0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan13 halaman
Putusan Mahkamah Agung memutuskan perkara antara L'Oreal SA melawan Alexander Satryo Wibowo dan Pemerintah RI terkait klaim hak cipta atas desain bunga. L'Oreal mengajukan gugatan pembatalan pendaftaran hak cipta Wibowo atas "Seni Lukis Bunga" karena dianggap menjiplak desain merek dagang L'Oreal "Lukisan Bunga dan Anais-anais" yang telah terdaftar lebih dulu. Mahkamah
Putusan Mahkamah Agung memutuskan perkara antara L'Oreal SA melawan Alexander Satryo Wibowo dan Pemerintah RI terkait klaim hak cipta atas desain bunga. L'Oreal mengajukan gugatan pembatalan pendaftaran hak cipta Wibowo atas "Seni Lukis Bunga" karena dianggap menjiplak desain merek dagang L'Oreal "Lukisan Bunga dan Anais-anais" yang telah terdaftar lebih dulu. Mahkamah
Putusan Mahkamah Agung memutuskan perkara antara L'Oreal SA melawan Alexander Satryo Wibowo dan Pemerintah RI terkait klaim hak cipta atas desain bunga. L'Oreal mengajukan gugatan pembatalan pendaftaran hak cipta Wibowo atas "Seni Lukis Bunga" karena dianggap menjiplak desain merek dagang L'Oreal "Lukisan Bunga dan Anais-anais" yang telah terdaftar lebih dulu. Mahkamah
MAH KAMAH AGUNG memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara : L’OREAL SOCIETE ANONYME, suatu perseroan menurut Undang-Undang Negara Prancis, berkedudukan di 14 Rue Royale, 75008 Paris, Prancis, dalam hal ini memberi kuasa kepada: ALEX R. WANGGE, SH. dan kawan, Advokat berkantor di The Landmark Centre, Lantai 24, Jl. Jenderal sudirman No. 1, Jakarta 12910; Pemohon Kasasi dahulu Penggugat/Pembanding; melawan: 1. ALEXANDER SATRYO WIBOWO, bertempat tinggal di Jl. Kayu Putih Utara B/10, Jakarta; 2. PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA Cq. DEPARTEMEN KEHAKIMAN RI Cq. DIREK- TORAT JENDERAL HAK CIPTA, PATEN dan MEREK Cq. DIREKTORAT HAK CIPTA, ber- kedudukan di Jl. Daan Mogot Km. 24 Tangerang; Para Termohon Kasasi dahulu Tergugat I, II/Terbanding; Mahkamah Agung tersebut ; Membaca surat-surat yang bersangkutan ; Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang Pemohon Kasasi dahulu sebagai Penggugat telah menggugat sekarang para Termohon Kasasi dahulu sebagai Tergugat I, II di muka persidangan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada pokoknya atas dalil-dalil: Bahwa Penggugat adalah pencipta, pemilik dan satu-satunya yang berhak di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, untuk memakai ciptaan “Lukisan Bunga dan Perkataan Anais-anais” yang telah terdaftar sebagai merek dagang dalam Daftar Umum Direktorat Merek untuk pertama kali di bawah No. 144371, tertanggal 7 april 1979 dan
Hal. 1 dari 13 hal.Put.No. 1712 K/Pdt/2004
UNIVERSITAS INDONESIA | DIUNDUH PADA 13 APRIL 2022
diperbahurui dengan No. 264620, tertanggal 21 November 1990 (vide bukti P-1 dan P-2); Bahwa dilihat dari sudut Undang-Undang Hak Cipta, pendaftaran “Lukisan Bunga dan perkataan Anais-anais” di Daftar Umum Direktorat Merek tertanggal 7 April 1979, dianggap sebagai tanggal “penggunaan ciptaan Lukisan Bunga” milik Penggugat dan sejak tanggal itu Penggugat dianggap sebagai pencipta dan pemilik satu-satunya ciptaan “Lukisan Bunga” dan perkataan “Anais-anais”; Bahwa ternyata dalam Daftar Umum Direktorat Hap Cipta, Penggugat menemukan pendaftaran hak cipta “Seni Lukis Bunga” di bawah No. 000372, No. 000373, No. 000374 dan No. 000375, tertanggal 2 Juni 1988, atas nama Tergugat I (lihat vide bukti P-3 s/d P-6); Bahwa Penggugat sangat berkeberatan dengan