1. Pendahuluan
Munculnya kesadaran terhadap ilmu dan teknologi nano di inspirasi dan di dorong oleh
pemikiran futuristik dan juga penemuan peralatan pengujian dan bahan-bahan. Pada
tanggal 29 Desember 1959 dalam pertemuan tahunan Masyarakat Fisika Amerika
(American Physical Society) di Caltech, memunculkan suatu isu yaitu permasalahan
memanipulasi dan mengontrol atom (dengan ukuran 0,001 nm) dan molekul (dengan
ukuran 0,1 nm) pada dimensi kecil (nanometer). Mikoskop gaya atom dikembangkan
oleh Gerd Binnig dan Heinrich Rohrer pada awal tahun 1980 di pusat penelitian IBM – Zurich.
Di tahun 1981, Scanning Tunneling Microscopy (STM) diciptakan oleh Heinrich Rohrer dan
Gerd Binnig (Pemenang Hadiah Nobel Fisika tahun 1986). Beberapa tahun kemudian
(1986), Gerg Binnig, Calfin F Quate, dan Christoph Gerber menemukan Atomic Force
Microscope (AFM). Melalui peralatan STM dan AFM, para ilmuwan dapat melihat,
memanipulasi, dan mengontrol atom-atom secara individu di dimensi nano. Walaupun
pengembangan AFM sudah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya, pada tahun 1986
inilah implementasi eksperimental AFM dilakukan pertama kalinya.
AFM salah satu metoda karakterisasi dari keluarga SPM (Scanning Probe Microscopy)
bekerja pada bagian permukaan bahan dengan melibatkan interaksi antara probe dan
permukaan bahan melalui proses fisis tertentu. Interaksi ini kemudian dapat men-generate
citra permukaan bahan pada skala mikroskopik, sehingga susunan partikel pada
permukaan bahan dapat terlihat dengan jelas. Berbeda dengan microscopy lainnya, metoda
karakterisasi ini hanya melibatkan gaya yang terjadi antara tip dan sampel. Gaya yang
terjadi bisa berupa gaya tarikan atau dorongan. Setiap gaya akan mengakibatkan
pembengkokan tertentu pada bagian cantilever dimana akan terdeteksi oleh berkas laser
dan kemudian ditangkap oleh detektor yang kemudian akan dicitrakan menjadi sebuah
image yang bernilai.
2. Pengertian AFM
Mikroskop gaya atom (Atomic force microscope, AFM) adalah jenis mikroskopdengan
resolusi tinggi yang mana resolusinya mencapai seperbilangan nanometer (1000 kali lebih
kuat dari batas difraksi optik). Nano adalah satuan panjang sebesar sepertriliun meter (1 nm
= 10-9 m). Bahan berstruktur nano merupakan bahan yang memiliki paling tidak salah satu
dimensinya berukuran <100 nm. Atomic force microscope mampu menampilkan gambar
dimana ukurannya lebih kecil dari 20 ms. Mikroskop ini juga memungkinkan menampilkan
gambar dari kristal yang lunak dan permukaan polimer
Mikroskop gaya atom ini merupakan salah satu alat untuk penggambaran, pengukuran, dan
manipulasi materi pada skala nano. Cara untuk mendapatkan informasi pada Mikroskop
gaya atom dengan meraba permukaan dengan menggunakan sebuah alat pemeriksa
mekanik yang disebut dengan piezoelektrik. Elemen piezoelektrik ini yang memfasilitasi
perintah elektronik gerak dengan sangat akurat dan tepat sehingga membuatnya dapat
memindai dengan presisi tinggi.
Mikroskop gaya atom terdiri dari sebuah penopang (cantilever) dengan ujung yang tajam
sebagai alat pemeriksa (probe) yang digunakan untuk memindai permukaan sampel.
