Anda di halaman 1dari 5

Data Tenun Ikat (Tais) Desa Sei Kecamatan Kolbano Dusun II RT 8 RW

4 Ketua kelompok : Ibu Yuliana Saetban

 Kelompok tenun ikat di Desa Sei terbentuk dari Tahun 2010 Sebanyak 6 kelompok
namun, yang diakui cuman 1 kelompok tenun ikat saja yaitu kelompok tenun
“Nekamese” karena memiliki peralatan yang lengkap dan masih berjalan sampai saat ini.
Kelompok tenun ini mempunyai jadwal tenun 2 kali dalam seminggu yaitu hari selasa
dan sabtu.
 Masyarakat desa dulu mengunakan pewarna alami dari daun tarum (taum) dengan cara
direndam selama 1 hari dengan kapur sehingga menghasilkan warna hitam keunguan
kemudian dimasak menggunakan periuk tanah.
 Pembentukan motif tergantung dari cara ikat benang oleh masyarakat Desa Sei Pada
awalnya memanfaatkan tali yang berasal dari daun muda tanaman gewang yang kulit
arinya sudah dikeluarkan namun sekarang masyarakat desa sei sudah menggunakan tali
rafia atau tali karung. Tujuan benang putih diikat yakni untuk mendapatkan motif yang
diiinginkan pada saat proses perendaman dalam pewarna. Setelah benang putih direndam
kemudian dikeringkan dengan cara dijemur. Setelah kering benang berwarna dengan
motif yang sudah tersedia dikombinasi dengan benang berwarna lainnya dan dipasang
pada alat tenunan untuk ditenun.
 Masyarakat Desa Sei sekarang ini lebih memanfaatkan pewarna toko salah satu yang
sering digunakan adalah pewarna Wantex. Selain waktu pengerjaan dan tingkat kesulitan
jenis pewarna yang digunakan juga menentukan harga sebuah kain tenun. Sehingga
masyarakat lebih tertarik menggunakan pewarna toko.
 Hasil tenun ikat Desa Sei ada tiga yaitu selendang,sarung dan selimut. Ketiganya
mempunyai fungsi pemakaian yang berbeda. Selendang yang berukuran kecil biasanya
diberikan kepada pendatang dan juga sering digunakan sebagai penutup kepala, Sarung
memiliki ukuran yang cukup besar. Biasanya sarung digunakan oleh ibu-ibu, dan Selimut
memiliki ukuran lebih besar dari Sarung. Selimut digunakan kaum pria khususnya yang
sudah dewasa.
 Jenis Motif yang berasal dari Desa Sei yaitu motif Kaif Mnutu/Panbuat awalnya dipakai
oleh seluruh Amaf sampai semua masyarakat pada zaman sekarang. Motif ini paling
sering digunakan berwarna kuning kombinasi merah dan hijau, putih hitam dan merah.
 Ukuran kain tenun selendang 8 x 3 cm, sarung 10 x 6 cm, dan selimut 13 x 7 cm.
 Arti motif dari Desa Sei gambar belah ketupat besar melambangkan simbol dari
kekuasaan terhadap wilayah yang dikuasai (Timur,Barat,Utara dan Selatan) dan didiami
oleh 1 (satu) orang Raja dan Amaf-Amaf yang berkuasa atas wilayah tersebut sedangkan
Kaif Mnutu/Panbuat melambangkan pusat pemerintahan/ kekuasaan kerajaan Amanuban.
 Tenunan ini ditenun oleh para kaum wanita pedesaan suku amanuban dikabupaten Timor
Tengah Selatan yang berdomisili dan terpencar diseluruh wilayah kerajaan Amanuban.
 Desain motif tradisional pada kain tenun jenis panbuat merupakan warisan peninggalan
budaya masa lalu yang ditinggalkan oleh nenek moyang baik motif, desainnya, yang
diiwariskan secara turun temurun.

Gambar Motif Kain Tenun Desa Sei

(Selendang) (Sarung)

(Selimut)
(Sarung)

Anda mungkin juga menyukai