Anda di halaman 1dari 24

UJIAN AKHIR SEMESTER

TAHUN 2022
MATA KULIAH : MANAJEMEN LOGISTIK
“MANAJEMEN LOGISTIK GAS MEDIS”
Dosen : Prof. Dr. Purnawan Junadi, MPH., Ph.D dan Dr. Vitrie Winastri, SH., MARS

Disusun Oleh :
Retno Arimby 2106677880

PROGRAM MAGISTER KAJIAN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA
DATA PRIBADI
Nama Retno Arimby
NIM 2106677880
Tempat, tanggal Jombang, 31 Agustus 2022
lahir
Alamat Perum. Cimanggis Premier Blok C-16A, Depok
No. HP 089681718421
Alamat email retno.arimby21@gmail.com
Riwayat Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Pendidikan Lulus Profesi Dokter – 25 Juli 2017
Riwayat 1. RSU Bina Kasih Ambarawa ( Jan 2020 – Maret 2021)
Pekerjaan 2. Klinik Prima Medika Salatiga ( Jan 2020 – Maret 2021)
3. RS Simpangan Depok ( Maret 2021 – Sekarang)
Hpbi Jalan-jalan
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "MANAJEMEN LOGISTIK GAS MEDIS"
dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah MANAJEMEN LOGISTIK Program


Studi S2 Kajian Administrasi Rumah Sakit. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia. Dalam makalah ini, penulis mencoba memaparkan manajemen logistic gas medis
di Rumah Sakit Simpangan Depok, tempat penulis saat ini bekerja dan juga menimba ilmu
serta pengalaman. Penulis akan membahas terkait dengan proses pemesanan, penyimpanan,
hingga pendistribusian gas medis tersebut di rumah sakit.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung kelancaran
penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
sehingga penulis sangat mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan di masa
mendatang. Meskipun makalah ini hanya sederhana namun semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca..

Jakarta, 7 Juni 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara peripurna. Tingkat pelayanan optimal rumah sakit mengacu kepada
pengadaan sarana, prasarana dan memaksimalkan kinerja para sumber daya yang sesuai dengan
prosedur tetap (protap) dan aturan yang ada di rumah sakit yang harus dikelola dengan baik dalam
bentuk manajemen. Salah satu manajemen sistem pelayanan yang harus ada di rumah sakit yaitu
manajemen logistik.
Manajemen logistik sangat berperan penting bagi rumah sakit dimana logistik berfungsi untuk
membantu kelancaran seluruh kegiatan secara efektif dan efisien. Tanpa adanya logistik maka seluruh
kegiatan pelayanan kepada pasien di rumah sakit akan menjadi terhambat, mengganggu aktivias
pelayanan, jika salah satu ada yang kurang dari logistik maka akan sangat memperlambat pelayanan
di rumah sakit dan sangat sulit dalam memberikan pelayanan yang baik terhadap pasien sehingga dan
dapat menimulkan resiko yang besar.
Manajemen logistik itu penting untuk dipelajari dan direncanakan, karena perencanaan lebih
awal dan kedetailan yang teliti membuat rumah sakit akan lebih berhati-hati untuk melakukan
pemilihan dan pembelian barang. Dimana logistik bersifat membantu kelancaran pelayanan dan
mengurangi timbulnya risiko yang besar. Maka dari itu dalam merencanakan logistik itu harus benar-
benar serius agar tidak terjadi kesalahan dan dalam mempelajarinya harus bersungguh- sungguh.
Manajemen logistic gas medis di rumah sakit bila dilihat dari siklus logistik terdapat beberapa
fungsi yaitu pertama merencanakan kebutuhan logistik, kedua menyediakan semua kegiatan termasuk
barang-barang logistic untuk menunjang pelaksanaan aktivitas pelayanan di rumah sakit. Perencanaan
yang baik diperlukan pertimbangan tentang jenis-jenis perlengkapan yang dibutuhkan seperti alat-alat
kedokteran rumah sakit obat-obatan tertentu dapat dilakukan dengan cara yang dikehendaki,
berdasarkan urutan kerja dan kecakupan yang diperlukan. Oleh sebab itu, pengetahuan tentang
peralatan medis, obat-obatan menjadi sangat penting dalam perencanaan. Suatu rumah sakit tidak
akan dpat berjalan dengan baik ataupun memperoleh hasil yang sesuai dengan harapan apabila tidak
diberikan logistic yang baik.
Gas medis adalah gas dengan spesifikasi khusus yang dipergunakan untuk pelayanan medis
pada sarana kesehatan. Jenis gas medis yang dapat digunakan pada sarana kesehatan meliputi :
oksigen (O2), Nitrous Oksida (N2O), nitrogen (N2), Karbon dioksida (CO2), Cyclopropana (C3H6),
Helium (He), Udara tekan (compressed air) (medical breathing air) dan mixture gas. Gas medis yang
digunakan di rumah sakit adalah elemen pendukung kehidupan yang berpengaruh langsung dalam
mempertahankan kehidupan pasien. Oleh karena itu, pada bagian dimana gas medis digunakan, gas
tersebut harus bersih, memiliki kemurnian tinggi dan tersedia dengan tekanan yang stabil. Salah satu
jenis gas medis yang digunakan di rumah sakit adalah oksigen.
Oksigen adalah suatu zat kimia yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Sejumlah
bentuk oksigen dapat ditemukan di alam. Gas ini juga dapat diisolasi dan dijual dalam bentuk murni
untuk berbagai macam kegunaan. Salah satu bentuk kegunaan oksigen adalah untuk proses respirasi
(pernafasan) oleh manusia. Beberapa pasien di rumah sakit juga sangat membutuhkan oksigen untuk
perawatan dan atau proses penyembuhan. Oksigen yang digunakan oleh pasien di rumah sakit
umumnya berasal dari ruang gas sentral.
Gas medis yang digunakan di RS Simpangan Depok adalah elemen pendukung kehidupan
yang berpengaruh langsung dalam mempertahankan hidup pasien, oleh karena itu pada bagian dimana
gas medis digunakan, gas tersebut harus bersih, memiliki kemurnian tinggi dan tersedia dengan
tekanan yang stabil. Rumah sakit sebagai institusi penyedia pelayanan kesehatan berupaya untuk
memenuhi kebutuhan gas untuk medis yaitu gas yang memiliki kemurnian yang tinggi dan higienis
yang bertujuan menyembuhkan atau mempercepat penyembuhan.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi unit pelayanan gas medis sangat tergantung pada unit
penunjang yang lain seperti unsur pelayanan medis, penunjang medis maupun instalasi lain yang
meliputi rumah tangga, pemeliharaan sarana rumah sakit, sanitasi dan lain-lain.

