Anda di halaman 1dari 86

RANCANGAN AKTUALISASI PELATIHAN DASAR

CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN III


ANGKATAN CXLVII KABUPATEN MELAWI

UPAYA PENINGKATAN KEPATUHAN KONTROL PADA PASIEN HIPERTENSI


MELALUI PENYULUHAN KESEHATAN DI FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN PUSKESMAS TIONG KERANJIK
KABUPATEN MELAWI

DISUSUN OLEH
Nama : YOSAFAT HULU, S. Kep., Ns
NIP : 19960503 202203 1 009
Jabatan : Ahli Pertama Perawat

BKPSDM KABUPATEN MELAWI


BEKERJASAMA DENGAN
BPSDM PROVINSI KALIMANTAN BARAT
TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI

JUDUL : UPAYA PENINGKATAN KEPATUHAN


KONTROL PADA PASIEN HIPERTENSI
MELALUI KIE (KONSELING, INFORMASI
DAN EDUKASI) DI FASILITAS
PELAYANAN KESEHATAN PUSKESMAS
TIONG KERANJIK KABUPATEN MELAWI
NAMA : YOSAFAT HULU, S. Kep., Ns
PANGKAT / GOL. RUANG : PENATA MUDA TINGGKAT I /III B
NIP : 19960503 202203 1 009

NOMOR DAFTAR HADIR : 36


JABATAN : AHLI PERTAMA PERAWAT
UNIT KERJA/INSTANSI : PUSKESMAS TIONG KERANJIK

Telah disetujui untuk diseminarkan pada hari Selasa, 26 Juli 2022


di Gedung Badan Kepegawaian Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten
Melawi

Melawi, 25 Juli 2022


Telah diperiksa/disetujui :

COACH MENTOR,

AGUS WIONO,S.St.Pi.MM APRILIUS ROY MARGO, A. Md. Kep


NIP. 19770806 200003 1 001 NIP. 19870424 200904 1 001

ii
PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jl. Melawi – Kota Baru, KM 7, Kelaki, Melawi Kode Pos: 79672
e-mail : admin@bkpsdm.melawikab.go.id website : www.bkpsdm.melawikab.go.id

BERITA ACARA
EVALUASI RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN III
ANGKATAN CXLVII KABUPATEN MELAWI TAHUN 2022

Pada hari ini, Selasa Tanggal Dua Puluh Enam Bulan Juli Tahun Dua Ribu Dua Puluh Dua bertempat di
Gedung Diklat Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Melawi Jalan Nanga Pinoh Km. 7,
telah dilaksanakan Evaluasi Rancangan Aktualisasi (via zoom) bagi Peserta Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil Golongan III Angkatan CXLVII Kabupaten Melawi Tahun 2022, sebagai berikut:
Nama : Yosafat Hulu, S. Kep., Ns
Pangkat/Gol. Ruang : Penata Muda tingkat I / III b
NIP : 19960503 202203 1 009
Jabatan : Ahli Pertama Perawat
Unit Kerja / Instansi : Puskesmas Tiong Keranjik
Mentor : Aprilius Roy Margo, A. Md. Kep
Coach : Agus Wiono, S.St.Pi.MM
Penguji :
Judul : Upaya Peningkatan Kepatuhan Kontrol Pada Pasien Hipertensi
Melalui KIE (Konseling, Informasi, dan Edukasi) di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Puskesmas Tiong Keranjik Kabupaten Melawi

Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sebenarnya dan ditandatangani oleh:
MENTOR, PENYAJI,

APRILIUS ROY MARGO, A. Md. Kep YOSAFAT HULU, S. Kep., Ns


NIP. 19870424 200904 1 001 NIP. 19960503 202203 1 009

COACH, PENGUJI,

AGUS WIONO, S.St.Pi.MM Penguji


NIP. 19770806 200003 1 001 NIP.
Mengetahui:
KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
KABUPATEN MELAWI

JAYA SUTARDI, SH
Pembina Utama Muda
NIP. 19680523 199503 1 002

iii
LEMBAR PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI

JUDUL : UPAYA PENINGKATAN KEPATUHAN KONTROL


PADA PASIEN HIPERTENSI MELALUI KIE
(KONSELING, INFORMASI DAN EDUKASI) DI
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
PUSKESMAS TIONG KERANJIK KABUPATEN
MELAWI
NAMA : YOSAFAT HULU, S. Kep., Ns
PANGKAT/ GOL. RUANG : PENATA MUDA Tk. I / III b
NIP : 19960503 202203 1 009
NOMOR DAFTAR HADIR : 36
JABATAN : AHLI PERTAMA PERAWAT
UNIT KERJA / INSTANSI : PUSKESMAS TIONG KERANJIK

Telah diperbaiki berdasarkan koreksi dan/atau saran Penguji pada


Evaluasi Rancangan Aktualisasi Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III Angkatan
CXLVII Kasbupaten Melawi 2022. Pada hari Selasa tanggal 26 Juli 2022 di Gedung Diklat Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Melawi

Nangan Pinoh, 26 Juli 2022


Telah diperiksa/disetujui :

COACH MENTOR

AGUS WIONO,S.St.Pi,MM APRILIUS ROY MARGO, A. Md. Kep


NIP. 19770806 200003 1 001 NIP. 19870424 200904 1 001
Disetujui:
PENGUJI,

NIP.

iv
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan syukur sehingga penulis dapat


menyelesaikan Rancangan Aktualisasi Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil Golongan III Angkatan CXLVII Kabupaten Melawi Tahun 2022 di
Gedung Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Melawi
Jalan Nangan Pinoh Km. 7 dengan judul “Upaya Peningkatan Kepatuhan
Kontrol Pada Pasien Hipertensi Melalui Kie (Konseling, Informasi Dan
Edukasi) di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Puskesmas Tiong Keranjik”.
Proses penulisan rancangan ini tak lepas dari bantuan, arahan, dan
masukan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak H.Sutarmidji, S.H., M.Hum. Selaku Gubernur Provinsi Kalimantan
Barat
2. Bapak H. Dadi Sunarya Usfa Yursa Selaku Bupati Kabupaten Melawi.
3. Bapak Marjani, SE., M.SI Selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Kalimantan Barat
4. Bapak Jaya Sutardi, S.H. selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Kabupaten Melawi.
5. Bapak Agus Wiono, S.St.Pi,MM selaku coach yang telah memberikan
bimbingan, masukan, dan pengarahan.
6. Bapak Aprilius Roy Margo, A. Md. Kep selaku mentor yang telah
memberikan bimbinga dan motivasi.
7. Bapak ....... selaku penguji.
8. Bapak/Ibu Widyaiswara yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat.
9. Panitia Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan CXLVII yang telah
membantu dan membimbing.
10. Bapak dan Ibu pendamping peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
Angkatan CXLVII.
11. Teman-teman peserta Pelatihan Dasar Golongan III Angkatan CXLVII
yang telah sama-sama berjuang.

Penulis menyadari bahwa di dalam Rancangan Aktualisasi ini banyak


terdapat kesalahan dan kekurangan. Penulis mengharapkan saran yang sifatnya
membangun demi perbaikan Rancangan Aktualisasi. Akhir kata penulis
berharap semoga Rancangan Aktualisasi ini bermanfaat.

Melawi, 25 Juli 2022


Penulis,

YOSAFAT HULU, S. Kep., Ns


v
NIP. 19960503 202203 1 009
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................. i


BERITA ACARA .................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................. iii
KATA PENGANTAR ........................................................................... iv
DAFTAR ISI ......................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Tujuan dan Manfaat........................................................................ 2
C. Tempat dan Waktu Kegiatan.......................................................... 3
BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI ................................ 5
A. Profil Puskesmas Tiong Keranjik................................................... 5
B. Visi dan Misi Pemerintah Daerah dan Organisasi.......................... 7
C. Nilai-Nilai Organisasi..................................................................... 9
D. Struktur Organisasi......................................................................... 10
E. Tugas dan Fungsi Organisasi......................................................... 11
F. Tugas dan Fungsi Peserta............................................................... 12
BAB III KONSEP DASAR APARATUR SIPIL NEGARA ............. 17
A. Nilai-Nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil (BerAKHLAK)............... 17
B. Kedudukan dan Peran PNS Menuju Smart Governance ............... 41
BAB IV RANCANGAN AKTUALISASI............................................ 48
A. Identifikasi Isu dan Penetapan Isu.................................................. 48
B. Rancangan Aktualisasi .................................................................. 56
C. Jadwal Implementasi Kegiatan....................................................... 68
D. Strategi Pembimbingan.................................................................. 70
1. Pembimbingan Dengan Mentor……………………..…….….. 70
2. Pembimbingan Dengan Coach………………………………. . 71
BAB V PENUTUP.............................................................................… 72
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................… 74
BIODATA DIRI.................................................................................… 77

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Analisis Isu Berdasarkan APKL......................................................................51


Tabel 4.2 Penyebab isu berdasarkan kriteria USG..........................................................54
Tabel 4.3 Rancangan Aktualisasi Nilai Dasar ASN........................................................56
Tabel 4.4 Rancangan Jadwal Implementasi Kegiatan Aktualisasi...................................68
Tabel 4.5 Jadwal Konsultasi Dengan Mentor..................................................................70
Tabel 4.5 Jadwal Konsultasi Dengan Coach....................................................................71

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Puskesmas Tiong Keranjik............................................................................5


Gambar 2.2 Peta Kecamatan Belimbing Hulu...................................................................6
Gambar 2.3 Struktur Organiasasi Puskesmas Tiong Keranjik......................................... 10

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suatu negara memerlukan motor penggerak untuk menjalankan
pemerintahannya. Dalam hal ini motor penggerak itu adalah Aparatur Sipil
Negara (ASN). Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara bahwa dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan
mewujudkan tujuan negara sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perlu dibangun
Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memiliki integritas, profesional, netral dan
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme,
serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu
menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.

Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia nomor 1


tahun 2021 Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS) adalah
pendidikan dan pelatihan dalam Masa Prajabatan yang dilakukan secara
terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan
motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Pelatihan Dasar CPNS bertujuan untuk mengembangkan kompetensi CPNS
yang dilakukan secara terintegrasi. Kompetensi diukur berdasarkan
kemampuan menunjukkan sikap perilaku bela negara; mengaktualisasikan
nilai-nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugas jabatannya; mengaktualisasikan
nilai-nilai dasar (core values) BerAKHLAK sebagai dasar penguatan budaya
kerja di instansi pemerintah untuk mendukung pencapaian kerja individu/
instansi. Pelatihan Dasar CPNS sebagai pelatihan terintegrasi bagi CPNS
bertujuan menginternalisasikan dan mengimplementasikan core values ASN

1
BerAKHLAK dalam mendukung employer branding ASN “Bangga Melayani
Bangsa” dan peran ASN dalam mendukung terwujudnya Smart Governance.

Penugasan dalam pelatihan dasar ini adalah menyusun Rancangan


Aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN. Penugasan ini digunakan sebagai
media pembelajaran bagi CPNS untuk mengenal dan mengaktualisasikan nilai-
nilai dasar tersebut sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing
peserta Latsar.