Penopang tersebut biasanya terbuat dari silikon dengan radius kelengkungan ujung
mencapai bilangan nanometer. Ketika ujungnya dibawa mendekati permukaan sampel, gaya
antara ujung tajam pemindai dengan permukaan sampel menyebabkan pelengkungan
penopang sesuai dengan hukum Hooke. Tergantung pada situasinya, gaya yang diukur AFM
meliputi gaya kontak mekanik, gaya van der waals, gaya kapiler, ikatan kimia,
gaya elektrostatik, gaya magnet, gaya casimir, gaya pelarutan, dan lain-lain.
3. Resolusi (tingkat ketelitian) AFM
Atomic force microscope (AFM) merupakan suatu jenis mikroskop yang mampu
memberikan informasi topografi tiga dimensi suatu permukaan pada skala hingga
nanometer. Resolusi lateralnya mencapai 1,5 nm sedangkan resolusi vertikalnya mencapai
0,05 nm. Artinya ketelitian AFM dalam mengukur ketinggian suatu pemukaan lebih besar
daripada ketelitiannya dalam mengukur panjang atau lebar.
4. Kegunaan AFM
AFM merupakan alat yang di gunakan untuk memanipulasi ukuran atom atau molekul dan
struktur pada berbagai permukaan agar dapat mempermudah kegiatan dari berbagai
macam ilmu pengetahuan, misalnya dalam ilmu fisika, kimia, dan bidang biologi.
Dalam ilmu Fisika, alat ini lebih mempermudah para ilmuwan dalam mengetahui struktur
atom secara langsung, sehingga dapat di ubah dan di manipulasi untuk kepentingan ilmu
sains.
Dalam ilmu kimia, alat ini dapat menjelaskan bagaimana struktur dari berbagai macam
molekul, sehingga lebih mudah dalam membuat suatu reaksi kimia.
Dalam bidang biologi yaitu untuk menyelidiki struktur, fungsi dan spesifik sel. Misalnya
untuk meyelidiki struktur dan fungsi hubungan antara bakteri Streptococcus mutans yang
merupakan dasar aetiological pada gigi mati tulang manusia (gigi).
5. Sampel AFM
AFM dapat digunakan untuk sampel yang bersifat konduktor maupun isolator seperti klaster
atom dan molekul, makromolekul, dan spesies biologi seperti sel, DNA, dan protein. Untuk
masalah sampel yang digunakan, persyaratannya hanya memiliki paling tidak salah satu
dimensinya berukuran < 100 nm. Sampel tidak perlu di lapisi dengan karbon atau lapisan
apapun yang dapat merusak sampel.
1. Probe
Merupakan alat pemeriksa yang secara langsung berinteraksi dengan permukaan sampel
(Tip) dan cantilever dengan panjang 100 – 200 μm dengan lebar 10 – 40 nm, serta
ketebalan 0.3 – 2.0 μm.
Gambar : Tip
3. Cantilever
Merupakan sebuah penopang dan merupakan tempat dimana tip menempel. Berfungsi
sebagai tempat mendaratnya sinar laser. Bahan dari Cantilever ini pada umumnya sama
dengan bahan pada pada tip, bentuknya biasanya ”V” pada ujungnya atau berbentuk datar
saja “I”. Ukuran panjang dari suatu cantilever ini berkisar dari 100 – 500 μm, dan hanya
memiliki beberapa mikron untuk tebalnya. Keadaan ini menjadikan cantilever ini fleksibel
tetapi masih kuat untuk menahan, tip pada ujungnya.
Gambar : Cantilever
4. Scaner piezoelectric
Scanner ini berfungsi untuk mengontrol pergerakan tip atau sampel pada arah x, y dan z.
Pada scanner terdapat piezoelectric material yang mampu memberikan pergerakan dalam
skala nanometer. Piezoelektrik dapat mengubah tekanan menjadi suatu tegangan listrik
untuk diolah pada komputer atau sebaliknya mengubah tegangan menjadi suatu tekanan.
5. Laser
6. Detektor
7. Photodioda
AFM bekerja dengan cara memanfaatkan gaya tarik-menarik dan tolak-menolak yang
bekerja antara cantilever dan permukaan sampel pada jarak beberapa nanometer.