pendaftaran hak cipta “Seni Lukis Bunga” atas nama Tergugat I tersebut di atas, karena hak cipta tersebut mempunyai persamaan pada pokoknya dan secara keseluruhannya denga “Lukisan Bunga” yang terdaftar sebagai merek dagang atas nama Penggugat, bahkan dapat dikatakan bahwa yang didaftarkan Tergugat I adalah jiplakan belaka dari “Lukisan Bunga” yang terdaftar sebagai merek atas dagang atas nama Penggugat sesuai bukti P-1 s/d P-2); Bahwa sebagaimana dapat dilihat dari bukti-bukti yang akan diajukan dalam Acara Pembuktian, produk-produk perusahaan Penggugat dengan merek dagang “Lukisan Bunga dan perkataan Anais-anais” telah lama beredar di Negara asalnya yakni Prancis sejak tahun 1979, sehingga “Lukisan Bunga dan perkataan Anais-anais” milik Penggugat dapat dikategorikan sebagai merek terkenal; Bahwa menurut ketentuan Undang-Undang Hak cipta No. 6 Tahun 1982, Undang-Undang No. 7 Tahun 1987, permohonan pendaftaran hak cipta “Seni Lukis Bunga” atas nama Tergugat I sudah dapat dipastikan dilandasi oleh itikad tidak baik, yakni mencoba membonceng keterkenalan “Lukisan Bunga” yang dipakai sebagai bagian esensial dari merek terkenal “anais-anais dan Lukisan Bunga” milik Penggugat telah digunakan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia jauh lebih dahulu dibandingkan pendaftaran hak cipta atas nama Tergugat I;
Hal. 2 dari 13 hal.Put.No. 1712 K/Pdt/2004
UNIVERSITAS INDONESIA | DIUNDUH PADA 13 APRIL 2022
Bahwa oleh karena pendaftaran hak cipta “Seni Lukis Bunga” milik Tergguat I dilandasi oleh itikad tidak baik, Tergugat I tidak pantas mendapat perlindungan hukum dan karenanya pendaftaran hak cipta “Seni Lukis Bunga” dengan No. 000372, No. 000373, No. 000374 dan No. 000375 harus dibatalkan berdasarkan ketentuan Pasal 36, Undang-Undang Hak Cipta No. 6 Tahun 1982 jo. Undang-Undang Hak Cipta No. 7 Tahun 1987; Bahwa Tergugat II turut digugat dalam perkara ini hanya semata-mata hanya untuk dapat melaksanakan pencatatan pembatalan pendaftaran hak cipta “Seni Lukis Bunga” atas nama Tergugat I dari Daftar Umum Hak Cipta dan mengumumkannya dalam Berita Negara mengenai Hak Cipta; Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Penggugat mohon kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat agar memberikan putusan sebagai berikut: 1. Menyatakan Penggugat sebagai pencipta, pemilik dan satu-satunya yang berhak atas ciptaan “Lukisan Bunga” dengan/atau tanpa perkataan “Anais-anais” (sesuai vide bukti P-1 dan P-2) di seluruh wilayah Republik Indonesia; 2. Menyatakan ciptaan “Seni Lukis Bunga” yang terdaftar dalam Daftar Umum Direktorat Hak Cipta di bawah No. 000372, No. 000373, No. 000374 dan No. 000375 atas nama Tergugat I (sesuai vide bukti P-3 s/d P-6) mempunyai persamaan pada pokoknya dengan “Lukisan Bunga dan perkataan Anais-anais” yang didaftarkan sebagai merek dagang atas nama Penggugat (sesuai vide bukti P-1 dan P-2); 3. Membatalkan atau menyatakan batal pendaftaran hak cipta “Seni Lukis Bunga” dengan No. 000372, No. 000373, No. 000374 dan No. 000375 atas nama Tergugat I (vide bukti P-3 s/d P-6) dari dalam Daftar Umum Direktorat Hak Cipta dengan segala akibat hukumnya; 4. Memerintahkan Tergugat II untuk mematuhi putusan ini dan mencatat pembatalan hak cipta “Seni Lukis Bunga” dengan No. 000372, No. 000373, No. 000374 dan No. 000375 atas nama Tergugat I (vide bukti P-3 s/d P-6) dari Daftar Umum Tergugat II; 5. Menghukum Tergugat I untuk membayar biaya perkara;
Hal. 3 dari 13 hal.Put.No. 1712 K/Pdt/2004