B. Tujuan dan Manfaat


1. Tujuan
Aktualisasi dan Habituasi pada lingkungan kerja dimaksudkan untuk
membentuk PNS profesional yang berlandaskan nilai-nilai BerAKHLAK
sehingga mampu menjalankan tugas, fungsi dan perannya sebagai pelaksana
kebijakan, pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa yang terlihat
pada karakter PNS sebagai berikut:
a. Memiliki sikap dan perilaku Bela Negara yang berwawasan kebangsaan
b. Mencerminkan nilai-nilai dasar Berorientasi pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif.
c. Memiliki pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dalam NKRI
d. Dapat mengidentifikasi isu-isu yang berkembang di Puskesmas Tiong
Keranjik
e. Dapat mengusulkan gagasan kreatif sebagai solusi untuk menangani
isu-isu yang berkembang melalui kegiatan-kegiatan yang memberikan
kontribusi kepada Puskesmas Tiong Keranjik.
2. Manfaat
a. Bagi Puskesmas Tiong Keranjik Kabupaten Melawi
Meningkatkan sumber daya PNS yang memiliki nilai-nilai dasar profesi
PNS (BerAKHLAK), sehingga mendukung visi dan misi Puskemas,
serta menjadi nilai tambah bagi Puskesmas Tiong Keranjik dalam segi
pelayanan kesehatan terhadap masyarakat terutama pada program PTM.

2
Adanya kegiatan ini dapat menjadi bahan masukan dan usulan untuk
instansi dalam melakukan perbaikan kearah yang lebih baik.
b. Manfaat aktualisasi bagi peserta Pelatihan Dasar
Manfaat aktualisasi bagi peserta pelatihan dasar mengimplementasikan
core values ASN yang berAKHLAK, yaitu Berorientasi pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif menjadi
pedoman perilaku ASN untuk membangun ASN yang berintegritas
tinggi, bertanggung jawab, jujur, kompeten dan profesional dalam
menjalankan fungsi sebagai pelaksana kebijakan, pelayan publik,
perekat dan pemersatu bangsa di lingkungan Puskesmas Tiong Keranjik
Kabupaten Melawi

C. Tempat dan Waktu Aktualisasi


1. Tempat Kegiatan
Kegiatan Pelatihan Dasar CPNS metode Blended Learning Tahun 2022
dilaksanakan dari tempat kedudukan masing-masing dengan memanfaatkan
teknologi yaitu secara Virtual dan E-Learning pada saat pembelajaran
Distance Learning, sedangkan pada saat klasikal/tatap muka dilaksanakan di
Hotel Nite & Day Melawi Kabupaten Melawi.
2. Waktu Kegiatan
Pelatihan kegiatan pembelajaran dengan pola Blended Learning (klasikal
dan daring) selama 647 jam pelatihan (jp), yang terdiri dari pembelajaran
klasikal sebanyak 62 jp (6 hari kerja) dan pembelajaran non klasikal berupa
Pelatihan Mandiri 48 jp (16 hari kerja), Distance Learnimg 217 jp ( 22hari
kerja ) dan Aktualisasi di tempat kerja sebanyak 320 jp (30 hari kerja),
dengan jadwal pelaksanaan :
a. Pembelajaran mandiri melalui Massive Open Online Course (MOOC),
tanggal 06 Juni s.d 23 Juni 2022 (off campus);
b. Distance Leearning melalui e-learning (learaning management system),
tanggal 30 Juni s.d 26 Juli 2022 (off campus);

3
c. Habituasi di Puskesmas Tiong Keranjik Kabupaten Melawi, tanggal 27
Juli s.d 02 September 2022 (off campus);
d. Pembelajaran Klasikal/Tatap Muka, tanggal 05 September s.d 10
September 2022 (on campus).

4
BAB II

GAMBARAN UMUM ORGANISASI

A. Profil Puskesmas Tiong Keranjik

Gambar 2.1.
Puskesmas Tiong Keranjik

Puskesmas Tiong Keranjik adalah puskesmas yang berada di Kecamatan


Belimbing Hulu yang terbagi dalam beberapa wilayah kerja yaitu Puskesmas
Induk, 5 (lima) Pustu (Puskesmas Pembantu), 1 (satu) Poskesdes (Pos
Kesehatan Desa), dan 6 (enam) Polindes (Pondok Bersalin Desa). Puskesmas
Induk terdiri dari 8 (delapan) desa binaan dan 28 (dua puluh delapan) dusun.
Adapun desa binaan Puskesmas Induk adalah sebagai berikut :
1. Desa Tiong Keranjik : 3 (tiga) dusun
2. Desa Nanga Tikan : 4 (empat) dusun
3. Desa Junjung Permai : 2 (dua) dusun

5
4. Desa Beloyang : 3 (tiga) dusun
5. Desa Nanga Keberak : 4 (empat) dusun
6. Desa Piawas : 5 (lima) dusun
7. Desa Nanga Raya : 4 (empat) dusun
8. Desa ayu Bunga : 3 (tiga) dusun
Secara geografis, Puskesmas Tiong Keranjik terletak di wilayah
Kecamatan Belimbing Hulu merupakan salah satu Kecamatan di
Kabupaten Melawi Provinsi Kalimantan Barat, terletak diantara 0°17’06” -
0°38’05” Lintang Selatan dan 111°24’55” - 111°36’54” Bujur Timur ².
Batas-batas wilayah Kecamatan Belimbing Hulu adalah :
1. Sebelah Utara : Kabupaten Sintang
2. Sebelah Selatan : Kecamatan Tanah Pinoh
3. Sebelah Timur : Kecamatan Belimbing
4. Sebelah Barat : Kecamatan Sintang

Gambar 2.2.
Peta Kecamatan Belimbing Hulu

6
Kecamatan Belimbing Hulu terbagi menjadi 8 desa, yaitu Desa Tiong
Keranjik, Desa Nanga Tikan, Desa Junjung Permai, Desa Beloyang, Desa
Nanga Keberak, Desa Piawas, Desa Nanga Raya, Desa Kayu Bunga. Desa
dengan luas wilayah terbesar adalah desa Nanga Raya (114 km2) dan yang
terkecil adalah Desa Beloyang dengan luas 35 km2.

Jumlah penduduk Kecamatan Belimbing Hulu pada tahun 2020


tercatat sebanyak 11.078 jiwa dengan rincian laki-laki sebanyak 5.714 jiwa
dan perempuan sebanyak 5.364 jiwa. Kepadatan penduduk kecamatan
Belimbing Hulu adalah 25 jiwa per km2, (BPS Kabupaten Melawi, 2020)

B. Visi dan Misi


1. Visi dan Misi Kabupaten Melawi Tahun 2022-2026
a. Adil
Mengandung makna dalam lima tahun ke depan membangunan Kabupaten
Melawi untuk kehidupan masyarakat akan distribusikan kegiatan hasil
pembangunan secara merata, menghilangkan kesenjangan antar wilayah
dan menghilangkan diskriminasi berbagai bentuk ketidakadilan yang
menyangkut hajat hidup orang banyak di Kabupaten Melawi.
b. Pantas
Mengandung makna kemampuan di dalam memimpin Kabupaten Melawi
yang mana Calon Bupati dan Wakil Bupati, pernah menduduki jabatan di
lembaga eksekutif dan legislatif, beberapa periode di Kabupaten Melawi
untuk menuntaskan sinergi pembangunan, peningkatan kesejahteraan
masyarakat yang lebih baik
c. Hebat
Mengandung makna kondisi pembangunan daerah yang dilandasi
keinginan bersama untuk mewujudkan masa depan pertumbuhan ekonomi,
sosial dan lingkungan fisik yang lebih baik, didukung sumberdaya
manusia yang unggul, profesional, berdaya saing, berwawasan ke depan,
serta mengandung unsur partisipatif, akuntabel, transparan dan
responsibilitas, akuntanbilitas, dan bersih, bebas korupsi, korupsi dan

7
nepotisme, meningkatkan jaminan pelayanan kesehatan masyarakat dan
pendidikan dengan teknologi dan inovasi yang profesional.
Visi Kabupaten Melawi Tahun 2022-2026 merupakan visi yang sinergis
dengan visi RPJPD Kabupaten Melawi Tahun 2000-2025, yaitu
“Kabupaten Melawi Aman, Damai, Maju dan Sejahtera Dengan
Pemerintahan Demokratis dan Berkeadilan Tahun 2025. Misi Kabupaten
Melawi Tahun 2022-2026
a. Menjadikan kabupaten Melawi sebagai kabupaten pertanian dan
perkebunan;
b. Mewujudkan Kabupaten Melawi yang terintegrasi, menuju desa
mandiri, pembangunan ekonomi kerakyatan, menciptakan dunia usaha
dan ramah investasi yang adil dan pro rakyat dengan pengelolaan
sumber daya alam (SDA) dengan konsep kelestarian lingkungan;
c. Mewujudkan Kabupaten Melawi dengan pembangunan infrastruktur
yang modern, merata, berkeadilan berkualitas dengan tetap
melestarikan budaya dan kearifan lokal;
d. Mewujudkan Pelayanan Pendidikan dan Kesehatan di Kabupaten
Melawi yang gratis dan berkualitas bagi masyarakat;
e. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang berwibawa dan berkualitas
dengan Prinsip Good Governance;
f. Mewujudkan masyarakat Kabupaten Melawi berbudaya, cerdas,
mandiri dan inovatif dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia
(SDM) Unggul;

2. Visi dan Misi Puskesmas Tiong Keranjik


Untuk mendukung Visi dan Misi Kabupaten Melawi Puskesmas Tiong
Keranjik memiliki Visi menjadi Puskesmas penggerak pembangunan
kesehatan demi terwujudnya masyarakat Kecamatan Belimbing Hulu
sehat melalui pelayanan kesehatan prima, profesional dan ramah pasien.
Misi Puskesmas Tiong Keranjik adalah sebagai berikut :
a. Menggerakkan pembangunan yang berwawasan kesehatan

8
b. Memberi pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata bagi
masyarakat
c. Meningkatkan profesionalisme Sumber Daya Manusia (SDM)
kesehatan
d. Menyelenggarakan program upaya peningkatan kesehatan masyarakat
meliputi :
1) Promosi kesehatan
2) Perbaikan gizi
3) Pemberantasan penyakit dan penyehatan lingkungan
e. Meningkatkan sistem informasi kesehatan
f. Meningkatkan kerjasama lintas sektor
C. Adapun tata nilai yang terdapat dalam pelayanan yang dilakukan di
Puskesmas Tiong Keranjik adalah sebagai berikut: (Puskesmas Tiong
Keranjik, 2018)

 P : Profesional
 R : Ramah Pasien
 E : Edukatif
 S : Solusi Kesehatan
 T : Terdepan
 A : Aman Pasien dan Petugas
 S : Sehat Lingkungan
 I : Inovatif

9
D. Struktur Organisasi Puskesmas Tiong Keranjik

Gambar 2.3 Struktur Organisasi Puskesmas Tiong Keranjik

10
E. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
Mengacu kepada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
disebutkan bahwa Puskesmas memiliki tugas untuk melaksanakan kebijakan
kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
Dalam melaksanakan tugas tersebut diatas, Puskesmas menyelenggarakan
dua fungsi :
1. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya
2. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.

