Anda di halaman 1dari 15

UJIAN TENGAH SEMESTER

NAMA MAHASISWA : RENY MARISSA

NIM : 2123070

MATA KULIAH : FILSAFAT ILMU

PROGRAM STUDI : ILMU MANAJEMEN

SEMESTER/ANGKATAN : 16 A

HARI/TANGGAL : SABTU / 9 JULI 2022

DOSEN PENGAMPU : DR. NOORCHAMID USTADI,M.Si

Soal:

1. Jelaskan pengertian dan makna kata Filsafat, Ilmu, dan Filsafat Ilmu!

Jawaban:

Kata “filsafat” berasal dari kata bahasa Yunani, yaitu philosophia yang terdiri

dari dua suku kata, yaitu philos yang berarti cinta, atau, philia yang berarti

persahabatan, dan kata sophos yang memiliki berbagai arti analog berikut: intelejensi,

kebijaksanaan, keterampilan,pengalaman, dan pengetahuan. Karena itu, sebagai

jawaban atas pertanyaan: “apakah filsafat itu”, “filsafat” sering diartukan secara singkat

sebagai cinta akan kebijaksanaan.

Harun Nasution mengatakan bahwa kata filsafar berasal dari bahasa Arab

falsafa dengan wazan (timbangan) fa’lala, fa’lalah dan fi’lal. Dengan demikian,

menurut Harus Nasution, kata benda dari falsafa seharusnya falsafah dan filsaf.

Menurutnya dalam bahasa Indonesia banyak terpakai kata filsafat, padahal bukan dari

bahasa Arab falsafah dan bukan dari kata Inggris philosophy. Harun Nasution

mempertanyakan apakah kata fil berasal dari bahasa Inggris dan safah diambul dari kata
Arab, sehingga terjadilah gabungan keduanya, yang kemudian menimbulkan kata

filsafat. (Harus Nasution, Filsafat Agama, hal.9)

Adapun beberapa pengertian pokok tentang filsafat menurut kalangan filosof

adalah :

• Upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sistematik serta

lengkap tentang seluruh realitas.

• Upaya untuk melukiskan hakikat realitas akhir dan dasar serta nyata.

• Upaya untuk menentukan batas-batas dan jangkauan

pengetahuan:sumbernya, hakikatnya, keabsahannya, dan nilainya.

Pengertian filsafat secara terminologi sangat beragam, baik dalam ungkapan

maupun titik tekanannya. Bahkan, Moh. Hatta dan Langeveld mengatakan bahwa

definisi filsafat tidak perlu diberikan karena setiap orang memiliki titik tekan sendiri

dalam definisinya. Oleh karena itu, biarkan saja seseorang meneliti filsafat terlebih

dahulu kamudian menyimpulkan sendiri. (Bakhtiar, Filsafat, h.7)

Al-Farabi (W. 950 M), seorang filosof Muslim terbesar sebelum Ibnu Sina

berkata, “Filasafat ialah ilmu tentang alam yang maujud dan bertujuan menyelidiki

hakikatnya yang sebenarnya”.(Endang Saefuddin Anshari, Ilmu Filsafat dan Agama,

hlm. 83)

Ilmu berasal dari bahasa Arab: ‘alima. Ya’lamu,’ilman, dengan wazan fa’ila,

yaf’alu, yang berarti: mengerti, memahami benar-benar, seperti ungkapan: “Asmu’l

telah memahami pelajaran filsafat (Ahmad Warson Munawwir, A-Munawwir; kamus

Arab-Indonesia, hlm.1036). Dalam bahasa Inggris disebut science; dari bahasa Latin

scientia (pengetahuan) – scire (mengetahui). Sinonim yang paling dekat dengan bahasa

Yunani adalah episteme (Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu, hlm. 324). Jadi

pengertian ilmu yang terdapat dalam kamus bahasa Indonesia adalah pengetahuan
tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu,

yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang

(pengetahuan) itu (Wihadi Admojo, Kamus Bahasa Indonesia, hlm. 324).

Mulyadi kartanegara mengatakan bahwa ilmu adalah any organized knowledge.

Ilmu dan sains menurutnya tidak berbeda, terutama sebelum abad ke-19, tetapi setelah

itu sains lebih terbatas pada bidang-bidang fisik atau inderawi, sedangkan ilmu

melampauinya pada bidang-bidang nonfisik, seperti metafisika (Mulyadi Kartanegara,

Pengantar Epistemologi Islam, hlm.1).

