REPUBLLIK INDONESIA
OLISIAN NEGA
DAERAH KALIMANTA AN TIMUR
DIR
REKTORAT REESERSE KRIM
MINAL KHUSU
US
STA
ANDAR O
OPERASI DAN PRO
OSEDUR
P)
(SOP
OLAH TTKP
Balikpaapan, Pe
ebruari 20
013
1
B. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENANGANAN DAN
PENGOLAHANTEMPAT KEJADIAN PERKARA (TKP).
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang KUHAP;
b. Undang-Undang No.2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia;
c. Peraturan Kapolri No.14 Tahun 2012 tentang Manajemen Penyidikan
Tindak Pidana;
2. Tujuan
Sebagai pedoman bagi petugas penanganan dan Olah TKP dalam
melaksanakan tindakan pertama tempat kejadian perkara (TPTKP) dan
pengolahan TKP.
3. Persiapan :
a. Anggota Tim Olah TKP :
1) Anggota Polri;
2) Penyidik / Penyidik Pembantu;
3) memiliki mentalitas yang baik, teliti, ulet dan cermat;
4) memiliki kemampuan teknik dan taktik pengolahan TKP;
5) memiliki sikap keingintahuan dan responsif;
6) menguasai perundang-undangan dan pengetahuan lainya;
7) komunikatif dan humanis dalam pelaksanaan tugasnya;
8) menguasai prosedur penanganan dan olah tempat kejadian
perkara;
9) mampu bekerjasama dalam tim;
b) Penyidik
(1) Mencari dan menemukan Barang Bukti.
(2) Menhitung/menimbang/mengukur dan mendatakan
Barang Bukti.
(3) Menyita dan memberi label Barang Bukti.
c) Personil Inafis
(1) Memfoto TKP secara Umum.
(2) Memfoto detail Barang Bukti.
(3) Mengambil sidik jari laten (bila ditemukan).
(4) Mengambil foto, membuat sinyalemen dan sidik jari
tersangka (AK-27).
(5) Menyerahkan hasil pelaksaan kegiatan kepada
Ketua Tim.
d) Instansi Terkait
4. Prosedur Pelaksanaan
b) Pembuatan sketsa.
(1) Sketsa dibuat dengan maksud untuk
menggambarkan TKP dan sebagai bahan untuk
mengadakan rekonstruksi.
(2) Sebagai lampiran Berita Acara Pemeriksaan di TKP,
maka pembuatan sketsa tersebut dilakukan sebagai
berikut :
(a) Mempergunakan kertas berukuran (kertas
milimeter)
(b) Menentukan tanda/arah utara kompas.
(c) Dibuat dengan skala.
(d) Untuk setiap obyek diberi tanda dengan huruf
balok dan dijelaskan pada keterangan gambar.
(e) Mengukur jarak benda-benda bergerak dengan
cara menghubungkan 2 buah titik pada benda-
benda tidak bergerak yang dipergunakan
sebagai patokan.
(f) Untuk otentifikasi sketsa dicantumkan :
- Nama pembuat
- Tanggal pembuatan
- Peristiwa apa.
- Dimana terjadi.
(b)) Metode
e Zone (Zone Method
dhe)
- Ca
aranya : luasnya tempat kejadian
n
pe
erkara diba
agi menjad
di empat ba
agian dan
n
da
ari tiap ba
agian dib
bagi-bagi menjadi
m 4
ba
agian. Un
ntuk tiaqp
p-tiap 1/16 bagian
n
tersebut ditunjuk 2 sampai 4 orang
g
pe
etugas untu
uk mengge
eledahnya..
- Me
etode ini baik
b untukk pekarang
gan rumah
h
ata
au tempat tertutup.
(c)) Metode
e Strip dan metode
e strip gan
nda (Strip
p
metode
e and doub
ble strip me
etode)
- Ca
aranya 3 orang
o petu
ugas masin
ng-masing
g
be
erdampinga
an yang satu dengan yang
g
laiin dalam jarak yang
g sama da
an tertentu
u
(se
ejajar) kem
mudian be
ergerak serrentak darii
sisi lebar yang satu ke sisi yang lain di
tempat kejadian perkara.
