Anda di halaman 1dari 12

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif korelasi dengan

pendekatan cross sectional study yaitu pengumpulan data variabel independen

dan variabel dependen dilakukan pada waktu bersamaan atau pada satu waktu

(Nursalam 2015). Variabel independen dalam penelitian ini adalah Usia,

Pengalaman, Dukungan, Jenis Kelamin dan Pendidikan sedangkan variabel

dependen dalam penelitian ini adalah Tingkat Kecemasan pada Pasien

Preoperasi bedah mayor.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di ruangan Al-Bayan RSUD Meuraxa Kota

Banda.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Desember

2021.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Nursalam (2015) populasi merupakan suatu subjek yang memenuhi

semua kriteria yang ditentukan oleh peneliti. Populasi dalam penelitian

ini adalah semua yang di operasi dengan Pembedahan Mayor di Rumah

Sakit Umum Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh. Pasien yang dilakukan

35
36

Pembedahan Mayor di bulan Oktober 2021 berjumlah 110 orang.

3.3.2 Sampel Penelitian.

Nursalam (2015) mengatakan sampel merupakan bagian dari populasi

yang digunakan sebagai subjek penelitian. Sampel dalam penelitian ini

adalah Seluruh pasien operasi dengan pembedahan mayor.

Berdasarkan jumlah populasi, maka sample diambil menggunakan

rumus Slovin dengan derajat kepercayaan 0.05 :

N
n=
1+ N (e 2)

Dimana :

N : Besar populasi

n : Besar sampel

e : Tingkat kepercayaan/ ketepatan yang diinginkan (0,052).

110
n= 2
1+ 110(0,05 )

110
n =
1+ 110(0,0025)

110
n =
1.275

n = 86

Maka sampel pada penelitian ini adalah 86 pasien yang akan dilakukan

pembedahan mayor.

Adapun teknik pengambil sampel dengan purposive sampling. Purposive

sampling menurut Sugiyono adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012 (Sugiono 2018), yang disini sampel


37

berjumlah 86 sampel.

Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini, yaitu:

1. Kriteria inklusi

a. Pasien yang akan melakukan pembedahan mayor

b. Berusia 15 s/d 65 Tahun

c. Kooperatif

d. Tidak mengalami gangguan komunikasi

e. Tidak mengalami gangguan jiwa

f. Tidak mempunyai penyakit sistemik

g. Bersedia menjadi responden penelitian dan juga menyetujui informed

consent.

2. Kriteria Eklusi

a. Pasien anak di bawah 15 tahun / di atas 65 tahun

b. Tidak bersedia di wawancara

c. penurunan kesadaran

3.4 Definisi Operasional


38

Tabel 3.1
Definisi Operasional ”Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Bedah mayor”

Variabel Definisi Cara Alat ukur Skala Hasil ukur


operasional Ukur ukur
Variabel Independen
Usia responden Kuesioner Ordinal 1. 15-20
terhitung sejak Wawancara
Usia lahir hingga 2. 21-40
ulang tahun
terakhir. 3. 41-65
Suatu peristiwa Wawancara Kuesioner Nominal 1. ya, jika
dimana pasien responden pernah
pernah menjalani operasi
menjalani sebelumnya
tindakan 2. Tidak, jika
Pengala operasi responden belum
man sebelumnya pernah menjalani
operasi
sebelumnya
Support Wawancara Kuesioner Nominal 1. ya, jika
sistem yang didampingi
diberikan keluarga/tem an
keluarga yang 2. Tidak, jika
mengurangi tidak
kecemasan Didampingi
Dukungan responden, keluarga /teman
Keluarga dimulai saat
pasien masuk
rumah sakit
sampai
Jenis Gender adalah Wawancara Kuesioner Nominal 1. Laki-laki
kelamin perbedaan
peluang, peran, 2. perempuan
dan tanggung
jawab antara
laki-laki &
perempuan
sebagai hasil
39

konstruksi
sosial dalam
kehidupan
berkeluarga
dan
bermasyarakat.
Pendidikan Tingkat Wawancara Kuesioner Ordinal 1. Rendah , jika
pendidikan tamat SMP
terakhir. kebawah
2. Sedang, jika
SMA
3. Tinggi, jika
Perguruan
Tinggi
Variabel Dependen
Tingkat Tingka Wawancara Kuisioner Ordinal 1. Tidak ada
kecemasan kecemasan Alat ukur kecemasan, jika
pasien operasi kuesioner skor < 14
adalah derajat ini telah 2. Kecemasan
kecemasan dikembang Ringan, jika
yang kan dari skor 14-20
menggambark kuesioner 3. Kecemasan
an perasaan yang dibuat Sedang, jika 21-
takut atau oleh Prof. 27
tidak tenang Dr.H. 4. Kecemasan Berat,
yang dialami Dadang jika skor
oleh pasien Hawari, 28- 41
sebelum Psikiater 5. kecemasan Berat
menjalani Sekali,
operasi jika skor 42-56
pembedahan
mayor

3.5 Instrumen Penelitian

Instrument adalah alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu

metode (Arikunto, 2016). Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data

adalah dengan menggunakan angket atau kuesioner. Data dikumpulkan


40

dengan cara menyebarkan kuesioner kepada para responden. Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya sesuai dengan permintaan pengguna (Ridwan, 2015).