Harsojo, Guru besar Antropolog di Universitas Padjajaran, menerangkan bahwa

ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang disitemasikan.

Untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif dari semua pengertian

filsafat ilmu, perlu dilakukan pelacakan atas pengertian filsafat yang seutuhnya dan

pengertian ilmu itu sendiri sebagaimana telah dijelakan diatas. Ilmu merupakan

pengetahuan rasional dalam kajian tertentu dengan argumentasi yang sistimatis dan

memenuhi semua ketentuan yang berlaku dalam metode ilmiah. Sedangkan filsafat

sendiri lebih dari sekedar pengetahuan rasional karena tidak meluku berkutat pada

kelumit argumentasi, tetapi juga berkelanjtuan pada sikap kritis, keterbukaan,

radikalitas,komprehensif, kebebasan dan diakhiri dengan perenungan yang mendalam.

Istilah Filsafat Ilmu lebih mudah dicerna ketika diubah menjadi filsafat tentang

ilmu. Dengan istilah ini, ilmu dijadikan sebagai objek kejian rasional yang diteliti

semua dimensinya untuk kepentungan ilmu itu sendiri, jika rasionalitas di balik ilmu

tidak mampu memenuhi syarat-syarat yang dibutuhkan untuk merubah status pemikiran

menjadi filsafat, maka ilmu semodel ini menjadi wacana kosong jika terus disebut

filsafat ilmu. Akan lebih arif jika menggunakan sebutan filsafat tentang ilmu saja.
Lewis White Beck menyatakan pengertian filsafat (tentang) ilmu sebagai

“philosophy of science question and evaluation the methods of scientific thinking and

tries to determine the value and significance of the scientific enterprise as a whole”

(mempertanyakan dan menilai metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba

menetapkan nilai dan pentingnya usaha ilmiah sebagai suatu keseluruhan).

Pengertian ini menjelaskan bahwa filsafat (tentang) ilmu bertugas memberi

landasan filosofik untuk memahami berbagai konsep dan teori suatu disiplin ilmu,

sampai dapat membekali kemampuan untuk membangun teori ilmiah. Serta

menampilkan teori substantif dan secara teknis dapat mengoperasionalkan

pengembangan konsep tesis, dan teori ilmiah dari disiplin ilmu masing-masing.

2. Jelaskan berbagai perbedaan antara Ilmu Pengetahuan dan Teknologi!

Jawaban:

Ilmu pengetahuan adalah studi tentang alam dan perilaku dunia fisik dan alam melalui

metode ilmiah. Ilmu pengetahuan didefinisikan sebagai pengamatan, identifikasi, deskripsi,

eksperimen, penyelidikan, dan penjelasan teoretis tentang fenomena alam.

Teknologi adalah kumpulan teknik dan proses yang digunakan dalam produksi

barang atau jasa atau pencapaian tujuan seperti penyelidikan ilmiah. Teknologi

mengacu pada metode, sistem, dan perangkat yang merupakan hasil dari pengetahuan

ilmiah yang digunakan untuk tujuan praktis.

Ilmu pengetahuan mencakup studi sistematis tentang struktur dan perilaku

dunia fisik dan alam melalui pengamatan dan eksperimen. Sementara teknologi adalah

penerapan pengetahuan ilmiah untuk tujuan praktis.

Perbedaan ilmu pengetahuan dengan teknologi, yaitu: Ilmu pengetahuan

merupakan dasar dari semua ilmu sehinnga memiliki pengembangan kedepannya,


Sedangkan teknologi bisa saja berhenti tanpa dibantu dengan ilmu pengetahuan. Karena

itu ilmu pengetahuan dan teknologi harus dikembangkan secara bersamaan .

Contoh penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah pengembangan

teknologi pembangkitan biogas dari bahan tumbuhan. Kita bisa mengetahui dari judul

ide tersebut terdapat penerapan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam

bidang ilmu pengetahuan adalah tumbuhan, dengan dasar pengetahuan tentang

tumbuhan kita dapat mengembangkan suatu ulmu dimana kita dapat menciptakan suatu

teknologi yang bisa menghasilkan biogas dari tumbuhan.

3. Jelaskan banyak argumentasi mengapa manusia itu harus berfikir selama masih

hidup di dunia ini!

