TAHUN 2022
MATA KULIAH : MANAJEMEN LOGISTIK
“MANAJEMEN LOGISTIK GAS MEDIS”
Dosen : Prof. Dr. Purnawan Junadi, MPH., Ph.D dan Dr. Vitrie Winastri, SH., MARS
Disusun Oleh :
Retno Arimby 2106677880
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "MANAJEMEN LOGISTIK GAS MEDIS"
dengan tepat waktu.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung kelancaran
penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
sehingga penulis sangat mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan di masa
mendatang. Meskipun makalah ini hanya sederhana namun semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca..
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Ciri- ciri utama logistik adalah integrasi berbagai dimensi dan tuntutan terhadap perpindahan
(movement) dan penyimpanan (storage) yang strategis (Bowersox,2004)
Berikut uraian lebih jelas mengenai fungsi-fungsi kegiatan dalam manejemen logistik, diantaranya:
1. Fugsi Perencanaan dan Penentuan Kebutuhan
Menurut PMK no.58 tahun 2014, perencanaan kebutuhan merupakan kegiatan untuk menentukan
jumlah dan periode pengadaan persediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai sesuai
dengan hasil kegaitan pemilihan untuk mencapai terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat
waktu dan efisien.
Perencanaan obat dilakukan untuk menghindari kekosongan dengan menggunakan metode dan dasar-
dasar perencanaan yang telah ditentukan antara lain konsumsi, epidemiologi/morbiditas, kombinasi
metode konsumsi dan epidemiologi dan disesuaikan dengan anggaran.Perencanaan biasanya
dilakukan bulanan atau mingguan untuk mengendalikan persediaan dan tempat distribusi.
2. Fungsi Penganggaran
Merupakan usaha untuk merumuskan perincian penentuan kebutuhuan dalam suatu skala standar,
yakni skala mata uang serta jumlah biaya dengan memperhatikan pengarahan dan pembatasan yang
berlaku terhadapnya (Aditama, 2003). Anggaran biasanya dipakai dalam periode satu tahun yang
berisi ramalan pendapatan yang akan diterima dan engeluaran yang terjadi pada tahun mendatang.
3. Fungsi Pengadaan
Merupakan usaha dan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan operasional yang telah digariskan
dalam fungsi perencanaan, penentuan kepada instansi- instansi pelaksana (Aditama,
2003).Menurut PMK tahun 2004 pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan
kebutuhan yang telah direncanakan. Proses pengadaan yang baik adalah:
Mendapatkan obat dengan benar dengan jumlah yang benar b. Harga pembelian yang
serendah mungkin
Kualitas sesuai standar yang dipersyaratkan
Pelayanan dan kualitas supplier dapat dipercaya
Pengaturan waktu pengiriman (mencegah kekosongan stok)
4. Fungsi Penerimaan dan Penyimpanan
Menurut keputusan Mentri Kesehatan Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang standar pelayanan
farmasi dirumah sakit, penerimaan merupakan kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi yang
telah diadakan sesuai dengan aturan kefarmasian, melalui pembelian langsung, tender, konsinyasi atau
sumbangan.Semua perbekalan farmasi yang diterima harus diperiksa sesuai dengan spesifikasi pada
order pembelian dan dalam penerimaan tersebut tenaga farmasi harus terlibat. Setelah persediaan
farmasi diterima dan sudah dilakukan pemeriksaan segera disimpan diruang penyimpanan yang sesuai
standar.
5. Fungsi Penyaluran
Kegiatan distribusi merupakan lanjutan dari proses penyimpanan. Pendistribusian merupakan
pemindahan barang dari tempat penyimpanan ke tempat pemakai.
6. Fungsi Pemeliharaan
Merupakan usaha atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi teknis, daya guna, dan
daya hasil barang inventaris (Aditama,2003). Pemeliharaan terdiri dari dua katagori yaitu
pemeliharaan korektif dan pemeliharaan preventif.
7. Fungsi Penghapusan
Penghapusan merupakan kegiatan kegiatan penyelesaian terhadap perbekalan farmasi yang
tidak terpakai dikarenakan kedaluarsa, rusak, mutu tidak memenuhi standar dengan cara
membuat usulan penghapusan perbeklan farmasi kepada pihak yang terkait sesuai dengan
prosedur yang berlaku. Tujuan penghapusan adalah untuk menjamin perbekalan farmasi yang
sudah tidak memenuhi syarat dikelola sesuai standar yang berlaku.
8. Fungsi Pengawasan
Fungsi ini merupakan fungsi inti dari pengelolaan perlengkapan yang meliputi usaha untuk
memonitor dan mengamankan keseluruhan pengelolaan logistic (Aditama, 2003). Semua
kegiatan dalam siklus logistik harus dilakukan pengawasan mulai dari fungsi perencanaan
dan penentuan kebutuhan, penganggaran, pengadaan, penerimaan dan penyimpanan,
penyaluran, pemeliharaan, dan penghapusan.
Gas medis adalah gas dengan spesifikasi khusus yang dipergunakan untuk pelayanan medis
pada sarana kesehatan. Jenis Gas Medis yang dapat digunakan pada sarana pelayanan kesehatan
meliputi : Oxygen (O2); Nitrous Oksida (N2O); Nitrogen (N2); Karbon dioksida (CO2);
Cyclopropana (C3H6); Helium (He); Udara tekan (Compressed Air) (Medical Breathing Air);
danMixture gas. Gas medis yang digunakan di rumah sakit adalah elemen pendukung
kehidupan yang berpengaruh langsung dalam mempertahankan hidup pasien. Oleh karena itu, pada
bagian dimana gas medis digunakan, gas tersebut harus bersih, memiliki kemurnian tinggi dan
tersedia dengan tekanan yang stabil. Salah satu jenis gas medis yang digunakan di rumah sakit
adalah oksigen.
Oksigen adalah suatu zat kimia yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa.
Sejumlah bentuk oksigen dapat ditemukan di alam. Gas ini juga dapat diisolasi dan dijual
dalam bentuk murni untuk berbagai macam kegunaan. Salah satu bentuk kegunaan oksigen
adalah untuk proses respirasi (pernafasan) oleh manusia. Beberapa pasien di rumah sakit juga
sangat membutuhkan oksigen untuk perawatan dan atau proses penyembuhan.
Penggunaan dan penyaluran gas medik dan vakum medik pada fasilitas pelayanan kesehatan
harus memenuhi persyaratan teknis kesehatan agar dapat menjamin keamanan dan keselamatan dalam
pemberian pelayanan kesehatan.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1439/MENKES/SK/XI/2002 tentang Penggunaan Gas
Medis Pada Sarana Pelayanan Kesehatan sudah tidak sesuai dengan perkembangan kebutuhan
pelayanan kesehatan sehingga diterbitkan regulasi baru yaitu Permenkes Nomor 4 tahun 2016 tentang
Penggunaan Gas Medik Dan Vakum Medik Pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Ruang penyimpanan gas medis merupakan sebuah ruangan yang menjadi tempat dari
supply gas medis di suatu rumah sakit. Oksigen di ruangan ini dikemas di dalam tabung dengan
volume tertentu. Jumlah tabung oksigen ini selalu sama setiap pergantiannya sementara jumlah
pasien yang masuk ke rumah sakit setiap hari tidak tentu. Hal ini akan menyebabkan kebutuhan
oksigen yang tidak sama jumlahnya untuk setiap harinya. Mengingat pentingnya oksigen untuk
pasien,sehingga oksigen harus selalu dipantau keberadaannya supaya oksigen tidak habis saat
digunakan.
Penggunaan Gas Medik dan Vakum Medik di fasilitas pelayanan kesehatan dilakukan
melalui:
- Sistem Instalasi Gas Medik dan Vakum Medik;
- tabung Gas Medik;
- Oksigen Konsentrator portabel; dan/atau
- alat Vakum Medik portabel.
Penggunaan Gas Medik wajib dioperasikan oleh petugas fasilitas pelayanan kesehatan yang
memiliki kompetensi di bidang Gas Medik dan Vakum Medik atau menunjuk pihak yang
berkompeten (pasal 6 Permenkes Nomor 4 tahun 2016).
Penggunaan Gas Medik dan Vakum Medik pada fasilitas pelayanan kesehatan harus didokumentasi
dan dievaluasi secara berkala dan berkesinambungan (pasal 7 Permenkes Nomor 4 tahun 2016)
Persyaratan Kualitas dan Spesifikasi Oksigen (O2)
1. kualitas Oksigen dari liquid/pabrikan
standar keluaran tekanan 4 sd 5 bar
komposisi unsur :
- Oksigen pabrikan > 99,5%
- karbon dioksida < 5,0 ppm
- Karbon monoksida < 5 ppm
- Nitrogen <100,0 pp,
- Argon < 0,5 ppm
- Metane < 50,0 ppm
- Nitrogen oksida < 5 ppm
- air < 25,0 ppm
2. Oksigen harus diajuhkan dari minyak, oli, gemuk dan bahan lain yang mudah terbakar.
3. Tabung O2 harus dijauhkan dari suhu panas yang tinggi, karena bisa meledak jika terkena panas
yang tinggi dan dijauhkan dari zat-zat yang dapat menyebabkan terjadinya karatan/kerusakan. Suhu
silinder harus dijaga tidak boleh melampaui 52 Celcius
Persyaratan Tabung Gas Medik
1. Tabung gas memiliki sertifikat test yang masih berlaku.
2. Kepala tabung memiliki segel dan pengaman.
3. Kran / valve tabung mempunyai ulir yang baik dan jenis uliryang berbeda sesuai dengan jenis gas
yaitu :
- Oksigen, ulir dalam
- Nitrous Oxide/Dinitrogen oksida (N2O), ulir luar
- Karbon dioksida, ulir luar
- Udara tekan, ulir dalam
- Nitrogen N2, ulir dalam
4. Tabung baja Gas Medik di cat dengan warna yang berbeda dan diberi label sesuai dengan jenis gas
yaitu :
Oksigen medis berwarna putih
Dinitrogen oksida berwarna biru tua
Karbon dioksida berwarna abu- abu
Nitrogen berwarna hitam
Argon berwarna hijau
Helium bewarna coklat
2. Nitrous Oxide
Formulasi nitrous oxide adalah gas inhalasi yang digunakan sebagai agen anestesi. Umumnya
penggunaan nitrous oxide disertai dengan pemberian oksigen. Nitrous oxide hanya dapat
diadministrasikan oleh tenaga ahli yang berpengalaman di bidang anestesi dengan pengawasan yang
ketat. Penggunaan nitrous oxide diatur pada mesin anestesi. Terdapat flow meter yang mengatur
proporsi dan kecepatan nitrous oxide untuk mempertahankan konsentrasi minimum Oksigen (O2)
21%. Administrasi gas inhalasi ke pasien dapat menggunakan face mask maupun endotracheal
tube yang terpasang melalui intubasi. Selain itu, pasien juga dapat mengadministrasikan sendiri gas
inhalasi melalui demand valvedan mouthpiece saat persalinan atau prosedur minor. Administrasi
nitrous oxide disertai dengan administrasi oksigen dengan perbandingan konsentrasi nitrous
oxide:oksigen sebesar 70%:30% untuk anestesi umum. Konsentrasi 50%:50% juga dapat
dipertimbangkan untuk sedasi yang lebih ringan.
Nitrous oxide disimpan dalam tabung gas. Tabung gas nitrous oxide harus disimpan di tempat
dengan ventilasi yang baik, dalam kondisi bersih dan kering serta jauh dari paparan temperatur yang
ekstrim. Dilarang merokok di dekat tempat penyimpanan gas nitrous oxide.
2. Pendistribusian.
Distribusi gas medis dilayani dengan menggunakan Trolly yang biasa ditempatkan berdekatan dengan
pasien.
Pemakaian gas diatur melalui flowmeter pada regulator.
Regulator harus ditest dan kalibrasi.
Penggunaan gas medis sistem tabung hanya bisa dilakukan satu tabung untuk satu orang.