UNIVERSITAS INDONESIA | DIUNDUH PADA 13 APRIL 2022
Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat I mengajukan eksepsi yang pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut : - Bahwa Tergugat I menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil gugatan Penggugat, kecuali hal-hal yang diakui kebenarannya oleh Tergugat I; - Bahwa gugatan Penggugat adalah kadaluwarsa atau lewat waktu, karena: - Berdasarkan ketentuan Pasal 36 ayat 1 dan 2 dari Undang- Undang No. 7 Tahun 1987 jo. Undang-Undang No. 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta, disebutkan bahwa orang lain yang menurut Pasal 2 berhak atas Hak Cipta dapat mengajukan gugatan kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan surat gugatan, yang harus dilakukan Penggugat dalam waktu 9 (Sembilan) bulan setelah pengumuman dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia, sebagaimana termaksud dalam Pasal 34 diterbitkan; - Bahwa pendaftaran Hap Cipta atas nama Tergugat I, masing- masing yaitu: 1. Seni lukis daun, terdaftar di bawah nomor: 000372 pada tanggal 2 Juni 1988; 2. Seni lukis bunga, terdaftar di bawah nomor: 000373 pada tanggal 2 Juni 1988; 3. Seni lukis daun, terdaftar di bawah nomor: 000374 pada tanggal 2 Juni 1988; 4. Seni lukis bunga, terdaftar di bawah nomor: 000375 pada tanggal 2 Juni 1988; - Keempat pendaftaran Hak Cipta di atas juga telah diumumkan dalam Tambahan No. VII dari Berita Negara Republik Indonesia Juli tahun 1988; - Bahwa karenanya jelas gugatan yang diajukan oleh Penggugat tersebut adalah kaduwarsa, karena telah melewati 9 (Sembilan) bulan sebagaimana ditentukan oleh Undang-Undang tentang hak cipta, karena baru diajukan pada tanggal 8 Januari 1997, terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat di bawah No. 07/Pdt.G/1997/PN.JKT.PST. yaitu + 9 (Sembilan)
Hal. 4 dari 13 hal.Put.No. 1712 K/Pdt/2004
UNIVERSITAS INDONESIA | DIUNDUH PADA 13 APRIL 2022
tahun setelah adanya pendaftaran hak cipta oleh Tergugat I pada Tergugat II; - Bahwa selanjutnya berdasarkan Pasal 36 ayat 3 dari Undang- Undang No. 7 Tahun 1987 jo. Undang-Undang No. 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta, disebutkan pula bahwa sehabis waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat 2, gugatan pembatalan pendaftaran ciptaan itu masih juga dapat diajukan jika hal Penggugat terbukti dari suatu putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukumtetap; Bahwa akan tetapi dalam perkara ini ternyata Penggugat tidak dapat membuktikan bahwa tersebut dari suatu putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, sehingga karenanya Penggugat tidak dapat mengajukan gugatan ini, karena telah daluwarsa; - Bahwa Penggugat tidak mempunyai kualitas untuk menggugat, karena Penggugat bukanlah pencipta ataupun pemegang hak cipta atas seni lukis bunga sebagaimana didalilkannya, disebabkan Penggugat tidak pernah mendaftarkan ciptaannya pada Direktorat Hak Cipta, sebagaimana ditentukan dalam Pasal 2 jo. Pasal 5 Undang-Undang No. 7 Tahun 1987 jo. Undang-Undang No. 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta; - Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka sudah sepantasnya bila gugatan Penggugat dinyatakan ditolak setidak- tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima; Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat II mengajukan eksepsi yang pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut : - Gugatan lewat waktu (daluwarsa); Bahwa sesuai dengan Pasal 36 Undang-Undang No. 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang No. 7 Tahun 1987 tentang perubahan atas Undang- Undang No. 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta (selanjutnya dalam jawaban ini disebut Undang-Undang Hak Cipta), dalam ayat 2 ditegaskan gugatan tersebut harus dilakukan Penggugat dalam waktu 9 (Sembilan) bulan setelah pengumuman dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia termaksud dalam pasal 34 diterbitkan, sedangkan Tambahan Berita Negara yang memuat