Jawaban:

Berpikir merupakan salah satu hal yang membedakan antara manusia yang satu

dan yang lain. Menurut Irdayanti (2018:19) Berpikir merupakan proses menghasilkan

representasi mental yang baru melalui transformasi informasi yang melibatkan interaksi

secara komplek meliputi aktivitas penalaran, imajinasi, dan pemecahan masalah.

Menurut Ahmadi dan Supriyono (dalam Najla:2016) “Berpikir itu merupakan proses

yang “diakletis” artinya selama kita berpikir, pikiran kita dalam keadaan tanya jawab,

untuk dapat meletakkan hubungan pengetahuan kita”. Dalam berpikir kita memerlukan

alat yaitu akal (ratio). Menurut Santrock (dalam Rahmawati:2014) “berpikir adalah

memanipulasi atau mengelola dan mentransformasi informasi dalam memori”. Ini

sering dilakukan untuk membentuk konsep, bernalar dan berpikir secara kritis,

membuat keputusan, berpikir kreatif, dan memecahkan masalah (Rahmawati, 2014:15).

Menurut Najla (2016:16) Dalam berpikir juga termuat kegiatan meragukan dan

memastikan, merancang, menghitung, mengukur, mengevaluasi, membandingkan,


menggolongkan, memilah-milah atau membedakan, menghubungkan, menafsirkan,

melihat kemungkinankemungkinan yang ada, membuat analisis dan sintesis menalar

atau menarik kesimpulan dari premis-premis yang ada, menimbang, dan memutuskan.

Nur (dalam Febriani:2015) Dimana seseorang dalam berpikir 12 dapat mengolah,

mengorganisasikan bagian dari pengetahuanya, sehingga pengalaman dan pengetahuan

yang tidak teratur menjadi tersusun serta dapat dipahami. Dengan demikian, dalam

berpikir seseorang menghubungkan pengertian satu dengan pengertian lainya dalam

rangka mendapatkan pemecahan masalah yang dihadapi. Dari berbagai definisidefinisi

diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian berpikir adalah aktivitas mental

secara yang dialami seseorang bila mereka dihadapkan pada suatu masalah atau situasi

yang harus dipecahkan.

Mengapa manusia harus berfikir selama masih hidup di dunia ini ialah karena

kemampuan manusia untuk menggunakan akal dalam memahami lingkungannya

merupakan potensi dasar yang memungkinkan manusia berfikir, dengan berfikir

manusia menjadi mampu melakukan perubahan dalam dirinya, dan memang sebagian

besar perubahan dalam diri manusia merupakan akibat dari aktivitas berfikir, oleh

karena itu sangat wajar apabila berfikir merupakan konsep kunci dalam setiap diskursus

mengenai kedudukan manusia di muka bumi, ini berarti bahwa tanpa berfikir,

kemanusiaan manusia pun tidak punya makna bahkan mungkin tak akan pernah ada.

Berfikir juga memberi kemungkinan manusia untuk memperoleh pengetahuan,

dalam tahapan selanjutnya pengetahuan itu dapat menjadi fondasi penting bagi kegiatan

berfikir yang lebih mendalam. Dalam konteks yang lebih luas, perintah Iqra (bacalah)

yang tertuang dalam Al Qur’an dapat dipahami dalam kaitan dengan dorongan Tuhan

pada Manusia untuk berpengetahuan disamping kata Yatafakkarun

(berfikirlah/gunakan akal) yang banyak tersebar dalam Al Qur’an. Semua ini


dimaksudkan agar manusia dapat berubah dari tidak tahu menjadi tahu, dengan tahu

dia berbuat, dengan berbuat dia beramal bagi kehidupan. semua ini pendasarannya

adalah penggunaan akal melalui kegiatan berfikir. Dengan berfikir manusia mampu

mengolah pengetahuan, dengan pengolahan tersebut, pemikiran manusia menjadi

makin mendalam dan makin bermakna, dengan pengetahuan manusia mengajarkan,

dengan berpikir manusia mengembangkan, dan dengan mengamalkan serta

mengaplikasikannya manusia mampu melakukan perubahan dan peningkatan ke arah

kehidupan yang lebih baik, semua itu telah membawa kemajuan yang besar dalam

berbagai bidang kehidupan manusia (sudut pandang positif/normatif).

