PENDAHULUAN
1
2
3
Rachmat Syafei, Fiqih Muamalah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2001), hlm. 206
4
Rachmat Syafei, Fiqih Muamalah..., hlm. 208-209
5
Osmad Muthaher, Akuntansi Perbankan Syariah, (Yogyakarta:Graha Ilmu,2012), h. 57
4
6
Al-Qur’an Surat An-Nisa ayat 29, Yayasan Penyelenggara Penerjemah dan Penafsir Al-Qur’an, Al-
Qur‟an dan Terjemahnya, Kementerian Agama Republik Indonesia, Jakarta, 2012, h. 122.
7
Nor Fahimah Mohd Razif, dkk, “Risiko-Risiko dalam Kewangan Semesta: Penilaian daripada
Persepektif”, Jurnal International Conference On Management ( ICM 2011) Proceeding, h. 1
8
Anita Rahmawaty, “Tinjauan Kritis Produk Murabahah dalam Perbankan Syari’ah di Indonesia”,
Jurnal Ekonomi Islam, Ekonomi Syari‟ah, Vol. 1, No.2 Desember 2007, h 196
5
Murabahah pada awalnya merupakan konsep bagi hasil yang sama sekali
tidak ada hubungannya dengan pembiayaan. Namun demikian, bentuk bagi hasil
ini kemudian digunakan oleh perbankan syariah dengan menambah beberapa
konsep lain sehingga menjadi bentuk pembiayaan. Akan tetapi, validitas transaksi
seperti ini tergantung pada beberapa syarat yang benar-benar harus diperhatikan
agar transaksi tersebut diterima secara syariah.10
Beberapa ketentuan harus dipenuhi dalam melaksanakan akad
Mukhabarah agar transaksi akad tersebut terhindar dari riba dan sesuai dengan
syari’ah. Salah satunya adalah syarat barang yang diakadkan dalam hal ini adalah
barang yang dijual belikan Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI
No.04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah disebutkan bahwa penjual harus
membeli terlebih dahulu aset yang dipesan oleh nasabah. Syarat-syarat benda
yang menjadi objek akad dalam akad murabahah, barang yang diperjualbelikan
secara prinsip harus sudah menjadi milik penjual. Tidak sah menjual barang-
barang yang baru akan menjadi miliknya. 11
Salah satu skim fiqih yang paling populer di gunakan oleh perbankan
Syariah merupakan skim jual beli murabahah. Transaksi murabahah ini lazim di
lakukan oleh Rasulullah SAW, dan para sahabatnya. Secara sederhana,
murabahah berarti suatu penjualan barang seharga barang tersebut di tambah
keuntungan yang di sepakati. Misalnya, seseorang membeli barang kemudian
menjualnya kembali dengan keuntungan tertentu. Berapa besar keuntungan
9
Dimyauddin Djuwaini, 2010, “Pengantar Fiqih Muamlah”, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, h. 111
10
Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah, (Jakarta : Rajawali Pers, 2013),h. 82
11
Suhendi Hendi, 2007, “Fiqh Muamalah”, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, h. 73
6
tersebut dapat di nyatakan dalam nominal rupiah tertentu atau dalam bentuk
persentase dari harga pembeliannya, misalnya 10% atau 20%. Jadi singkatnya,
murabahah merupakan akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan
dan keuntungan (margin) yang di sepakati oleh penjual dan pembeli.12
petani berasal dari kata tani. Tani artinya mata pencaharian dalam bentuk
bercocok tanam; mata pencarian dalam bentuk mengusahakan tanah dengan
tanam-menanam. Bertani yaitu bercocok tanam; mengusahakan tanah dengan
tanam-menanam13. Pertanian merupakan salah satu sektor yang masih potensial
untuk digarap dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia. Selain sebagai
sumber kesediaan pangan bangsa, pertanian juga menjadi sumber penghasilan
bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya “Implementasi Akad
Mukhabarah Petani Semangka dengan Pemilik Modal”. Dalam Persepektif
Hukum Ekonomi Syariah (Studi Kasus di Desa Langkap, Kecamatan
Bangsal Sari, Kabupaten Jember)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka rumusan masalah yang
akan peneliti rumuskan adalah sebagaimana berikut :
1. Bagaimana implementasi akad mukhabarah petani semangka dengan
pemilik modal di Desa Langkap, Kecamatan Bangsal Sari, Kabupaten
Jember ?
2. Bagaimana implementasi hukum ekonomi syari’ah terhadap system akad
mukhabarah petani semangka dengan pemilik modal di tinjau dari hukum
ekonomi syariah di Desa Langkap, Kecamatan Bangsal Sari, Kabupaten
Jember ?
12
Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2014), h. 113.