- Apabila dalam gerakan tersebut sampai
di ujung sisi lebar yang lain maka masing-
masing berputar ke arah semula.
- Metode ini baik untuk daerah yang
berlereng.
• Obat-obatan/racun(pada
badan/pakaian)
- Di TKP
• Obat-obatan berbahaya (daftar G)
• Sisa Makanan/minuman
• Sisa racun termasuk racun tikus/
serangga/ tumbuh-tumbuhan
• Desinfektan (karbol, glysol)
- Pada Tersangka
• Obat-obatan berbahaya (daftar G)
• Sisa racun.
(c) Kejahatan susila
- Pada korban.
• Noda darah, sperma
• Rambut, serat pakaian
• Pakaian termasuk pakaian dalam
• Bekas-bekas perlawanan seperti :
benda-benda yang melekat
dikuku/tangan.
- Di TKP
• Noda darah, sperma
• Sidik jari, bekas kaki
• Rambut, tanah yang tercecer
• Barang-barang yang tertinggal dari
pelaku seperti : sapu tangan, kertas-
kertas, puntung rokok, korek api,
botol minuman.obat-obatan
bius,senjata tajam/api,alat pengikat
• Bekas-bekas perlawanan
(d) Kecelakaan lalu lintas (sengaja atau tidak,
termasuk tabrak lari)
- Pada Korban : (termasuk kendaraan
miliknya).
• Barang/benda yang terpindah dari
kendaraan bermotor, seperti : cat
mobil, minyak oli dan rem, pecahan
kaca, bekas bau pada pakaian
korban.
• Pakaian korban
- Di TKP
• Bekas rem dan jejak-jejak lain dari
kendaraan
• Cat mobil, minyak oli, pecahan kaca.
• Pecahan-pecahan kaca dari
kendaraan bermotor.
- Pada kendaraan bermotor yang dicurigai.
• Barang yang terpindah dari korban
atau kendaraannya seperti : serta
pakaian, darah kering, rambut,
daging/kulit korban.
• Bekas kerusakan yang baru terjadi,
contoh : Cat Mobil, minyak oli dan
rem serta kaca.
f) Pakaian si Korban.
(1) Dibungkus tersendiri terutama bila ada lobang
peluru, sobek karena pisau, noda darah, sperma
pada pakaian tersebut.
(2) Bungkus, segel dan beri label.
i) Jejak jari.
(1) Jejak jari latent (jejak jari yang perlu dikembangkan
terlebih dahulu sebelum dapat dilihat), jenis ini
merupakan jejak jari terbanyak yang dapat dijumpai
di TKP.
(2) Jejak jari ini sangat tinggi nilai buktinya, dalam suatu
perkara pidana karena :
(a) Tidak ada orang yang memiliki sidik jari yang
sama.
(b) Sidik jari tidak pernah berubah seumur hidup.
(c) Sidik jari dapat dirumus.
(3) cara pengambilan jejak jari yang ditemukan di TKP
dilakukan sebagai berikut :
(a) Potret jejak jari yang ditemukan (bila latent
harus dikembangkan terlebih dahulu dengan
metode serbuk atau metode kimia)
(b) Angkat (lifting), jejak jari yang ditemukan
dengan lifter bagi jejak jari latent yang telah
dikembangkan dengan serbuk, kemudian
tempelkan pada kartu “pendapatan sidik jari di
TKP”
(c) Cetak jejak jari plastik yang ditemukan dengan
silikon dan turunkan hasil cetakannya dalam
kotak yang sesuai dengan ukurannya.
(d) Bagi jejak jari nyata, usahakan untuk dikirim
bersama benda/barang, dimana ia melekat.
(e) Bila barang/benda tersebut terlalu besar untuk
dibawa seluruhnya, lakukan pemotongan dan
potongan benda / benda tersebutlah yang
harus dikirimkan (dipertimbangkan baik-baik
kepentingannya karena anda selaku petugas
terpaksa melakukan pengrusakan atas milik
seseorang).
(2) Benda/Barang
(a) Benda/barang baik barang jadi ataupun bahan
baku yang digunakan dalam proses produksi.
(b) Alat yang digunakan dalam proses produksi.
(c) Dokumen tentang hasil produksi dan penjualan
(kuitansi, faktur, DO, PO, dll.).
