Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN AKHIR PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

“Prosedur Pecatatan Persediaan


pada PT.Eonchemical Putra

DISUSUN OLEH :
Dewi Widiawaty
221610131

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PELITA BANGSA


PROGRAM STUDI D III AKUNTANSI
2018 – 2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillahirabbil’alamiin puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun Laporan
Praktek Lapangan berjudul “Prosedur Pencatatan Persedian pada PT
Eonchemical Putra” yang terletak di Jl. Jababeka II blok C no 22 Cikarang

Laporan PKL ini diajukan guna memenuhi persyaratan mengikuti Tugas Akhir
dan bertujuan agar mahasiswa dapat melaporkan segala hal yang berkaitan
dengan dunia kerja.

Dalam penyusunan Laporan PKL ini, penulis tidak lupa mengucapkan


terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian Laporan PKL ini. Adapun rasa terima kasih penulis ucapkan
kepada :

1. Ibu Dian Sulistiyorini,S.E.,M.Si.,AK.,CA. Selaku Ketua Prodi D III


Akuntansi STIE Pelita Bangsa yang telah berkenan memberika izin dalam
penyusunan laporan ini.
2. Ibu Neng Asiah, S.E.,M.M. Selaku Dosen Pembimbing Magang yang telah
memberikan pengarahan, bimbingan, saran serta dorongan yang sangat
berarti bagi penulis dalam menyusun laporan ini.
3. Bapak Moh Fadil Selaku koordinator delivery yang memberikan bimbingan,
pengarahan,pembelajaran serta dukungannya sehingga proses praktek
kerja lapangan berlangsung dengan baik.
4. Seluruh Staff dan Pegawai PT.Eonchemical Putra Factory Cikarang
Jababeka yang memberikan bimbingan, dukungan serta motivasi selama
kegiatan Praktek Kerja Lapangan.
5. Suami ku tersayang yang telah membantu mengkoreksi di setiap ketikan
yang di buat sehingga dapat menyusun kalimat dengan baik dan benar dan
selalu mendukung kegiatan perkuliahan istri sampai lulus.
6. Mamah dan tante tercinta yang selalu mendukung dan mendoakan untuk
kelancaran semua di setiap prosesnya.
7. Serta teman-teman, dan seluruh pihak yang telah memberikan motivasi baik
berupa materi dan moral selama penulis melaksanakan dan menyusun
laporan Praktek Kerja Lapangan.

Penulis menyusun laporan ini dengan sebenar-benarnya.Namun,sudah


tentu kekurangan-kekurangan akan terdapat dalam laporan ini.Karena itu, saran
dan kritik yang sifatnya membangun dari setiap pembaca sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan laporan ini.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk setiap pembacanya.

Bekasi,17 April 2019

Dewi Widiawaty
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Nama : Dewi Widiawaty


NIM : 221610131
Program Studi : D3 Akuntansi
Instansi : PT Eonchemical Putra
Judul Laporan : Prosedur Pencatatan Persediaan pada
PT Eonchemical Putra

Bekasi, 17 April 2019


Mengetahui,

Dosen Pembimbing Magang Manager Factory


PT. Eonchemmical Putra

Neng Asiah ,S.E.,M.M. Musolih , S.T M.M


NIDN : 0420067704

Ketua Program Studi

Dian Sulistyorini Wulandari,S.E.,M.Si.,AK.,CA.


NIK/NIDN : 040104850
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kegiatan perusahaan tidak lepas dari kegiatan transakasi
pemenuhan bahan baku guna dalam kegiatan operasional produksi yang
mengolah bahan baku menjadi bahan jadi. Untuk menunjang semua kegiatan
yang ada maka perusahaan memerlukan adanya transakasi pembelian. Guna
memperlancar kegiatan produksi dan persediaan barang.
Persediaan barang adalah suatu material atau produk yang sudah di buat
dan siap untuk di jual. Pada perusahaan tertentu, persediaan merupakan elemen
aktiva yang paling besar. Pada perusahaan perdagangan, persediaan
merupakan barang yang di beli dari perusahaan lain yang untuk sementara di
simpan dan selanjutnya di jual kembali setelah di rangkai menjadi barang jadi
siap produksi ke tahap selanjutnya.
Persediaan yang akurat merupakan hal yang paling penting terhadap
ketersediaan barang jadi yang akan siap untuk di kirim kepada pemasok dan
untuk di jual. Sedangkan peninjauan atau pengendalian dapat dilakukan
melalui pemisahan tugas, fungsi dan tanggung jawab sehingga penyelewengan
dan kecurangan dapat di ketahui dengan cepat. Perusahaan harus dapat
memonitor persediaan secara sistematis untuk membatasi pembiayaan akibat
banyaknya stok persediaan.
Pengaruhnya persediaan barang pada pengiriman adalah saat
permintaan produk sudah ada dan barang pun sudah ready namun saat akan
melakukan pembuatan surat jalan stocknya masih kosong atau kurang, hal
tersebut terjadi karena banyak hal, bisa karena belum terinputnya stok ke SAP
(System Aplocation and Processing), atau ketersediaan bahan baku
bermasalah, sehingga barang yang seharusnya sudah ready namun masih ada
proses yang belum sempurna. Dan bisa juga permintaan barang yang sudah
ada melalui PO (Pruchase order ) namun barang belum di siapkan karena ada
beberapahal yang membuat proses persediaan barang dan persediaan bahan
baku dihold untuk sementara waktu.
Berdasarkan hasil uraian latar belakang di atas , maka penulis bermaksud untuk
menyusun laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)/Magang yang berjudul.