Dalam menyelenggarakan fungsinya dalam penyelenggaraan UKM


tingkat pertama di wilayah kerjanya, Puskesmas berwenang untuk :
1. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan
2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
3. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan
4. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerjasama dengan sektor lain terkait
5. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya
kesehatan berbasis masyarakat
6. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas
7. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan
8. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu,
dan cakupan Pelayanan Kesehatan
9. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk
dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan
penyakit

11
Dalam menyelenggarakan fungsi penyelenggaraan UKP tingkat
pertama di wilayah kerjanya, Puskesmas berwenang untuk :
1. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu
2. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif
3. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat
4. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan keamanan
dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung
5. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan
kerja sama inter dan antar profesi
6. Melaksanakan rekam medis
7. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan
akses Pelayanan Kesehatan
8. Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan;
9. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya
10. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem
Rujukan.

Selain menyelenggarakan fungsi sebagaimana disebutkan diatas,


Puskesmas dapat berfungsi sebagai wahana pendidikan Tenaga Kesehatan.
(Kementerian Kesehatan RI, 2014)

F. Tugas dan Fungsi Peserta


Uraian tugas program PTM (Penyakit Tidak Menular)
1. Menyusun rencana kegiatan pelayanan kesehatan upaya pengendalian
dan deteksi dini faktor resiko penyakit tidak menular

12
2. Melaksanakan pelayanan kesehatan berupa pengukuran dan
pemeriksaan faktor resiko penyakit tidak menular di Pos Pembinaan
Terpadu Penyakit Tidak Menular ( Posbindu PTM )
3. Melaksanakan Pelayanan Terpadu Penyakit Tidak Menular di FKTP
(Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama)
4. Melaksanakan kunjungan rumah pasien penyakit tidak menular.
5. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan upaya pengendalian penyakit
tidak menular.
6. Berkolaborasi dengan upaya lain yang terkait.
Tanggung Jawab
1. Bertanggung jawab melaksanakan pengukuran dan pemeriksaan
faktor resiko PTM di Posbindu PTM
2. Bertanggung jawab melaksanakan pelayanan terpadu penyakit tidak
menular
3. Bertanggung jawab melaksanakan kunjungan rumah pasien PTM
4. Bertanggung jawab mencatat dan melaporkan hasil kegiatan Posbindu
PTM dan Pandu PTM
Wewenang
1. Mempunyai wewenang melaksanakan pengukuran dan pemeriksaan
faktor resiko penyakit tidak menular di Posbindu PTM
2. Mempunyai wewenang melaksanakan pelayanan terpadu penyakit
tidak menular di FKTP
3. Mempunyai wewenang melaksanakan kunjungan rumah pasien PTM4
4. Mempunyai wewenang mencatat dan melaporkan hasil kegiatan upaya
pengendalian penyakit tidak menular

13
Dalam Permenpan no. 35 Tahun 2019, uraian kegiatan tugas jabatan
fungsional Perawat kategori keahlian sesuai jenjang jabatan, ditetapkan dalam
butir kegiatan sebagai berikut:
a. Perawat Ahli Pertama, meliputi:

1. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu

2. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga;

3. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada masyarakat;

4. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut;

5. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan


keperawatan;

6. Melaksanakan manajemen surveilans hais sebagai upaya


pengawasan risiko infeksi dalam upaya preventif dalam pelayanan
keperawatan;

7. Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar


pada pasien/petugas/ pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi;

8. Melakukan investigasi dan deteksi dini kejadian luar biasa yang


berdampak pada pelayanan kesehatan;

9. Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit


menular;

10. Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu;

11. Membuat prioritas diagnosis keperawatan dan masalah


keperawatan;

12. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu


(merumuskan, menetapkan tindakan);

14
13. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada keluarga
(merumuskan, menetapkan tindakan);

14. Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat


darurat/bencana/ kritikal;

15. Melakukan tindakan terapi komplementer/ holistik;

16. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi


pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi;

17. Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi


kehilangan/berduka/ menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan;

18. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi;

19. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi;

20. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan


mobilisasi;

21. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur;

22. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri;

23. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan


pengaturan suhu tubuh;

24. Melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu;

25. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu;

26. Melaksanakan case finding/ deteksi dini/ penemuan kasus baru pada
individu;

27. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada


individu;

28. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien;

15
29. Melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok;

30. Melakukan peningkatan/penguatan kemampuan sukarelawan dalam


meningkatkan masalah kesehatan masyarakat;

31. Melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat;

32. Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenisasi kompleks;

33. Melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi;

34. Melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi sensorik;

35. Melakukan komunikasi dengan klien yang mengalami hambatan


komunikasi;

36. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada


area medikal bedah;

37. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area


anak;

38. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area


maternitas;

39. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area


komunitas

40. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area


jiwa;

41. Melakukan perawatan luka;

42. Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama


dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi
pasien;

43. Melakukan konsultasi keperawatan danolaborasi dengan dokter;

16
44. Melakukan rehabilitasi mental spiritual padaindividu;

45. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala;

46. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan padaindividu;

47. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan


keperawatan sebagai ketuatim/perawat primer;

48. Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan;

49. Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar


shift/unit/fasilitaskesehatan;

50. Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan


fungsi ketenagaanperawat; dan

51. Melakukan preseptorship dan mentorship;

17
BAB III
KONSEP NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA

A. Nilai-Nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil (BERAKHLAK)


Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(ASN) menuangkan suatu Nilai-Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara.
Tujuannya menciptakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang dapat menjadi
Pelaksana Kebijakan Pemerintahan, Pelayan Publik serta Perekat dan
Pemersatu Bangsa. Oleh karena itu, ASN atau Pegawai Negeri Sipil harus
dapat memahami dan melaksanakan Nilai-Nilai Dasar ASN.
Tujuan dari penerapan Nilai-Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara (ASN)
secara umum untuk memenuhi tuntutan dan cita-cita dari butir-butir Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945. Secara khusus dapat memenuhi kebutuhan
dan kepentingan masyarakat dalam fungsinya sebagai pelayan publik. Untuk
memiliki nilai-nilai tersebut, Calon Pegawai Negeri Sipil atau Aparatur Sipil
Negara berhak dan wajib mengikuti pelatihan dasar.
Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi
transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World
Class Government), Pemerintah telah meluncurkan Core Values (Nilai-Nilai
Dasar) ASN BerAKHLAK dan Employer Branding (Bangga Melayani
Bangsa). Core Values ASN BerAKHLAK merupakan akronim dari
Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif,
Kolaboratif. Core Values tersebut seharusnya dapat dipahami dan dimaknai
sepenuhnya oleh seluruh ASN serta dapat diimplementasikan dalam
pelaksanaan tugas dan kehidupan sehari-hari
Adapun penjelasan dari Nilai-Nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Berorientasi Pelayanan
Selalu bersikap ramah kepada siapa saja, terutama kepada masyarakat.
Dapat diandalkan serta cekatan dan dapat memberikan solusi atas masalah-
masalah yang ada di masyarakat. Dalam memberikan pelayanan publik,

18
seorang aparatur sipil negara harus selalu melakukan perbaikan tiada henti,
baik dari peningkatan kompetensi maupun cara pelayanan.
Asas penyelenggaraan pelayanan publik yang tercantum dalam Pasal 4
UU Pelayanan Publik, yaitu :
a. Kepentingan umum
b. Kepastian hukum
c. Kesamaan hak
d. Keseimbangan hak dan kewajiban
e. Keprofesionalan
f. Partipatif
g. Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif
h. Keterbukaan
i. Akuntabilitas
j. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan
k. Ketepatan waktu, dan
l. Kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan
Pelayanan publik yang baik didasarkan pada prinsip-prinsip yang
digunakan untuk merespons berbagai kebutuhan dalam penyelenggaraan
pelayanan publik di lingkungan birokrasi. Prinsip pelayanan publik yang
baik adalah :
a. Partisipatif
b. Transparan
c. Responsif
d. Tidak diskriminatif
e. Mudah dan murah
f. Efektif dan efisien
g. Aksesibel
h. Akuntabel, dan
i. Berkeadilan
Panduan perilaku/kode etik dari nilai Berorientasi Pelayanan sebagai
pedoman bagi para ASN dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, yaitu:

19
a. Memahami dan Memenuhi Kebutuhan Masyarakat
Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku
Berorientasi Pelayanan yang pertama ini diantaranya:
1) Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia
2) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
3) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian; dan
4) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.
Standar mutu pelayanan yang berbasis kebutuhan dan kepuasan
masyarakat sebagai pelanggan (consumer view or public view),
diarahkan untuk memberikan kesejahteraan kepada setiap warga negara,
misalnya: layanan kesehatan, pendidikan, dan perlindungan konsumen.
Kebutuhan dan harapan tersebut berbeda-beda sesuai dengan
karakteristik individu yang bersangkutan. Oleh sebab itu konsep mutu
dalam konteks ini menuntut sikap responsif dan empati dari petugas
pemberi layanan kepada harapan individu atau sekelompok individu
pengguna layanan. Aparatur harus menjadi pendengar yang baik atas
keluhan ataupun harapan masyarakat terhadap layanan yang ingin
mereka dapatkan. Dengan demikian kunci pelayanan kesejahteraan
adalah kepuasan para pengguna layanan.

b. Ramah, Cekatan, Solutif, dan Dapat Diandalkan


ASN dituntut untuk memberikan pelayanan dengan ramah, ditandai
senyum, menyapa dan memberi salam, serta berpenampilan rapi;
cekatan ditandai dengan cepat, tepat waktu dan solutif ditandai dengan
mampu memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk memilih
layanan yang tersedia; dan dapat diandalkan ditandai dengan mampu,
akan dan pasti menyelesaikan tugas yang mereka terima atau pelayanan
yang diberikan.
Adapun beberapa Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan
panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang kedua ini diantaranya:
1) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;

20
2) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah; dan
3) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
Djamaludin Ancok dkk (2014) memberi ilustrasi bahwa perilaku
yang semestinya ditampilkan untuk memberikan layanan prima
diantaranya:
1) Menyapa dan memberi salam
2) Ramah dan senyum manis
3) Cepat dan tepat waktu
4) Mendengar dengan sabar dan aktif
5) Penampilan yang rapi dan bangga akan penampilan
6) Terangkan apa yang Saudara lakukan
7) Jangan lupa mengucapkan terima kasih
8) Perlakukan teman sekerja seperti pelanggan
9) Mengingat nama pelanggan.

c. Melakukan Perbaikan Tiada Henti


Karakteristik dalam memberikan pelayanan prima ditunjukkan
dengan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai cara,
antara lain: pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif,
kolaborasi, dan benchmark. Alangkah baiknya apabila seluruh ASN
dapat menampilkan kinerja yang merujuk pada nilai dasar orientasi
mutu dalam memberikan layanan kepada publik. Setiap individu
aparatur turut memikirkan bagaimana langkah perbaikan yang dapat
dilakukan dari posisinya masing-masing.