Hal. 5 dari 13 hal.Put.No. 1712 K/Pdt/2004
UNIVERSITAS INDONESIA | DIUNDUH PADA 13 APRIL 2022
Pengumuman Hak Cipta Daftar No. 000372, 000373, 000374, 000375 yang dituntut pembatalannya oleh Penggugat, sudah terbit pada tanggal 29 Juli 1988 (bukti T.II, I). Dengan demikian Penggugat mempunyai kesempatan menggugat selama 9 (sembilan) bulan terhitung sejak tanggal 29 Juli 1988, tetapi Penggugat tidak memanfaatkan kesempatan tersebut, dan baru mengajukan gugatan sekarang ini yang jelas-jelas sudah melampaui jangka waktu yang diharuskan Undang-Undang Hak Cipta; Berdasarkan dalil tersebut di atas, mohon kepada Majelis Hakim agar menolak gugatan Penggugat atau setidak-tidaknya menyata- kan gugatan tidak dapat diterima; - Gugatan Penggugat Kabur (obscuur libel); Bahwa disatu pihak Penggugat menuntut pembatalan Hak Cipta Daftar No. 000372, 000373, 000374, 000375 tertanggal 2 Juni 1988 atas nama Tergugat I, yang tunduk pada Undang-Undang Hak Cipta, namun dipihak lain Penggugat mendasarkan gugatannya pada pendaftaran merek daftar No. 144371 tertanggal 7 April 1979 dan diperbaharui dengan No. 264620 tertanggal 21 November 1990 yang tunduk pada Undang-Undang No. 19 Tahun 1992 tentang Merek. Karena itu gugatan Penggugat menjadi kabur (obscuur libel) dan karenanya mohon kepada Majelis Hakim agar menolak gugatan Penggugat; Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah mengambil putusan, yaitu putusan No. 07/PDT.G/1997/ PN.JKT.PST. tanggal 25 Juni 1997 yang amarnya sebagai berikut : Dalam Eksepsi: - Mengabulkan eksepsi Tergugat I dan Tergugat II; Dalam Pokok Perkara: - Menyatakan gugatan tidak dapat diterima; - Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara ini yang sampai hari ini ditaksir berjumlah Rp 98.000,- (Sembilan puluh delapan ribu rupiah); Menimbang, bahwa dalam tingkat banding atas permohonan Penggugat putusan Pengadilan Negeri tersebut telah dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi Jakarta dengan putusan No. 79/PDT/1998/PT.DKI. tanggal 6 Mei 1998;
Hal. 6 dari 13 hal.Put.No. 1712 K/Pdt/2004
UNIVERSITAS INDONESIA | DIUNDUH PADA 13 APRIL 2022
Menimbang, bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahu- kan kepada Penggugat/Pembanding pada tanggal 2 November 1998 kemudian terhadapnya oleh Penggugat/Pembanding dengan perantaraan kuasanya, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 15 Desember 1996 diajukan permohonan kasasi secara lisan pada tanggal 16 November 1998 sebagaimana ternyata dari akte permohonan kasasi No. 134/SRT.PDT.KAS/1998/PN.JKT.PST. jo. No. 07/Pdt.G/1997/PN.JKT.PST. yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, permohonan mana diikuti dengan memori kasasi yang memuat alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri tersebut pada tanggal tanggal 26 November 1998; Bahwa setelah itu oleh para Tergugat/Terbanding yang pada tanggal 19 Agustus 1999 dan 24 Agustus 1999 telah diberitahu tentang memori kasasi dari Penggugat/Pembanding diajukan jawaban memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 