“Prosedur Pencatatan Persediaan di PT Eonchemical Putra”


1.2 Ruang Lingkup
Pada PT. EONCHEMICALS PUTRA penulis di tempatkan di
bagian Admin Delivery namun terkadang merangkap sebagai Admin
Warehouse juga yang sebagai admin delivery bertugas menyiapkan
dokumen pendukung surat jalan sebagai syarat atau prosedur barang
keluar dan membuat surat jalan pengiriman barang mengggunakan
system SAP selain itu juga memeriksa tagihan invoice yang masuk dari
setiap vendor lalu menginput no invoice pada data excel yang sudah
berisikan no surat jalan yang sudah pernah keluar, agar tidak terjadi
penagihan dua kali (double invoice), lalu setelah itu semua data invoice
yang teah di input di rapihkan kembali untuk di lanjut proses kepada tim
finance yang akan di kirim ke Head Office.
Selain itu untuk di divisi pengiriman itu sendiri penulis memeliki 5
rekan kerja dalam satu tim delivery, ada Koordinator , Pic-pic terkait
pengiriman ke luar daerah, dan ada proses pengecekan kesesuain barang
antara surat jalan keluar dan barang yang di siapkan oleh tim packing.
Dan sebagai admin warehose juga menginput data dari SPKP
Surat Perintah Kerja Produksi. Yaitu yang berisi hasil jadi dari setiap
product baik bahan baku yang di gunakan ataupun barang yang sudah
jadi menjadi satuan barang. Satuan barang nya beragam ada Pail, Drum,
dan Can(kalengan) di input juga melalui system SAP.
1.3 Tujuan Praktek Kerja Lapangan
a. Untuk mengembangkan atau mengemukakan pikiran serta
pendapat.
b. Selain itu juga agar lebih sistematis dan logis.
c. Laporan PKL juga diharapkan bisa meningkatkan kreativitas
mahasiswa.
d. Laporan PKL menjadi bentuk pertanggungjawaban seseorang
bahwa ia telah benar-benar melakukan PKL.
e. Melatih mental dan rasa tanggung jawab mahasiswa serta
menambah wawasan dunia kerja
1.4 Manfaat Praktek Kerja Lapangan
Manfaat Praktek Kerja Lapangan memiliki kegunaan untuk
Masing-masing pihak terkait dalam kegiatan PKL antara lain untuk
Penulis, Fakultas dan Instansi terkait.

1.4.1 Manfaat Teoritis


Penulis mendapatkan wawasan, pengetahuan dan kemampuan
serta dapat membedakan proses pembelajaran teori di
perkuliahan dan Praktik Lapangan Kerja di bagian Administrasi
Pengiriman barang.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Mahasiswa
a. Menambah wawasan baru dalam dunia kerja nyata
b. Dapat menambah pengetahuan tentang
pendokemntasian, pengarsipan dan surat menyurat.
c. Menambah kedisiplinan dalam mengerjakan tugas dengan
adanya rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan yang
menjadi tugas dan tanggung jawab penulis.
d. Menambahkan kreatifitas dan inisiatif mahasiswa dalam
menghadapi kondisi suatu pekerjaan.
e. Menambah pengetahuan mahasiswa tentang proses atau
prosedur terjadinya suatu hal, baik tentang pernecanaan
maupun proses operational
f. Meningkatkan ketelitian dalam bekerja

2. Bagi Fakultas
a. Mendapatkan masukan yang sesuai dengan kebutuhan di
dunia kerja untuk menghasilkan sumber daya manusia
yang kompeten dan terampil
b. Menambahkan wawasan bagi mahasiswanya
c. Dapat menjalani kerja sama terhadap Perusahaan-
perusahaan yang di jadikan tempat Praktik Lapangan
Kerja oleh mahasiswanya.
3. Bagi PT Eonchemical Putra
a. Membantu meringankan kegiatan oprasional instansi dalam
melaksanakan pekerjaan.
b. Memperoleh kesempatan untuk merekrut mahasiswa sebagai
karyawan jika kulifikasi memenuhi syarat dan standar instansi
c. Menambah kecepetan proses karena adanya mahasiswa yang
bekerja untuk membantu pekerjaan sembari belajar
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat


PT. Eonchemicals Putra adalah perusahan nasional yang bergerak
dibidang penyediaan Chemicals dan Service untuk Oil and Gas Company, Mining
Company dan Manufacturing. Sebagai perusahaan National.
Eonchemicals Putra didirikan pada tahun 1987 dan merupakan salah
satu perusahaan Indonesia pertama yang memelopori penelitian dan
pengembangan lokal, manufaktur, pemasaran dan layanan teknis untuk bahan
kimia khusus.
Selama bertahun-tahun, kami telah mengembangkan keahlian
karyawan kami. Kami unggul dan berkomitmen untuk menyediakan layanan
teknis di tempat dan penyelesaian masalah.
Selama bertahun-tahun, kami telah melayani dan mendukung berbagai
industri berat di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah industri minyak & gas,
industri pertambangan, pabrik baja, produsen pipa, produsen otomotif, industri
pengerjaan logam, pabrik petrokimia dan pembangkit listrik.

2.2 Visi dan Misi Perusahaan


2.2.1 Visi :
Menjadi perusahaan yang bermanfaat untuk orang di sekitarnya,

serta menghasilkan

bagi customer dan karyawannya.

2.2.2 Misi Perusahaan

Mengembangkan sumber daya manusia yang:

1. Terbaik dalam SOLUSI


2. Terbaik dalam SERVICE
3. Terbaik dalam COMMITMENT
4. Bekerja dengan INTEGRITAS
2.3. Struktur Organisasi
2.3.1 Struktur Organisasi

Director
Operasional

Factory PPIC R&D Manager


Manager Manager

Supervisor Supervisor Supervisor


Warehouse R&D QC

Supervisor
Delivery Staff
Staff Staff
Warehouse Supervisor
R&d QC
PPIC
Staff
Delivery

Staff
Supervisor PPIC
Produksi

Staff Staff
Produksi Mantenance
2.3.2 Job Description
a) Director Oprational
Pada PT. Eonchemical Putra Director adalah seseorang yang ditunjuk
untuk memimpin suatu perusahaan. Direktur bertanggung jawab atas
kerugian yang disebabkan direktur tidak menjalankan kepengurusan
sesuai dengan maksud dan tujuan anggaran dasar. Kebijakan yang
tepat dalam menjalankan serta UU No. 40 Tahun 2007 Tentang
Perseroan Terbatas dan atas kerugian PT
b) Factory Manager
Factory Manager bertugas untuk mengontrol, mengevaluasi,
mengarahkan strategi perusahaan dan mengawasi kebijakan pimpinan
setiap setiap divisi untuk menjalankan dab mengelola akuntabilitas
perusahaan dalam jangka panjang serta membuat keputusan dalam
perusahaan.
c) Supervisor Produksi
Bertugas untuk mengontrol dan mengevaluasi hal-hal yang berkaitan
dengan proses produksi.
d) Staff Produksi
Bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan pada operator produksi
terkait target produksi harian dan planning produksi yang sudah di
schedule oleh team PPIC terkait. Leader produksi juga bertanggung
jawab atas ketersediaan barang yang sudah selesai di produksi dan
memberikan laporan kepada admin warehouse hasil produksi dalam
bentuk laporan surat perintah kerja produksi agar dapat di input pada
system untuk menjaga ketersediaan barang yang akan berkaitan pada
pengiriman produk tersebut.
e) Staff Mantenance
Bertanggung jawab dalam menangani perbaikan mesin atauapun
perbaikan yang berpengaruh dengan area lingkungan kerja.
f) Supervisor Warehouse
Bertugas untuk mengontrol dan mengevaluasi hal-hal yang berkaitan
dengan keadaan warehouse dari mulai penyimpanan barang jadi,
maupun masih dalam bentuk bahan baku,melakukan stock opname
pada periode tertentu, serta memantau kebenaran pencatatan terhadap
barang masuk dan keluar.

