Program Kerja Bimbingan Konseling 2
Program Kerja Bimbingan Konseling 2
Program Kerja Bimbingan Konseling 2
BAB I
PENDAHULUAN
Pengantar
Program bimbingan dan konseling (BK) merupakan bagian yang terpadu dari
bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh kegiatan yang diarahkan kepada
kepada upaya yang memfasilitasi siswa asuh mengenal dan menerima dirinya sendiri
serta lingkungannya secara positif dan dinamis, dan mampu mengambil keputusan
yang bertanggung jawab, mengembangkan serta mewujudkan diri secara efektif dan
produktif, sesuai dengan peranan yang diinginkan di masa depan serta menyangkut
upaya memfasilitasi peserta didik agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau
Peserta didik sebagai individu sedang berada dalam proses berkembang atau
mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan
itu terdapat suatu keniscayaan bahwa proses perkembangan individu tidak selalu
berlangsung secara mulus, atau steril dari masalah. Dengan kata lain, proses
perkembangan itu tidak selalu berjalan dalam alur linier, lurus, atau searah dengan
potensi, harapan dan nilai-nilai yang dianut. Untuk itulah perlu disusun suatu
program bimbingan dan konseling yang dirancang secara baik agar mampu
Kompetensi
Kompetensi yang diharapkan dari paparan mata taran ini adalah agar guru
konseling.
Dengan paparan mata tataran ini diharapkan guru pembimbing mampu :
dan guru
· Memilih dan menetapkan strategi, pendekatan, atau teknik secara adekuat
· Merumuskan materi layanan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
program sekolah
program
konseling
evaluasi
Strategi
1. Ceramah
3. Simulasi
5. Refleksi
BAB II
Program bimbingan dan konseling (BK) merupakan isi dari keseluruhan
terkoordinasi selama periode waktu tertentu dan dilakukan secara kait mengait untuk
mencapai tujuan.
yang akan dilaksanakan pada periode waktu tertentu, seperti periode bulanan,
sumber dalam pola yang terintegrasi serta urutan tindakan kegiatan yang
terlaksana dengan lancar, efektif dan efisien, serta hasil-hasilnya dapat dinilai.
tujuan penyusunan program bimbingan dan konseling adalah adanya kejelasan arah
program bimbingan dan konseling ialah agar Guru Pembimbing memiliki pedoman
yang pasti dan jelas, sehingga kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah dapat
terlaksana dengan lancar, efektif dan efisien, serta hasil-hasilnya dapat dinilai.
Program bimbingan dan konseling tersebut hendaknya dibuat secara tertulis
guru, staf sekolah lainnya, serta pimpinan sekolah, untuk selanjutnya menjadi
rambu-rambu bagi kerja sama antara Guru Pembimbing dengan semua personil-
Program bimbingan dan konseling disusun dan dikembangkan didasarkan
atas pertimbangan bahwa program yang disusun dengan baik akan memberikan
banyak keuntungan, baik bagi para siswa yang mendapat layanan bimbingan dan
mengetahui pula bilamana dan dimana harus bertindak, dalam pada itu Guru
bimbingan yang direncanakan dengan baik dan terinci, akan memberikan banyak
(a) memungkinkan para petugas bimbingan menghemat waktu, usaha, biaya dengan
menguntungkan,
dan menyeluruh, baik dalam kesempatan ataupun dalam jenis pelayanan bimbingan
yang diperlukan,
mengetahui bagaimana dan dimana mereka harus melakukan upaya secara tepat,
(d) memungkinkan para petugas untuk menghayati pengalaman yang berguna untuk
D. Unsur dan Syarat Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling
unsur yang harus diperhatikan dan menjadi isi program bimbingan dan konseling
meliputi : kebutuhan siswa, jumlah siswa yang dibimbing, kegiatan di dalam dan di
luar jam belajar sekolah, jenis bidang bimbingan dan jenis layanan, volume kegiatan
BK, dan frekuensi layanan terhadap siswa. Sedangkan syarat-syarat yang harus
berikut:
(a) Berdasarkan kebutuhan bagi pengembangan peserta didik sesuai dengan kondisi
(c) Sistematik, dalam arti program disusun menurut urutan logis, tersinkronisasi
dengan menghindari tumpang tindih yang tidak perlu, serta dibagi-bagi secara logis.
(d) Terbuka dan luwes, artinya mudah menerima masukan untuk pengembangan dan
(e) Memungkinkan kerja sama dengan fihak yang terkait dalam rangka sebesar-
Sedangkan menurut Kaufan, F. W. Miller dalam Natawidjaja menyebutkan
bahwa suatu program dikatakan baik jika memenuhi persyaratan sebagai berikut :
pelaksanaannya.
yang bersangkutan.
10. Berlangsung sejalan dengan proses penilaian diri, baik mengenai program itu
pelaksanaanya.
pelayanan bimbingan.