13
Kamus Besar Bahasa Indonesia {google}
7
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini
sebagaimana berikut :
1. Untuk mendeskripsikan implementasi akad mukhabarah petani semangka
dengan pemilik modal di Desa Langkap, Kecamatan Bangsal Sari,
Kabupaten Jember.
2. Untuk mendeskripsikan tinjauan hukum ekonomi syari’ah terhadap
implementasi akad mukhabarah petani semangka dengan pemilik modal di
Desa Langkap, Kecamatan Bangsal Sari, Kabupaten Jember.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat di ambil dari hasil penelitian yang telah
disusun oleh peneliti adalah :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini di harapkan dapat dapat menjadikan khazanah
tambahan wawasan dan pengetahuan tentang perspektif hukum ekonomi
syari’ah tentang akad mukhabarah petani semangka dengan pemilik modal.
2. Manfaat Praktis
a. Untuk masyarakat desa
Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi bahan masukan dan
pertimbangan tentang perspektif hukum ekonomi syari’ah tentang akad
mukhabarah petani semangka dengan pemilik modal.
b. Untuk pelaku usaha
Hasil penelitian ini ditujukan dapat memberikan kehati-hatian
kepada pelaku usaha ataupun bisnis yang menerapkan sistem mukhabarah
dengan harapan adanya keseimbangan yang tidak saling merugikan para
pelanggan (pembeli) dan pelaku usaha (penjual).
c. Untuk STIS Miftahul Ulum atau peneliti selanjutnya
8
Table 1.1
Penelitian Terdahulu
No Judul penelitian Hasil penelitian Perbedaan
1 Sitimudrikah Hasil penelitian ini yaitu 1. Terletak pada
Npm : adanya tambahan akad studi kasus
1451020120, wakalah dalam pelaksanaan dimana peneliti
Analisis pembiayaan murabahah pada berlokasi di Desa
Pelaksanaan modal tani yang diberikan Langkap,
Pembiayaan oleh BMT Assyafi’iyah, dan Kecamatan,
Murabahah Pada mekanisme yang diberikan Bangsal Sari,
Modal Tani oleh BMT Assyafi’iyah Kabupaten
Melalui Sistem dalam mengajukan Jember.
Cash Tempo pembiayaan sudah sesuai Sedangkan
Dalam dengan prinsip 5C. Adanya peneliti terdahulu
Meningkatkan pembiayaan murabahah pada berlokasi di BMT
Pendapatan modal tani yang diberikan Assyafi’iyah KC
Anggota Bmt oleh BMT Assyafi’iyah dapat KarangAnyar
(Studi Pada Bmt berpengaruh pada 2. Terletak pada
Assyafi’iyah Kc peningkatan pendapatan objek dimana
Karanganyar), anggota BMT, karena dengan peneliti
Universitas Islam tambahan modal yang sebelumnya
Negeri Raden Intan diberikan pihak BMT berupa adalah BMT,
Lampung 1440 H/ barang yang dibutuhkan sedangkan peneliti
2018 M anggota BMT seperti, bibit, adalah petani
pupuk, dan obatobatan semangka
tanaman, dapat membantu
anggota BMT untuk
menambah usaha tanamnya
sehingga hasil panennyapun
ikut bertambah pula.
2 Fauziyah Nim : Hasil dari penelitian ini yaitu, 1. Terletak pada
122411199, adanya tambahan akad studi kasus
Analisis wakalah dalam pelaksanaan dimana peneliti
Pelaksanaan pembiayaan murabahah pada berlokasi di Desa
Pembiayaan pembiayaan pertanian yang Langkap,
Murabahah Dan diberikan oleh BMT BUM Kecamatan,
Dampaknya Pada Tegal. Hal ini disebabkan Bangsal Sari,
Pemberdayaan karena adanya ketidak Kabupaten
Sektor Petanian mampuan pihak BMT BUM Jember.
(Study Kasus Di Tegal untuk membelikan Sedangkan
Kspps Bmt Bum semua barang-barang peneliti terdahulu
Tegal), Fakultas kebutuhan para anggota berlokasi di
10
G. Sistematika Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka sistematika pembahasan
pada judul skripsi perspektif hukum ekonomi syari’ah tentang akad murabahah
petani semangka dengan pemilik modal”. (Studi Kasus di Desa Langkap,
Kecamatan Bangsal Sari, Kabupaten Jember), yang ditulis oleh peneliti adalah :
BAB I : Pada bagian ini pendahuluan menjelaskan tentang latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfa’at penelitian, definisi operasional, penelitian terdahulu,
dan sistematika pembahasan.
BAB II : Pada bagian ini menjelaskan tinjauan umum tentang perspektif
hukum ekonomi syari’ah tentang akad mukhabarah petani
semangka dengan pemilik modal”. (Studi Kasus di Desa
13