1.2 RUMUSAN MASALAH


 Jelaskan definisi manajemen logistic?
 Apa yang dimaksud dengan gas medis?
 Bagaimana manajemen logistic gas medis yang berada di rumah sakit?

1.3 TUJUAN PENULISAN


 Untuk mengetahui tentang manajemen logistic
 Untuk mengetahui gas medis apa saja yang ada di rumah sakit
 Untuk mengetahui bagaimana proses pemesanan gas medis, penyimpanan hingga
pendistribusian gas medis ke setiap unit di rumah sakit

1.4 METODE PENULISAN


Dalam pembuatan makalah sederhana ini, penulis menggunakan metode wawancara langsung kepada
informan yaitu petugas yang bertanggung jawab terkait ketersediaan gas medis di ruangan dan juga
bagian pengadaan rumah sakit. Kemudian penulis meninjau satu per satu ruangan dan menyesuaikan
hasil wawancara dengan kondisi di lapangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 RUMAH SAKIT


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan no 58 tahun 2014 tentang Rumah Sakit, rumah
sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan
Kesehatan Paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif.
Rumah Sakit merupakan suatu organisasi yang kompleks, menggunakan gabungan alat ilmiah
khusus dan rumit, dan difungsikan oleh berbagai kesatuan personil terlatih dan terdidik dalam
menghadapi dan menangani masalah medik modern, yang semuanya terikat bersama-sama dalam
kasus yang sama, untuk pemulihan dan pemeliaharaan kesehatan yang baik (Siregar dan
Amalia,2003).

2.2 MANAJEMEN LOGISTIK


Definisi Manajemen Logistik
Istilah manajemen logistik rumah sakit didefinisikan oleh Aditama (2003) yaitu ilmu
pengetahuan serta proses mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan,
penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan material/alat-alat. Pengertian manajemen logistic
menurut Bowersox (2004), adalah proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan
penyimpanan barang, suku cadang dan barang jadi dari para supplier , diantara fasilitas-fasilitas
perusahaan dan kepada para pelanggan.
Tujuan Manajemen Logistik
Tujuan manajemen logistik adalah menyampaikan barang jadi dan bermacam-macam material dalam
jumlah yang tepat pada waktu dibutuhkan, keadaan yang dapat dipakai, ke lokasi dimana ia
dibutuhkan, dan dengan total biaya yang terendah. Penyelenggaraan logistic memberikan kegunaan
(utility)waktu dan tempat. Kegunaan tersebut merupakan aspek penting dari operasi perusahaan dan
juga pemerintah (Bowersox,2004 ) Sejalan dengan pengertian manajemen logistik menurut Aditama
(2003) maka tujuan manajemen logistik mempunyai tiga tujuan, yaitu :
a. Tujuan operasional, agar tersedianya barang serta bahan dalam jumlah yang tepat dan
mutu yang memadai.
b. Tujuan keuangan meliputi pengertian bahawa upaya tujuan operasional dapat
terlaksana dengan biaya yang serendah-rendahnya.
c. Tujuan pengamanan bermaksud agar persediaan tidak terganggu oleh kerusakan,
pemborosan, penggunaan tanpa hak, pencurian, dan penyusutan yang tidakwajar
lainnya.