3.5.1 Kuesioner karakteristik Responden

Kuesioner ini berisi data umun responden dan merupakan faktor-

faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan antara lain

meliputi Usia, Dukungan, Pengalaman, Jenis Kelamin dan Pendidikan.

3.5.2 Kuesioner Tingkat Kecemasan

Peneliti menggunakan alat akur yaitu kuesioner yang berisikan

manifestasi klinis kecemasan, kuesioner ini dikembangkan peneliti dari

kuesioner yang ditulis oleh Hawari (2011). Pengumpulan data dilakukan

melalui wawancara, untuk mengukur derajat kecemasan seseorang apakah

ringan, sedang, berat atau berat sekali peneliti menggunakan alat ukur

kecemasan yang di kenal dengan nama Hamilton Rating For Anxiety (HRS-

A) yang diadopsi dari Kuraisin (2014). Alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok

gejala yang masing-masing kelompok dirinci lagi dengan dengan gejala yang

lebih spesifik. Masing-masing kelompok gejala diberi penilaian angka (score)

antara 0-4, yang artinya adalah:

Nilai 0= tidak ada gejala

1= gejala ringan

2= gejala sedang

3=gejala berat

4= gejala sangat berat.

Masing-masing nilai angka (score) dari ke 14 kelompok gejala


41

tersebut dijumlahkan dan dari hasil penjumlah tersebut dapat diketahui

derajat kecemasan seseorang, yaitu:

Total nilai: kurang dari 14 = tidak ada kecemasan

14-20 = kecemasan ringan

21-27 = kecemasan sedang

28-41 = kecemasan berat

42-56 = kecemasan berat sekali.

3.6 Uji Validitas dan Reabilitas

3.6.1 Uji Validitas

Uji validitas adalah sesuatu yang menunjukkan tingkat

kevaliditasannya suatu instrument. Suatu pernyataan dikatakan valid

atau bermakna sebagai alat pengumpulan data bila korelasi hasil hitung

(r-hitung) lebih besar dari angka kritik nilai korelasi (r-tabel) pada taraf

signifikansi 95%. Uji validitas dilakukan menggunakan SPSS dengan

ketentuan kuesioner dinyatakan valid jika nilai r-hitung variabel

dengan r-tabel dapat dilihat pada kolom item-riset correlation. Uji

Validitas Kuesioner telah dilakukan oleh Kuraisin (2014).

3.6.2 Uji Reabilitas

Reabilitas dilakukan dengan tujuan untuk melihat bahwa suatu

instrumen cukup dapat dipercaya dan bisa digunakan sebagai alat

pengumpulan data karena instrument tersebut sudah sesuai. Teknik

yang digunakan untuk menguji kuesioner penelitian yaitu teknik

cronbach alpha dengan menggunakan SPSS yaitu dengan menguji


42

coba instrument kepada sekolompok responden pada satu kali

pengukuran. Reabilitas suatu variabel dikatakan baik jika nilai

Cronbach alpha >0,60. Kuraisin (2014).

3.7 Prosedur Penelitian

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu:

1. Proses penelitian ini dimulai dari pengurusan administrasi, setelah itu

pembuatan surat di STIKes untuk mendapatkan izin penelitian.

2. Datang ke RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh mengantarkan surat izin

penelitian.

3. Meminta izin penelitian di RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh untuk

penelitian terhadap Pasien yang di rawat di ruang Rawat

4. Menanyakan kepada Pasien untuk bersedia menjadi responden

5. Tahap pengambilan data dilakukan secara tatap muka oleh peneliti,

pertama kali peneliti menjumpai satu persatu pasien yang di rawat di

RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh kemudian berkomunikasi untuk

meminta kesediaan menjadi responden lalu berwawancara atau bertanya

sebagaimana pertanyaan yang terdapat dalam kuesionar penelitian.

