Anda di halaman 1dari 3

Jerome S.

Bruner
3 tahap belajar kognitif
1. Tahap Enaktif yaitu tahap dimana seseorang
melakukan observasi dengan cara mengalami
secara langsung suatu realitas. Pada tahap ini
mreka belajar sesuatu pengetahuan di mana
pengetahuan itu dipelajari secara aktif, dengan
menggunakan benda-benda yang konkret atau
menggunakan situasi yang nyata, pada penyajian
ini mreka tidak menggunakan imajinasinya atau
kata-kata. mreka akan memahami sesuatu dari
berbuat atau melakukan sesuatu. (atau bisa
dibilang agar mreka mampu mendapatkan
pengetahuan berdasarkan pengalaman yang telah
ia dapat secara langsung atau nyata)

Contohnya : ketika seorang guru memegang


beberapa buku, kemudian guru mengajak
muridnya untuk berhitung menggunakan benda
nyata (buku). Atau juga tahap enaktif ini berbasis
tindakan atau kinestetik.

2. tahap ikonik adalah tahap dimana anak melakukan


suatu observasi terhadap suatu realitas, tetapi
tidak dengan secara langsung mengalami, ia cukup
melakukannya melalui sumber-sumber sekunder
seperti tulisan atau gambar-gambar. Atau tahap
ikonik dapat diartikan sebagai tahap pembelajaran
sesuatu pengetahuan di mana pengetahuan itu
direpresentasikan (diwujudkan) dalam bentuk
bayangan visual (visual imaginery), gambar, atau
diagram, yang menggambarkan kegiatan kongkret
atau situasi kongkret yang terdapat pada tahap
enaktif tersebut di atas (tahap pertama). (atau bisa
dibilang anak mampu memahami suatu teori
berdasarkan pemahamannya sendiri melalui
kegiatan mengamati gambar dan kegiatan2 verbal
lainnya)

Contohnya : amak mampu memahami objek-objek


atau materi melalui gambar- gambar dan
visualisasi verbal.

3. tahap simbolik adalah tahap dimana anak


membuat abstraksi berupa teori-teori, penafsiran,
analisis dan sebagainya, terhadap realitas yang
telah diamati dan dialami. Pada tahap simbolik ini,
pembelajaran direpresentasikan dalam bentuk
symbol-simbol abstrak (abstract symbols'), yaitu
simbol-simbol arbiter yang dipakai berdasarkan
kesepakatan orang-orang dalam bidang yang
bersangkutan, baik simbol-simbol verbal (misalnya
huruf-huruf, kata-kata, kalimat-kalimat), lambang-
lambang matematika, maupun lambing-lambang
abstrak yang lain. (atau bisa dibilang anak mampu
membuat abstrak berupa teori2,penafsiran,analisis
dan sebagainnya sesuai dengan apa yang telah ia
amati)

Contohnya : anak mampu untuk mengabstraksi


berupa teori-teori, penafsiran, analisis, dan
sebagainya dari apa yang telah mereka amati.

Anda mungkin juga menyukai