada segenap faktor yang juga turut
mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Minat dan kemampuan intelektual peserta
ajar di satu sisi sangat mendukung keberhasilan. Seorang yang memiliki minat pada
bidang tertentu, sudah dapat dipastikan akan mempunyai motivasi lebih tinggi untuk
menguasai bidang yang diminatinya. “Kerja keras” tentu menjadi bagian dalam proses
penguasaan bidangnya tersebut. Sementara, seorang yang tidak mempunyai minat
terhadap satu bidang, akan tetapi adanya keharusan untuk menguasainya, tentu yang
ada hanyalah “kerja paksa” menjadi bagian dalam proses penguasaannya.
Sistem pendidikan atau kurikulum juga menjadi bagian yang tak perpisahkan dalam
pencapaian efektifitas pembelajaran. Sementara itu, faktor-faktor seperti metode
pengajaran, kemampuan pengajar, pengelolaan pendidikan, dan alat bantu juga tak
sedikit membuat pengaruh dalam proses keberhasilan pembelajaran.
Pembelajaran Aktif
Tahapan Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses aktif yang harus ditempuh oleh peserta ajar dalam
memahami suatu hal yang sebelumnya tidak diketahui. Dalam sistem pembelajaran
1. Orientasi
Pada tahap ini, peserta didik beroritentasi terhadap unsur-unsur ilmu yang
penting, termasuk cara-cara penalaran yang khas untuk bidang itu. Kaitan antara
unsur-unsur ilmu harus diperlihatkan. Di sini peserta didik juga diberitahukan
mengenai hubungan masing-masing mata ajar dalam kerangka kurikulum dan
kegunaan mata ajar tersebut. Bila peserta didik diharapkan memahami dan mampu
menerapkan suatu mata ajar, maka prosedur pengoperasian dan contoh penerapan
juga harus diberikan.
2. Latihan
Latihan dilakukan dalam rangka mengukur sejauh mana pengetahuan atau
pemahaman peserta didik terhadap bahan yang diberikan. Di sini peserta didik
didorong untuk menggunakan pengetahuan itu dan mempelajari semua sifatnya.
Latihan ini dapat saja dilakukan dalam bentuk pembahasan teori (tanya-jawab),
tugas-tugas, soal-soal ataupun praktikum. Latihan ini akan berhasil bila selama
latihan didampingi dan proses belajar dipelihara.
3. Umpan-balik
Umpan-balik ini berperan sebagai cermin atas proses pembelajaran yang telah
dilaluinya. Di sini, peserta didik mendapat kesadaran tentang hasil belajar yang
telah dicapainya. Mengetahui kesalahan, yang biasanya disebabkan oleh cara
pendekatan yang tidak sistematis.
4. Lanjutan
Di sini peserta didik melanjutkan proses belajarnya dengan cara memperbaiki
kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan sebelumnya. Jadi, tidak cukup jika suatu
kuliah diakhiri dengan suatu ujian, tanpa adanya kesempatan bagi peserta didik
untuk memperbaiki kesalahannya.
Metode Pembelajaran
MEDIA :
* Buat kotak sesuai keperluan
* Buat soal sesuai SK/KD
Langkah-langkah :
1. Sampaikan materi sesuai SK/KD
2. Bagikan lembaran kegiatan sesuai contoh
3. Siswa disuruh menjawab soal kemudian mengarsir huruf
dalam kotak sesuai jawaban
4. Berikan poin setiap jawaban dalam kotak
CONTOH : T Y E N I O K N
R A U A N K U O
A B A R T E R M
N A N I R R S I
S D G I I T G N
A O N L S A I A
K L A A I S R L
S A C E K B O S
I R I N G G I T
TEKS ACAK
Pilih bacaan yang akan disampaikan
Potong bacaan tersebut menjadi beberapa bagian
Potongan bisa dilakukan perkalimat atau perduan
kalimat
Bagi siswa menjadi beberap kelompok kecil
Beri setiap kelompok satu bacaan yang sudah dipotong-
potong
Tugas siswa adalah menyusun bacaan sehingga dapat
dibaca dengan urut
Pelajari dan diskusikan teks bacaan dengan siswa,
dengan cara yang anda kehendaki
Langkah-langkah :
1.Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran
2.Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP
3.Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan/menganalisa gambar
4.Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa
gambar tersebut dicatat pada kertas
5.Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
6.Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan
materi sesuai tujuan yang ingin dicapai
7.Kesimpulan
Materi 10 - Model-model Pembelajaran 2
(KEPALA BERNOMOR)
(SPENCER KAGAN, 1992)
Langkah-langkah :
1.Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok
mendapat nomor
2.Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
3.Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap
anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya
4.Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil
melaporkan hasil kerjasama mereka
5.Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang
lain
6.Kesimpulan
Langkah-langkah :
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat
nomor
2. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomorkan terhadap
tugas yang berangkai
Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua
mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan
seterusnya
3. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh
keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor
sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang
sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka
4. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain
5. Kesimpulan
Materi 10 - Model-model Pembelajaran 7
(MENCARI PASANGAN)
(Lorna Curran, 1994)
Langkah-langkah :
1.Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik
yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian
lainnya kartu jawaban
2.Setiap siswa mendapat satu buah kartu
3.Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
4.Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan
kartunya (soal jawaban)
5.Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi
poin
6.Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang
berbeda dari sebelumnya
7.Demikian seterusnya
8.Kesimpulan/penutup Materi 10 - Model-model Pembelajaran 13
Langkah-langkah :
1. Kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi (cooperative
learning / CL)
2. Tiap siswa diberi kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik.
Tiap siswa diberi sejumlah nilai sesuai waktu keadaan
3. Bila telah selesai bicara kopon yang dipegang siswa
diserahkan. Setiap bebicara satu kupon
4. Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Yang
masih pegang kupon harus bicara sampai kuponnya habis
5. Dan seterusnya
Materi 10 - Model-model Pembelajaran 40