Kemampuan untuk berubah dan perubahan yang terjadi pada manusia

merupakan makna pokok yang terkandung dalam kegiatan Berfikir dan

berpengetahuan. Disebabkan kemampuan Berfikirlah, maka manusia dapat

berkembang lebih jauh dibanding makhluk lainnya, sehingga dapat terbebas dari

kemandegan fungsi kekhalifahan di muka bumi, bahkan dengan Berfikir manusia

mampu mengeksplorasi, memilih dan menetapkan keputusan-keputusan penting untuk

kehidupannya. Semua itu, pada dasarnya menggambarkan keagungan manusia

berkaitan dengan karakteristik eksistensial manusia sebagai upaya memaknai

kehidupannya dan sebagai bagian dari Alam ini.

4. Jelaskan dan berikan contoh-contoh manusia harus belajar serta berpikir dari

pengalaman!

Jawaban:

Sebelum pertanyaan di atas terjawab, mari kita pahami dulu definisi kata

belajar. Menurut Gagne (1977) dalam buku yang ditulis oleh Suyono & Harianto

(2014), belajar adalah sebuah proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan
kecenderungan manusia, seperti sikap, minat, atau nilai dan perubahan kemampuannya,

yaitu peningkatan kemampuan untuk melakukan berbagai jenis kinerja. Dari definisi

tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa pada hakikatnya belajar dilakukan untuk

mencapai perubahan.

Belajar serta berfikir dari pengalaman berarti kita mempelajari apa yang sudah

kita alami sebelumnya. Bisa saja yang kita alami tersebut terkait dengan siklus biologis

tubuh kita, emosi dan pergumulan hati dan pikiran atau bisa juga interaksi dengan yang

lain. Ada banyak hal yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari, artinya ada banyak

hal juga yang bisa kita pelajari.

Mengapa kita perlu belajar dari pengalaman? Karena hidup ini adalah

pengulangan. Siklus hidup manusia seperti lingkaran. Kejadian di masa lalu akan

datang kembali di masa sekarang meski dengan berbeda bentuk. Umpamanya, orang

yang suka lupa. Jika hari ini dia lupa dimana menaruh kunci. Bisa saja esok atau lusa,

dia lupa dimana kaos kaki dilempar setelah pulang sekolah kemarin. Atau orang yang

suka telat datang, jika ia benar2 tidak menyadari kekeliruan ini dan berusaha untuk

merubah, dia akan selamanya akan terus telat datang.

5. Jelaskan bagaimana proses dari pengalaman, penyelidikan, menjadi

pengetahuan!

Jawaban:

Pengalaman merupakan awal keberangkatan dari semua penyelidikan menuju

keterbentukan pengetahuan dan sekaligus juga dasar yang melandasi semua

pengetahuan manusia. Pengalaman dapat diartikan sebagai keseluruhan peristiwa dan

kejadian yang menimpa manusia ketuka berinteraksi dengan dirinya sendiri, dengan
alam sekitarnya, dengan lingkungan sosialnya dan bahkan dengan kenyataan-kenyataan

metafisis.

Berdasarkan mekanisme kemunculannya, pengalaman dapat dibedakan dalam

dua bentuk utara; primer dan sekunder. Pengalaman primer adalah pengalaman

langsung yang lahir dari persentuhan indrawi manusia dengan benda-benda konkrit di

luar diri manusia.

Sedangkan pengalaman sekunder merupakan pengalaman tak langsung atau

tanpa persentuhan langsung antara alat-alat indra dan objek-objek terindra. Pengalaman

sekunder merupakan refleksi dari pengalaman primer.

Dari berbagai ahli yang mencoba membuat definisi penelitian yang tepat, pada

dasarnya penelitian adalah suatu proses penyelidikan atau pencarian sesuatu (fakta dan

prinsip-prinsip) yang dilakukan secara sistematis, hati-hati, kritis (critical thinking) dan

harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Dari pengertian tersebut, dapat ditarik

kesimpulan bahwa penelitian merupakan suatu metode untuk menemukan kebenaran,

sehingga penelitian merupakan metode berpikir secara kritis.

Ilmu pengetahuan adalah usaha yang bersifat multi dimensional, sehingga dapat

didefinisikan dalam berbagai cara dan tidak baku. Walau demikian ilmu pengetahuan

perlu dilihat sebagai suatu dasar (basic) proses berpikir manusia dalam melaksanakan

berbagai penelitian. Untuk itu ilmu pengetahuan dapat dihubungkan dengan metode dan

proses penelitian tersebut.