21
2. Akuntabilitas
a. Pengertian Akuntabilitas
Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan
responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua
konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah
kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat dari moral
individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung
jawab kepada seseorang/ organisasi yang memberikan amanat. Dalam
konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai
pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya
kepada publik (Matsiliza dan Zonke, 2017)
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok
atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab dari amanah yang
dipercayakan kepadanya. Amanah seorang ASN menurut SE Meneteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20
Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan
Core Values ASN BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas,
perilaku tersebut adalah:
1) Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab,
cermat, disiplin dan berintegritas tinggi
2) Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara
secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien
3) Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan
berintegritas tinggi

b. Aspek-aspek Akuntabilitas
1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a
relationship)
Hubungan yang dimaksud adalah hubungan dua pihak antara
individu/kelompok/institusi dengan negara dan masyarakat.

22
Pemberi kewenangan bertanggungjawab memberikan arahan yang
memadai, bimbingan, dan mengalokasikan sumber daya sesuai
dengan tugas dan fungsinya. Dilain sisi, individu, kelompok,
institusi bertanggung jawab untuk memenuhi semua kewajibannya.
Oleh sebab itu, dalam akuntabilitas, hubungan yang terjadi adalah
hubungan yang bertanggungjawab antara kedua belah pihak.

2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-


oriented)
Hasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat
pemerintah yang bertanggung jawab, adil dan inovatif. Dalam
konteks ini, setiap individu /kelompok institusi dituntut untuk
bertanggungjawab dalam menjalankan tugas dan kewajibannya,
serta selalu bertindak dan berupaya untuk memberikan kontribusi
untuk mencapai hasil yang maksimal.
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability
requiers reporting)
Laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas. Dengan
memberikan laporan kinerja berarti mampu menjelaskan terhadap
tindakan dan hasil yang telah dicapai oleh
individu/kelompok/institusi, serta mampu memberikan bukti nyata
dari hasil dan proses yang telah dilakukan.
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is
meaningless without consequences)
Akuntabilitas menunjukkan tanggungjawab, dan tanggungjawab
menghasilkan konsekuensi. Konsekuensi tersebut dapat berupa
penghargaan atau sanksi.
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves
performance)
Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja
ASN dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dalam

23
pendekatan akuntabilitas yang bersifat proaktif (proactive
accountability), akuntabilitas dimaknai sebagai sebuah hubungan
dan proses yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sejak awal, penempatan sumber daya yang tepat, dan
evaluasi kinerja. Dalam hal ini proses setiap individu/ kelompok
/institusi akan diminta pertanggungjawaban secara aktif yang
terlibat dalam proses evaluasi dan berfokus peningkatan kinerja.

c. Pentingnya Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada
setiap level/unit organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam
memberikan pertanggungjawaban laporan kegiatan kepada atasannya.
Dalam beberapa hal, akuntabilitas sering diartikan berbeda-beda.
Adanya norma yang bersifat informal tentang perilaku PNS yang
menjadi kebiasaan (“how things are done around here”) dapat
mempengaruhi perilaku anggota organisasi atau bahkan
mempengaruhi aturan formal yang berlaku. Seperti misalnya
keberadaan PP No. 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri
Sipil, belum sepenuhnya dipahami atau bahkan dibaca oleh setiap
CPNS atau pun PNS. Oleh sebab itu, pola pikir PNS yang bekerja
lambat, berdampak pada pemborosan sumber daya dan memberikan
citra PNS berkinerja buruk. Dalam kondisi tersebut, PNS perlu
merubah citranya menjadi pelayan masyarakat dengan mengenalkan
nilai-nilai akuntabilitas untuk membentuk sikap, dan prilaku
bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan.
d. Tingkatan Akuntabilitas
1) Akuntabilitas personal mengacu pada nilai-nilai yang ada pada
diri seseorang seperti kejujuran, integritas, moral dan etika.
2) Akuntabilitas Individu

24
Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara individu
dan lingkungan kerjanya, yaitu antara PNS dengan instansinya
sebagai pemberi kewenangan.
3) Akuntabilitas Kelompok
Kinerja sebuah institusi biasanya dilakukan atas kerjasama
kelompok. Dalam hal ini tidak ada istilah “Saya”, tetapi yang ada
adalah “Kami”.

4) Akuntabilitas Organisasi
Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja
yang telah dicapai, baik pelaporan yang dilakukan oleh individu
terhadap organisasi/institusi maupun kinerja organisasi kepada
stakeholders lainnya.
5) Akuntabilitas Stakeholder
Stakeholder yang dimaksud adalah masyarakat umum, pengguna
layanan, dan pembayar pajak yang memberikan masukan, saran,
dan kritik terhadap kinerjanya. Jadi akuntabilitas stakeholder
adalah tanggungjawab organisasi pemerintah untuk mewujudkan
pelayanan dan kinerja yang adil, responsif dan bermartabat.
Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang
akuntabel, maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung
dimensi:
1) Akuntabilitas kejujuran dan hukum (accountability for
probity and legality)
2) Akuntabilitas proses (process accountability)
3) Akuntabilitas program (program accountability)
4) Akuntabilitas kebijakan (policy accountability)

25
Untuk mewujudkan lingkungan kerja yang akuntabel,
diperlukan beberapa sikap sebagai berikut :
1. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah
dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam
menciptakan lingkungannya. Pimpinan mempromosikan
lingkungan yang akuntabel dapat dilakukan dengan memberikan
contoh pada orang lain (lead by example), adanya komitmen
yang tinggi dalam melakukan pekerjaan sehingga memberikan
efek positif bagi pihak lain untuk berkomitmen pula,
terhindarnya dari aspek- aspek yang dapat menggagalkan kinerja
yang baik yaitu hambatan politis maupun keterbatasan sumber
daya, sehingga dengan adanya saran dan penilaian yang adil dan
bijaksana dapat dijadikan sebagai solusi.
2. Transparansi
Tujuan dari adanya transparansi adalah:
a. Mendorong komunikasi yang lebih besar dan kerjasama
antara kelompok internal dan eksternal
b. Memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak
seharusnya dan korupsi dalam pengambilan keputusan
c. Meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan
d. Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan
secara keseluruhan.
3. Integritas
Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban
untuk menjunjung tinggi dan mematuhi semua hukum yang
berlaku, undang-undang, kontrak, kebijakan, dan peraturan yang
berlaku. Dengan adanya integritas institusi, dapat memberikan
kepercayaan dan keyakinan kepada publik dan/atau
stakeholders.

26
4. Tanggung Jawab (Responsibilitas)
Responsibilitas institusi dan responsibilitas perseorangan
memberikan kewajiban bagi setiap individu dan lembaga, bahwa
ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah dilakukan,
karena adanya tuntutan untuk bertanggungjawab atas keputusan
yang telah dibuat.
Responsibilitas terbagi dalam responsibilitas perorangan dan
responsibilitas institusi.
a) Responsibiltas Perseorangan
- Adanya pengakuan terhadap tindakan yang telah diputuskan
dan tindakan yang telah dilakukan
- Adanya pengakuan terhadap etika dalam pengambilan
keputusan
- Adanya keterlibatan konstituen yang tepat dalam keputusan
b) Responsibilitas Institusi
- Adanya perlindungan terhadap publik dan sumber daya
- Adanya pertimbangan kebaikan yang lebih besar dalam
pengambilan keputusan
- Adanya penempatan PNS dan individu yang lebih baik sesuai
dengan kompetensinya
5. Keadilan
Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas.
Keadilan harus dipelihara dan dipromosikan oleh pimpinan pada
lingkungan organisasinya. Oleh sebab itu, ketidakadilan harus
dihindari karena dapat menghancurkan kepercayaan dan
kredibilitas organisasi yang mengakibatkan kinerja akan
menjadi tidak optimal.
6. Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas. Dengan

27
kata lain, lingkungan akuntabilitas tidak akan lahir dari hal- hal
yang tidak dapat dipercaya.
7. Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja,
maka diperlukan adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas. Setiap individu yang
ada di lingkungan kerja harus dapat menggunakan
kewenangannya untuk meningkatkan kinerja. Adanya
peningkatan kerja juga memerlukan adanya perubahan
kewenangan sesuai kebutuhan yang dibutuhkan. Selain itu,
adanya harapan dalam mewujudkan kinerja yang baik juga harus
disertai dengan keseimbangan kapasitas sumber daya dan
keahlian (skill) yang dimiliki.
8. Kejelasan
Kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk
menciptakan dan mempertahankan akuntabilitas. Agar individu
atau kelompok dalam melaksanakan wewenang dan
tanggungjawabnya, mereka harus memiliki gambaran yang jelas
tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
Dengan demikian, fokus utama untuk kejelasan adalah
mengetahui kewenangan, peran dan tanggungjawab, misi
organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem
pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.
9. Konsistensi
Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak
konsisten dari sebuah kebijakan, prosedur, sumber daya akan
memiliki konsekuensi terhadap tercapainya lingkungan kerja
yang tidak akuntabel, akibat melemahnya komitmen dan
kredibilitas anggota organisasi.

28
3. Kompeten
a. Konsepsi Kompetensi
Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang
Standar Kompetensi ASN, kompetensi meliputi: 1) Kompetensi
Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang
dapat diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan
dengan bidang teknis jabatan; 2) Kompetensi Manajerial adalah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati,
diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit
organisasi; dan 3) Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan,
keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan
dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan
masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku,
wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang
harus dipenuhi setiap pemegang Jabatan, untuk memperoleh hasil
kerja sesuai dengan peran, fungsi dan Jabatan.
Terkait dengan perwujudan kompetensi ASN dapat diperhatikan
dalam Surat Edaran Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021
disebutkan bahwa panduan perilaku (kode etik) kompeten yaitu:
1) Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang
selalu berubah
2) Membantu orang lain belajar; dan
3) Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
Perilaku kompeten ini sebagaiamana dalam poin 5 Surat Edaran
MenteriPANRB menjadi bagian dasar penguatan budaya kerja di
instansi pemerintah untuk mendukung pencapaian kinerja
individu dan tujuan organisasi/instansi.

b. Hak Pengembangan Kompetensi

29
Salah satu kebijakan penting dengan berlakunya Undang Undang
Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN adanya hak pengembangan
pegawai, sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) Jam Pelajaran bagi PNS
dan maksimal 24 (dua puluh empat) Jam Pelajaran bagi Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Kebijakan ini tentu saja
relevan utamanya dalam menghadapi dinamika lingkungan global dan
kemajuan teknologi informasi, yang berubah dengan cepat sehingga
kemutakhiran kompetensi ASN menjadi sangat penting.
Sesuai Permenpan dan RB Nomor 38 tahun 2017 tentang Standar
Jabatan ASN, telah ditetapkan bahwa setiap pegawai perlu kompeten
secara Teknis, Manajerial, dan Sosial Kultural. Dalam ketentuan
tersebut kebutuhan kompetensi untuk masing-masing jabatan telah
ditentukan standarnya, yang dalam hal ini menjadi fondasi dalam
penentuan berbagai kebutuhan pengelolaan kepegawaian, antara lain,
pengembangan kompetensi pegawai. Hak pengembangan tersebut
meliputi pengembangan kompetensi teknis, kompetensi manajerial,
dan kompetensi sosial kultural.
c. Pendekatan Pengembangan Kompetensi
Terdapat dua pendekatan pengembangan yang dapat dimanfaatkan
pegawai untuk meningkatkan kompetensinya, yaitu klasikal dan
non klasikal. Optimalisasi hak akses pengembangan kompetensi
dapat dilakukan dengan pendekatan pelatihan non klasikal,
diantaranya e-learning, job enrichment dan job enlargement
termasuk coaching dan mentoring. Coaching dan Mentoring selain
efesien karena dapat dilakukan secara masif, dengan melibatkan
antara lain atasan peserta pelatihan sebagai mentor sekaligus
sebagai coach.