3.8 Rancangan Pengolahan Data

3.8.1 Editing (pemeriksaan data)

Langkah pertama dalam pengolahan data yaitu editing. Peneliti

awalnya melakukan pengumpulan data dari pasien di ruangan Al-

Bayan RSUD Meuraxa Kota Banda. Setelah adanya pengumpulan data

dengan menggunakan kuesioner yang diisi oleh responden selanjutnya


43

peneliti melakukan proses editing dengan melakukan pemeriksaan

terhadap kuesioner yang telah diisi oleh responden. Kuesioner harus

sesuai dengan jumlah responden dan nomor responden yang telah

ditentukan pada saat peneliti melakukan penelitian. Kemudian peneliti

juga memastikan kembali kelengkapan jawaban data kuesioner yang

telah diisi oleh responden dan memastikan semua pertanyaan telah

dijawab dengan baik.

3.8.2 Coding (pemberian kode)

Setelah proses editing selesai, peneliti selanjutnya melakukan tahap

pengolahan data yang kedua yaitu proses coding. Pada proses coding

peneliti melakukan pengkodean kepada masing-masing kategori atau

jawaban yang diberikan oleh responden dengan cara mengubah data

berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka/bilangan yaitu sebagai

berikut:

3.8.3 Entry (memasukan data)

Setelah proses coding selesai peneliti selanjutnya melakukan tahap

pengolahan data yang ketiga yaitu proses entry. Proses entry dilakukan

dengan cara memasukkan jawaban dari masing-masing responden

yang dalam bentuk “kode” (angka) kedalam program atau software

komputer microsoft excel dalam bentuk master tabel. Kemudian

peneliti melakukan pengolahan data dengan menggunakan program

atau software komputerisasi Statistical Product and Service Solution

(SPSS) for windows dan selanjutnya peneliti melanjutkan tahap


44

keempat pengolahan data yaitu tahap tabulating.

3.8.4 Tabulating (penyusunan data)

Setelah proses data entry selesai, peneliti selanjutnya melakukan

tahap pengolahan data data yang keempat yaitu proses tabulating. Pada

langkah ini peneliti awalnya melakukan pengecekan kembali data yang

sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak. Jika tidak terjadinya

kesalahan maka hasil pengolahan data dimasukkan kedalam tabel

sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Pada tahap ini peneliti

juga mengelompokkan data pada tabel sesuai dengan kategorinya

masing-masing. Kemudian peneliti juga mengelompokkan jawaban-

jawaban responden berdasarkan kategori yang telah dibuat untuk setiap

sub variabel dan selanjutnya dimasukkan kedalam tabel distribusi

frekuensi untuk memudahkan menginterpretasikan hasil penelitian

yang telah didapatkan.

3.9 Rancangan Analisi Data

3.9.1 Analisis Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan dan

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian, bentuk

analisis univariat tergantung dari dari jenis data (Dharma, 2011).


45

Analisa univariat pada penelitian ini adalah karakteristik responden

yang mencakup : response time dan kepuasan pasien.

Selanjutnya setiap variabel yang ada di kelompokkan ke dalam

kategori masing-masing, disajikan dalam tabel distribusi frekuensi,

dengan menggunakan rumus berikut :

fi
P= ×100 %
n

Keterangan :

P : Angka presentase

f i: Frekuensi teramati

n : Jumlah responden yang menjadi sampel

3.9.2 Analisis Bivariat

Analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan

atau berkorelasi.25 Analisis ini dilakukan untuk mengetahui hubungan dua

variabel. Untuk mengetahui hubungan tersebut penulis menggunakan uji statistic

Chi-Square. Chi Square adalah salah satu jenis uji komparatif non parametris

yang dilakukan pada dua variabel, di mana skala data kedua variabel adalah

nominal.

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan tabel silang yang dikenal

dengan tabel baris kali kolom (b × k) dengan derajat kebebasan (df) yang sesuai

dan tingkat kemaknaan 5% (α = 0,05). Skor diperoleh dengan menggunakan

metode uji Chi-Square test (ײ) dengan rumus berikut:


46

(0−E )2
x =∑
2

Keterangan :

X2= nilai chi square

O= frekuensi yang diobservasi

E= frekuensi yang diharapkan

Perhitungan statistik untuk analisa tersebut dilakukan dengan

menggunakan perangkat komputer maka hasil yang diperoleh diinterprestasikan

menggunakan nilai probabilitas dengan keputusan tabel kontigensi b x k dapat

dilihat pada kolom value baris pearson Chi-square, untuk tabel kontigensi 2 x 2

dimana tidak terdapat sel yang kurang dari 5 dapat dilihat nilai p-value pada

kolom asymp. Sig (2-sided) baris pearson Chi-square dan untuk tabel kontigensi 2

x 2 dimana terdapat sel yang kurang dari 5 dapat dilihat nilai p-value pada baris

fisher’s Exact Text kolom Exact sig (2-sided) maka jika p-value >0,05 maka Ho

diterima sedangkan jika p-value < 0,05 Ho ditolak (Dharma, 2011).

Anda mungkin juga menyukai