Relevansi penelitian dengan ilmu pengetahuan, berkembang dari upaya manusia

mencari jawaban atas berbagai pertanyaan seperti “ini apa?”; “itu apa?”; “mengapa

begini?”; “mengapa begitu?” dan selanjutnya berkembang menjadi pertanyaan

“bagaimana hal itu terjadi?” serta “bagaimana memecahkannya?”. Dengan dorongan

ingin tahu tersebut manusia selalu ingin mendapatkan pengetahuan mengenai


permasalahan yang tidak diketahuinya sehingga pada akhirnya muncul pengetahuan-

pengetahuan baru yang dikenal sebagai ilmu pengetahuan (knowledgement) yang

sistematis dan terorganisir. Dengan mengguanakan akal dan pikiran yang reflektif,

manusia merasa mampu memecahkan masalah yang dihadapi.

6. Jelaskan bagaimana kesaksian dapat menjadi kebenaran!

Jawaban:

Kesaksian dimengerti sebagai penegasan seseorang yang menyaksikan satu

peristiwa, lalu disampaikan kepada pihak lain untuk diterima sebagai satu kebenaran.

Kesaksian harus selalu disertai dengan bukti-bukti yang bisa digunakan untuk

menguatkan validitas apa-apa yang disaksikan. Metodologi ilmu sejarah, hukum dan

agama banyak bersandar pada kesaksian.

Dengan adanya kesaksian atas suatu peristiwa yang didukung dengan bukti-

bukti autentik dan dapat dipertanggung jawabkan serta diterima oleh khalayak ramai

maka kesaksian tersebut dapat menjadikan suatu peristiwa dikatakan benar adanya.

7. Jelaskan mengapa rasa ingin tahu manusia itu kemudian memotivasi untuk

melakukan penyelidikan, dan jelaskan juga contoh-contoh rasa ingin tahu

manusia tersebut!

Jawaban:

Rasa ingin tahu adalah kualitas yang terkait dengan pemikiran ingin tahu seperti

eksplorasi, penyelidikan, dan pembelajaran. Rasa ingin tahu sangat terkait dengan

semua aspek perkembangan manusia, yang berasal dari proses belajar dan keinginan

untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan.


Rasa ingin tahu adalah suatu dorongan atau hasrat untuk lebih mengerti suatu

hal yang sebelumnya kurang atau tidak kita ketahui (Nasoetion dalam Hadi & Permata,

2013: 3). Rasa ingin tahu biasanya berkembang apabila melihat keadaan diri sendiri

atau keadaan sekeliling yang menarik. Dari pengertian ini, berarti untuk memiliki rasa

ingin tahu yang besar, syaratnya seseorang harus tertarik pada suatu hal yang belum

diketahui. Keterkaitan itu ditandai dengan adanya proses yang berpikir aktif, yakni

digunakannya semua panca indera yang kita miliki secara maksimal. Pengaktifan bisa

diawali dengan pengamatan melalui mata atau mendengar informasi dari orang lain.

Saat mendapatkan data dari berbagai sumber, maka kaitkan data tersebut satu sama lain

sehingga menimbulkan suatu fenomena, yakni sembarang objek yang memiliki

karakteristik yang dapat diamati.

Sulistyowati (2012: 74) menyatakan bahwa rasa ingin tahu adalah sikap dan

tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa

yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. Binson (2009) memberikan definisi curiosity

sebagai kecenderungan untuk bertanya, menyelidiki dan mencari setelah mendapatkan

pengetahuan. Kecenderungan untuk bertanya, menyelidiki, dan mencari merupakan

suatu kerangka berpikir mengenai sikap ingin tahu yang lebih mendalam mengenai

sesuatu. Dalam Kemendiknas (2010: 10), rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan

yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang

dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

Contoh rasa ingin tahu manusia:

• Selalu bertanya dengan diri sendiri maupun dengan guru

• Selalu menelaah informasi maupun ilmu yang didapatkan

• Berpikir dinamis dan kritis

• Selalu mencoba hal-hal yang baru


8. Jelaskan pengertian dan makna suatu penalaran!

Jawaban:

Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu kesimpulan

yang berupa pengetahuan. Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan

kegiatan berpikir dan bukan dengan perasaan, meskipun seperti dikatakan Pascal, hati

pun mempunyai logika tersendiri. Penalaran merupakan kegiatan berpikir yang

mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan kebenaran. Adapun ciri-ciri

penalaran adalah sebagai berikut:

Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika. Kegiatan

penalaran merupakan suatu proses berpikir logis (kegiatan berpikir menurut suatu pola

tertentu). Bersifat analitik dalam proses berpikirnya. Penalaran merupakan suatu

kegiatan berpikir yang menyadarkan diri kepada suatu analisis dan kerangka berpikir

yang dipergunakan untuk analisis tersebut adalah logika penalaran yang bersangkutan.