(d) Dokumen lain yang terkait dengan merek (akta
perusahaan, SITU, SIUP, salinan lisensi,
somasi/komplain dari pemegang hak yang lain).
(3) Tempat
Rumah, pabrik, gudang, toko, atau tempat lain yang
digunakan untuk memproduksi, menyimpan, dan
memperdagangkan barang hasil pelanggaran merek.
c) Pemeriksaan Labotarium :
(1) Sample baik berupa limbah cair/padat, dilakukan
pengujian di Labotarium yang telah memiliki
akreditasi komite akreditas nasional (KAN);
(2) Hasil pengujian digunakan sebagai bukti penyidikan.
4) Evaluasi Kegiatan.
Khusus terhadap TKP tertentu yang memerlukan penanganan
TKP lanjutan karena sifat dan kualitasnya dinilai tinggi perlu
melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilakukan
sebagai dasar dan pertimbangan mulai dari tahap-tahap
sebagai berikut :
a) Tahap Persiapan
(1) Respons terhadap laporan (sikap penerimaan,
tindak lanjut).
(2) Kesiapan Alut/Alsus.
(3) Kelengkapan administrasi penanganan TKP
(4) APP sebelum berangkat.
PENANGANAN DAN
PENGOLAHAN TKP
1. KATIM
OLAH TKP OLAH TKP
2. PENYIDIK / PENYIDIK
SEBELUM SAAT
PEMBANTU
PROSES PROSES
3. FUNGSI PENDUKUNG (INAFIS,
PENYIDIKAN PENYIDIKAN
LABFOR DLL)
LANGKAH-LANGKAH TINDAKAN
1. STATUS QUO
2. PENOMORAN LETAK BB DI TKP
METODE :
3. GELEDAH/ SITA BB PADA TSK
1. PENGAMATAN
4. AMANKAN TSK DAN SAKSI 1. SPIRAL
UMUM
5. PISAHKAN TSK DAN SAKSI 2. ZONE
2. PENGAMATAN 3. STRIP/ STRIP
6. PUL BB DAN IDENTITAS TSK/SAKSI
KHUSUS GANDA
7. PERMINTAAN VISUM Et REPERTUM
8. PEMBERITAHUAN KEL KORBAN 4. RODA
9. MEMBUAT SKETSA TKP 5. KOTAK
10. BANTUAN TEKNIS
PENYIDIKAN
Demikian SOP (Standar Operating Procedure) ini dibuat untuk menjadi pedoman
bagi pengawasan penyidikan Direktorat Reserse Kriminal Polda Kaltim dan Kabag
Wassidik Polda Kaltim dalam memberikan pelayanan pengawasan penyidikan atau
pelayanan oleh penyidik Polri.
Ditetapkan di : Balikpapan
Pada tanggal : Pebuari 2013
Paraf:
a.n DIREKTUR RESKRIMSUS POLDA KALTIM
1. Kasubdit Tipidter : WADIR
2. Dir Reskrimsus :
3. Kabidkum :
Drs. BUDI PRASETYO, SH, MH
4. Kasetum : AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 62100827
5. Wakapolda :
Ditetapkan di Balikpapan
Pada tanggal Pebuari 2013
KEPALA KEPOLISIAN DAERAH KALIMANTAN TIMUR
Ditetapkan di : Balikpapan
Pada tanggal : Pebuari 2013
Ditetapkan di Balikpapan
Pada tanggal Pebuari 2013
KEPALA KEPOLISIAN DAERAH KALIMANTAN TIMUR
Ditetapkan di : Balikpapan
Pada tanggal : Pebuari 2013
Ditetapkan di Balikpapan
Pada tanggal Pebuari 2013
KEPALA KEPOLISIAN DAERAH KALIMANTAN TIMUR
Ditetapkan di : Balikpapan
Pada tanggal : Pebuari 2013
6. Konseptor:
7. Kasubag Renmin:
8. Dirreskrimsus: Drs. IMAN SUMANTRI, MSi
KOMISARIS JENDERAL POLISI NRP 66070510
9. Kasetum:
10.Waka Polda:
Ditetapkan di Balikpapan
Pada tanggal Pebuari 2013
KEPALA KEPOLISIAN DAERAH KALIMANTAN TIMUR