Anda di halaman 1dari 14

TUGAS LK 1.

2
Sunadar, S.Si Intan M.S

N. Friesda JF Susy Hilza F, S.Si

Sarika Rima M Dyan Permana


• Terdapat siswa ABK yang mengalami kesulitan dalam
mengikuti proses pembelajaran bersama siswa-siswa
yang normal dalam satu kelas. Disisi lain, siswa yang
normal merasa bosan dan jenuh karena ketuntasan
proses pembelajaran yang terhambat dan lambat.
• Siswa penderita Epilepsi
• Siswa ABK pengidap autis
• idiot/IQ rendah
• Siswa ABK dengan Trauma Pasca kecelakaan
• Siswa Tuna daksa yang tidak memiliki Lengan dan
kaki
Siswa-siswa yang berstatus ABK memiliki kendala memahami pelajaran karena adanya
sikap introvert terhadap diri sendiri dan keterbatasan diri sehingga sedikit menyulitkan
mengikuti pembelajaran secara normal. Kondisi ini diperparah lagi dengan sikap
sebagian para siswa yang tidak sabar atas sikap guru yang sabar dan memberikan
perhatian terfokus sehingga ketuntasan proses pembelajaran mengalami keterlambatan.
1. Siswa menderita cacat fisik ”tidak punya kedua
tangan
5. pernah mengalami kecelakaan tragis dan traumatis
6. penyakit tersebut bisa menyebabkan
kejang jika si anak terlalu berat berpikir
Terkait dengan kondisi yang kronis tersebut, anak tersebut membutuhkan perawatan
kesehatan serta pelayanan lainnya termasuk layanan pendidikan yang lebih dari anak lain
pada umumnya. Layanan untuk anak berkebutuhan khusus berusaha menjembatani hambatan
yang dialami anak dan memanfaatkan potensi anak untuk dapat mengakses kesempatan
hidup sebesar-besarnya. Layanan diberikan dengan berorientasi pada prinsip
mempertimbangkan kesamaan masing-masing tipe anak berkebutuhan khusus dan juga
perbedaan individual dari masing-masing tipe tersebut, menjaga sikap optimis untuk dapat
memberi layanan baik pendidikan, medis, psikologis, maupun upayaupaya pencegahan,
mengedepankan potensi anak daripada fokus pada hambatan mereka, dan memandang bahwa
kebutuhan khusus bukanlah hambatan melainkan kurangnya kesempatan anak untuk
melakukan sesuatu yang orang lain pada umumnya mampu lakukan, baik dalam hal tingkat
kematangan (emosi, mental, dan atau fisik), kesempatan yang diberikan masyarakat kepada
mereka untuk hidup ‘normal’, dan pengajaran atau pendidikan sesuai hak yang seharusnya
mereka dapatkan (Hallahan & Kauffman, 2006).
1. pembelajaran berdiferensiasi merupakan penyesuaian terhadap minat, preferensi belajar,
kesiapan siswa agar tercapai peningkatan hasil belajar Marlina (2019).
2. Layanan pendidikan khusus mungkin diperlukan oleh anak-anak dengan epilepsi karena beberapa
masalah belajar dan perilaku yang mereka alami (Orelove et al., 2007; Reilly & Ballantine, 2011).
3. Anak-anak dengan epilepsi mengalami kesulitan belajar di sekolah (Chen et al., 2010) dan memiliki
prestasi akademik yang lebih rendah dibandingkan dengan anak- anak lainnya (Swiderska et al.,
2010).
2. Mengidap autis
3. idiot/IQ rendah
Menurut Novita sari (2017) dalam jurnal berjudul Deskripsi proses pembelajaran matematika
pada ada berkebutuhan khusus (ABK) autis di kelas VIII inklusi SMP N 6 Kota Jambi, bahkan
beberapa guru belum mampu untuk mengidentifikasi dan membimbing siswa terbelakang
seperti autis untuk mencapai tingkat yang optimal. Untuk memastikan hal ini kita perlu
memberikan program pendidikan khusus bagi anak-anak seperti anak dalam kategori autis
Guru harus memiliki kesiapan dalam memahami karakteristik siswa autis secara umum dan
merencanakan pembelajaran yang tertuang di RPP yang sama antara siswa reguler dan siswa
autis dengan tetap memperhatikan karakteristik siswa autis.
Guru melakukan pengkondisian dengan mempersiapkan siswa secara fisik dan psikis.
Penggunaan model, metode, media pembelajaran disamakan antara siswa reguler dan siswa
autis. Dalam pelaksanaan ada metode yang sudah dapat mengakomodir siswa reguler dan siswa
autis, namun masih ada metode yang membuat siswa autis mengalami hambatan dalam belajar.
siswa ABK Tuna Daksa Yang tidak memiliki Tangan
dan kaki
• Keluarga yang selalu memanjakan dan tidak membiasakan
siswa tersebut mandiri sejak dini

• Lingkungan yang sellau memberikan perhatian lebih atas


dasar kemanusian

• Kebiasaan yang selalu mentolerir


Cara Mengajar Anak Berkebutuhan Khusus yang Tepat dan Mudah
• Mengajar dengan Efisien.
• Menggunakan Nada Bicara yang Jelas dan Positif.
• Belajar Sambil Bercerita.
• Mengajar dengan Audio Visual.
• Menggunakan Analisis Tugas.
• Menggunakan Materi yang Sifatnya Akademik Fungsional dan
Kemandirian.
Agus, 2021

Anda mungkin juga menyukai