Tabung gas beserta trolly harus bersih dan memenuhi syarat sanitasi / Hygiene.
3. Perencanaan/Pengadaan
Setiap minggu petugas akan mencatat jumlah stok oksigen dan juga nitrous oxide yang
terdapat di unit dan ruang penyimpanan. Laporan tersebut akan diteruskan ke bagian pengadaan
rumah sakit agar dapat dilakukan pemesanan untuk stok berikutnya .
Setiap hari, petugas juga melakukan pengecekan tabung oksigen di setiap unit. Dan kemudian
ditulis dalam laporan harian. Pencatatan dibagi menjadi 3 shift : pagi, siang, malam. Pengecekan
terhadap regulator juga dilakuan dan apabila ditemukan adanya regulator yang rusak maka akan
disimpan terlebih dahulu untuk kemudian dilaporkan ke bagian umum agar segera dilakukan
perbaikan.
BAB V
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Setelah melakukan pengamatan terkait manajemen logistic di unit gas medis RS Simpangan
Depok, dapat disimpulkan bahwa Manajemen logistik sangat berperan penting bagi rumah sakit
dimana logistik berfungsi untuk membantu kelancaran seluruh kegiatan secara efektif dan efisien.
Tanpa adanya logistik maka seluruh kegiatan pelayanan kepada pasien di rumah sakit akan menjadi
terhambat, mengganggu aktivias pelayanan, jika salah satu ada yang kurang dari logistik maka akan
sangat memperlambat pelayanan di rumah sakit dan sangat sulit dalam memberikan pelayanan yang
baik terhadap pasien sehingga dan dapat menimulkan resiko yang besar.
Terutama dalam hal ini yang sudah dibahas sebelumnya adalah gas medis, oksigen yang salah
satu bentuk kegunaan oksigen adalah untuk proses respirasi (pernafasan) oleh manusia.
Beberapa pasien di rumah sakit juga sangat membutuhkan oksigen untuk perawatan dan atau
proses penyembuhan. Supply gas medis di suatu rumah sakit harus selalu ada karena kebutuhan
oksigen yang tidak sama jumlahnya untuk setiap harinya sementara oksigen ini sangat vital
kegunaanya terutama dalam menunjang kehidupan pasien yang membutuhkan yang berada di ruang
seperti ICU, rawat inap, dan IGD. Mengingat pentingnya oksigen untuk pasien,sehingga oksigen
harus selalu dipantau keberadaannya supaya oksigen tidak habis saat digunakan..
Seperti pada umumnya, manajemen logistic ini juga dimulai dari suatu : perencanaan,
penyimpanan, hingga pendistribusian. Dan juga yang sangat penting dalam rangkaian proses
manajemen ini adalah suatu maintenance dari peralatannya sehingga dapat berfungsi secara maksimal.
3.2 SARAN-REKOMENDASI
Dalam pengamatan yang dilakukan, manajemen gas medis yang telah dilakukan di RS Simpangan
Depok sudah berjalan dengan baik, saran untuk kedepannya hanya untuk dapat mempertahankan yang
baik ini yang telah berjalan dan apabila mungkin dapat ditingkatkan.
3.3 UCAPAN TERUMA KASIH
Terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Purnawan Junadi, MPH., Ph.D dan Dr. Vitrie Winastri, SH., MARS
2. RS Simpangan Depok
LAMPIRAN
LAMPIRAN
LAMPIRAN
1. Alai AN, Ritter KR, Nabili ST, et al. Nitrous oxide. Medscape. 2017. Available at
https://emedicine.medscape.com/article/1413427-overview#a4
4. http://aloekmantara.blogspot.co.id/2015/04/sistem-gas-medik-di-rumah-sakit.html
5. https://digilib.esaunggul.ac.id/gambaran-manajemen-logistik-umum-barang-kebersihan-di-rs-
kanker-dharmais-jakarta-barat-4817.html
6. Jusuf,U., 2016, Perencanaan Instalasi dan Distribusi Gas Medis Rumah Sakit, Aneka Gas
Industri, Bandung.
7. Nila,F.M., 2016, Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 4, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.