E. Tahap-tahap Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling
Suatu program hendaknya disusun dengan baik. Untuk menyusun suatu
g. Mengadakan evaluasi terhadap perencanaan yang mencakup (a) untuk melihat
sejauh mana tujuan-tujuan yang telah dicapai, dan (b) untuk melihat sejauh mana
langkah penyusunan program bimbingan dan konseling yang baik agar efektif, ada
(b) Studi mengenal layanan bimbingan yang telah ada dan mengembangkan
pedoman kegiatan untuk layanan yang baru atau layanan yang diperbaharui lagi,
(e) Seleksi tipe organisasi bimbingan dan konseling dan menetapkan peranan
tenaga pelaksana,
(h) Pemeliharaan catatan dan laporan yang memadai dalam seluruh kegiatan
di atas, maka dalam penyusunan program bimbingan dan konseling ada beberapa
aspek yang seharusnya mendapatkan penekanan, yaitu (a) tujuan, (b) kebutuhan-
kebutuhan siswa, (c) materi dan kegiatan layanan yang diberikan, (d) kegiatan
evaluasi, (d) sumber daya manusia, dan (e) sarana dan prasarana.
Program bimbingan dan konseling yang perlu dibuat guru pembimbing guna
untuk kurun waktu satu semester tertentu dalam satu tahun ajaran.
untuk kurun waktu satu tahun tertentu dalam satu jenjang sekolah.
Kelima jenis program tersebut satu sama lain saring terkait. Program tahunan
program bulanan, program bulanan didalam meliputi agenda mingguan, dan agenda
mingguan didalamnya meliputi agenda harian. Agenda harian ini merupakan jabaran
dari agenda mingguan guru pembimbing pada kelas yang diasuhnya. Agenda ini
dibuat secara tertulis pada buku agenda yang berupa satuan layanan dan atau satuan
pendukung.
Program bimbingan dan konseling untuk setiap periode disusun dengan
memperhatikan unsur-unsur :
1. Kebutuhan siswa yang diketahui melalui pengungkapan masalah dan data yang
Guru Pembimbing 150 orang (minimal) sampai 225 orang (maksimal) sesuai
SKB Mendikbud dan Kepala BAKN No. 0433/P/1993 dan No. 25 tahun 1993.
Kepala Sekolah yang berasal dari Guru Pembimbing 40 orang, dan Wakil Kepala
6. Volume kegiatan yang diperkirakan antara 4% s.d. 25% pada kegiatan berikut
layanan konsultasi, dan layanan mediasi. Dan kegiatan pendukung terdiri : aplikasi
instrumentasi, himpunan data *), konferensi kasus, kunjungan rumah, dan alih
Kegiatan ini semua tergantung pada kondisi sekolah, kebutuhan dan masalah.
7. Frekuensi layanan : guru pembimbing dalam satu minggu wajib memberikan
8. Lama kegiatan : setiap kegiatan (kegiatan layanan dan pendukung) berlangsung
(2) di luar jam pelajaran sekolah sampai 50 % dari seluruh kegiatan bimbingan dan
konseling, sesuai dengan SK Mendikbud No. 025/ O/1995 (lihat Lampiran 1), untuk
10. Kegiatan khusus : pada semester pertama setiap tahun ajaran baru
baru.
11. Ekuifalensi : setiap kali penyelenggaraan jenis layanan/kegiatan pendukung
bimbingan dan konseling diakui setara dengan 2 jam pelajaran. Dengan demikian
BAB III
Analisis Kebutuhan
Sebelum merumuskan program bimbingan dan konseling, ada dua hal yang perlu
mengkaji kebutuhan atau masalah peserta didik yang nyata di lapangan, dan (2)
mengkaji harapan peserta didik, sekolah dan masyarakat terhadap materi bimbingan
dan konseling. Kebutuhan atau masalah siswa dapat diidentifikasi melalui (1)
kedisiplinan, dan tanggung jawab); dan (2) harapan peserta didik, sekolah, dan
silabus.
Perumusan Tujuan
atau sesuatu yang ingin dicapai melalui berbagai kegiatan yang diprogramkan.
Tujuan bimbingan dan konseling merupakan pernyataan yang menggambarkan
kualitas perilaku atau pribadi siswa yang diharapkan berkembang melalui berbagai
mengetahui materi yang akan diberikan oleh peserta didik melalui analisis
layanan bimbingan dan konseling. Bahan bimbingan dimaksud bisa berupa bahan
bimbingan tertulis maupun bahan bimbingan tidak tertulis. Bahan bimbingan yang
dimaksud adalah seperangkat materi bimbingan dan konseling yang disusun secara
sistematis, menampilkan sosok utuh dari bentuk kompetensi yang ada pada diri
peserta didik sehingga guru pembimbing dapat memberikan perlakuan lebih lanjut
Pengembangan materi merupakan hal penting yang harus dilakukan guru
2. Dapat digunakan sebagai pedoman dalam memberikan layanan bimbingan dan
konseling.
3. Memudahkan bagi peserta didik untuk mempelajari suatu kompetensi tertentu
Agar pengembangan materi bermakna, maka guru pembimbing dituntut
untuk dapat secara kreatif mendesain suatu materi yang memungkinkan peserta
Setelah materi bimbingan dan konseling tersusun maka langkah selanjunya
adalah menentukan kegiatan layanan dan pendukung apa yang akan digunakan