4. Harmonis
a. Pengertian Harmonis

30
Harmoni (dalam bahasa Yunani: harmonia) berarti terikat secara
serasi/sesuai). Dalam bidang filsafat, harmoni adalah kerja sama
antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga faktor-faktor
tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Harmonis
dalam nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK berakar dari semboyan
negara Indonesia yakni Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti “Berbeda-
beda Namun Tetap Satu Jua”, seorang pelayan publik harus dapat
menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.
b. Pentingnya Suasana Harmonis
Salah satu kunci sukses kinerja suatu organisasi berawal dari suasana
tempat kerja. Energi positif yang ada di tempat kerja bisa memberikan
dampak positif bagi karyawan yang akhirnya memberikan efek
domino bagi produktivitas, hubungan internal, dan kinerja secara
keseluruhan. Ada tiga hal yang dapat menjadi acuan untuk
membangun budaya tempat kerja nyaman dan berenergi positif.
Ketiga hal tersebut adalah:
1) Membuat tempat kerja yang bersinergi
Sebagian besar karyawan atau orang dalam organisasi
menghabiskan separuh hidupnya di tempat kerja. Untuk itu tempat
kerja harus dibuat sedemikian rupa agar karyawan tetap senang dan
nyaman saat bekerja.
2) Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan kontribusi
Selalu ingat dalam sebuah organisasi Anda bukan satu-satunya
orang yang menjalankan alur produktivitas. Ketika Anda sudah
"mentok", ada baiknya Anda mencari ide dari orang-orang yang
berada dalam tim. Hal tersebut mampu meningkatkan keterlibatan
dan rasa memiliki karyawan dalam sebuah bisnis atau organisasi
3) Berbagi kebahagiaan bersama seluruh anggota organisasi
Tak dapat dielakkan jika pendapatan adalah salah satu motivator
terbaik di lingkungan kerja. Demikian juga rasa memiliki. dengan
membagi kebahagiaan dalam organisasi kepada seluruh karyawan

31
dapat meningkatkan rasa kepemilikan dan meningkatkan
antusiasme para karyawan.

Penerapan sikap perilaku beretika yang menunjukkan ciri-ciri


sikap harmonis. Tidak hanya saja berlaku untuk sesama ASN
(lingkup kerja) namun juga berlaku bagi stakeholders eksternal.
Sikap perilaku ini bisa ditunjukkan dengan:
a. Toleransi
b. Empati
c. Keterbukaan terhadap perbedaan.
Berbagai cara dilakukan hanya sekedar untuk melayani dan
menyenangkan pimpinan. Kalau itu yang dilakukan oleh para
pejabat publik, peningkatan kinerja organisasi tidak mungkin dapat
terwujud. Oleh karena itu perlu ada perubahan mindset dari seluruh
pejabat publik. Perubahan mindset ini merupakan reformasi
birokrasi yang paling penting, setidaknya mencakup tiga aspek
penting yakni:
a. Pertama, berubah dari penguasa menjadi pelayan;
b. Kedua, merubah dari ’wewenang’ menjadi ’peranan’;
c. Ketiga, menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah, yang
harus dipertanggung jawabkan bukan hanya di dunia tapi juga
di akhirat.
Secara umum, menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 2014
Pasal 11 tentang ASN, tugas pegawai ASN adalah sebagai berikut.
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan.
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan
berkualitas.

32
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

5. Loyal
Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis
yaitu “Loial” yang artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal
berarti setia, atau suatu kesetiaan. Kesetiaan ini timbul tanpa adanya
paksaan, tetapi timbul dari kesadaran sendiri pada masa lalu. Loyalitas
merupakan suatu hal yang bersifat emosional. Untuk bisa mendapatkan
sikap loyal seseorang, terdapat banyak faktor yang akan memengaruhinya.
Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh organisasi
untuk mengukur loyalitas pegawainya, antara lain :
d. Taat pada peraturan
e. Bekerja dengan Integritas
f. Tanggung jawab pada organisasi
g. Kemauan untuk bekerja sama
h. Rasa memiliki yang tinggi
i. Memiliki hubungan yang baik terhadap pegawai lain dan pemimpinnya.
j. Kesukaan terhadap pekerjaan
k. Keberanian mengutarakan ketidaksetujuan
l. Menjadi teladan bagi pegawai lain
Dalam core values ASN loyal dimaknai bahwa setiap ASN harus
berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, setia pada
ideologi dan dasar negara Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, NKRI serta pemerintahan yang sah, ASN
dituntut untuk dapat menjaga nama baik sesama ASN, nama baik
pimpinan, nama baik instansi dan tentu saja harus selalu dapat menjaga
nama baik negara. Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk

33
mengaktualisasikan panduan perilaku loyal diantaranya adalah sebagai
berikut :
a. Komitmen yang bermakna perjanjian (keterikatan) untuk melakukan
sesuatu atau hubungan keterikatan dan rasa tanggung jawab akan
sesuatu.
b. Dedikasi yang bermakna pengorbanan tenaga, pikiran, dan waktu
demi keberhasilan suatu usaha yang mempunyai tujuan yang mulia,
dedikasi ini bisa juga berarti pengabdian untuk melaksanakan cita-cita
yang luhur dan diperlukan adanya sebuah keyakinan yang teguh.
c. Kontribusi yang bermakna keterlibatan, keikutsertaan, sumbangsih
yang diberikan dalam berbagai bentuk, baik berupa pemikiran,
kepemimpinan, kinerja, profesionalisme, finansial atau, tenaga yang
diberikan kepada pihak lain untuk mencapai sesuatu yang lebih baik
dan efisien.
d. Nasionalisme yang bermakna suatu keadaan atau pikiran yang
mengembangkan keyakinan bahwa kesetiaan terbesar mesti diberikan
untuk negara atau suatu sikap cinta tanah air atau bangsa dan negara
sebagai wujud dari cita-cita dan tujuan yang diikat sikap-sikap politik,
ekonomi, sosial, dan budaya sebagai wujud persatuan atau
kemerdekaan nasional dengan prinsip kebebasan dan kesamarataan
kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
e. Pengabdian yang bermakna perbuatan baik yang berupa pikiran,
pendapat, ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih
sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan
ikhlas.

6. Adatif
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk
bertahan hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau
ancaman yang timbul. Dengan demikian adaptasi merupakan kemampuan
mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan tetapi juga mengubah

34
lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri). Adaptasi adalah
suatau proses yang menempatkan manusia untuk mencapai tujuan-tujuan
atau kebutuhan untuk menghadapi lingkungan dan kondisi sosial yang
berubah-ubah agar tetap bertahan (Robbins, 2003)
Peter Senge memperkenalkan paradigma organisasi yang disebutnya
Learning Organization, yaitu untuk menggambarkan bahwa organisasi itu
seperti manusia yang butuh pengetahuan yang perlu terus diperbaharui
untuk bertahan hidup, bahkan leading dalam kehidupan. Untuk
memastikan agar organisasi terus mampu memiliki pengetahuan yang
mutakhir, maka organisasi dituntut untuk melakukan lima disiplin, yaitu:
a. Pegawainya harus terus mengasah pengetahuannya hingga ke tingkat
mahir (personal mastery);
b. Pegawainya harus terus berkomunikasi hingga memiliki persepsi yang
sama atau gelombang yang sama terhadap suatu visi atau cita-cita
yang akan dicapai bersama (shared vision);
c. Pegawainya memiliki mental model yang mencerminkan realitas yang
organisasi ingin wujudkan (mental model)
d. Pegawainya perlu selalu sinergis dalam melaksanakan
kegiatankegiatan untuk mewujudkan visinya (team learning)
e. Pegawainya harus selalu berpikir sistemik, tidak kaca mata kuda, atau
bermental silo (systems thinking).
Dengan mempraktikkan kelima disiplin tersebut, ada jalan bagi
organisasi untuk selalu mendapat pengetahuan baru. Tanpa pengetahuan
yang selalu diperbarui maka organisasi cenderung menggunakan
pengetahuan lama, atau kadaluwarsa, yang justru akan menjadi racun bagi
organisasi tersebut.
Salah satu tantangan membangun atau mewujudkan individual dan
organisasi adaptif tersebut adalah situasi VUCA (Volatility, Uncertainty,
Complexity, dan Ambiguity). Indonesia dan seluruh negara di dunia tanpa
kecuali menghadapi tantangan yang relatif sama pada aras global, dengan
perubahan lingkungan yang berkarakteristik VUCA, yaitu:

35
a. Volatility
Dunia berubah dengan sangat cepat, bergejolak, relative tidak stabil,
dan tak terduga.

b. Uncertainty
Masa depan penuh dengan ketidakpastian. Sejarah dan pengalaman
masa lalu tidak lagi relevan memprediksi probabilitas dan sesuatu yang
akan terjadi.
c. Complexity
Dunia modern lebih kompleks dari sebelumnya. Masalah dan akibat
lebih berlapis, berjalin berkelindan, dan saling memengaruhi. Situasi
eksternal yang dihadapi para pemimpin bisnis semakin rumit.
d. Ambiguity
Lingkungan bisnis semakin membingungkan, tidak jelas, dan sulit
dipahami. Setiap situasi dapat menimbulkan banyak penafsiran dan
persepsi.
Johansen (2012) mengusulkan beberapa kerangka kerja yang dapat
digunakan untuk menanggapi ancaman VUCA, yang disebut VUCA
Prime, yaitu
Vision, Understanding, Clarity, Agility. Johansen menyarankan pemimpin
organisasi melakukan hal berikut :
a. Hadapi Volatility dengan Vision
1) Terima dan rangkul perubahan sebagai bagian dari lingkungan kerja
Anda yang konstan dan tidak dapat diprediksi.
2) Buat pernyataan yang kuat dan menarik tentang tujuan dan nilai tim,
dan kembangkan visi bersama yang jelas tentang masa depan dan
fleksibel.
b. Hadapi Uncertainty dengan Understanding