Ciri- ciri utama logistik adalah integrasi berbagai dimensi dan tuntutan terhadap perpindahan
(movement) dan penyimpanan (storage) yang strategis (Bowersox,2004)

Fungsi Manajemen Logistik


Dalam mengelola logistik terdapat beberapa fungsi-fungsi manajemen yang membentuk suatu siklus
kegiatan logistik. Keberhasilan dalam mengelola logistic ditentukan oleh kegiatan dalam manajemen
fungsi logistik. Fungsi manajemen logistik menurut Aditama (2003) yaitu fungsi perencanaan dan
penentuan kebutuhan, fungsi penganggaran, fungsi pngadaan, fungsi penyimpanan, fungsi
pemliharaan, fungsi penghapusan, fungsi pengendalian. Berikut siklus manajemen logistic yaitu :

Berikut uraian lebih jelas mengenai fungsi-fungsi kegiatan dalam manejemen logistik, diantaranya:
1. Fugsi Perencanaan dan Penentuan Kebutuhan
Menurut PMK no.58 tahun 2014, perencanaan kebutuhan merupakan kegiatan untuk menentukan
jumlah dan periode pengadaan persediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai sesuai
dengan hasil kegaitan pemilihan untuk mencapai terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat
waktu dan efisien.
Perencanaan obat dilakukan untuk menghindari kekosongan dengan menggunakan metode dan dasar-
dasar perencanaan yang telah ditentukan antara lain konsumsi, epidemiologi/morbiditas, kombinasi
metode konsumsi dan epidemiologi dan disesuaikan dengan anggaran.Perencanaan biasanya
dilakukan bulanan atau mingguan untuk mengendalikan persediaan dan tempat distribusi.
2. Fungsi Penganggaran
Merupakan usaha untuk merumuskan perincian penentuan kebutuhuan dalam suatu skala standar,
yakni skala mata uang serta jumlah biaya dengan memperhatikan pengarahan dan pembatasan yang
berlaku terhadapnya (Aditama, 2003). Anggaran biasanya dipakai dalam periode satu tahun yang
berisi ramalan pendapatan yang akan diterima dan engeluaran yang terjadi pada tahun mendatang.
3. Fungsi Pengadaan
Merupakan usaha dan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan operasional yang telah digariskan
dalam fungsi perencanaan, penentuan kepada instansi- instansi pelaksana (Aditama,
2003).Menurut PMK tahun 2004 pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan
kebutuhan yang telah direncanakan. Proses pengadaan yang baik adalah:
 Mendapatkan obat dengan benar dengan jumlah yang benar b. Harga pembelian yang
serendah mungkin
 Kualitas sesuai standar yang dipersyaratkan
 Pelayanan dan kualitas supplier dapat dipercaya
 Pengaturan waktu pengiriman (mencegah kekosongan stok)
4. Fungsi Penerimaan dan Penyimpanan
Menurut keputusan Mentri Kesehatan Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang standar pelayanan
farmasi dirumah sakit, penerimaan merupakan kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi yang
telah diadakan sesuai dengan aturan kefarmasian, melalui pembelian langsung, tender, konsinyasi atau
sumbangan.Semua perbekalan farmasi yang diterima harus diperiksa sesuai dengan spesifikasi pada
order pembelian dan dalam penerimaan tersebut tenaga farmasi harus terlibat. Setelah persediaan
farmasi diterima dan sudah dilakukan pemeriksaan segera disimpan diruang penyimpanan yang sesuai
standar.
5. Fungsi Penyaluran
Kegiatan distribusi merupakan lanjutan dari proses penyimpanan. Pendistribusian merupakan
pemindahan barang dari tempat penyimpanan ke tempat pemakai.
6. Fungsi Pemeliharaan
Merupakan usaha atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi teknis, daya guna, dan
daya hasil barang inventaris (Aditama,2003). Pemeliharaan terdiri dari dua katagori yaitu
pemeliharaan korektif dan pemeliharaan preventif.
7. Fungsi Penghapusan
Penghapusan merupakan kegiatan kegiatan penyelesaian terhadap perbekalan farmasi yang
tidak terpakai dikarenakan kedaluarsa, rusak, mutu tidak memenuhi standar dengan cara
membuat usulan penghapusan perbeklan farmasi kepada pihak yang terkait sesuai dengan
prosedur yang berlaku. Tujuan penghapusan adalah untuk menjamin perbekalan farmasi yang
sudah tidak memenuhi syarat dikelola sesuai standar yang berlaku.

8. Fungsi Pengawasan
Fungsi ini merupakan fungsi inti dari pengelolaan perlengkapan yang meliputi usaha untuk
memonitor dan mengamankan keseluruhan pengelolaan logistic (Aditama, 2003). Semua
kegiatan dalam siklus logistik harus dilakukan pengawasan mulai dari fungsi perencanaan
dan penentuan kebutuhan, penganggaran, pengadaan, penerimaan dan penyimpanan,
penyaluran, pemeliharaan, dan penghapusan.