30 Agustus 1999; Menimbang bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan- alasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama, diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, maka oleh karena itu permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima; Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/Penggugat dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah: 1. Judux facti mepertimbangkan atau tidak cukup mempertimbangkan gugatan, replik dan bukti serta kesimpulan yang diajukan Pemohon Kasasi. Judex facti cenderung mempercayai dalil-dalil eksepsi para Tergugat, khususnya mengenai tenggang waktu 9 bulan, padahal para Tergugat tidak dapat membuktikan tanggal actual diumumkan- nya Tambahan Berita Negara yang memuat pendaftaran Hak Cipta atas nama Tergugat I. Kalau tidak diketahui tanggal pasti pengumuman Tambahan Berita Negara tersebut, bagaimana para Tergugat dan judex facti dapat menentukan bahwa tenggang waktu sembilan bulan itu sudah lewat atau belum. Adapun suatu kekeliruan yang fatal dan suatu pelecehan hukum, apabila judex facti mengabulkan dalil-dalil eksepsi yang hanya berdasarkan pada suatu dugaan yang tidak disertai bukti pendukung. Sudah
Hal. 7 dari 13 hal.Put.No. 1712 K/Pdt/2004
UNIVERSITAS INDONESIA | DIUNDUH PADA 13 APRIL 2022
merupakan pengetahuan umum bahwa Tambahan Berita Negara yang memuat pendaftaran Hak Cipta penerbitannya sangat tidak teratur, tidak pernah dapat diketahui dengan pasti. Hal ini penerbitannya sangat tidak teratur, tidak pernah dapat diketahui dengan pasti. Hal ini dikuatkan dengan kenyataan bahwa oleh Turut Termohon Kasasi Tambahan Berita Negara selain isinya sama sekali tidak sistematis, tidak kronologi dan tidak alfabetis, sehingga menyulitakan siapa saja yang hendak memeriksa atau sekedar ingin mengetahui seperti apa itu Tambahan Berita Negara yang memuat pendaftaran Hak Cipta; 2. Judex facti dan juga Majelis Hakim Pengadilan Tinggi terkesan menghindari pemeriksaan pokok perkara ini, yang merupakan dasar diajukannya gugatan ini, mungkin karena masalah Hak Cipta bukanlah masalah hukum yang menarik perhatian dan diminati oleh kalangan ahli hukum, tidak terkecuali para Majelis Hakim. Dengan sedikit saja melirik pada masalah pokok perkara dan bukti-bukti yang diajukan Pemohon Kasasi, Majelis Hakim akan memperoleh gambaran bahwa “Lukisan Bunga” yang diakui Kantor Hak Cipta sebagai ciptaan Termohon Kasasi, sesungguhnya cuma “jiplakan belaka” dari Lukisan Bunga yang terdapat pada merek dagang “ANAIS-ANAIS & Lukisan Bunga” milik Pemohon Kasasi; 3. Adanya jiplakan lukisan bunga sebagaimana diuraikan di atas, merupakan bukti nyata bahwa Termohon Kasasi memang beritikad tidak baik, ketika mengajukan permohonan pendaftaran hak ciptanya, apalagi karena ternyata Pemohon Kasasi tidak memiliki pendaftaran hak cipta untuk “Lukisan Bunga”. Menurut prinsip umum, hukum di mana saja tidak akan memberikan perlindungan kepada siapa saja yang bertikad tidak baik, karena hukum hanya melindungi mereka yang beritikad baik; 4. Judex facti dan majelis Hakim Pengadilan Tinggi mungkin beranggapan bahwa dengan didaftarkannya ciptaan “Lukisan Bunga” atas nama Termohon Kasasi. Termohon Kasasi secara hukum harus dilindungi. Padahal, pendaftaran hak cipta di Indonesia sama sekali tidak diwajibkan, dan tanpa pendaftarannya suatu ciptaan telah dilindungi hukum sejak pengumumannya. Pendaftaran suatu Hak Cipta tidak otomatis membuktikan bahwa Pemohonnyalah pencipta dari ciptaan yang didaftarkan. Alasan ini