g) Supervisor Delivery
Bertanggung Jawab terhadap permintaan dan pengiriman barang yang
diproses pada PIC-PIC terkait, Membuat keputusan terkait pengiriman
barang, Memplanning kesesuain antara jadwal pengiriman barang
dengan ekspedisi yang akan membawa barang hingga sampai pada
customer.
h) Staff Delivery
Bertanggung Jawab terhadap permintaan dan pengiriman barang
berdasarkan PO yang sudah di ajukan dan berdasarkan ketersediaan
barang. Serta bertanggung jawab atas barang yang dikirim kepada
customer sampai pada waktu yang suddah di tentukan sehingga tidak
boleh terjadi adanya keterlambatan pengiriman barang.
i) Staff Warehouse
Bertanggung jawab terkait penataan barang jadi sesuai FIFO nya. Dan
juga penyimpanan bahan baku yang akan di buat untuk proses
produksi.
j) PPIC Manager
Bertanggung jawab mengontrol dan memantau kesesuain anatara
permintaan persediaan barang ataupun bahan baku dengan kebutuhan
yang akan di keluarkan, serta membuat keputusan untuk proses stok
barang atas permintaan dari gudang-gudang area.
k) Staff PPIC
Bertanggung jawab terhadap ketersediaan stok bahan baku di gudang.
Staff PPIC juga melakukan pengecekan ketersediaan barang setiap
harinya melalui monitoring data yang sudah tersedia pada system.
l) R&d Manager
Mengelola divisi R&D Secara efektif dan efisien. Bertanggungjawab
terhadap pembuatan formula baru berdasarkan hasil analisa sendiri
maupun permintaan dari customer.Memonitoring pengembangan,
perencanaan dan qualitas produk. Serta mencari Inovasi baru untuk
progress ke depannya..
m) Supervisor R&D
Bertanggungjawab terhadap pembuatan formula baru berdasarkan
hasil analisa sendiri maupun permintaan dari customer. Lab
eksperimen, serta mengembangkan produk chemical
n) Supervispr QC
Memantau perkembangan semua produk yang di produksi.
Bertanggung jawab untuk memantau, menganalis,meneliti,menguji
suatu produk, memverifikasi kualitas produk. Serta memastikan kualitas
barang produksi sesuai standart.
o) Staff R&D
Preparasi MSDS( Material sheet data safety). Membuat Formula baru,
Lab eksperimen, field trial
p) Staff QC
Mengerjakan Lab eksperimen, terima arahan dan perintah dari R&D
Engineer, merekomendasi pengolahan ulang produK-produk berkualitas
rendah. Menganalis,meneliti,menguji suatu produk membuat serta
mengeluarkan Certivicate of analyist berdasarkan product
2.4 Produk EON
2.5 Caracter Company

Customer Focus Continuous Improvement

Employee Care Integrity

2.5.1 The EON Way

The Eon Way adalah suatu gagasan untuk membentuk karakter


karyawan yang berkomitmen tinggi pada perusahaan yang memiliki
intergritas mengacu pada 6 hal penting, sebagai berukut :
1. Commitment to Integrity
a. Penanganan Conflict of Interest
b. Etika Bisnis dengan Customer
c. Kepatuhan terhadap Hukum danPeraturan
2. Commitment to Customer
a. Komitmen Pemenuhan Kualitas
b. Memberikan Nilai Tambah untuk Customer
3. Employee Care
a. Keterlibatan Karyawan
b. Penyampaian Suara Karyawan
c. Perlindungan terhadap Pelecehan dan Tindakan Bullying
d. Kesempatan yang sama bagi semua orang
e. Perlindungan terhadap Urusan Pribadi
4. Commitment for Work Condition
a. Keselamatan, Kesehatan,
b. Keamanan Kerja dan
c. Perlindungan Lingkungan
d. Bekerja berdasarkan Data dan Fakta
e. Proses dan Sistem yang terintegrasi
f. Fasilitas dan Asset Perusahaan
5. Unifying Leadership
a. Memimpin untuk Berkembang
b. Komunikasi Terbuka
6. Competiting Family
a. Penilaian berdasarkan Kinerja
b. Peningkatan Kompetensi
c. Kerja sama sebagai Keluarga
2.6 EON Management System

a. ISO 9001:2000 Quality Management System


b. ISO 14001 Environmental Management System
c. OHSAS 18001 Occupational Health Safety Awareness
Dan berikut aplikasi-aplikasi yang di gunakan pada PT Eonchemical Putra

d.

Merupakan aplikasi yang di gunakan untuk mengirim kan pesan melalui


email, informasi-informasi terkait perusahaan, dan juga schedule produksi
maupun schedule pengiriman barang.
e.

Merupakan aplikasi yang di gunakan suatu perencanaan produksi.


f.

System Aplication and Processing merupakan aplikasi yang di gunakan


untuk banyak hal terkait produksi, pengiriman barang, stok barang ready,
maupun proses dari Lab terkait persetujuan produksi suatu barang.
g.

Suatu aplikasi yang di gunakan para karyawan untuk melakukan pengajuan


Cuti, SPD, dan memberikan ide-ide yang membangun untuk perusahaan.

2.7 EONHRWeb

Sharepoint Sites yang berisi semua keperluan terkait HR (Human Resource),


yaitu:

1. Peraturan Perusahaan
2. HR Documents: Prosedur,Form
3. HR Process
4. Attendance Request
5. SPD Surat Perintah Dinas
6. People Development
7. Voice of Employee
BAB III

HASIL PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

3.1 Deskripsi Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan

Berikut adalah deskripsi pelaksanaan praktek kerja lapangan pada bagian


Administrasi Delivery yang di lakukan penulis selama magang di PT.Eonchemical
Putra yang berada di Area Cikarang Jababeka1no 22 blok C.