2.3 GAS MEDIS DI RUMAH SAKIT


Gas medis adalah gas-gas yang digunakan untuk keperluan yang berkaitan dengan penanganan
kesehatan. Pada umumnya dipergunakan di rumah sakit untuk therapy pernafasan, respirasi,
hyperbaric, analgesi, anesthesi, analisa darah dan lain-lain. Gas medis yang biasa dipergunakan di
rumah sakit dijelaskan pada tabel Gambar 1 berikut.

Gas Bertekanan dan Penggolongannya


Gas bertekanan (Compressed Gases) adalah suatu gas atau campuran gas yang disimpan dalam suatu
bejana bertekanan dengan tekanan melebihi tekanan atmosfer. Gas bertekanan ini digolongkan
menjadi 3 jenis, yaitu: Gas Tekan (Non Liquified Gases), Gas Cair (Liquified Gases), dan Gas
Terlarut (Disolved Gas).
Gas Tekan (Non Liquified Gases)
Gas tekan (non liquified gases) adalah semua jenis gas yang disimpan di dalam bejana bertekanan.
Gas tekan ini juga dikenal dengan istilah Compressed Gases, Permanent Gases. Contoh dari gas ini
antara lain Oksigen (O2), Nitrogen (N2), Helium (He), Argon (Ar).

Gas Cair (Liquified Gases)


Untuk tujuan tertentu atau sifat fisikanya, beberapa jenis gas disimpan dalam bejana bertekanan dalam
bentuk cair. Pada saat gas cair tersebut dimasukan ke dalam bejana bertekanan, sejumlah cairan akan
menguap menjadi gas dan mengisi ruangan di atas cairan. Pada suhu dan tekanan tertentu proses
penguapan gas cair tersebut akan terhenti. Pada saat ini gas dan cairan didalam tanki tersebut dalam
keadaan seimbang (equilibrium). Apabila sejumlah gas dikeluarkan dari bejana bertekanan tersebut,
sejumlah cairan secara otomatis akan menguap untuk mengganti gas yang hilang dan tekanan dalam
bejana tekan konstan kembali. Adapun gas –gas yang biasanya dalam betuk cair yaitu Carbon Dioxide
(CO2), Nitrous Oxide (N2O), terhadap gas-gas ini pada kran silindernya harus dilengkapi Safety
Burting Disk.
Gas Terlarut (Disolved Gas).
Disamping gas-gas diatas, ada suatu jenis gas yang sifat kimianya yang tidak stabil. Gas ini hanya
aman jika dikemas dalam bejana bertekanan dalam keaadaan terlarut. Contoh gas ini adalah Acetylene
(C2H2). Acetylene akan aman apabila dikemas dalam bejana bertekanan khusus yang berisi bahan
isian (Porous Mass) yang jenuh dengan Aceton. Acetylene didalam Aceton ini aman dan dapat
disimpan samapai dengan tekanan 250 Psig (17 Atmg) pada suhu udara luar.

2.3 MANAJEMEN LOGISTIK GAS MEDIS DI RUMAH SAKIT


A. Penyimpanan dan Pendistribusian Gas Bertekanan
Setiap penanganan dan penyimpanan gas bertekanan baik pada saat berada di pabrik, pengangkutan,
konsumen harus senantiasa memperhatikan faktor-faktor keselamatan dan kesehatan kerja. Petugas di
rumah sakit bertanggung jawab atas keamanan dalam penyimpanan gas, pemindahan gas dan
pemakaian gas.
Penyimpanan Gas Bertekanan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan gas bertekanan adalah:
- Tabung gas medis disimpan berdiri, dipasang penutup kran dan dilengkapi tali pengaman
untuk menghindari jatuh pada saat terjadi goncangan.
- Lokasi penyimpanan harus khusus dan masing- masing gas medis dibedakan tempatnya.
- Penyimpanan tabung gas isi dan kosong dipisahkan untuk memudahkan pemeriksaan dan
penggantian.
- Lokasi penyimpanan jauh dari sumber panas, listrik, oli dan segala jenis minyak.
- Ruang penyimpanan diberi tandan peringatan “ Dilarang Merokok” atau tanda lain sesuai
dengan sifat gas tersebut.
B. Pendistribusian Gas Bertekanan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam distribusi gas bertekanan adalah:
- Distribusi gas medis dilayani menggunakan troly dengan memperhatikan ukuran dan berat
cylinder.
- Pemakaian gas diatur menggunakan flowmeter pada regulator.
- Regulator harus ditest dan kalibrasi.
- Tabung gas beserta troly harus bersih serta memenuhi syarat dari sanitasi.
- Penggunaan gas medis sistem tabung hanya bisa dilakukan satu tabung untuk satu orang.
- Petugas yang menangani gas harus memakai APD sesuai peraturan seperti sepatu, sarung
tangan dan untuk gas beracun harus memakai masker.
C. Klasifikasi Gas dan Bahaya Gas Bertekanan
Gas bertekanan pada umumnya diklasifiksikan menurut sifat-sifat fisika dan kimianya. Terkadang
satu jenis mempunyai sifat bahaya seperti gas oksigen yang besifat oksidator (memperbesar
pembakaran) dan bertekanan tinggi. Jenis bahaya dari gas yang perlu diantisipasi adalah:
- Bertekanan, saat membuka kran cylinder jangan terlalu cepat dan tekanan besar.
- Oksidator atau bersifat membantu proses pembakaran, penempatanya harus dijauhkan dari
minyak, oli, gemuk, bahan lain yang bersifat mudah terbakar dan sumber api panas.
- Flammable gas atau mudah terbakar seperti acetylene (C 2H2), gas ini sangat berbahaya bila
terjadi kebocoran karena bisa menimbulkan kebakaran.
- Jangan melumasi kran cylinder dengan oli atau minyak lainya karena bisa menimbulkan
ledakan.
BAB III
CARA PENGAMATAN