Persamaan gaya ini dinyatakan dalam persamaan potensial Lennard-Jones. Gaya tarik
menarik terjadi saat cantilever dan sampel saling menjauh. Sementara itu, gaya tolak-
menolak terjadi saat cantilever dan sampel saling mendekat.
Selama proses perabaan (scanning), pengaturan jarak antara cantilever dan permukaan
sampel serta pergerakan sampel diatur secara simultan dan sinergis melalui komunikasi
antara rangkaian elektronik (komputer) dengan cantilever dan material piezoelektrik. Proses
perubahan tekanan menjadi tegangan atau tegangan menjadi tekanan ini diatur oleh
piezoelektrik. Untuk menampilkannya dalam komputer sinyal tegangan ini diubah ke sinyal
analog. Karena sangat kecil maka diperkuat dengan amplifier. Kemudian sinyal dikonversi
ke digital sehingga data dapat diolah oleh komputer.
Dengan memanfaatkan gaya tersebut, berbagai macam sampel dapat diamati, tidak
terbatas hanya pada benda yang bisa menghantarkan listrik saja. AFM juga bisa bekerja
pada suhu ruangan dan tekanan udara biasa. Hal ini menyebabkan sampel organik pun
bisa diamati dengan AFM. Untuk meningkatkan kemampuan AFM, diperlukan diameter
ujung tip yang sangat kecil dan juga frekuensi resonansi cantilever yang tinggi agar
sensitivitas terhadap perubahan posisi cantilever meningkat dan AFM bisa bekerja dengan
lebih cepat.
1. Selama scan, tip (jarum) dari cantilever (sensor) maju mundur sepanjang permukaan sampel.
2. Gerak scan arah x,y, dan z dikontrol oleh tube scanner piezoelektrik.
3. Untuk mendeteksi setiap defleksi dari jarum, digunakan laser yang dipantulkan ke ujung tip,
selanjutnya malalui cermin laser menuju photodioda.
4. Piezoscanner dan photodioda terhubung melalui loop feedback, yaitu komponen yang
berfungsi untuk menterjemahkan signal yang diberikan oleh tip pada photodioda detektor.
Signal yang diterima akan diterjemahkan untuk menggerakkan piezoelectric material,
kemudian hasilnya di tampilkan pada layar komputer yang telah tersedia.
Input dan Output alat Aomic Force Microscope (AFM)
Inputnya adalah atom atau molekul yang berukuran < 100 nm.
Outputnya adalah berupa gambar dari suatu atom/molekul, dimana gambar yang dihasilkan
adalah gambar tiga dimensi sehingga gambar yang dihasilkan sangat jelas, baik bentuk
maupun struktur penyusun atom.
3. Gaya Sensor
Mikroskop gaya atom membutuhkan kekuatan sensor untuk mengukur kekuatan antara
probe kecil dan permukaan yang dicitrakan. Jenis umum dari sensor gaya menggunakan
hubungan antara gerak penopang dan gaya diterapkan.
7. Kontaminasi Permukaan
Kontaminasi ini dapat terdiri dari air dan hidrokarbon dan tergantung pada lingkungan
mikroskop. Ketika probe Mikroskop gaya atom datang ke dalam kontak dengan
kontaminasi permukaan, gaya kapiler dapat menarik probe ke arah permukaan.
1. Metode Sentuh
Pada metode sentuh, cantilever disentuhkan ke dalam permukaan sampel. Sambil
scanning dilakukan, perubahan posisi cantilever akibat gaya tolak menolak antara
cantilever dan permukaan sampel diolah dan diwujudkan dalam data gambar 3 dimensi
permukaan sampel.
Skema dari metode sentuh dan gambar dari oligomer cholera
Pada metode sentuh, tip cantilever berada sangat dekat dengan permukaan sampel
sehingga terjadi gaya tolakan. Gaya tolakan ini menyebabkan cantilever menekuk.