Hal. 8 dari 13 hal.Put.No. 1712 K/Pdt/2004
UNIVERSITAS INDONESIA | DIUNDUH PADA 13 APRIL 2022
tidaklah angan-angan belaka dari Pemohon Kasasi, tetapi sesuai dengan Penjelasan Umum Undang-Undang Hak Cipta No. 6 Tahun 1982, khususnya Penjelasan No. 3 alinea kedua, di mana dinyatakan dengan tegas sekali bahwa “pendaftaran hak cipta tidak mutlak diharuskan, karena tanpa pendaftarannyapun hak cipta dilindungi”. Selain itu ditegaskan pula oleh Undang-Undang Hak Cipta bahwa “pendaftaran ciptaan dalam daftar umum tidak mengandung arti sebagai pengesahan atas isi, arti atau bentuk dari ciptaan yang didaftarkan (lihat Pasal 30 Undang-Undang No. 6 Tahun 1982). Perlu ditambahkan pula bahwa penjelasan Pasal 30 juga menegaskan bahwa “pejabat, dalam hal ini Direktorat Hak Cipta, yang bertugas mengadakan pendaftaran Hak Cipta tidak bertanggung jawab atas isi, arti atau bentuk dari ciptaan terdaftar”; 5. Berdasarkan penjelasan tersebut, patutlah dianggap bahwa “Lukisan Bunga” pada hakekatnya adalah ciptaan milik Pemohon Kasasi, yang menurut Undang-Undang Hak Cipta dianggap telah diumumkan pada saat “Lukisan Bunga” didaftarkan sebagai bagian dari merek dagang “ANAIS-ANAIS & Lukisan Bunga”, dan kemudian diumumkan dalam Tambahan Berita Negara. Atas dasar itulah, Pemohon Kasasi tidak menganggap perlu pendaftarannya hak cipta atas “Lukisan Bunga” tersebut; 6. Perlu dipertimbangkan oleh Mahkamah Agung bahwa kalau dilihat dari tanggal pendaftaran ciptaan “Lukisan Bunga” atas nama Termohon Kasasi yaitu tanggal 2 Juni 1988 yang baru terjadi Sembilan tahun sesudah merek dagang “Lukisan Bunga & ANAIS- ANAIS” milik Pemohon Kasasi yang sudah terdaftar (dibaca: diumumkan) dalam daftar umum merek tanggal 7 April 1979, kiranya sudah jelas bahwa “Lukisan Bunga” yang dianggap sebagai ciptaan Termohon kasasi, tidak lain adalah jiplakan belaka dari “Lukisan Bunga” yang terdaftar sebagai merek dagang dengan perkataan “ANAIS-ANAIS”; 7. Perlu pula ditambahkan bahwa Undang-Undang Hak Cip Indonesia dan di banyak Negara-negara yang sudah meratifikasi Konvensi Bern, pada umumnya menyatakan bahwa pendaftaran hak cipta tidak diwajibkan. Pendaftaran sifatnya hanya deklaratif, bukan konstitutif. Ini berarti bahwa yang mendaftar tidak otomatis adalah penciptanya, sebaliknya yang tidak mendaftarkan tidak berarti “tidak
Hal. 9 dari 13 hal.Put.No. 1712 K/Pdt/2004
UNIVERSITAS INDONESIA | DIUNDUH PADA 13 APRIL 2022
bukanlah pencipta atau pemegang hak cipta. Adalah suatu hal yang memalukan apabila Indonesia sebagai salah satu Negara yang telah meratifikasi Konvensi Bern berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 18 Tahun 1997 justru membiarkan warganya melanggar hak cipta orang lain dengan mendaftarkannya dalam Daftar Umum Direktorat Hak Cipta. Lebih memalukan lagi kalau lembags peradilan Indonesia juga terkesan kurang peduli terhadap pelanggaran hak cipta di persada nusantara, yang membuat Indonesia termasuk dalam negara-negara pelanggar hak cipta warga Negara Amerika Serikat. Belum terlambat untuk memperbaiki citra Negara Indonesia yang tengah mengalami krisis ekonomi, politik, social dan terutama krisis kepercayaan tidak saja dari warga negaranya sendiri, tetapi juga dari dunia Internasional; Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan tersebut Mah- kamah Agung berpendapat : Bahwa terlepas dari alasan-alasan kasasi tersebut di atas menurut pendapat Mahkamah Agung, judex facti/Pengadilan Tinggi yang menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat salah menerap-kan hukum dengan pertimbangan sebagai berikut: a. Pasal 36 ayat (1) dan (2) Undang-Undang No. 6 Tahun 1982 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang No. 7 Tahun 1987 dan terakhir dengan Undang-Undang No. 12 tahun 1987 oleh Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 telah dinyatakan tidak berlaku di mana dalam Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 tersebut dalam pasal 42 dinyatakan bahwa dalam hal ciptaan didaftar menurut Pasal 37 ayat (1) dan (2) serta Pasal 39, pihak lain yang menurut Pasal 2 berhak atas Hak Cipta dapat mengajukan gugatan pembatalan melalui Pengadilan Niaga. Bahwa ketentuan baru tersebut tidak lagi mensyaratkan adanya suatu tenggang waktu bagi Penggugat dalam mengajukan gugatan pembatalan ke Pengadilan Niaga; b. Bahwa asas umum yang berlaku bahwa apabila terjadi perubahan suatu undang-undang maka yang berlaku adalah ketentuan yang paling menguntungkan in casu Pasal 42 Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 lagi pula berdasarkan Undang-Undang No. 7 Tahun 1990 jo. Kepres No. 18 Tahun 1997 jo. Kepres No. 19 Tahun 1997, Indonesia telah meratifikasi Konvensi Berue tentang perlindungan
Hal. 10 dari 13 hal.Put.No. 1712 K/Pdt/2004
UNIVERSITAS INDONESIA | DIUNDUH PADA 13 APRIL 2022
Karya Seni dan Sastra, di mana telah diterima bahwa pendaftaran hak cipta tidak diwajibkan dan hanya bersifat deklaratif sesuai Pasal 35 ayat (4) Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 dan pendaftaran tersebut tidak merupakan pengesahan atas isi, arti, maksud atau bentuk dari Ciptaan yang didaftar; (Pasal 36 Undang-Undang No. 19 Tahun 2002); c. Bahwa fakta yang terungkap di persidangan dan telah terbukti kebenarannya sesuai bukti P.1, P.2 bahwa “Lukisan Bunga” sebagai bagian yang esensial dari merek Anais-Anais & Lukisan Bunga adalah ciptaan Penggugat, sedangkan Seni Lukisan Bunga atas nama Tergugat I sesuai bukti P.3 s/d P.6 merupakan tiruan semata-mata dari ciptaan milik Penggugat tersebut karena Tergugat I ingin membonceng ketenaran merek Penggugat agar masyarakat/ konsumen menganggap produk Tergugat I tersebut berasal dari Perancis sehingga pendaftaran “Seni Lukis Bunga” oleh Tergugat I tersebut dilandasi oleh itikad tidak baik yang tidak perlu mendapat perlindungan hukum; d. Bahwa di samping itu Lukisan bunga dengan kata Anais-Anais adalah termasuk merek terkenal yang telah beredar di Negara asalnya yaitu Perancis sejak tahun 1979 kemudian menyebar sampai ke Indonesia; Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, maka permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi patut dikabulkan; Menimbang, bahwa Anggota Majelis Prof. Dr. Valerine J.L.K., SH.MA. (selaku pembaca I) berbeda pendapat yaitu sebagai berikut: Bahwa alasan-alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena putusan judex facti (Pengadilan Tinggi Jakarta dan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan) yang mengabulkan eksepsi para Tergugat dan gugatan Penggugat dinyatakan tidak dapat diterima sudah tepat, yaitu tidak salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku, sehingga permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi harus ditolak; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas menurut pendapat Mahkamah Agung terdapat cukup alasan untuk mengabulkan permohonan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi: L’OREAL SOCIETE ANONYME tersebut dan membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Jakarta No. 79/Pdt/1998/PT.DKI. tanggal 6 Mei 1998 yang menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