3.1 Lokasi Pengamatan


RS Simpangan Depok
RS Simpangan Depok adalah sebuah rumah sakitswasta yang berada di Kota Depok, Jawa Barat.
Didirikan pada tanggal 13 April 2004 atas prakarsa PT Brayat Wirohusodo.

3.2 Unit/Bagian Pengamatan


Unit yang dijadikan sebagai tempat pengamatan dalam penulisan makalah ini adalah di bagian logistic
pengadaan gas medis Rumah Sakit Simpangan Depok.

3.3 Waktu Pengamatan


Pelaksanaan waktu pengamatan berlangsung selama 2 hari yang berlangsung pada tanggal 6-7 Juni
2022.

3.4 Pelaksanaan Pengamatan


Proses pegamatan ini adalah bagian inti dari penulisan makalah ini. Kegiatan ini merupakan kegiatan
yang dilaksanakan langsung di lapangan dimana dilakukan pengamatan langsung ke unit terkait dan
wawancara terhadap petugas terkait. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah
1. Perijinan kepada unit terkait di RS Simpangan Depok
2. Pengamatan langsung ke unit penyimpanan gas medis
3. Wawancara singkat dengan bagian pengadaan, farmasi, dan petugas.
4. Mengamati pendistribusian gas medis ke unit-unit yang membutuhkan
5. Wawancara terkait maintenance yang sudah dilakukan di setiap unit per harinya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Gas medis adalah gas dengan spesifikasi khusus yang dipergunakan untuk pelayanan medis
pada sarana kesehatan. Jenis Gas Medis yang dapat digunakan pada sarana pelayanan kesehatan
meliputi : Oxygen (O2); Nitrous Oksida (N2O); Nitrogen (N2); Karbon dioksida (CO2);
Cyclopropana (C3H6); Helium (He); Udara tekan (Compressed Air) (Medical Breathing Air);
danMixture gas. Gas medis yang digunakan di rumah sakit adalah elemen pendukung
kehidupan yang berpengaruh langsung dalam mempertahankan hidup pasien. Oleh karena itu, pada
bagian dimana gas medis digunakan, gas tersebut harus bersih, memiliki kemurnian tinggi dan
tersedia dengan tekanan yang stabil. Salah satu jenis gas medis yang digunakan di rumah sakit
adalah oksigen.
Oksigen adalah suatu zat kimia yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa.
Sejumlah bentuk oksigen dapat ditemukan di alam. Gas ini juga dapat diisolasi dan dijual
dalam bentuk murni untuk berbagai macam kegunaan. Salah satu bentuk kegunaan oksigen
adalah untuk proses respirasi (pernafasan) oleh manusia. Beberapa pasien di rumah sakit juga
sangat membutuhkan oksigen untuk perawatan dan atau proses penyembuhan.
Penggunaan dan penyaluran gas medik dan vakum medik pada fasilitas pelayanan kesehatan
harus memenuhi persyaratan teknis kesehatan agar dapat menjamin keamanan dan keselamatan dalam
pemberian pelayanan kesehatan.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1439/MENKES/SK/XI/2002 tentang Penggunaan Gas
Medis Pada Sarana Pelayanan Kesehatan sudah tidak sesuai dengan perkembangan kebutuhan
pelayanan kesehatan sehingga diterbitkan regulasi baru yaitu Permenkes Nomor 4 tahun 2016 tentang
Penggunaan Gas Medik Dan Vakum Medik Pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Ruang penyimpanan gas medis merupakan sebuah ruangan yang menjadi tempat dari
supply gas medis di suatu rumah sakit. Oksigen di ruangan ini dikemas di dalam tabung dengan
volume tertentu. Jumlah tabung oksigen ini selalu sama setiap pergantiannya sementara jumlah
pasien yang masuk ke rumah sakit setiap hari tidak tentu. Hal ini akan menyebabkan kebutuhan
oksigen yang tidak sama jumlahnya untuk setiap harinya. Mengingat pentingnya oksigen untuk
pasien,sehingga oksigen harus selalu dipantau keberadaannya supaya oksigen tidak habis saat
digunakan.
Penggunaan Gas Medik dan Vakum Medik di fasilitas pelayanan kesehatan dilakukan
melalui:
- Sistem Instalasi Gas Medik dan Vakum Medik;
- tabung Gas Medik;
- Oksigen Konsentrator portabel; dan/atau
- alat Vakum Medik portabel.
Penggunaan Gas Medik wajib dioperasikan oleh petugas fasilitas pelayanan kesehatan yang
memiliki kompetensi di bidang Gas Medik dan Vakum Medik atau menunjuk pihak yang
berkompeten (pasal 6 Permenkes Nomor 4 tahun 2016).
Penggunaan Gas Medik dan Vakum Medik pada fasilitas pelayanan kesehatan harus didokumentasi
dan dievaluasi secara berkala dan berkesinambungan (pasal 7 Permenkes Nomor 4 tahun 2016)
Persyaratan Kualitas dan Spesifikasi Oksigen (O2)
1. kualitas Oksigen dari liquid/pabrikan
standar keluaran tekanan 4 sd 5 bar
komposisi unsur :
- Oksigen pabrikan > 99,5%
- karbon dioksida < 5,0 ppm
- Karbon monoksida < 5 ppm
- Nitrogen <100,0 pp,
- Argon < 0,5 ppm
- Metane < 50,0 ppm
- Nitrogen oksida < 5 ppm
- air < 25,0 ppm
2. Oksigen harus diajuhkan dari minyak, oli, gemuk dan bahan lain yang mudah terbakar.
3. Tabung O2 harus dijauhkan dari suhu panas yang tinggi, karena bisa meledak jika terkena panas
yang tinggi dan dijauhkan dari zat-zat yang dapat menyebabkan terjadinya karatan/kerusakan. Suhu
silinder harus dijaga tidak boleh melampaui 52 Celcius
Persyaratan Tabung Gas Medik
1. Tabung gas memiliki sertifikat test yang masih berlaku.
2. Kepala tabung memiliki segel dan pengaman.
3. Kran / valve tabung mempunyai ulir yang baik dan jenis uliryang berbeda sesuai dengan jenis gas
yaitu :
- Oksigen, ulir dalam
- Nitrous Oxide/Dinitrogen oksida (N2O), ulir luar
- Karbon dioksida, ulir luar
- Udara tekan, ulir dalam
- Nitrogen N2, ulir dalam
4. Tabung baja Gas Medik di cat dengan warna yang berbeda dan diberi label sesuai dengan jenis gas
yaitu :
 Oksigen medis berwarna putih
 Dinitrogen oksida berwarna biru tua
 Karbon dioksida berwarna abu- abu
 Nitrogen berwarna hitam
 Argon berwarna hijau
 Helium bewarna coklat

