Anda di halaman 1dari 13

P U T U S A N

Nomor: 1712 K/Pdt/2004

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA


MAH KAMAH AGUNG
memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan
sebagai berikut dalam perkara :
L’OREAL SOCIETE ANONYME, suatu perseroan
menurut Undang-Undang Negara Prancis,
berkedudukan di 14 Rue Royale, 75008 Paris,
Prancis, dalam hal ini memberi kuasa kepada:
ALEX R. WANGGE, SH. dan kawan, Advokat
berkantor di The Landmark Centre, Lantai 24, Jl.
Jenderal sudirman No. 1, Jakarta 12910;
Pemohon Kasasi dahulu Penggugat/Pembanding;
melawan:
1. ALEXANDER SATRYO WIBOWO, bertempat
tinggal di Jl. Kayu Putih Utara B/10, Jakarta;
2. PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA Cq.
DEPARTEMEN KEHAKIMAN RI Cq. DIREK-
TORAT JENDERAL HAK CIPTA, PATEN dan
MEREK Cq. DIREKTORAT HAK CIPTA, ber-
kedudukan di Jl. Daan Mogot Km. 24 Tangerang;
Para Termohon Kasasi dahulu Tergugat I,
II/Terbanding;
Mahkamah Agung tersebut ;
Membaca surat-surat yang bersangkutan ;
Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa
sekarang Pemohon Kasasi dahulu sebagai Penggugat telah
menggugat sekarang para Termohon Kasasi dahulu sebagai Tergugat
I, II di muka persidangan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada
pokoknya atas dalil-dalil:
Bahwa Penggugat adalah pencipta, pemilik dan satu-satunya
yang berhak di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, untuk memakai
ciptaan “Lukisan Bunga dan Perkataan Anais-anais” yang telah
terdaftar sebagai merek dagang dalam Daftar Umum Direktorat Merek
untuk pertama kali di bawah No. 144371, tertanggal 7 april 1979 dan

Hal. 1 dari 13 hal.Put.No. 1712 K/Pdt/2004

UNIVERSITAS INDONESIA | DIUNDUH PADA 13 APRIL 2022


diperbahurui dengan No. 264620, tertanggal 21 November 1990 (vide
bukti P-1 dan P-2);
Bahwa dilihat dari sudut Undang-Undang Hak Cipta,
pendaftaran “Lukisan Bunga dan perkataan Anais-anais” di Daftar
Umum Direktorat Merek tertanggal 7 April 1979, dianggap sebagai
tanggal “penggunaan ciptaan Lukisan Bunga” milik Penggugat dan
sejak tanggal itu Penggugat dianggap sebagai pencipta dan pemilik
satu-satunya ciptaan “Lukisan Bunga” dan perkataan “Anais-anais”;
Bahwa ternyata dalam Daftar Umum Direktorat Hap Cipta,
Penggugat menemukan pendaftaran hak cipta “Seni Lukis Bunga” di
bawah No. 000372, No. 000373, No. 000374 dan No. 000375,
tertanggal 2 Juni 1988, atas nama Tergugat I (lihat vide bukti P-3 s/d
P-6);
Bahwa Penggugat sangat berkeberatan dengan pendaftaran
hak cipta “Seni Lukis Bunga” atas nama Tergugat I tersebut di atas,
karena hak cipta tersebut mempunyai persamaan pada pokoknya dan
secara keseluruhannya denga “Lukisan Bunga” yang terdaftar sebagai
merek dagang atas nama Penggugat, bahkan dapat dikatakan bahwa
yang didaftarkan Tergugat I adalah jiplakan belaka dari “Lukisan
Bunga” yang terdaftar sebagai merek atas dagang atas nama
Penggugat sesuai bukti P-1 s/d P-2);
Bahwa sebagaimana dapat dilihat dari bukti-bukti yang akan
diajukan dalam Acara Pembuktian, produk-produk perusahaan
Penggugat dengan merek dagang “Lukisan Bunga dan perkataan
Anais-anais” telah lama beredar di Negara asalnya yakni Prancis sejak
tahun 1979, sehingga “Lukisan Bunga dan perkataan Anais-anais” milik
Penggugat dapat dikategorikan sebagai merek terkenal;
Bahwa menurut ketentuan Undang-Undang Hak cipta No. 6
Tahun 1982, Undang-Undang No. 7 Tahun 1987, permohonan
pendaftaran hak cipta “Seni Lukis Bunga” atas nama Tergugat I sudah
dapat dipastikan dilandasi oleh itikad tidak baik, yakni mencoba
membonceng keterkenalan “Lukisan Bunga” yang dipakai sebagai
bagian esensial dari merek terkenal “anais-anais dan Lukisan Bunga”
milik Penggugat telah digunakan di seluruh dunia, termasuk di
Indonesia jauh lebih dahulu dibandingkan pendaftaran hak cipta atas
nama Tergugat I;