Hal. 11 dari 13 hal.Put.No. 1712 K/Pdt/2004
UNIVERSITAS INDONESIA | DIUNDUH PADA 13 APRIL 2022
No. 07/Pdt.G/1997/PN.Jkt.Pst. tanggal 25 Juni 1997 dan Mahkamah Agung mengadili sendiri perkara ini dengan amar seperti yang akan disebutkan di bawah ini; Menimbang. bahwa oleh karena permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi dikabulkan, dan Termohon Kasasi berada dipihak yang kalah, maka harus dihukum untuk membayar biaya perkara dalam semua tingkat perdailan; Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang No. 4 Tahun 2004, Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 2004 dan peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan; M E N G A D I L I : Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi: L’OREAL SOCIETE ANONYME tersebut; Membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Jakarta No. 79/Pdt/ 1998/PT.DKI. tanggal 6 Mei 1998 yang menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 07/Pdt.G/1997/PN.Jkt.Pst. tanggal 25 Juni 1997; MENGADILI SENDIRI: 1. Menyatakan Penggugat sebagai pencipta, pemilik dan satu-satunya yang berhak atas ciptaan “Lukisan Bunga” dengan/atau tanpa perkataan “Anais-Anais” di seluruh wilayah Republik Indonesia; 2. Menyatakan ciptaan “Seni Lukis Bunga” yang terdaftar dalam Daftar Umum Direktorat Hak Cipta di bawah No. 000372, No. 000373, No. 000374 dan No. 000375 atas nama Tergugat I (sesuai vide bukti P-3 s/d P-6) mempunyai persamaan pada pokoknya dengan “Lukisan Bunga dan perkataan Anais-Anais” yang didaftarkan sebagai merek dagang atas nama Penggugat; 3. Membatalkan atau menyatakan batal pendaftaran hak cipta “Seni Lukis Bunga” dengan No. 000372, No. 000373, No. 000374 dan No. 000375 atas nama Tergugat I dari dalam Daftar Umum Direktorat Hak Cipta dengan segala akibat hukumnya; 4. Memerintahkan Tergugat II untuk mematuhi putusan ini dan mencatat pembatalan hak cipta “Seni Lukis Bunga” dengan No. 000372, No. 000373, No. 000374 dan No. 000375 atas nama Tergugat I dari Daftar Umum Tergugat II;
Hal. 12 dari 13 hal.Put.No. 1712 K/Pdt/2004
UNIVERSITAS INDONESIA | DIUNDUH PADA 13 APRIL 2022
Menghukum Termohon Kasasi/para Tergugat untuk membayar biaya perkara dalam semua tingkat peradilan dan dalam tingkat kasasi ini ditetapkan sebesar Rp 100.000,- (seratus ribu rupiah) ; Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung pada hari Selasa, tanggal 17 Juni 2008 oleh H. Abdul Kadir Mappong, SH. Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Prof. Dr. Valerine J.L.K., SH.MA. dan Prof. Dr. Mieke Komar, SH.MCL. sebagai Hakim-Hakim Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis tersebut, dengan dihadiri oleh Hakim- Hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh Budi Hapsari, SH. Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh para pihak;
Hakim-Hakim Angota : Ketua:
ttd/H. Abdul Kadir Mappong, SH. ttd/Prof. Dr. Valerine J.L.K., SH.MA. ttd/Prof. Dr. Mieke Komar, SH.MCL.
Biaya-biaya : Panitera Pengganti :
1. M e t e r a i ............. Rp 6.000,- ttd/Budi Hapsari, SH. 2. R e d a k s i ............ Rp 1.000,- 3. Administrasi kasasi Rp 93.000,- J u m l a h .............. Rp 100.000,- = =========
Untuk Salinan: Mahkamah Agung RI a.n. Panitera Panitera Muda Perdata,
MUH. DAMING SUNUSI, SH.MH.
Nip. 040030169
Hal. 13 dari 13 hal.Put.No. 1712 K/Pdt/2004
UNIVERSITAS INDONESIA | DIUNDUH PADA 13 APRIL 2022