Tabung Gas Medik harus dilengkapi dengan


A. Identifikasi Stamp Pada Botol Baja meliputi :
 Identitas / Merk Pabrik
 Jenis Gas yang diisikan
 Bulan – Tahun Pembuatan
 Tekanan Pengetesan (dalam Kg / Cm2)
 Tekanan Pengisian (dalam Kg / Cm2)
 Nomor Seri Cylinder
 Volume Kapasitas air (dalam liter)
 Berat cylinder Kosong (tanpa kran dan tutup)

B. Diberikan label yang jelas meliputi :


 Nama Perusahaan
 Nama Gas
 Kandungan purity
 Volume (isi tabung)
 Tekanan gas
 Tanggal pengisian
 Nomor Tabung
 Masa uji tabung
3. Diberikan stiker tanda “ Hazard “ yang menyebutkan
 Sifat gas
 Peringatan–peringatan
 Pertolongan pertama
 Nama Produsen

Jenis-jenis gas medis yang digunakan di RS Simpangan depok adalah :


1. Oksigen (O2)
2. Nitrous Oxide (N2O)
Pengamatan Ruang Penyimpanan
1. Oksigen
Manajemen logistik terbagi dua, manajemen logistik umum dan farmasi. Manajemen logistik
umum menyangkut penyediaan kebutuhan yang terbatas pada alat-alat rumah tangga. Sedangkan
logistik farmasi menyangkut pengadaan farmasi di rumah sakit yang meliputi penyedian obat,
persedian bahan kimia, persedian gas medik dan peralatan kesehatan.
Manajemen logistik farmasi memiliki peranan penting dalam pelayanan kesehatan, mengingat
lebih 90% pelayanan kesehatan di rumah sakit menggunakan perbekalan farmasi (obat-obatan, bahan
kimia, bahan radiologi, bahan kesehatan habis pakai, alat kedokteran dan gas medik) dan 50% dari
seluruh pendapatan rumah sakit berasal dari pengelolaan perbekalan farmasi rumah sakit. Dapat
diprediksi pendapatan rumah sakit akan mengalami penurunan jika permasalahan farmasi tidak
dikelola dengan cermat serta penuh tanggung jawab.
Instalasi farmasi harus dapat memastikan bahwa obat disimpan secara benar dan diinspeksi
secara periodic. Sediaan farmasil, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai harus disimpan
terpisah, yaitu
1. Bahan yang mudah terbakar, disimpan dalam ruang tahan api dan diberi tanda khusus bahan
berbahaya
2. Gas medis disimpan dengan posisi berdiri, terikat, dan diberi penandaan untuk menghindari
kesalahan pengambilan jenis gas medis. Penyimpanan tabung gas medis kosong terpisah dari tabung
gas medis yang ada isinya. Penyimpanan tabung gas medis di ruangan harus menggunakan tutup demi
keselamatan.