3.1.1 Strukur organisasi pada divisi terkait yaitu :

Koordiantor
Delivery

Staf Delivery Staf Delivery


PIC 1 PIC 2
Untuk pengiriman ke Untuk pengiriman
Area Luar Daerah Jabodetabek

Administrasi
Pengiriman

Team
warehouse(Packing)

Checker

3.1.2 Tugas dan Fungsi


A. Koordinator Delivery
Bertanggung Jawab terhadap permintaan dan pengiriman barang
berdasarkan PO yang di ajukan pada Admin SO SAP yang sudah di
Aprove dan berdasarkan ketersediaan barang.
Serta mengontrol kebutuhan pemakain mobil (ekspedisi) setiap
harinya yang akan di guanakan untuk pengiriman barang ke pada
customer-customer agar tidak terjadi keterlambatan barang. Juga
bertanggung jawab pada anggota team yang melakukan pengiriman
barang keluar daerah maupun Jabodetabek.

B. Staff Delivery
Bertanggung Jawab terhadap permintaan dan pengiriman barang
berdasarkan PO yang di ajukan pada Admin SO SAP yang sudah di
Aprove dan berdasarkan ketersediaan barang.Serta
menkoordinasikan kebutuhan pemakain mobil (ekspedisi)

Membuat metode packing untuk di kerjakan pada team packing.

Serta bertanggung jawab atas barang yang dikirim kepada customer


sampai pada waktu yang sudah di tentukan sehingga tidak boleh
terjadi adanya keterlambatan pengiriman barang.

C. Team warehouse(Packing)

Bertanggung jawab untuk menyiapkan barang yang sudah ready


stock dan di packing sesuai metode packing yang telah di buat oleh
team delivery.

D. Checcker

Bertanggung jawab dalam prosedur pengiriman barang yang juga


terjun langsung ke lapangan saat pengiriman barang, menerima dan
mengontrol ekspedisi yang masuk, mengecheck standart safety
pengiriman pada driver ekspedisi terkait,dan juga mengecheck
kesesuain barang actual dengan surat jalan yang sudah di buat oleh
tim delivery.
E. Administrasi Pengiriman

Adapun tugas administrasi Delivery yang merupakan tugas penulis


selama magang di antaranya sebagai berikut :

1) Menyiapkan surat jalan keluar


Penyiapan dan pembuatan surat jalan dilakukan mengacu pada
schedule pengiriman barang yang telah di buat dan sudah
melalui proses PO dan payment,surat jalan merupakan hal
penting dalam pengiriman barang, karena dokumen tersebut
wajibb di sertakan pada setiap pengiriman barang yang jaraknya
cukup jauh dengan menggunakan kendaraan darat, laut maupun
udara. Adapun kelengkapan dokumen yang penulis siapkan
untuk pengiriman barang yaitu sebagai berikut :
a) Printout surat PO yang telah di approve
b) Printout Certivicate of Analyist
c) Printout Material Safety Data Sheet
d) Printout Surat Jalan keluar
2) Input Surat Perintah Kerja Produksi (SPKP)
Input data SPKP di lakukan untuk memasukan stok bahan
baku,dan hasil jumlah produksi pada system yang sudah tersedia.
Kegiatan ini di lakukan agar memudahkan untuk mengetahui
jumlah stok barang secara terperinci dan jelas. Input data
dilakukan pada System Aplication and Processing (SAP).
Penginputan di lakukan pada pagi hari H+1 setelah di produksi
dan juga di lakukan pada sore hari, jika ada permintaan kiriman
yang mendadak setelah di produksi dan akan langsung di kirim
maka penginputan tersebut di lakukan pada sorehari atau biasa di
sebut permintaan yang urgent.
3) Memonitoring Surat Jalan kembali untuk kebutuhan Penagihan
Monitoring ini di lakukan untuk mengetahui status barang kiriman apakah
sampai di customer dengan tepat waktu sesuai waktu yang telah di
tentukan. Dan juga memonitoring leadtime surat jalan kembali yang asli
untuk kelengkapan dokumen penagihan.
4) Kirim email
Melalui system outlook office 365, penulis melakukan kegiatan email
dalam bekerja untuk mengkoordinasikan pengiriman yang akan di
lakukan melalui gudang remote di luar daerah ada pun area yang menjadi
salah satu tanggung jawab koordinasi penulis adalah area Balikpapan,
Kalimantan,Samarinda,Makasar dan juga Batam. Dan juga untuk
melakukan koordinasi terkait keperluan kerja lainnya kepada bagian
finance atau bagian lainnya yang berada Head Office (kantor pusat)
Jakarta melalui email tersebut.
5) Foto copy
Fotocopy di lakukan untuk menyalin kembali dokumen sebagai salah satu
pelengkap dokumen untuk beberapa pengiriman barang kepada customer
tertentu yaitu : PT Freeport, PT. Krakatau steel, PT. Semles Pipa Jaya
Fotocopy di lakukan masih di lingkup office pabrik.
6) Merekap DO (Delivery Order)
DO (Delivery Order) sama saja dengan surat jalan dimana dokumen
tersebut dilampirkan pada saat pengiriman barang yang sesuai dengan
keterangan yang ada pada surat tersebut. Adapun pihak finance hanya
memerlukan satu lembar pada bagian paling depan sebagai kebutuhan
penagihan. Kertas surat jalan itu sendiri terdiri dari 5 lembar karbones
kertas yang berwarna.
3.1.3 Prosedur Pencatatan Persediaan barang
Pencatatan di lakukan ketika selesai produksi dan sudah
mendapatkan laporan produksi berupa surat perintah kerja produksi.
Penulis melakukan pencatatan persediaan barang jadi maupun
bahan baku terpakai memalui system aplikasi prosedur(SAP).
Dengan langkah-langkah sebagai berikut
a) Membuka aplikasi SAP
b) Memasuka USER ID dan Pass
Untuk mencatat bahan baku yang terpakai, pada lembar spkp
halaman depan
c) Klik menu received
d) Klik menu issue
e) Pada menu issue adalah mencatat data bahan baku maupun
kemasan yang telah terpakai dengan satuan yang beragam ada
Ml,Gr,Ltr
f) Pada Menu received adalah mencatat data bahan baku yang
sudah di ketahui total berat barang, misal 1000 ltr, 800 ltr
Untuk mencatat hasil jadi produksi
g) Klik menu received
h) Klik menu issue
i) Pada menu issue adalah mencatat data bahan baku maupun
kemasan yang telah terpakai dengan satuan yang beragam ada
Ml,Gr,Ltr
j) Pada Menu received adalah mencatat data bahan baku yang
sudah di ketahui total berat barang, misal 1000 ltr, 800 ltr
Untuk mencatat hasil jadi produksi
3.1.4 FLOWCHART

A. PROSEDUR PENCATATAN PERSEDIAAN


B. Flowchart Pengiriman Barang
3.1.5 Dukuem-dokumen
3.2
3.3 Deskripsi Aktivitas Praktek Kerja Lapangan

3.2.1 Teori Persediaan

Persediaan barang adalah suatu material atau produk yang sudah di buat
dan siap untuk di jual. Pada perusahaan tertentu, persediaan merupakan
elemen aktiva yang paling besar. Pada perusahaan perdagangan, persediaan
merupakan barang yang di beli dari perusahaan lain yang untuk sementara di
simpan dan selanjutnya di jual kembali setelah di rangkai menjadi barang jadi
siap produksi ke tahap selanjutnya . Pada Perusahaan manufactur persediaan
terdiri dari bahan baku dan penolong (direct material inventory ), Persediaan
bahan baku telah di olah akan tetapi sampai dengan akhir tahun belum
selesai, sehingga di sebut persediaan barang dalam proses (goon in proses
inventory). Dan barang telah jadi di proses tapi belum terjual di sebut
persediaan barang jadi (finished good inventory ).
Berdasarkan pernyataan Standart Akuntansi Keuangan (PSAK) 14
bahwa persediaan ada tiga yaitu :
1) Tersedia untuk di jual dalam usaha normal
2) Sedang dalam proses produksi (work in proses)
3) Dalam bentuk perlengkapan atau bahan baku yang untuk di
gunakan dalam proses produksi atau pemberi jasa

Selain itu persediaan harus di ukur berdasarkan biaya atau realisasi


bersih, mana yang lebih rendah. Semua biaya yang menyangkut
persediaan harus di masukan dalam catatan seperi biaya pembelian,
biaya konversi, dan biaya lainnya yang timbul. Sampai persediaan berada
dalam kondisi dan tempat yang siap untuk di distribusikan atau di jual.

Biaya persediaan tidak akan di peroleh jika, barang di nyatakan


rusak ,seluruh atau sebagian barang telah using,terjadi cacat ataua
kebocoroan pada product, bila harga penjualan menurun , dan jika
biaya estimasi penyelesaian atau biaya penjualan meningkat.

Sedangkan biaya persediaan yang di akui sebagai beban selama


periode meliputi , biaya yang telah di jual dan biaya overhead
produksi yang tidak teralokasikan, serta jumlah abnormal biaya
produksi persediaan.
Hal ini yang menjadi dasar mengapa peninjauan penerapan akuntansi
pencatatan persediaan sangat penting dalam melakukan kegiatan perencanaan ,
pelaksanaan dan pengawasan , penentuan kebutuhan material sedemikian rupa
sehingga disatu pihak kebetuhan oprasional dapat di penuhi pada waktunya.

Menurut C.Rollin Niswonger, Philip E. Fess, dan & Carl S.Warren


Persediaan (inventoris ) digunakan untuk mengartikan barang dagang yang
disimpan untuk dijual dalam operasi normal perusahaan, dan bahan yang
terdapat dalam proses produksi atau yang disimpan untuk tujuan itu.
Menurut Mulyadi (2001) dalam perusahaan manufaktur , persediaan
terdiri dari persediaan produk jadi, persediaan produk dalam proses persediaan
bahan baku, persediaan bahan penolong, persediaan bahan habis pakai pabrik,
persediaan suku cadang. Dalam perusahaan dagang, persediaan hanya terdiri
dari satu golongan , yaitu persediaan barang dagangan yang merupakan barang
yang dibeli untuk dijual kembali.
Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan
digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam
proses produksi atau perakitan, untuk dijual kembali, atau untuk suku cadang
dari suatu peralatan atau mesin (Herjanto, 2009). Persediaan dapat berupa
bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam proses, barang jadi, ataupun
suku cadang. Bisa dikatakan tidak ada perusahaan yang beroperasi tanpa
persediaan, meskipun sebenarnya persediaan hanyalah suatu sumber dana
yang menganggur karena sebelum persediaan digunakan berarti dana yang
terikat didalamnya tidak dapat digunakan untuk keperluan lain. Menurut Ma’arif
dan Tanjung (2003), persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang-
barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha
yang normal atau barang-barang yang masih dalam proses produksi atau
persediaan bahan baku yang masih menunggu untuk digunakan dalam suatu
proses produksi.

Fungsi Persediaan

Fungsi utama persediaan adalah menjamin kelancaran mekanisme


pemenuhan permintaan barang sesuai dengan kebutuhan konsumen sehingga
sistem yang dikelola dapat mencapai kinerja (performance) yang optimal.
Timbulnya persediaan dalam suatu sistem, baik sistem manufaktur maupun non
manufaktur merupakan akibat dari 3 kondisi. Kondisi-kondisi tersebut adalah
sebagai berikut (Nasution dan Prasetyawan, 2008):
1. Mekanisme pemenuhan atas permintaan (transaction motive). Permintaan
akan suatu barang tidak akan dapat terpenuhi dengan segera bila barang
tersebut tidak tersedia sebelumnya, karena untuk mengadakan barang
tersebut diperlukan waktu untuk pembuatannya maupun untuk
mendatangkannya. Hal ini berarti bahwa adanya persediaan merupakan hal
yang sulit dihindarkan.
2. Adanya keinginan untuk meredam ketidakpastian (precautionary motive).
Ketidakpastian yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Adanya permintaan yang bervariasi dan tidak pasti dalam jumlah maupun
waktu kedatangan.
b. Waktu pembuatan yang cenderung tidak konstan antara satu produk
dengan produk lainnya.
c. Waktu ancang-ancang (lead time) yang cenderung tidak pasti karena
berbagai faktor yang tidak dapat dikendalikan sepenuhnya.
d. Ketidakpastian ini akan diredam oleh jenis persediaan yang disebut
persediaan pengaman (safety stock). Persediaan pengaman ini
digunakan jika permintaan melebihi peramalan produksi lebih rendah dari
rencana atau waktu ancang-ancang (lead time) lebih panjang dari yang
diperkirakan semula.
3. Keinginan melakukan spekulasi (speculative motive) yang bertujuan
mendapatkan keuntungan besar dari kenaikan harga barang dimasa
mendatang.
Persediaan dapat memiliki berbagai fungsi penting yaitu menambah
fleksibilitas dari operasi suatu perusahaan. Fungsi dasar persediaan sebenarnya
sangat sederhana, yaitu meningkatkan profitability perusahaan. Bagi sebagian
perusaah kebijakan persediaan yang aman adalah memiliki persediaan dalam
jumlah banyak, tetapi ternyata hal ini akan menyebabkan tingginya biaya untuk
penyimpanan dan pembelian bahan atau barang yang bersangkutan, sedangkan
kelebihan persediaan juga akan menyebabkan banyaknya dana yang terserap
dalam persediaan sehingga tidak efisien. Persediaan yang terlalu sedikit akan
berisiko kekurangan bahan atau barang. Hal ini akan mengganggu kelancaran
proses produksi, selain itu juga biaya pembelian dan biaya persediaan juga
semakin membesar (Siagian, 2005).
Selain fungsi dasar persediaan, ada beberapa fungsi persediaan yang
lainnya, yaitu fungsi wilayah, fungsi decoupling, fungsi penyeimbang dengan
permintaan, dan fungsi penyangga. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-
masing fungsi (Siagian, 2005):
1. Fungsi pemisahan wilayah, merupakan spesialisasi ekonomis antara unit
pembuatan (manufacturing) dan unit distribusi yang dibagikan dalam wilayah-
wilayah yang ditangani.
2. Fungsi decoupling, merupakan fungsi suatu produk yang diproses dan
didistribusikan dalam ukuran yang ekonomis.
3. Fungsi penyeimbang dengan permintaan, persediaan berfungsi untuk
menyeimbangkan kebutuhan konsumsi dengan produksi, agar kebutuhan
konsumsi dapat dipenuhi dengan lancar dari proses produksi yang dilakukan.
Sifat permintaan dapat bersifat stabil atau musiman.
4. Fungsi penyangga (buffer stock), persediaan memiliki fungsi sebagai
penyangga agar proses produksi berjalan lancar tanpa hambaran. Fungsi
penyangga dilaksanakan dengan menetapkan persediaan pengaman (Safety
stock).

Dari beberapa pengertian persediaan tersebut diatas, maka dapat diambil


kesimpulan bahwa persediaan adalah sejumlah komoditas yang disimpan guna
memenuhi kebutuhan dimasa yang akan datang.
Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan
1. Memberikan informasi mengenai persediaan mulai dari pengakuan
sampai proses penerimaannya dengan prosedur yang baku.
2. Memberikan informasi mengenai alur persediaan yang ada sehingga
pemerintah daerah dapat memperhitungkan tingkat pengendalian
yang diperlukan.
3. Pengendalian persediaan sehingga persediaan dapat diperhitungkan
secara ekonomis keberadaannya.
Metode Pencatatan Persediaan
Ada dua macam metode pencatatan biaya persediaan yang dipakai
dalam produksi :
1. Metode mutasi persediaan (perpetual inventory
method). Disebut sistem perpetual karena pencatatan akuntansinya
dilakukan secara kontinyu (perpetual) baik untuk pencatatan
jumlahnya maupun biayanya atau harga pokoknya. Dengan
demikian jumlah maupun biaya persediaan dapat diketahui setiap
saat. Sistem ini seringkali diterapkan oleh perusahaan yang menjual
barang dagangan dengan harga per unit relatif mahal dan setiap
unit barang dimungkinkan memiliki variasi spesifikasi sesuai dengan
keinginan konsumen. Contoh perusahaan yang menerapkan
misalnya perusahaan mobil, perusahaan pesawat terbang, mebel,
dan peralatan rumah tangga. Sistem perpetual ini juga bisa
diterapkan oleh perusahaan selain yang dicontohkan di atas
dikarena penggunaan wide spreadsheet yang disediakan oleh
computer dan penggunaan scanner untuk mengidentifikasi setiap
item persediaan.
2. Metode persediaan fisik (physical inventory method).
Disebut sistem periodik karena penghitungan jumlah dan nilai
persediaan hanya akan diketahui pada akhir periode saja untuk
penyiapan pembuatan laporan keuangan. Setiap terjadi transaksi
pembelian barang maupun penjualan barang akun persediaan tidak
pernah dimutasi atau tidak pernah didebit jika adapembelian atau
dikredit jika ada penjualan. Akun persediaan akan diperbaharui
nilainya hanya pada akhir periode saja sebelum penyusunan
laporan keuangan melalui penghitungan fisik persediaan (stock
opname) di gudang. Saat ini sangat sedikit perusahaan yang
menerapkan system periodik kecuali untuk perusahaan kecil yang
menjual barang barang tertentu secara eceran dengan harga yang
murah misal permen, korek api, dan lain lain.
Safety stock

Pengertian persediaan pengaman (safety stock) adalah persediaan


tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan
terjadinya kekurangan bahan (Stock Out) (Rangkuty, 2004). Menurut Sofjan
Assauri (2004), persediaan pengaman yaitu persediaan tambahan yang
diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadi kekurangan bahan
(Stock Out), sedangkan pengertian menurut Zulfikarijah (2005), Safety stock
merupakan persediaan yang digunakan dengan tujuan supaya tidak terjadi stock
out (kehabisan stock).

Untuk memesan suatu barang sampai barang itu datang diperlukan


jangka waktu yang bervariasi. Perbedaan waktu antara saat memesan sampai
saat barang datang dikenal dengan istilah waktu tenggang (lead time). Waktu
tenggang sangat dipengaruhi oleh ketersediaan dari barang itu sendiri dan jarak
lokasi antara pembeli dan pemasok berada. Karena adanya waktu tenggang,
maka dibutuhkan adanya persediaan yang dicadangkan untuk kebutuhan selama
menunggu barang datang yang disebut sebagai persediaan pengaman atau
safety stock (Herjanto, 2009).

Persediaan pengaman berfungsi untuk melindungi atau menjaga


kemungkinan terjadiya kekurangan barang, misalnya karena penggunaan barang
yang lebih besar dari perkiraan semula atau keterlambatan dalam penerimaan
barang yang dipesan. Persediaan pengaman disebut juga dengan istilah
persediaan penyangga atau buffer stock. Bagi perusahaan dagang, persediaan
pengaman juga dimaksudkan untuk menjamin pelayanan kepada pelanggan
terhadap ketidakpastian dalam pengadaan barang (Herjanto, 2009).

Tujuan safety stock adalah untuk meminimalkan terjadinya stock out dan
mengurangi penambahan biaya penyimpanan dan biaya stock out total, biaya
penyimpanan disini akan bertambah seiring dengan adanya penambahan yang
berasal dari reorder point oleh karena adanya safety stock. Keuntungan adanya
safety stock adalah pada saat jumlah permintaan mengalami lonjakan, maka
persediaan pengaman dapat digunakan untuk menutup permintaan tersebut.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan perusahaan melakukan
safety stock. Faktor pendorong safety stock yaitu sebagai berikut (Zulfikarijah,
2005):
1. Biaya atau kerugian yang disebabkan oleh stock out tinggi. Apabila bahan
yang digunakan untuk proses produksi tidak tersedia, maka aktivitas
perusahaan akan terhenti yang menyebakan terjadinya idle tenaga kerja dan
fasilitas pabrik yang pada akhirnya perusahaan akan kehilangan
penjualannya.
2. Variasi atau ketidakpastian permintaan yang meningkat. Adanya jumlah
permintaan yang meningkat atau tidak sesuai dengan peramalan yang ada
diperusahaan menyebabkan tingkat kebutuhan persediaan yang meningkat
pula, oleh karena itu perlu dilakukan antisipasi terhadap safety stock agar
semua permintaan dapat terpenuhi.
3. Resiko stock out meningkat. Keterbatasan jumlah persediaan yang ada
dipasar dan kesulitan yang dihadapi perusahaan mendapatkan persediaan
akan berdampak pada sulitnya terpenuhi persediaan yang ada diperusahaan,
kesulitan ini akan menyebabkan perusahaan mengalami stock out.
4. Biaya penyimpanan safety stock yang murah. Apabila perusahaan memiliki
gudang yang memadai dan memungkinkan, maka biaya penyimpanan
tidaklah terlalu besar hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi terjadinya
stock out.

Dalam menentukan safety stock terdapat metode yang dapat digunakan


oleh perusahaan. Berikut ini adalah beberapa metode tersebut (Nasution, 2008):

1. Intuisi
Persediaan ditentukan berdasarkan jumlah safety stock pengalaman
sebelumnya misalnya 1,5 kali; 1,4 kali dan seterusnya selama lead time.

2. Service level tertentu.


Metode ini mengukur seberapa efektif perusahaan mensuplai permintaan
barang dari stocknya. Dalam perhitungan digunakan probalitas untuk
memenuhi permintaan, untuk itu diperlukan informasi yang lengkap tentang
probalitas berbagai tingkatan permintaan selama lead time karena sering kali
terjadi variasi. Variasi ini disebabkan oleh fluktuasi lama lead time dan tingkat
permintaan rata-rata.

3. Permintaan dengan distribusi empiris.


Metode ini didasarkan pada pengalaman empiris dimana dalam penentuan
stock didasarkan pada kondisi riil yang dihadapi oleh perusahaan.

4. Permintaan distribusi normal


Permintaan yang dilakukan oleh beberapa pelanggan memiliki jumlah yang
bebeda-beda, walaupun demikian dengan menggunakan asumsi permintaan
bersifat total akan dapat dilakukan perhitungan dengan distribusi normal.

5. Permintaan berdistribusi Poisson.


Pada saat jumlah permintaan total merupakan permintaan dari beberapa
pelanggan dimana setiap pelanggan hanya membutuhkan sedikit barang,
maka sedikt sekali kemungkinan produsen akan memenuhi kebutuhan satu
pelanggan dalam jumlah yang besar. Dengan adanya rata-rata tingkat
pemesanan yang konstan dan interval waktu jumlah pemesanan tidak
tergantung pada yang lainnya, maka penentuan safety stocknya dapat
menggunakan pendekatan distribusi poisson dengan syarat jumlah
permintaan rata-rata selama lead time sama atau kurang dari 20.

6. Lead time tidak pasti.


Adanya jumlah permintaan yang tidak pasti pada periode tertentu akan
berakibat lead time untuk setiap siklus pemesanan bervariasi. Untuk itu
perusahaan akan berusaha menyediakan safety stock atau buffer stock
selama lead time.

7. Biaya stock out


Peningkatan biaya penyimpanan akan meningkat service level, sehingga
semua usaha yang digunakan untuk menutup semua level yang
memungkinkan pada saat terjadi lead time permintaan merupakan tujuan
yang sangat sulit dicapai. Untuk semua produk, permintaan maksimum akan
lebih murah dibandingkan dengan terjadinya stock out.
Permasalahannya adalah menentukan tingkat safety stock yang dapat
menyeimbangkan biaya penyimpanan dengan biaya stock out. Dari uraian diatas
pentingnya safety stock disebabkan oleh karena kerugian yang akan ditanggung
oleh perusahaan karena proses terhenti, variasi permintaan yang sangat variatif,
resiko stock out dipasar (pemasok) meningkat dan kemungkinan biaya safety
stock yang lebih murah. Penentuan safety stock dapat dilakukan mulai
perhitungan yang sangat sederhana yaitu dengan menggunakan intuisi sampai
dengan menggunakan pendekatan ilmiah atau menggunakan alat statistik baik
dengan distribusi normal maupun poisson yang kesemuanya bertujuan untuk
menentukan safety stock yang terbaik.

3.2.2 Deskripsi Jurnal Harian


Penulis melakukan paktek kerja lapangan di PT Eonchemical Putra mulai
dari tanggal 20 Maret 2019 hingga 20 April 2019, Adapun deskripsi Jurnal
harian penulis adalah:

a. Jam kerja di mulai dari jam 08.00 hingga 17.00


b. Pada setiap pagi mengikuti meeting pagi hingga puku 08.30 atau lebih,
meeting pagi tersebut membahas tentang Sharing safety di area
lingkungan kerja ataupun kejadian yang di luar lingkungan kerja, juga
membahas tentang Voice of Cutomer (voc) ataupun Voice of Personal
(VOP), VOC adalah komplenan dari customer terkait pengiriman barang
atau kualitas barang. VOP adalah adalah kritik dan saran dari sesama
pegawai untuk meningkatkan kinerja yang lebih baik dalam team maupun
untuk perusahaan. Meeting juga berisi kooordinasi harian terkait
pengiriman barang untuk customer.
c. Setelah meeting penulis melakukan kegiatan kerja yang sudah menjadi
tanggung jawab sebagai admin Pengiriman sekaligus admin warehouse.
d. Penulis melakukan kegiatan kerja di awali dengan menginput SPKP yaitu
surat perintah kerja produksi yang sudah di terima dari staff produksi,
SPKP tersebut berisi hasil jadi dari produksi yang menjadi jumlah
persediaan barang, juga mencatat hasil bahan baku yang telah dipakai.
e. Penulis memonitoring surat jalan kembali yang telah di lakukan
pengiriman barang guna melengkapi dokumen kebutuhan invoicing yang
akan di serahkan kepada pihak finance untuk penagihan kepada
customer.
f. Penyiapan dokumen maupun surat jalan yang akan keluar untuk
pengiriman barang, penyiapan dokumen dilakukan h-1 sebelum barang
kirim.
g. Lalu penulis juga melakukan koordinasi kepada pihak-pihak terkait
pengiriman barang melalui email atapun telepon. Penulis juga membuat
surat Manufacturing letter untuk kebutuhan persyaratan khusus beberapa
customer yang memang memiliki persyaratan khusus.

3.2.3 Pembahasan Permasalahan Praktek Kerja Lapangan


Permasalahan yang sering di temukan pada tempat praktek
lapangan kerja adalah,
sering di temukan ketidak sesuaian antara stok actual barang dan stok
yang ada pada system.
Ketidak sesauaian tersebut terjadi di sebabkan kurang telitinya staff
warehouse saat melakukan stok opname, adanya barang rusak yang
masih terdata pada system juga menjadi catatan yang tidak akurat,
pengambilan material yang tidak sesuai prosedur juga menyebabkan
ketidaksesuain stok actual dan system.
Prosedur pencatatan persediaan yang di lakukan secara system
yang sudah ada juga tidak menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan
tersebut.
Dan baru-baru ini System Aplication Prosedur (SAP) mengalami problem
yang cukup besar yaitu ter-hacknya system terkait membuat semua data
down atau hilang , ada data yang hilang sebagian ada juga data yang
hilang secara keseluruhan. Hal tersebut menjadi PR besar team IT untuk
mengembalikan data secara utuh.
Karena terjadi system eror maka sementara waktu menggunakan
cara manual untuk semua pencatatan. Dan hal ini berpotensi besar untuk
kesalahan di karenakan produksi maupun pengiriman sangat banyak.
Jadi menurut analisa penulis semua system yang di gunakan pada
perusahan kurang tertata rapih atau kurangnya perencanaan yang secara
matang.
Permasalahan lainnya adalah tidak ada nya alur yang rapih saat
koordinasi dengan team packing, sehingga pernah beberapa kali terjadi
mist barang yang tidak sesuai intruksi pengiriman.

3.3 Kompetensi Yang Didapatkan


Dari hasil praktek kerja lapangan yang telah di laksanakan, penulis
mendapatakan banyak pembelajaran dan pengetahuan baru.
Sebelumnya penulis tidak banyak tahu tentang pengoprasian Microsoft
excel, lalu dari kegiatan pkl yang dilaksanakan penulis jadi lebih banyak
tau mengenai Microsoft excel dan juga cara menggunakannya serta
mengetahui fungsi-fungsi dari menu-menu icon yang ada pada microfsoft
excel tersebut.
Mengetahui cara pencatatan persediaan melalui system. Memahami cara
email yang baik dan benar secara fomal. Mampu berkomunikasi dengan
baik untuk proses koordinasi terhadap pihak-pihak terkait prosedur
pekerjaan. Memahami prosedur pengiriman barang.

3.4 Tantangan Selama PKL

Selain perjalanan dari rumah menuju kantor merupkan tantangan yang


cukup besar karena harus melalui jalan bersama container-kontainer
besar. Penulis juga mendapatkan tantangan untuk lebih bisa
mengemukakan pendapat di depan, memberikan ide-ide untuk
perusahaan untuk lebih baik lagi dalam setiap prosedurnya. Tantangan
lainnya penulis juga harus mampu mebuat improuvement untuk
pekkerjaan, lebih cekatan terhadap progress perencanaan pengembangan
system. Dan tantangannya juga adalah mengerjakan dua bagian
sekaligus yaitu admin pengiriman barang juga merangkap sebagai admin
warehouse.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari kegiatan praktek kerja lapangan yang telah di lakukan penulis
memberi kesimpulan bahwa dari hasil praktek kerja lapangan penulis mendapat
banyak pengetahuan mengenai pengiriman barang, Ketersediaan stok, proses
pencatatan melalui system yang sudah di sediakan.
Permsalahan yang terjadi pada perusahaan dikarenakan alur posedur
atau SOP yang belum di terapkan secara maksimal, dari analisa penulis,
perusahaan kurang menjalankan prosedur yang sudah ada sacara konsisten.

4.2 Saran
A. Perusahan harusnya mempunyai prosedur yang jelas dan menerapkan SOP
secara maksimal.
B. Perusahaan juga harus mampu menganalisa suatu kesalahan yang terjadi
bukan di sebabkan dari manusia tapi kurangnya system untuk setiap
prosesnya.
C. Arahan langsung terhadap para pegawai terkait prosedu-prosedur yang
harus di laksanakan berdasarkan SOP.
D. Action terhadap kesalahan yang terjadi bukan hanya saling menyalahkan.
E. Memberikan solusi di setiap masalah agar tidak terjadi kesalahan yang
berulang.
F. Lebih meningkatkan ke disiplan yang seharusny diterapkan secara baik dan
penuh rasa tanggung jawab. Karena menurut penulis kurangnya kedisiplinan
perusahaan yang akan menyebabkan kesalahan berulang.
G. Dan untuk system yang eror harusnya perusahaan mempunyai back-up data
agar tidak terjadi kekacuan dalam pendataan dan pencatatan yang sudah
pernah di catat.
H. Juga merencanakan secara matang untuk setiap prosedur baru yang akan di
terapkan sehingga tidak menimbulkan masalah lain.
Daftar Pustaka

http://awosassite.blogspot.com/2015/10/teori-tentang-persediaan-inventory.html

http://eprints.stainkudus.ac.id/989/5/05

eonchemical.profil.org.id

Anda mungkin juga menyukai