Hal. 2 dari 13 hal.Put.No. 1712 K/Pdt/2004

UNIVERSITAS INDONESIA | DIUNDUH PADA 13 APRIL 2022


Bahwa oleh karena pendaftaran hak cipta “Seni Lukis Bunga”
milik Tergguat I dilandasi oleh itikad tidak baik, Tergugat I tidak pantas
mendapat perlindungan hukum dan karenanya pendaftaran hak cipta
“Seni Lukis Bunga” dengan No. 000372, No. 000373, No. 000374 dan
No. 000375 harus dibatalkan berdasarkan ketentuan Pasal 36,
Undang-Undang Hak Cipta No. 6 Tahun 1982 jo. Undang-Undang Hak
Cipta No. 7 Tahun 1987;
Bahwa Tergugat II turut digugat dalam perkara ini hanya
semata-mata hanya untuk dapat melaksanakan pencatatan
pembatalan pendaftaran hak cipta “Seni Lukis Bunga” atas nama
Tergugat I dari Daftar Umum Hak Cipta dan mengumumkannya dalam
Berita Negara mengenai Hak Cipta;
Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Penggugat
mohon kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat agar memberikan
putusan sebagai berikut:
1. Menyatakan Penggugat sebagai pencipta, pemilik dan satu-satunya
yang berhak atas ciptaan “Lukisan Bunga” dengan/atau tanpa
perkataan “Anais-anais” (sesuai vide bukti P-1 dan P-2) di seluruh
wilayah Republik Indonesia;
2. Menyatakan ciptaan “Seni Lukis Bunga” yang terdaftar dalam Daftar
Umum Direktorat Hak Cipta di bawah No. 000372, No. 000373,
No. 000374 dan No. 000375 atas nama Tergugat I (sesuai vide
bukti P-3 s/d P-6) mempunyai persamaan pada pokoknya dengan
“Lukisan Bunga dan perkataan Anais-anais” yang didaftarkan
sebagai merek dagang atas nama Penggugat (sesuai vide bukti P-1
dan P-2);
3. Membatalkan atau menyatakan batal pendaftaran hak cipta “Seni
Lukis Bunga” dengan No. 000372, No. 000373, No. 000374 dan
No. 000375 atas nama Tergugat I (vide bukti P-3 s/d P-6) dari
dalam Daftar Umum Direktorat Hak Cipta dengan segala akibat
hukumnya;
4. Memerintahkan Tergugat II untuk mematuhi putusan ini dan
mencatat pembatalan hak cipta “Seni Lukis Bunga” dengan
No. 000372, No. 000373, No. 000374 dan No. 000375 atas nama
Tergugat I (vide bukti P-3 s/d P-6) dari Daftar Umum Tergugat II;
5. Menghukum Tergugat I untuk membayar biaya perkara;

Hal. 3 dari 13 hal.Put.No. 1712 K/Pdt/2004

UNIVERSITAS INDONESIA | DIUNDUH PADA 13 APRIL 2022


Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat I
mengajukan eksepsi yang pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai
berikut :
- Bahwa Tergugat I menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil gugatan
Penggugat, kecuali hal-hal yang diakui kebenarannya oleh Tergugat
I;
- Bahwa gugatan Penggugat adalah kadaluwarsa atau lewat waktu,
karena:
- Berdasarkan ketentuan Pasal 36 ayat 1 dan 2 dari Undang-
Undang No. 7 Tahun 1987 jo. Undang-Undang No. 6 Tahun
1982 tentang Hak Cipta, disebutkan bahwa orang lain yang
menurut Pasal 2 berhak atas Hak Cipta dapat mengajukan
gugatan kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan surat
gugatan, yang harus dilakukan Penggugat dalam waktu 9
(Sembilan) bulan setelah pengumuman dalam Tambahan Berita
Negara Republik Indonesia, sebagaimana termaksud dalam
Pasal 34 diterbitkan;
- Bahwa pendaftaran Hap Cipta atas nama Tergugat I, masing-
masing yaitu:
1. Seni lukis daun, terdaftar di bawah nomor: 000372 pada
tanggal 2 Juni 1988;
2. Seni lukis bunga, terdaftar di bawah nomor: 000373 pada
tanggal 2 Juni 1988;
3. Seni lukis daun, terdaftar di bawah nomor: 000374 pada
tanggal 2 Juni 1988;
4. Seni lukis bunga, terdaftar di bawah nomor: 000375 pada
tanggal 2 Juni 1988;
- Keempat pendaftaran Hak Cipta di atas juga telah diumumkan
dalam Tambahan No. VII dari Berita Negara Republik Indonesia
Juli tahun 1988;
- Bahwa karenanya jelas gugatan yang diajukan oleh Penggugat
tersebut adalah kaduwarsa, karena telah melewati 9 (Sembilan)
bulan sebagaimana ditentukan oleh Undang-Undang tentang
hak cipta, karena baru diajukan pada tanggal 8 Januari 1997,
terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat di
bawah No. 07/Pdt.G/1997/PN.JKT.PST. yaitu + 9 (Sembilan)

Hal. 4 dari 13 hal.Put.No. 1712 K/Pdt/2004

UNIVERSITAS INDONESIA | DIUNDUH PADA 13 APRIL 2022


tahun setelah adanya pendaftaran hak cipta oleh Tergugat I
pada Tergugat II;
- Bahwa selanjutnya berdasarkan Pasal 36 ayat 3 dari Undang-
Undang No. 7 Tahun 1987 jo. Undang-Undang No. 6 Tahun
1982 tentang Hak Cipta, disebutkan pula bahwa sehabis waktu
sebagaimana dimaksud dalam ayat 2, gugatan pembatalan
pendaftaran ciptaan itu masih juga dapat diajukan jika hal
Penggugat terbukti dari suatu putusan Pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukumtetap;
Bahwa akan tetapi dalam perkara ini ternyata Penggugat tidak
dapat membuktikan bahwa tersebut dari suatu putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap,
sehingga karenanya Penggugat tidak dapat mengajukan
gugatan ini, karena telah daluwarsa;
- Bahwa Penggugat tidak mempunyai kualitas untuk menggugat,
karena Penggugat bukanlah pencipta ataupun pemegang hak cipta
atas seni lukis bunga sebagaimana didalilkannya, disebabkan
Penggugat tidak pernah mendaftarkan ciptaannya pada Direktorat
Hak Cipta, sebagaimana ditentukan dalam Pasal 2 jo. Pasal 5
Undang-Undang No. 7 Tahun 1987 jo. Undang-Undang No. 6
Tahun 1982 tentang Hak Cipta;
- Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka sudah
sepantasnya bila gugatan Penggugat dinyatakan ditolak setidak-
tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima;
Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat II
mengajukan eksepsi yang pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai
berikut :
- Gugatan lewat waktu (daluwarsa);
Bahwa sesuai dengan Pasal 36 Undang-Undang No. 6 Tahun 1982
tentang Hak Cipta sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang No. 7 Tahun 1987 tentang perubahan atas Undang-
Undang No. 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta (selanjutnya dalam
jawaban ini disebut Undang-Undang Hak Cipta), dalam ayat 2
ditegaskan gugatan tersebut harus dilakukan Penggugat dalam
waktu 9 (Sembilan) bulan setelah pengumuman dalam Tambahan
Berita Negara Republik Indonesia termaksud dalam pasal 34
diterbitkan, sedangkan Tambahan Berita Negara yang memuat

Hal. 5 dari 13 hal.Put.No. 1712 K/Pdt/2004

UNIVERSITAS INDONESIA | DIUNDUH PADA 13 APRIL 2022


Pengumuman Hak Cipta Daftar No. 000372, 000373, 000374,
000375 yang dituntut pembatalannya oleh Penggugat, sudah terbit
pada tanggal 29 Juli 1988 (bukti T.II, I). Dengan demikian
Penggugat mempunyai kesempatan menggugat selama 9
(sembilan) bulan terhitung sejak tanggal 29 Juli 1988, tetapi
Penggugat tidak memanfaatkan kesempatan tersebut, dan baru
mengajukan gugatan sekarang ini yang jelas-jelas sudah
melampaui jangka waktu yang diharuskan Undang-Undang Hak
Cipta;
Berdasarkan dalil tersebut di atas, mohon kepada Majelis Hakim
agar menolak gugatan Penggugat atau setidak-tidaknya menyata-
kan gugatan tidak dapat diterima;
- Gugatan Penggugat Kabur (obscuur libel);
Bahwa disatu pihak Penggugat menuntut pembatalan Hak Cipta
Daftar No. 000372, 000373, 000374, 000375 tertanggal 2 Juni 1988
atas nama Tergugat I, yang tunduk pada Undang-Undang Hak
Cipta, namun dipihak lain Penggugat mendasarkan gugatannya
pada pendaftaran merek daftar No. 144371 tertanggal 7 April 1979
dan diperbaharui dengan No. 264620 tertanggal 21 November 1990
yang tunduk pada Undang-Undang No. 19 Tahun 1992 tentang
Merek. Karena itu gugatan Penggugat menjadi kabur (obscuur libel)
dan karenanya mohon kepada Majelis Hakim agar menolak
gugatan Penggugat;
Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat telah mengambil putusan, yaitu putusan No. 07/PDT.G/1997/
PN.JKT.PST. tanggal 25 Juni 1997 yang amarnya sebagai berikut :
Dalam Eksepsi:
- Mengabulkan eksepsi Tergugat I dan Tergugat II;
Dalam Pokok Perkara:
- Menyatakan gugatan tidak dapat diterima;
- Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara ini yang
sampai hari ini ditaksir berjumlah Rp 98.000,- (Sembilan puluh
delapan ribu rupiah);
Menimbang, bahwa dalam tingkat banding atas permohonan
Penggugat putusan Pengadilan Negeri tersebut telah dikuatkan oleh
Pengadilan Tinggi Jakarta dengan putusan No. 79/PDT/1998/PT.DKI.
tanggal 6 Mei 1998;

Hal. 6 dari 13 hal.Put.No. 1712 K/Pdt/2004

UNIVERSITAS INDONESIA | DIUNDUH PADA 13 APRIL 2022


Menimbang, bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahu-
kan kepada Penggugat/Pembanding pada tanggal 2 November 1998
kemudian terhadapnya oleh Penggugat/Pembanding dengan
perantaraan kuasanya, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 15
Desember 1996 diajukan permohonan kasasi secara lisan pada
tanggal 16 November 1998 sebagaimana ternyata dari akte
permohonan kasasi No. 134/SRT.PDT.KAS/1998/PN.JKT.PST. jo.
No. 07/Pdt.G/1997/PN.JKT.PST. yang dibuat oleh Panitera Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat, permohonan mana diikuti dengan memori kasasi
yang memuat alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan
Negeri tersebut pada tanggal tanggal 26 November 1998;
Bahwa setelah itu oleh para Tergugat/Terbanding yang pada
tanggal 19 Agustus 1999 dan 24 Agustus 1999 telah diberitahu
tentang memori kasasi dari Penggugat/Pembanding diajukan jawaban
memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat pada tanggal 30 Agustus 1999;
Menimbang bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-
alasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama,
diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan
dalam undang-undang, maka oleh karena itu permohonan kasasi
tersebut formal dapat diterima;
Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan yang diajukan
oleh Pemohon Kasasi/Penggugat dalam memori kasasinya tersebut
pada pokoknya ialah:
1. Judux facti mepertimbangkan atau tidak cukup mempertimbangkan
gugatan, replik dan bukti serta kesimpulan yang diajukan Pemohon
Kasasi. Judex facti cenderung mempercayai dalil-dalil eksepsi para
Tergugat, khususnya mengenai tenggang waktu 9 bulan, padahal
para Tergugat tidak dapat membuktikan tanggal actual diumumkan-
nya Tambahan Berita Negara yang memuat pendaftaran Hak Cipta
atas nama Tergugat I. Kalau tidak diketahui tanggal pasti
pengumuman Tambahan Berita Negara tersebut, bagaimana para
Tergugat dan judex facti dapat menentukan bahwa tenggang waktu
sembilan bulan itu sudah lewat atau belum. Adapun suatu
kekeliruan yang fatal dan suatu pelecehan hukum, apabila judex
facti mengabulkan dalil-dalil eksepsi yang hanya berdasarkan pada
suatu dugaan yang tidak disertai bukti pendukung. Sudah

Hal. 7 dari 13 hal.Put.No. 1712 K/Pdt/2004

UNIVERSITAS INDONESIA | DIUNDUH PADA 13 APRIL 2022


merupakan pengetahuan umum bahwa Tambahan Berita Negara
yang memuat pendaftaran Hak Cipta penerbitannya sangat tidak
teratur, tidak pernah dapat diketahui dengan pasti. Hal ini
penerbitannya sangat tidak teratur, tidak pernah dapat diketahui
dengan pasti. Hal ini dikuatkan dengan kenyataan bahwa oleh Turut
Termohon Kasasi Tambahan Berita Negara selain isinya sama
sekali tidak sistematis, tidak kronologi dan tidak alfabetis, sehingga
menyulitakan siapa saja yang hendak memeriksa atau sekedar
ingin mengetahui seperti apa itu Tambahan Berita Negara yang
memuat pendaftaran Hak Cipta;
2. Judex facti dan juga Majelis Hakim Pengadilan Tinggi terkesan
menghindari pemeriksaan pokok perkara ini, yang merupakan dasar
diajukannya gugatan ini, mungkin karena masalah Hak Cipta
bukanlah masalah hukum yang menarik perhatian dan diminati oleh
kalangan ahli hukum, tidak terkecuali para Majelis Hakim. Dengan
sedikit saja melirik pada masalah pokok perkara dan bukti-bukti
yang diajukan Pemohon Kasasi, Majelis Hakim akan memperoleh
gambaran bahwa “Lukisan Bunga” yang diakui Kantor Hak Cipta
sebagai ciptaan Termohon Kasasi, sesungguhnya cuma “jiplakan
belaka” dari Lukisan Bunga yang terdapat pada merek dagang
“ANAIS-ANAIS & Lukisan Bunga” milik Pemohon Kasasi;
3. Adanya jiplakan lukisan bunga sebagaimana diuraikan di atas,
merupakan bukti nyata bahwa Termohon Kasasi memang beritikad
tidak baik, ketika mengajukan permohonan pendaftaran hak
ciptanya, apalagi karena ternyata Pemohon Kasasi tidak memiliki
pendaftaran hak cipta untuk “Lukisan Bunga”. Menurut prinsip
umum, hukum di mana saja tidak akan memberikan perlindungan
kepada siapa saja yang bertikad tidak baik, karena hukum hanya
melindungi mereka yang beritikad baik;
4. Judex facti dan majelis Hakim Pengadilan Tinggi mungkin
beranggapan bahwa dengan didaftarkannya ciptaan “Lukisan
Bunga” atas nama Termohon Kasasi. Termohon Kasasi secara
hukum harus dilindungi. Padahal, pendaftaran hak cipta di
Indonesia sama sekali tidak diwajibkan, dan tanpa pendaftarannya
suatu ciptaan telah dilindungi hukum sejak pengumumannya.
Pendaftaran suatu Hak Cipta tidak otomatis membuktikan bahwa
Pemohonnyalah pencipta dari ciptaan yang didaftarkan. Alasan ini

Hal. 8 dari 13 hal.Put.No. 1712 K/Pdt/2004

UNIVERSITAS INDONESIA | DIUNDUH PADA 13 APRIL 2022


tidaklah angan-angan belaka dari Pemohon Kasasi, tetapi sesuai
dengan Penjelasan Umum Undang-Undang Hak Cipta No. 6 Tahun
1982, khususnya Penjelasan No. 3 alinea kedua, di mana
dinyatakan dengan tegas sekali bahwa “pendaftaran hak cipta tidak
mutlak diharuskan, karena tanpa pendaftarannyapun hak cipta
dilindungi”. Selain itu ditegaskan pula oleh Undang-Undang Hak
Cipta bahwa “pendaftaran ciptaan dalam daftar umum tidak
mengandung arti sebagai pengesahan atas isi, arti atau bentuk dari
ciptaan yang didaftarkan (lihat Pasal 30 Undang-Undang No. 6
Tahun 1982). Perlu ditambahkan pula bahwa penjelasan Pasal 30
juga menegaskan bahwa “pejabat, dalam hal ini Direktorat Hak
Cipta, yang bertugas mengadakan pendaftaran Hak Cipta tidak
bertanggung jawab atas isi, arti atau bentuk dari ciptaan terdaftar”;
5. Berdasarkan penjelasan tersebut, patutlah dianggap bahwa
“Lukisan Bunga” pada hakekatnya adalah ciptaan milik Pemohon
Kasasi, yang menurut Undang-Undang Hak Cipta dianggap telah
diumumkan pada saat “Lukisan Bunga” didaftarkan sebagai bagian
dari merek dagang “ANAIS-ANAIS & Lukisan Bunga”, dan
kemudian diumumkan dalam Tambahan Berita Negara. Atas dasar
itulah, Pemohon Kasasi tidak menganggap perlu pendaftarannya
hak cipta atas “Lukisan Bunga” tersebut;
6. Perlu dipertimbangkan oleh Mahkamah Agung bahwa kalau dilihat
dari tanggal pendaftaran ciptaan “Lukisan Bunga” atas nama
Termohon Kasasi yaitu tanggal 2 Juni 1988 yang baru terjadi
Sembilan tahun sesudah merek dagang “Lukisan Bunga & ANAIS-
ANAIS” milik Pemohon Kasasi yang sudah terdaftar (dibaca:
diumumkan) dalam daftar umum merek tanggal 7 April 1979,
kiranya sudah jelas bahwa “Lukisan Bunga” yang dianggap sebagai
ciptaan Termohon kasasi, tidak lain adalah jiplakan belaka dari
“Lukisan Bunga” yang terdaftar sebagai merek dagang dengan
perkataan “ANAIS-ANAIS”;
7. Perlu pula ditambahkan bahwa Undang-Undang Hak Cip Indonesia
dan di banyak Negara-negara yang sudah meratifikasi Konvensi
Bern, pada umumnya menyatakan bahwa pendaftaran hak cipta
tidak diwajibkan. Pendaftaran sifatnya hanya deklaratif, bukan
konstitutif. Ini berarti bahwa yang mendaftar tidak otomatis adalah
penciptanya, sebaliknya yang tidak mendaftarkan tidak berarti “tidak