2. Nitrous Oxide

Formulasi nitrous oxide adalah gas inhalasi yang digunakan sebagai agen anestesi. Umumnya
penggunaan nitrous oxide disertai dengan pemberian oksigen. Nitrous oxide hanya dapat
diadministrasikan oleh tenaga ahli yang berpengalaman di bidang anestesi dengan pengawasan yang
ketat. Penggunaan nitrous oxide diatur pada mesin anestesi. Terdapat flow meter yang mengatur
proporsi dan kecepatan nitrous oxide untuk mempertahankan konsentrasi minimum Oksigen (O2)
21%. Administrasi gas inhalasi ke pasien dapat menggunakan face mask maupun endotracheal
tube yang terpasang melalui intubasi. Selain itu, pasien juga dapat mengadministrasikan sendiri gas
inhalasi melalui demand valvedan mouthpiece saat persalinan atau prosedur minor. Administrasi
nitrous oxide disertai dengan administrasi oksigen dengan perbandingan konsentrasi nitrous
oxide:oksigen sebesar 70%:30% untuk anestesi umum. Konsentrasi 50%:50% juga dapat
dipertimbangkan untuk sedasi yang lebih ringan.
Nitrous oxide disimpan dalam tabung gas. Tabung gas nitrous oxide harus disimpan di tempat
dengan ventilasi yang baik, dalam kondisi bersih dan kering serta jauh dari paparan temperatur yang
ekstrim. Dilarang merokok di dekat tempat penyimpanan gas nitrous oxide.

Manajemen Logistik Gas Medis


Manajemen gas medis di RS Simpangan Depok sesuai dengan KEPUTUSAN MENTERI
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1439/MENKES/SK/XI/2002 TENTANG
PENGGUNAAN GAS MEDIS PADA SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENTERI
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
1. Penyimpanan
 Tabung-tabung gas medis harus disimpan berdiri, dipasang penutup kran dan dilengkapi tali
pengaman untuk menghindari jatuh pada saat terjadi goncangan .
 Lokasi penyimpanan harus khusus dan masing – masing gas medis dibedakan tempatnya .
 Penyimpanan tabung gas medis isi dan tabung gas medis kosong dipisahkan, untuk
memudahkan pemeriksaan dan penggantian.
 Lokasi penyimpanan diusahakan jauh dari sumber panas, listrik dan oli atau sejenisnya .
 Gas medis yang sudah cukup lama disimpan agar dilakukan uji / test kepada produsen, untuk
mengetahui kondisi gas medis tersebut.
Dalam hal ini, rumah sakit juga memperhatikan SYARAT DAN KELENGKAPAN TABUNG GAS
MEDIS
a. SyaratTabungGasMedis:
1. Tabunggasmemilikisertifikattestyangmasihberlaku.
2. Kepalatabungmemilikitutupdansegel
3. Kran / valve tabung mempunyai ulir yang baik dan jenis ulir yang berbeda sesuai dengan jenis
gas yaitu :
- Oksigen, ulir dalam
- Nitrogen oksida, ulir luar
- Karbon dioksida, ulir luar
- Udara tekan ulir, dalam
4. Tabung di cat dengan warna yang berbeda sesuai dengan jenis gas yaitu :
-  Oksigen, berwarna putih;
-  Nitrogen oksida, berwarna biru;
-  Karbon dioksida, berwarna hitam;
-  Nitrogen, berwarna abu – abu;
-  Udara tekan, berwarna hijau;
-  Vacum (udara hisap), berwarna kuning.
b. Kelengkapan Tabung Gas Medis
1. Tabung gas medis harus dilengkapi dengan :
2. Tulisan nama jenis gas medis dari bawah keatas dengan warna yang jelas.
Diberikanlabelyangjelasmeliputi:
-  Nama Perusahaan;
-  Nama Gas;
-  Kandungan purity;
-  Volume (isi tabung);
-  Tekanan gas;
-  Tanggal pengisian;
-  Nomor Tabung;
-  Masa uji tabung;
3. Diberikan stiker tanda “ Hazard “ yang menyebutkan :
-  Sifat gas;
-  Peringatan – peringatan;
-  Pertolongan pertama;
-  Nama Produsen.
4. Tanda kepemilikan tabung gas medis.