Konstanta pegas dari cantilever ini lebih kecil daripada konstanta pegas antar atom
sehingga saat terjadi gaya tolak, cantilever inilah yang akan menekuk tanpa menyebabkan
kerusakan pada sampel. Saat tip menelusuri permukaan sampel, perbedaan tinggi
rendahnya sampel menyebabkan perbedaan gaya tolakan. Agar gaya tolakan selalu
konstan, feedback control mengirim signal ke piezo-electric material untuk bergerak ke atas
atau ke bawah. Pergerakan ini direkam dan diterjemahkan sebagai topografi 3D permukaan
sampel. Jenis tip yang digunakan pada AFM mode sentuh biasanya terbuat dari silikon
nitrida karena mempunyai fleksibilitas yang baik. Biasanya pihak perusahan menjual tip
dengan berbagai ukuran dan tipe coatingnya sehingga pengguna dapat menyesuaikannya
dengan sampel yang akan dianalisa.
Sangat bagus pada bahan kasar dengan tingkat perubahan yang besar pada topography
vertical.
Kerugian metode sentuh :
Gaya lateral yang berlebihan dapat menggores sampel dan merusak tip.
Resolusi yang dihasilkan kurang baik terutama pada sampel yang soft (lunak).
Mudah terjadi kontaminasi pada tip akibat kontak dengan material yang mudah lepas di
permukaan sampel.
Gaya lemah diberikan pada permukaan sampel tanpa merusak permukaan sampel.
Kerugian metode tak sentuh :
Resolusi lateral yang rendah diakibatkan separasi tip-sampel.
3. Metode Tapping
Pada metode tapping, cantilever digetarkan (berisolasi) pada frekuensi resonansinya.
Probe melakukan proses “tap” pada permukaan sampel ketika proses scanning berjalan.
Saat scanning dilakukan, perbedaan topografi sampel menyebabkan pergeseran frekuensi
resonansinya. Pergeseran frekuensi ini yang kemudian diterjemahkan menjadi topografi
permukaan melalui serangkaian proses yang dilakukan oleh feedback control. Sama seperti
metode sentuh, metode tapping berada pada daerah gaya tolakan antara sampel dan tip.
Jenis tip yang digunakan biasanya terbuat dari kristal silikon. Jenis tip ini dapat bergetar
pada frekuensi tinggi namun lebih rapuh daripada tip dari silikon nitrida.
Sangat baik untuk sampel yang lunak seperti spesimen biologi, dan juga untuk sampel yang
mempunyai adhesi permukaan rendah seperti DNA dan karbon nanotubes.
Gaya yang lemah serta kerusakan yang minim pada sampel.
Hampir tidak ada gaya lateral.
Kerugian metode tapping :
Kecepatan scan yang lebih lambat daripada metode sentuh.
Gambar Mikroskop gaya atom juga dapat dipengaruhi oleh histeresis dari bahan
piezoelektrik dan cros-talk antara x,y,z sumbu yang mungkin memerlukan perangkat
tambahan berupa pernagkat lunak dan penyaringan. Penyaringan ini bisa digunakan untuk
meratakan fitur topografi yang keluar. Namun, mikroskop gaya atom baru memanfaatkan
scanner loop tertutup yang praktis untuk menghilangkan masalah ini. Beberapa scanner
terpisah ortogonal juga berfungsi untuk menghilangkan masalah cros-talk. Seperti halnya
teknik pemindaian lain, ada kemungkinan gambar yang dihasilkan dari pemindaian tip tidak
cocok. Gambar ini tidak dapat dihindari, namun kejadaian dan efeknya pada hasil dapat
dikurangi melalui berbagai metode.
Berdasarkan sifat dari probe Mikroskop gaya atom, biasanya tidak dapat untuk mengukur
dinding yang curam atau overhang. Maka, dibuat cantilever khusus sehingga Mikroskop
gaya atom dapat digunakan untuk memodulasi probe ke samping serta atas dan bawah
(seperti pada metode sentuh dan tak sentuh) untuk mengukur dinding samping.
11. Aplikasi AFM
Beberapa aplikasi pada Mikroskop gaya atom (AFM) diantaranya adalah :