Demi mendapatkan pemahaman yang jelas dari semua objek yang telah

diminati, manusia melakukan tindakan berpikir. Karena rasa ingin tahu, pikiran

mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar semua persoalan yang dihadapi.kegiatan

poko dalam pikiran manusia adalah “penalaran”, yakni rangkaian proses pikiran dalam

menyimpulkan dari hal-hal yang sebelumnya telah diketahui. Ada tiga bentuk

penalaran: Induksi, Deduksi dan Abduksi.

9. Jelaskan dan berikan contoh-contoh kasusnya, mengapa segala sesuatu yang

tidak logis harus kita tinggalkan!

Jawaban:

Sesuatu yang tidak logis harus ditinggalkan karena akan mengganggu cara

berpikir manusia yang berakibat pula pada aktifitas sehari-harinya. Contoh kasus
penggandaan uang yang terjadi di Malang, Jawa Timur. Untuk meyakinkan, pelaku AS

meminta korbannya datang ke rumahnya dengan membawa uang sebagai percobaan.

Dia menjanjikan uang tersebut bisa digandakan hingga Rp500 juta. Pelaku

mempraktikkan ritual penggandaan uang itu di rumahnya pada 7 Desember 2021.

Padahal sudah jelas praktik tersebut diluar nalar atau tidak logis tetapi masih saja ada

orang-orang yang mempercayainya. Sehingga dengan percaya sesuatu yang tidak logis

berdasarkan contoh kasus ini dapat mendatangkan kerugian besar. Oleh karena itu

sesuatu yang tidak logis lebih baik ditinggalkan.

10. Jelaskan dan berikan contoh-contohnya logika berpikir secara induktif!

Jawaban:

Logika berpikir secara induktif merupakan proses penarikan kesimpulan dari

hal yang bersifat khusus menjadi hal yang bersifat umum. Penalaran infuktif biasanya

mengambil kesimpulan dari premis umum seperti pengamatan, data, atau fakta.

Kemudian mengambil kesimpulan dengan spesifik atau hipotesis. Contoh dari

penalaran indduktif, yakni:

Contoh 1

Premis 1: Hewan membutuhkan makanan

Premis 2: Tumbuhan membutuhkan makanan

Premis 3: Manusia membutuhkan makanan

Kesimpulan: Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan

Contoh 2

Premis 1: Sapi mempunyai mata

Premis 2: Perkutut mempunyai mata

Premis 3: Ular mempunyai mata


Kesimpulan: Setiap hewan mempunyai mata

11. Jelaskan dan berikan contoh-contohnya logika berpikir secara deduktif!

Jawaban:

Logika berpikir secara deduktif merupakan proses nalar yang menarik

kesimpulan yang bersifat khusus dari hal-hal yang bersifat umum. Nilai kebenaran

dalam penalaran deduktif bersifat mutlak benar atau salah dan tidak keduannya

bersama-sama. Umumnya penalaran deduktif mengambil kesimpulan secara logis

berdasarkan premis yang ditemukan. Premis adalah asumsi, pemikiran, dan landasan

kesimpulan yang dianggap benar. Beberapa contohnya sebagai berikut:

Contoh 1

Premis 1: Hamdan suka mengonsumsi makanan bergizi.

Premis 2: Orang yang suka mengonsumsi makanan bergizi, tubuhnya sehat.

Kesimpulan: Hamdan mempunyai tubuh yang sehat.

Contoh 2

Premis 1: Setiap hewan adalah makhluk hidup.

Premis 2: Jerapah adalah hewan

Kesimpulan: Jerapah adalah makhluk hidup

12. Jelaskan apa saja kesimpulan saudara setelah mempelajari Filsafat Ilmu ini!

Jawaban:

Dengan adanya pelajaran tentang Filsafat Ilmu ini memberikan peningkatan ilmu

pengetahuan terutama tentang hakikat ilmu itu sendiri. Dan mampu memikirkan suatu

masalah secara mendalam dan kritis, dapat membentuk argumen dalam bentuk lisan

maupun tulisan secara sistematis dan kritis, serta mengkomunikasikan ide secara
efektif. Selain dengan mendalami filsafat dengan baik dan benar, tentu dapat

menyesuaikan diri dengan keadaan yang ada.

Anda mungkin juga menyukai