2. Pendistribusian.
Distribusi gas medis dilayani dengan menggunakan Trolly yang biasa ditempatkan berdekatan dengan
pasien.
 Pemakaian gas diatur melalui flowmeter pada regulator.
 Regulator harus ditest dan kalibrasi.
 Penggunaan gas medis sistem tabung hanya bisa dilakukan satu tabung untuk satu orang.
 Tabung gas beserta trolly harus bersih dan memenuhi syarat sanitasi / Hygiene.
3. Perencanaan/Pengadaan
Setiap minggu petugas akan mencatat jumlah stok oksigen dan juga nitrous oxide yang
terdapat di unit dan ruang penyimpanan. Laporan tersebut akan diteruskan ke bagian pengadaan
rumah sakit agar dapat dilakukan pemesanan untuk stok berikutnya .
Setiap hari, petugas juga melakukan pengecekan tabung oksigen di setiap unit. Dan kemudian
ditulis dalam laporan harian. Pencatatan dibagi menjadi 3 shift : pagi, siang, malam. Pengecekan
terhadap regulator juga dilakuan dan apabila ditemukan adanya regulator yang rusak maka akan
disimpan terlebih dahulu untuk kemudian dilaporkan ke bagian umum agar segera dilakukan
perbaikan.

BAB V
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Setelah melakukan pengamatan terkait manajemen logistic di unit gas medis RS Simpangan
Depok, dapat disimpulkan bahwa Manajemen logistik sangat berperan penting bagi rumah sakit
dimana logistik berfungsi untuk membantu kelancaran seluruh kegiatan secara efektif dan efisien.
Tanpa adanya logistik maka seluruh kegiatan pelayanan kepada pasien di rumah sakit akan menjadi
terhambat, mengganggu aktivias pelayanan, jika salah satu ada yang kurang dari logistik maka akan
sangat memperlambat pelayanan di rumah sakit dan sangat sulit dalam memberikan pelayanan yang
baik terhadap pasien sehingga dan dapat menimulkan resiko yang besar.
Terutama dalam hal ini yang sudah dibahas sebelumnya adalah gas medis, oksigen yang salah
satu bentuk kegunaan oksigen adalah untuk proses respirasi (pernafasan) oleh manusia.
Beberapa pasien di rumah sakit juga sangat membutuhkan oksigen untuk perawatan dan atau
proses penyembuhan. Supply gas medis di suatu rumah sakit harus selalu ada karena kebutuhan
oksigen yang tidak sama jumlahnya untuk setiap harinya sementara oksigen ini sangat vital
kegunaanya terutama dalam menunjang kehidupan pasien yang membutuhkan yang berada di ruang
seperti ICU, rawat inap, dan IGD. Mengingat pentingnya oksigen untuk pasien,sehingga oksigen
harus selalu dipantau keberadaannya supaya oksigen tidak habis saat digunakan..
Seperti pada umumnya, manajemen logistic ini juga dimulai dari suatu : perencanaan,
penyimpanan, hingga pendistribusian. Dan juga yang sangat penting dalam rangkaian proses
manajemen ini adalah suatu maintenance dari peralatannya sehingga dapat berfungsi secara maksimal.

3.2 SARAN-REKOMENDASI
Dalam pengamatan yang dilakukan, manajemen gas medis yang telah dilakukan di RS Simpangan
Depok sudah berjalan dengan baik, saran untuk kedepannya hanya untuk dapat mempertahankan yang
baik ini yang telah berjalan dan apabila mungkin dapat ditingkatkan.
3.3 UCAPAN TERUMA KASIH
Terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Purnawan Junadi, MPH., Ph.D dan Dr. Vitrie Winastri, SH., MARS
2. RS Simpangan Depok

LAMPIRAN

Pintu depan ruang penyimpanan Ruang Penyimpanan Tabung


tertulis “Dilarang Merokok” Oksigen
Lembar Laporan harian Stok tabung
Lembar Laporan harian Unit
oksigen

LAMPIRAN

Tabung Oksigen Kosong Tabung Oksigen Penuh


Tabung Oksigen Bersegel

LAMPIRAN

Tabung N2O Bersegel Tabung N2O di Unit OK


Wawancara petugas terkait Pendistribusian tabung oksigen
DAFTAR PUSTAKA

1. Alai AN, Ritter KR, Nabili ST, et al. Nitrous oxide. Medscape. 2017. Available at
https://emedicine.medscape.com/article/1413427-overview#a4

2. Drugs.com. Nitrous oxide use while breastfeeding. 2020. Available at


https://www.drugs.com/breastfeeding/nitrous-oxide.html

3. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR


1439/MENKES/SK/XI/2002 TENTANG PENGGUNAAN GAS MEDIS PADA SARANA
PELAYANAN KESEHATAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

4. http://aloekmantara.blogspot.co.id/2015/04/sistem-gas-medik-di-rumah-sakit.html

5. https://digilib.esaunggul.ac.id/gambaran-manajemen-logistik-umum-barang-kebersihan-di-rs-
kanker-dharmais-jakarta-barat-4817.html

6. Jusuf,U., 2016, Perencanaan Instalasi dan Distribusi Gas Medis Rumah Sakit, Aneka Gas
Industri, Bandung.

7. Nila,F.M., 2016, Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 4, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai