Anda di halaman 1dari 2

Input Date August 9, 2021 Reviewer Adi

Article Title How inclusion and diversity drive shoppers behavior all in

Source Accenture Article Date 2009

Link https://www.accenture.com/_acnmedia/Accenture/Conversion-Assets/Secure/
pdf-no-index-3/Accenture-Inclusion-and-Diversity-in-Retail.pdf#zoom=50
Summary Artikel ini menjelaskan tentang peralihan perilaku berbelanja konsumen yang
kini juga berbelanja berdasarkan brand value terutama terkait inklusi dan
keberagaman.

Praktik inklusi dan keberagaman yang dilakukan oleh brand kini berdampak
pada perilaku berbelanja konsumen. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh
Accenture sendiri, 41% konsumen beralih dari brand yang tidak menunjukan
kepedulian pada inklusi dan keberagaman. Selanjutnya 42% etnis minoritas
dan juga 41% konsumen LGBT bersedia untuk beralih dari brand yang tidak
berkomitmen ataupun tidak menunjukan kepedulian pada inklusi dan
keberagaman.

Tentu praktik inklusi dan keberagaman yang ditonjolkan dari sebuah brand
tidak terhindar dari adanya backclash dari para konsumen. Nike contohnya,
Nike pernah meluncurkan ad campaign “Just Do It” dengan Colin Kapernick.
Seorang quarterback yang dilarang bermain oleh NFL karena berlutut selama
national anthem sebagai bentuk solidaritas dan bentuk protes kepada insiden
George Floyd. Banyak dari konsumen Nike yang melakukan boikot setelah
campaign muncul, namun lebih banyak lagi yang mendukung campaign
tersebut sampai online sales nike naik 2 kali lipat dari periode sebelumnya dan
harga saham mencapai harga tertinggi sepanjang masa.

Begitu besarnya dampak dari isu inklusi dan keberagaman, 55% konsumen
bersedia beralih dari brand yang tidak bertanggung jawab atas insiden negatif
terkait inklusi dan keberagaman. Seperti yang terjadi pada insiden yang terjadi
di Starbuck Philadelphia yang terpaksa menutup sementara 8.000 toko untuk
training racial-bias.

Yang perlu diperhatikan dan dilakukan brand untuk membuat pengalaman


berbelanja yang lebih inklusif unutk semua orang yaitu:

1. Product
Dengan menawarkan produk dengan beragam kebutuhan akan membuat
brand menjadi lebih inklusif dan juga menarik konsumen baru dalam
waktu yang bersamaan.
2. Advertising
Dengan mengembangkan iklan yang merefleksikan pengalaman dari
keseharian dari setiap orang akan menimbulkan engagement antara
brand dengan konsumen.
3. Touchpoints
Dengan menciptakan visual branding yang inklusif, dapat
mengakomodasi sekaligus merayakan perbedaan dari setiap konsumen
4. Workforce
Dengan mengintegrasikan branding dan juga proses hiring yang inklusif
dapat membuat brand positioning semakin jelas.

Anda mungkin juga menyukai