Hal. 9 dari 13 hal.Put.No. 1712 K/Pdt/2004

UNIVERSITAS INDONESIA | DIUNDUH PADA 13 APRIL 2022


bukanlah pencipta atau pemegang hak cipta. Adalah suatu hal yang
memalukan apabila Indonesia sebagai salah satu Negara yang
telah meratifikasi Konvensi Bern berdasarkan Keputusan Presiden
RI No. 18 Tahun 1997 justru membiarkan warganya melanggar hak
cipta orang lain dengan mendaftarkannya dalam Daftar Umum
Direktorat Hak Cipta. Lebih memalukan lagi kalau lembags
peradilan Indonesia juga terkesan kurang peduli terhadap
pelanggaran hak cipta di persada nusantara, yang membuat
Indonesia termasuk dalam negara-negara pelanggar hak cipta
warga Negara Amerika Serikat. Belum terlambat untuk memperbaiki
citra Negara Indonesia yang tengah mengalami krisis ekonomi,
politik, social dan terutama krisis kepercayaan tidak saja dari warga
negaranya sendiri, tetapi juga dari dunia Internasional;
Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan tersebut Mah-
kamah Agung berpendapat :
Bahwa terlepas dari alasan-alasan kasasi tersebut di atas
menurut pendapat Mahkamah Agung, judex facti/Pengadilan Tinggi
yang menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat salah
menerap-kan hukum dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. Pasal 36 ayat (1) dan (2) Undang-Undang No. 6 Tahun 1982
sebagaimana diubah dengan Undang-Undang No. 7 Tahun 1987
dan terakhir dengan Undang-Undang No. 12 tahun 1987 oleh
Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 telah dinyatakan tidak berlaku
di mana dalam Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 tersebut dalam
pasal 42 dinyatakan bahwa dalam hal ciptaan didaftar menurut
Pasal 37 ayat (1) dan (2) serta Pasal 39, pihak lain yang menurut
Pasal 2 berhak atas Hak Cipta dapat mengajukan gugatan
pembatalan melalui Pengadilan Niaga. Bahwa ketentuan baru
tersebut tidak lagi mensyaratkan adanya suatu tenggang waktu bagi
Penggugat dalam mengajukan gugatan pembatalan ke Pengadilan
Niaga;
b. Bahwa asas umum yang berlaku bahwa apabila terjadi perubahan
suatu undang-undang maka yang berlaku adalah ketentuan yang
paling menguntungkan in casu Pasal 42 Undang-Undang No. 19
Tahun 2002 lagi pula berdasarkan Undang-Undang No. 7 Tahun
1990 jo. Kepres No. 18 Tahun 1997 jo. Kepres No. 19 Tahun 1997,
Indonesia telah meratifikasi Konvensi Berue tentang perlindungan

Hal. 10 dari 13 hal.Put.No. 1712 K/Pdt/2004

UNIVERSITAS INDONESIA | DIUNDUH PADA 13 APRIL 2022


Karya Seni dan Sastra, di mana telah diterima bahwa pendaftaran
hak cipta tidak diwajibkan dan hanya bersifat deklaratif sesuai Pasal
35 ayat (4) Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 dan pendaftaran
tersebut tidak merupakan pengesahan atas isi, arti, maksud atau
bentuk dari Ciptaan yang didaftar; (Pasal 36 Undang-Undang No.
19 Tahun 2002);
c. Bahwa fakta yang terungkap di persidangan dan telah terbukti
kebenarannya sesuai bukti P.1, P.2 bahwa “Lukisan Bunga”
sebagai bagian yang esensial dari merek Anais-Anais & Lukisan
Bunga adalah ciptaan Penggugat, sedangkan Seni Lukisan Bunga
atas nama Tergugat I sesuai bukti P.3 s/d P.6 merupakan tiruan
semata-mata dari ciptaan milik Penggugat tersebut karena Tergugat
I ingin membonceng ketenaran merek Penggugat agar masyarakat/
konsumen menganggap produk Tergugat I tersebut berasal dari
Perancis sehingga pendaftaran “Seni Lukis Bunga” oleh Tergugat I
tersebut dilandasi oleh itikad tidak baik yang tidak perlu mendapat
perlindungan hukum;
d. Bahwa di samping itu Lukisan bunga dengan kata Anais-Anais
adalah termasuk merek terkenal yang telah beredar di Negara
asalnya yaitu Perancis sejak tahun 1979 kemudian menyebar
sampai ke Indonesia;
Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, maka permohonan
kasasi dari Pemohon Kasasi patut dikabulkan;
Menimbang, bahwa Anggota Majelis Prof. Dr. Valerine J.L.K.,
SH.MA. (selaku pembaca I) berbeda pendapat yaitu sebagai berikut:
Bahwa alasan-alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh
karena putusan judex facti (Pengadilan Tinggi Jakarta dan Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan) yang mengabulkan eksepsi para Tergugat dan
gugatan Penggugat dinyatakan tidak dapat diterima sudah tepat, yaitu
tidak salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku,
sehingga permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi harus ditolak;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di
atas menurut pendapat Mahkamah Agung terdapat cukup alasan untuk
mengabulkan permohonan kasasi yang diajukan oleh Pemohon
Kasasi: L’OREAL SOCIETE ANONYME tersebut dan membatalkan
putusan Pengadilan Tinggi Jakarta No. 79/Pdt/1998/PT.DKI. tanggal 6
Mei 1998 yang menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

Hal. 11 dari 13 hal.Put.No. 1712 K/Pdt/2004

UNIVERSITAS INDONESIA | DIUNDUH PADA 13 APRIL 2022


No. 07/Pdt.G/1997/PN.Jkt.Pst. tanggal 25 Juni 1997 dan Mahkamah
Agung mengadili sendiri perkara ini dengan amar seperti yang akan
disebutkan di bawah ini;
Menimbang. bahwa oleh karena permohonan kasasi dari
Pemohon Kasasi dikabulkan, dan Termohon Kasasi berada dipihak
yang kalah, maka harus dihukum untuk membayar biaya perkara
dalam semua tingkat perdailan;
Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang No. 4 Tahun
2004, Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah
diubah dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 2004 dan peraturan
perundang-undangan lain yang bersangkutan;
M E N G A D I L I :
Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi:
L’OREAL SOCIETE ANONYME tersebut;
Membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Jakarta No. 79/Pdt/
1998/PT.DKI. tanggal 6 Mei 1998 yang menguatkan putusan
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 07/Pdt.G/1997/PN.Jkt.Pst.
tanggal 25 Juni 1997;
MENGADILI SENDIRI:
1. Menyatakan Penggugat sebagai pencipta, pemilik dan satu-satunya
yang berhak atas ciptaan “Lukisan Bunga” dengan/atau tanpa
perkataan “Anais-Anais” di seluruh wilayah Republik Indonesia;
2. Menyatakan ciptaan “Seni Lukis Bunga” yang terdaftar dalam Daftar
Umum Direktorat Hak Cipta di bawah No. 000372, No. 000373,
No. 000374 dan No. 000375 atas nama Tergugat I (sesuai vide
bukti P-3 s/d P-6) mempunyai persamaan pada pokoknya dengan
“Lukisan Bunga dan perkataan Anais-Anais” yang didaftarkan
sebagai merek dagang atas nama Penggugat;
3. Membatalkan atau menyatakan batal pendaftaran hak cipta “Seni
Lukis Bunga” dengan No. 000372, No. 000373, No. 000374 dan
No. 000375 atas nama Tergugat I dari dalam Daftar Umum
Direktorat Hak Cipta dengan segala akibat hukumnya;
4. Memerintahkan Tergugat II untuk mematuhi putusan ini dan
mencatat pembatalan hak cipta “Seni Lukis Bunga” dengan
No. 000372, No. 000373, No. 000374 dan No. 000375 atas nama
Tergugat I dari Daftar Umum Tergugat II;

Hal. 12 dari 13 hal.Put.No. 1712 K/Pdt/2004

UNIVERSITAS INDONESIA | DIUNDUH PADA 13 APRIL 2022


Menghukum Termohon Kasasi/para Tergugat untuk membayar
biaya perkara dalam semua tingkat peradilan dan dalam tingkat kasasi
ini ditetapkan sebesar Rp 100.000,- (seratus ribu rupiah) ;
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan
Mahkamah Agung pada hari Selasa, tanggal 17 Juni 2008 oleh H.
Abdul Kadir Mappong, SH. Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua
Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Prof. Dr. Valerine J.L.K.,
SH.MA. dan Prof. Dr. Mieke Komar, SH.MCL. sebagai Hakim-Hakim
Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari
itu juga oleh Ketua Majelis tersebut, dengan dihadiri oleh Hakim-
Hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh Budi Hapsari, SH. Panitera
Pengganti dengan tidak dihadiri oleh para pihak;

Hakim-Hakim Angota : Ketua:


ttd/H. Abdul Kadir Mappong, SH.
ttd/Prof. Dr. Valerine J.L.K., SH.MA.
ttd/Prof. Dr. Mieke Komar, SH.MCL.

Biaya-biaya : Panitera Pengganti :


1. M e t e r a i ............. Rp 6.000,- ttd/Budi Hapsari, SH.
2. R e d a k s i ............ Rp 1.000,-
3. Administrasi kasasi Rp 93.000,-
J u m l a h .............. Rp 100.000,-
= =========

Untuk Salinan:
Mahkamah Agung RI
a.n. Panitera
Panitera Muda Perdata,

MUH. DAMING SUNUSI, SH.MH.


Nip. 040030169

Hal. 13 dari 13 hal.Put.No. 1712 K/Pdt/2004

UNIVERSITAS INDONESIA | DIUNDUH PADA 13 APRIL 2022

Anda mungkin juga menyukai