36
1) Berhenti sejenak untuk mendengarkan dan melihat sekeliling. Hal ini
membantu memahami dan mengembangkan cara berpikir dan
bertindak baru sebagai respons terhadap ancaman ketidakpastian.
Kemampuan untuk ‘memahami’ sesuatu menjadi salah satu kunci
dalam menghadapi ketidakpastian.
2) Jadikan investasi, analisis dan interpretasi bisnis, dan competitive
intelligence (CI) sebagai prioritas, sehingga tidak ketinggalan.
3) Tinjau dan evaluasi kinerja untuk memperbaiki atau meningkatkan
kinerja organisasi melalui peningkatan kinerja SDM organisasi.
4) Lakukan simulasi dan eksperimen dengan situasi, sehingga melatih
untuk bereaksi terhadap ancaman serupa di masa depan.
c. Hadapi Complexity dengan Clarity
1) Berkomunikasi secara jelas dengan tim Anda. Dalam situasi yang
kompleks, komunikasi yang jelas membantu memahami arah tim
dan organisasi.
2) Kembangkan tim dan dorong kolaborasi.
d. Hadapi Ambiguity dengan Agility
1) Dorong fleksibilitas, kemampuan beradaptasi, dan ketangkasan.
2) Pekerjak

7. Kolaboratif
a. Definisi Kolaborasi
Kolaborasi adalah suatu bentuk interaksi, diskusi, kompromi,
kerjasama yang berhubungan dengan individu, kelompok atau
beberapa pihak lainnya, baik yang terlibat secara langsung maupun
tidak langsung.
Beberapa definisi kolaborasi dan collaborative governance. Dyer and
Singh (1998, dalam Celik et al, 2019) mengungkapkan bahwa
kolaborasi adalah “ value generated from an alliance between two or
more firms aiming to become more competitive by developing shared
routines”. Sedangkan Gray (1989) mengungkapkan bahwa :

37
Collaboration is a process though which parties with different
expertise, who see different aspects of a problem, can constructively
explore differences and find novel solutions to problems that would
have been more difficult to solve without the other’s perspective
(Gray, 1989). Lindeke and Sieckert (2005) mengungkapkan bahwa
kolaborasi adalah: Collaboration is a complex process, which demands
planned, intentional knowledge sharing that becomes the responsibility
of all parties (Lindeke and Sieckert, 2005).

b. Kolaborasi Pemerintahan (Collaborative Governance)


Selain definisi kolaborasi, terdapat istilah lainnya yaitu
collaborative governance. Irawan (2017) mengungkapkan bahwa “
Collaborative governance “sebagai sebuah proses yang melibatkan
norma bersama dan interaksi saling menguntungkan antar aktor
governance, Ansen dan gash (2012) mengungkapkan bahwa
collaborative governance adalah:
A governing arrangement where one or more public agencies directly
engage non-state stakeholders in a collective decision-making process
that is formal, consensus-oriented, and deliberative and that aims to
make or implement public policy or manage public programs or assets.
Collaborative governance dalam artian sempit merupakan kelompok
aktor dan fungsi. Ansell dan Gash A (2007), menyatakan Collaborative
governance mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk pelayanan
publik. Sebuah pendekatan pengambilan keputusan, tata kelola
kolaboratif, serangkaian aktivitas bersama di mana mitra saling
menghasilkan tujuan dan strategi dan berbagi tanggung jawab dan
sumber daya (Davies Althea L Rehema M. White, 2012).

c. Whole of Government (WoG)


WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan
yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari

38
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas
guna mencapai tujuan- tujuan pembangunan kebijakan, manajemen
program dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal
sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan
sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang
relevan.
Pendekatan WoG ini sudah dikenal dan lama berkembang terutama di
negara-negara Anglo-Saxon seperti Inggris, Australia dan Selandia
Baru. Di Inggris, misalnya, ide WoG dalam mengintegrasikan sektor-
sektor ke dalam satu cara pandang dan sistem sudah dimulai sejak
pemerintahan Partai Buruhnya Tony Blair pada tahun 1990-an dengan
gerakan modernisasi program pemerintahan, dikenal dengan istilah
„joined-up government‟.

d. Panduan Perilaku Kolaboratif


Menurut Pérez López et al (2004 dalam Nugroho, 2018), organisasi
yang memiliki collaborative culture indikatornya sebagai berikut:
1) Organisasi menganggap perubahan sebagai sesuatu yang alami dan
perlu terjadi;
2) Organisasi menganggap individu (staf) sebagai aset berharga dan
membutuhkan upaya yang diperlukan untuk terus menghormati
pekerjaan mereka;
3) Organisasi memberikan perhatian yang adil bagi staf yang mau
mencoba dan mengambil risiko yang wajar dalam menyelesaikan
tugas mereka (bahkan ketika terjadi kesalahan);
4) Pendapat yang berbeda didorong dan didukung dalam organisasi
(universitas) Setiap kontribusi dan pendapat sangat dihargai;
5) Masalah dalam organisasi dibahas transparan untuk menghindari
konflik;
6) Kolaboratif
7) Kolaborasi dan kerja tim antar divisi adalah didorong; dan

39
8) Secara keseluruhan, setiap divisi memiliki kesadaran terhadap
kualitas layanan yang diberikan.

e. Kolaboratif dalam Konteks Organisasi Pemerintah


Penelitian yang dilakukan oleh Custumato (2021) menunjukkan bahwa
faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam kolaborasi antar
lembaga pemerintah adalah kepercayaan, pembagian kekuasaan, gaya
kepemimpinan, strategi manajemen dan formalisasi pada pencapaian
kolaborasi yang efisien dan efektif antara entitas publik.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Astari dkk (2019) menunjukkan
bahwa ada beberapa faktor yang dapat menghambat kolaborasi antar
organisasi pemerintah. Penelitian tersebut merupakan studi kasus
kolaborasi antar organisasi pemerintah dalam penertiban moda
transportasi di Kota Makassar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kolaborasi mengalami beberapa hambatan yaitu: ketidakjelasan
batasan masalah karena perbedaan pemahaman dalam kesepakatan
kolaborasi. Selain itu, dasar hukum kolaborasi juga tidak jelas.

f. Beberapa Aspek Normatif Kolaborasi Pemerintahan


Berdasarkan ketentuan Pasal 34 ayat (4) Undang-Undang Nomor
30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan diatur bahwa
“Penyelenggaraan pemerintahan yang melibatkan Kewenangan lintas
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dilaksanakan melalui kerja sama
antar-Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang terlibat, kecuali
ditentukan lain dalam ketentuan peraturan perundang-undangan”
Dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan diatur juga mengenai Bantuan Kedinasan yaitu kerja
sama antara Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan guna kelancaran
pelayanan Administrasi Pemerintahan di suatu instansi pemerintahan
yang membutuhkan.

40
Pejabat Pemerintahan memiliki kewajiban memberikan Bantuan
Kedinasan kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang
meminta bantuan untuk melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan
tertentu

Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dapat memberikan Bantuan


Kedinasan kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang
meminta dengan syarat:
a. Keputusan dan/atau Tindakan tidak dapat dilaksanakan sendiri oleh
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang meminta bantuan
b. Penyelenggaraan pemerintahan tidak dapat dilaksanakan sendiri
oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan karena kurangnya
tenaga dan fasilitas yang dimiliki oleh Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan
c. Dalam hal melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan, Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan tidak memiliki pengetahuan dan
kemampuan untuk melaksanakannya sendiri;
d. Apabila untuk menetapkan Keputusan dan melakukan kegiatan
pelayanan publik, Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan
membutuhkan surat keterangan dan berbagai dokumen yang
diperlukan dari Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan lainnya;
dan/atau
e. Jika penyelenggaraan pemerintahan hanya dapat dilaksanakan
dengan biaya, peralatan, dan fasilitas yang besar dan tidak mampu
ditanggung sendiri oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan
tersebut.
Dalam hal pelaksanaan Bantuan Kedinasan menimbulkan biaya,
maka beban yang ditimbulkan ditetapkan bersama secara wajar oleh
penerima dan pemberi bantuan dan tidak menimbulkan pembiayaan
ganda. Yang dimaksud dengan “secara wajar” adalah biaya yang

41
ditimbulkan sesuai kebutuhan riil dan kemampuan penerima Bantuan
Kedinasan
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dapat menolak memberikan
Bantuan Kedinasan apabila:
a. mempengaruhi kinerja Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan
pemberi bantuan;
b. surat keterangan dan dokumen yang diperlukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan bersifat rahasia; atau
c. ketentuan peraturan perundang-undangan tidak memperbolehkan
pemberian bantuan.
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang menolak untuk
memberikan Bantuan Kedinasan kepada Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan tersebut harus memberikan alasan penolakan secara
tertulis.

B. Kedudukan dan Peran ASN Untuk Menuju Smart Governance


1. Manajemen ASN
Manajemen ASN atau manajemen kepegawaian suatu proses
pengelolaan pegawai/karyawan mulai dari perekrutan/rekruitmen sampai
PHK (Putusan Hubungan Kerja). Tujuannya agar pegawai memberikan
andil besar dalam lembaga untuk mencapai tujuan individu, lembaga dan
masyarakat. Di dalam manajemen pegawai terdapat beberapa nilai
indikator yaitu kepastian hukum, profesionalisme, proporsionalitas,
keterpaduan, delegasi, netralitas, akuntabilitas, efektif dan efisen,
keterbukaan, nondiskriminatif, persatuan dan kesatuan, keadilan dan
kesetaraan, kesejahteraan.
a. Kedudukan ASN
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua
golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota

42
dan/atau pengurus partai politik. Selain untuk menjauhkan birokrasi
dari pengaruh partai politik, hal ini dimaksudkan untuk menjamin
keutuhan, kekompakan dan persatuan ASN, serta dapat memusatkan
segala perhatian, pikiran, dan tenaga pada tugas yang dibebankan
kepadanya. Oleh karena itu dalam pembinaan karier pegawai ASN,
khususnya di daerah dilakukan oleh pejabat berwenang yaitu pejabat
karier tertinggi.
b. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
1) Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan
2) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat
pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan,
memiliki nomor induk pegawai secara nasional.
Sedangkan PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi
syarat tertentu, yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan Instansi
Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan
tugas pemerintahan. Dengan kehadiran PPPK tersebut dalam
manajemen ASN, menegaskan bahwa tidak semua pegawai yang
bekerja untuk pemerintah harus berstatus PNS, namun dapat berstatus
sebagai pegawai kontrak dengan jangka waktu tertentu. Hal ini
bertujuan untuk menciptakan budaya kerja baru menumbuhkan
suasana kompetensi di kalangan
birokrasi yang berbasis pada kinerja
c. Fungsi dan tugas ASN
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka
Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut:
1) Pelaksana kebijakan public;
2) Pelayan public; dan
3) Perekat dan pemersatu bangsa

43
Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:
1) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
2) Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas
3) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia
Selanjutnya peran dari Pegawai ASN: perencana, pelaksana, dan
pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan
publik yang professional, bebas dari intervensi politik, serta bersih
dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
d. Hak dan Kewajiban ASN
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan kebijakan
yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN harus
mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
menjalankan Hak PNS dan PPPK yang diatur dalam UU ASN sebagai
berikut PNS berhak memperoleh:
1) Gaji, tunjangan, dan fasilitas;
2) Cuti;
3) Jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
4) Perlindungan; dan
5) Pengembangan kompetensi
Sedangkan PPPK berhak memperoleh:
1) Gaji dan tunjangan;
2) Cuti;
3) Perlindungan; dan
4) Pengembangan kompetensi

44
Selain hak sebagaimana disebutkan di atas, berdasarkan pasal 70 UU
ASN disebutkan bahwa Setiap Pegawai ASN memiliki hak dan
kesempatan untuk mengembangkan
1) Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan pemerintah yang sah
2) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
3) Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah
yang berwenang;
4) Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
5) Melaksanakan tugas kedinasan dengan Penuh pengabdian,
kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab.
6) Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,
ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun
di luar kedinasan
e. Sitem Merit Dalam Pengelolaan ASN
Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi
tranparansi, akuntabilitas, obyektivitas dan juga keadilan. Beberapa
langkah nyata dapat dilakukan untuk menerpakan sistem ini baik dari
sisi perencanaan kebutuhan yang berupa transparansi dan jangkauan
penginformasian kepasa masyarakat maupun jaminan obyektifitasnya
dalam pelaksanaan seleksi.

Permenpan Rb Nomor 6 Tahun 2022 Tentang Pengelolaan Kinerja


Pegawai Aparatur Sipil Negara, bahwa setiap instansi pemerintahan
wajib menerapkan pengelolaan kinerja pegawai. Pengelolaan kinerja
pegawai ditujukan bagi PNS dan PPPK, dilaksanakan untuk
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi melalui :
a. Peningkatan kualitas dan kapasitas pegawai
b. Penguatan peran pimpinan

45
c. Penguatan kolaborasi antara pimpinan dengan pegawai, antara
pegawai, dan antara pegawai dengan pemangku kepentingan lainnya.
Pengelolan kinerja pegawai berorientasi pada pengembangan kinerja
pegawai, pemenuhan ekspektasi pimpinan, dialog kinerja yang intens
antara pimpinan dan pegawai, pencapaian kinerja organisasi dan hasil
kerja dan perilaku kerja pegawai.
Pengelolaan kinerja pegawai terdiri atas:
a. Perencanaan kinerja yang meliputi penetapan dan klarifikasi
ekspektasi
b. Pelaksanaan, pemantauan dan pembinaan kinerja pegawai yang
meliputi pendokumentasian kinerja, pemberian umpan balik
berkelanjutan, dan pengembangan kinerja pegawai
c. Penilaian kinerja pegawai yang meliputi evaluasi kinerja pegawai
d. Tindak lanjut hasil evaluasi kinerja pegawai yang meliputi
pemberian penghargaan dan sanksi.
Perencanaan kinerja terdiri atas penyusunan dan penetapan SKP.
Dalam proses penyusunan SKP, pimpinan dan pegawai melakukan
dialog kinerja untuk penetapan dan klarifikasi ekspektasi. Penetapan
dan klarifikasi ekspektasi merupakan proses untuk menentukan :
a. Rencana kinerja
b. Sumber daya yang dibutuhkan
c. Skema pertanggungjawaban kinerja pegawai
d. Konsekuensi atas pencapaian kinerja pegawai
Pengelolaan kinerja ASN di nilai dengan Sasaran Kinerja Pegawai
yang selanjutnya disingkat SKP adalah ekspektasi kinerja yang akan
dicapai oleh pegawai setiap tahun. Dan dari SKP tersebut ada
ekspektasi kinerja yang merupakan harapan atas hasil kerja dan
perilaku kerja pegawai.
Dari hasil kinerja pegawai terdapat umpan balik berkelanjutan yang
merupakan tanggapan atau respon yang diberikan atas kinerja
pegawai. Lalu terdapat evaluasi kinerja periodik pegawai yaitu proses

46
dimana pejabat penilai kinerja mereview keseluruhan hasil kerja dan
perilaku kerja pegawai selama bulanan atau triwulanan dan
menetapkan predikat kinerja periodik pegawai berdasarkan kuadran
kinerja pegawai. Pejabat penilai kinerja adalah atasan langsung
pegawai dengan ketentuan paling rendah pejabat pengawas atau
pejabat lain yang diberi pendelegasian kewenangan.
Pengelolaan kinerja pegawai berorientasi pada:
a. Pengembangan kinerja Pegawai
b. Pemenuhan Ekspektasi Pimpinan
c. Dialog kinerja yang intens antara Pimpinan dan Pegawai
d. Pencapaian kinerja organisasi dan
e. Hasil kerja dan perilaku kerja Pegawai.

Sehingga instansi pemerintah mendapatkan pegawai yang tepat dan


berintegritas untuk mencapai visi dan misinya. Manajemen ASN
Pasca recruitment, dalam organisasi berbagai sistem pengelolaan
pegawai harus mencerminkan prinsip merit yang sesungguhnya
dimana semua prosesnya didasarkan pada prinsip-prinsip yang
obyektif dan adil bagi pegawai. Jaminan sistem merit pada semua
aspek pengelolaan pegawai akan menciptakan lingkungan yang
kondusif untuk pembelajaran dan kinerja. Pegawai diberikan
penghargaan dan pengakuan atas kinerjanya yang tinggi, disisi lain
bad performers mengetahui dimana kelemahan dan juga
diberikan bantuan dari organisasi untuk meningkatkan kinerja.

2. Smart ASN
a. Literasi Digital
Literasi digital berfungsi untuk meningkatkan kemampuan kgonitif
sumber daya manusia di Indonesia agar keterampilannya tidak terbatas
mengoperasikan gawai. Literasi digital juga merupakan kemampuan
secara kreaktif terlibat dalam praktik sosial tertentu, untuk

47
mengansumsikan identitas sosial yang tepat, dan untuk membentuk atau
mempertehankan berbagai hubungan sosial di ruang digital.
Kominfo sendiri menjabarkan literasi digital ke dalam 4 kompetensi
yaitu kecakapan yaitu:
1) Digital skill merupakan kemampuan individu dalam mengetahui,
memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak
TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.
2) Digital safety merupakan kemampuan user dalam mengenali,
mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan
meningkatkan kesadaran perlindungan data pribadi dan keamanan
digital dalam kehidupan sehari-hari.
3) Digital culture merupakan kemampuan individu dalam membaca,
menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan
kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam
kehidupan sehari-hari dan digitalisasi kebudayaan melalui
pemanfaatan TIK. Sementara itu,
4) Digital ethics merupakan kemampuan individu dalam menyadari,
mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan,
mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital
(netiquette) dalam kehidupan sehari-hari.

48
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Identifikasi Isu dan Penetapan Isu

1. Identifikasi Isu
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, mengutamakan kegiatan promotif dan
preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya (Permenkes No. 75 Tahun 2014). Pelayanan kesehatan yang
dilakukan oleh Puskesmas secara umum bertujuan untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang telah difasilitasi oleh pemerintah daerah
melalui dinas kesehatan kabupaten melalui kegiatan-kegiatan promotive,
preventif, kuratif dan rehabilitatif sesuai dengan program yang telah
ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten.
Puskesmas Tiong Keranjik merupakan instansi yang bertanggung
jawab atas pembangunan kesehatan di Kecamatan Belimbing Hulu
Kabupaten Melawi. Sebagai ASN yang bertugas di Puskesmas, diharapkan
mampu memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas
kepada pasien sesuai dengan tugas dan fungsi ASN.
Identifikasi Isu dilaksanakan dengan mengumpulkan isu-isu aktual
yang terjadi di unit kerja dengan menggunakan pendekatan metode Analisa
APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, Kelayakan). Metode APKL

49
merupakan salah satu metode untuk menguji kelayakan. Dalam pelayanan
kesehatan, terdapat berbagai isu yang tentunya berdampak pada kualitas
pelayanan. Begitu pula halnya yang terjadi di Puskesmas Tiong Keranjik,
di mana terdapat beberapa isu yang harus segera dicari solusinya.

Berdasarkan hasil observasi, konsultasi dengan mentor dan data dari


profil Puskesmas Tiong Keranjik isu tersebut diantaranya :
a. Rendahnya kepatuhan kontrol pasien hipertensi
Penyakit hipertensi menduduki peringkat ke tiga dari sepuluh
penyakit terbanyak di Fasilitas Kesehatan Puskesmas Tiong Keranjik
pada tahun 2021, dengan jumlah 536 kasus. Data rekapitulasi indeks
keluarga sehat Kecamatan Belimbing Hulu penderita hipertensi yang
berobat teratur hanya sebanyak 52,13% yang artinya masih banyak
penderita pasien yang tidak melakukan kontrol secara teratur. Selain itu
dari surveilans jumlah kunjungan pasien hipertensi bulan Januari 2022
s.d Juni 2022 sebanyak 233 kunjungan. Rendahnya kepatuhan kontrol
disebabkan kurangnya pemahaman penderita hipertensi mengenai
pentingnya melakukan kontrol di fasilitas pelayanan kesehatan, belum
adanya media sebagai pengingat kontrol, dan kebiasaan masyarakat
umunya datang ke puskesmas hanya pada saat merasa ada keluhan
kesehatan

b. Rendahnya pengetahuan pencegahan kekambuhan dan perawatan


pada pasein dengan rheumatoid arthritis (rematik)
Gangguan muskuloskeletal adalah suatu kondisi yang mengganggu
fungsi sendi, ligamen, otot, saraf dan tendon, serta tulang belakang.
Sistem muskuloskeletal melibatkan struktur yang mendukung anggota
badan, leher dan punggung. Gangguan muskuloskeletal seringnya
merupakan penyakit degeneratif, penyakit yang menyebabkan jaringan

50
tubuh Anda lama-kelamaan mengalami kerusakan. Rheumatoid artritis
adalah salah satu penyakit pada sistem muskuloskeletal yang
mengalami gangguan pada lapisan sendi, menyebabkan pembengkakan
yang menyakitkan. Dalam jangka waktu yang lama, peradangan yang
terkait dengan rheumatoid artritis dapat menyebabkan erosi tulang dan
deformitas sendi. Penyakit rematik menduduki peringkat ke dua dari
sepuluh penyakit terbanyak pada Fasilitas Kesehatan Puskesmas Tiong
Keranjik pada tahun 2021, dengan jumlah kunjungan sebanyak 392
kasus.
Data surveilans Puskesmas Tiong keranjik mulai dari bulan Januari
2022 s.d Juni 2022 kunjungan pasein dengan rheumatoid artritis
sebanyak 418 kasus menunjukaan bahwa kasus rheumatoid artritis terus
meningkat hal ini dapat mengakibatkan berkurangnya kemampuan untuk
bergerak apabila dibiarkan terus menerus dapat menyebabkan terbatasnya
aktivitas , pekerjaan dapat terhambat, berkurangnya kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat . rheumatoid arthritis (RA) atau yang sering
disebut rematik (radang sendi) sering dialami oleh warga disebabkan oleh
aktivitas pekerjaan, faktor usia, berat badan berlebih dan pola makan
yang tidak sehat.

c. Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat mengenai pentingnya


menjaga kesehatan lambung.
Tingkat kesadaran masyarakat masih sangat rendah mengenai pentingnya
menjaga kesehatan lambung, padahal gastritis atau sakit maag akan
sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, baik bagi remaja maupun orang
dewasa. Gastritis atau dikenal dengan sakit maag merupakan peradangan
(pembengkakan) dari mukosa lambung yang disebabkan oleh faktor
iritasi dan infeksi. Bahaya penyakit gastritis jika dibiarkan terus menerus
akan merusak fungsi lambung dan dapat meningkatkan risiko untuk
terkena kanker lambung hingga menyebabkan kematian. Gastritis
fungsional merupakan sakit yang bukan disebabkan oleh gangguan pada

51
organ lambung melainkan lebih sering dipicu oleh pola makan yang
kurang sesuai, faktor psikis dan kecemasan (Saydam, 2011). Data
surveilans Puskesmas Tiong keranjik Januari 2022 s.d Juni 2022
kunjungan pasein gastritis sebanyak 121 kasus dan faktor yang
menyebabkan gastritis pada warga yaitu waktu makan yang tidak teratur
sering terlambat makan karena sibuk dengan kegiatan atau pekerjaan,
kualitas makanan yang kurang baik, dan kurang istirahat.
d. Rendahnya Kesadaran Masyarakat untuk menerapkan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) adalah gerakan yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan
masyarakat. PHBS dapat diterapkan di lingkungan rumah tangga,
sekolah, tempat kerja, maupun masyarakat umum. PHBS memiliki 10
indikator, salah satunya adalah menggunakan jamban sehat, dari
rekapitulasi indeks keluarga sehat kecamatan belimbing hulu pada
Tahun 2021 terdapat 4 desa yang akses jamban sehat masih rendah
yaitu desa Nanga Raya 43,13%, Desa Nanga Keberak 49,56%, Desa
Piawas 41,63%, dan Desa Kayu Bunga 42,23%. Kurangnya kemapuan
masyarakat dalam melakukan pola hidup yang sehat dapat disebabkan
masyarakat tidak memahami mengenai pentingnya menggunakan
jamban sehat kedaan tersebut tentunya berpengaruh terhadap derajat
kesehatan warga yang ada di desa tesebut dan dapat menimbulkan
berbagai macam penyakit.

Dalam upaya menyikapi isu-isu aktual serta tantangan perubahan


dan perkembangan yang berdasarkan tugas pokok dan fungsi Dokter
Umum. Penanganan harus dilakukan setelah isu dipersempit ke dalam
masalah yang lebih kompleks dan dikembangkan dengan gagasan
pemecahan masalah yang sesuai dan tepat. Penentuan isu aktual
prioritas dilakukan dengan menggunakan skala dengan rentang angka
dari 1-5, skala 1 menyatakan “tidak penting, skala 2 menyatakan

52
“kurang penting”, skala 3 menyatakan “cukup penting”, skala 4
menyatakan “penting”, dan skala 5 menyatakan “sangat penting”. Skala
penilaian dan pemilihan isu ini berpedoman pada 4 (empat) kriteria isu,
yaitu isu yang bersifat Aktual, Problematik, khalayak dan layak atau
biasa disingkat APKL. Adapun penentuan isu aktualnya sebagai
berikut:

Tabel 4.1
Analisis Isu dengan Teknik APKL
Kriteria
No Masalah Total Peringkat
A P K L

Rendahnya kepatuhan kontrol pasien


1. 5 5 5 4 19 I
hipertensi

Rendahnya pengetahuan pencegahan


kekambuhan dan perawatan pada
2. 5 4 4 3 16 III
pasein dengan rheumatoid arthritis
(rematik)

Rendahnya tingkat kesadaran


3. masyarakat mengenai pentingnya 5 4 4 4 17 II
menjaga kesehatan lambung.

Rendahnya Kesadaran Masyarakat


4 untuk menerapkan Perilaku Hidup 5 4 3 3 15 IV
Bersih dan Sehat (PHBS)

Keterangan :
5= sangat tinggi; 4= tinggi; 3= cukup tinggi; 2= rendah; 1= sangat rendah

53
2. Penetapan Isu
Mengacu pada hasil analisis APKL yang dipaparkan di atas, telah
disepakati bahwa yang menjadi Isu Prioritas adalah “Rendahnya
kepatuhan kontrol pasien hipertensi”. Dalam menentukan prioritas
masalah, analisis USG juga digunakan sebagai alat untuk mengetahui isu
mana yang menjadi paling prioritas dengan menggunakan kriteria
Urgency (U), Seriousness (S), Growth (G) atau yang biasa disebut
identifikasi USG. Lebih jelasnya, kriteria USG dijelaskan sebagai
berikut:
a. Urgency berarti seberapa mendesaknya isu tersebut untuk diselesaikan
berkaitan dengan dimensi waktu, dan ditindaklanjuti dan diselesaikan
dengan skala penilaian 1-5
b. Seriousness mengacu pada penyelesaian masalah dikaitkan dengan
akibat, bisa menimbulkan masalah baru dan ditindaklanjuti dan
diselesaikan dengan skala penilaian 1 – 5, dan
c. Growth berkaitan dengan kemungkinan berkembang memburuk kalau
tidak diselesaikan, dan ditindaklanjuti dan diselesaikan dengan skala
penilaian 1 – 5.

Tabel 4.2
Analisis Isu dengan Tehnik USG
Prioritas
No Masalah Pokok Total Peringkat
U S G
Kurangnya pengetahuan
1 penderita hipertensi mengenai 5 5 4 14 I
pentingnya melakukan kontrol
Belum ada media sebagai
2 4 3 3 11 II
pengingat kontrol
3 Kebiasaan warga datang ke 4 3 3 10 III
puskesmas hanya pada saat

54
merasa ada keluhan kesehatan
Keterangan :
5= sangat tinggi; 4= tinggi; 3= cukup tinggi; 2= rendah; 1= sangat rendah

Dari permasalahan yang paling dominan di atas dan sesuai tugas


pokok perawat maka judul aktualisasinya adalah “Upaya peningkatan
kepatuhan kontrol pada pasien hipertensi melalui KIE (Konseling,
Informasi dan Edukasi) di fasilitas pelayanan kesehatan Puskesmas
Tiong Keranjik Kabupaten Melawi”.
Dalam upaya meningkatkan kepatuhan kontrol pada pasien hipertensi
dapat dilakukan dengan penyuluhan kesehatan, puskesmas mengemban
tugas dan tanggung jawab melakukan penyuluhan kesehatan masyarakat
atau promosi kesehatan secara profesional guna meningkatkan
kemampuan masyarakat lewat pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama
masyarakat supaya bisa menolong diri sendiri. Sehingga dalam prosesnya
diharapkan masyarakat mampu menumbuhkan kesadaran kemauan dan
kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan.

Adapun nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam kegiatan aktualisasi


ini adalah nilai-nilai dasar ASN yaitu BerAKHLAK (Berorientasi
Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adatif, Kolaboratif)
Isu terpilih dari tiga isu di atas adalah “Rendahnya kepatuhan kontrol
pasien hipertensi”. Gagasan penyelesaian isu tersebut adalah “Upaya
peningkatan kepatuhan kontrol pada pasien hipertensi di fasilitas
pelayanan kesehatan Puskesmas Tiong Keranjik Kabupaten Melawi”.
Adapun langkah-langkah kegiatan sebagai berikut :
1. Konsultasi dan komunikasi dengan atasan tentang rencana
kegiatan dan mempersiapakan kegiatan yang akan dilakukan
2. Membuat kartu kontrol pasien hipertensi
3. Membuat leaflet “Ayo kontrol rutin dan cegah komplikasi
hipertensi”

55
4. Membuat soal pre test dan post test
5. Mengumpulkan materi KIE (Konseling, Informasi dan Edukasi)
dan membuat Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
6. Melakukan KIE tentang pentingnya kontrol rutin pada pasien
hipertensi
7. Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan aktualisasi

56
A. Rancangan Aktualisasi

Tabel 4.3
Unit kerja Puskesmas Sungai Paduan
Identifikasi isu 1. Rendahnya kepatuhan kontrol pasien hipertensi

2. Rendahnya pemahaman/pengetahuan pencegahan kekambuhan dan perawatan pada pasein dengan rheumatoid
arthritis (rematik)

3. Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan lambung.

Isu yang diangkat Rendahnya kepatuhan kontrol pasien hipertensi

Gagasan Upaya peningkatan kepatuhan kontrol pada pasien hipertensi di fasilitas pelayanan kesehatan Puskesmas Tiong
Pemecahan Isu Keranjik Kabupaten Melawi

Rancangan Aktualisasi

57
Proses Kegiatan Aktualisasi Kontribusi Kegiatan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/bukti fisik dan Keterkaitan dengan Terhadap Visi Misi dan
Nilai Dasar BerAKHLAK Organisasi
1 2 3 4 5 6
1 Konsultasi dan 1. Menghubungi dan 1. Terlaksananya 1. Saya menanyakan kepada Dengan berkonsultasi
komunikasi dengan membuat janji komunikasi dengan atasan dan coach mengenai kepada mentor dan coach
atasan tentang pertemuan dengan atasan dan coach. waktu konsultasi dengan saya akan berkontribusi
rencana kegiatan dan atasan untuk Bukti fisik: sikap sopan, dan dapat terhadap Visi : Hebat,
mempersiapakan menyampaikan jadwal catatan jadwal, menyesuaikan apabila ada mewujudkan masa depan
kegiatan yang akan kegiatan yang akan dokumentasi foto perubahan waktu pertumbuhan ekonomi,
dilakukan. dilaksanakan selama 2. Terlaksananya konsultasi sosial dan lingkungan fisik
aktualisasi. pertemuan dengan Berorientasi pelayanan: yang lebih baik
2. Menemui mentor sesuai mentor dan coach Sopan dan Misi organisasi :
jadwal Bukti Fisik: Adatif: Cepat Mewujudkan masyarakat
3. Mengkonsultasikan dokumentasi foto Menyesuaikan diri Kabupaten Melawi
rencana kegiatan 3. Terlaksananya diskusi 2. Saya akan menemui berbudaya, cerdas, mandiri
aktualisasi dengan bersama atasan dan mentor dan coach sesuai dan inovatif dalam
mentor dan coach coach jadwal yang disepakati, meningkatkan Sumber
Bukti fisik: dan menggunakan pakain Daya Manusia (SDM)
Catatan jadwal, dinas rapi Unggul
dokumentasi. Akuntabel: Disiplin
Loyal: Menjaga nama
baik ASN
3. Saya akan menjalin
hubungan baik saat
berkonsultasi dengan
mentor dan coach, dan
melakukan tugas sesuai
arahan
Harmonis: membangun
lingkungan kerja yang

58
Proses Kegiatan Aktualisasi Kontribusi Kegiatan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/bukti fisik dan Keterkaitan dengan Terhadap Visi Misi dan
Nilai Dasar BerAKHLAK Organisasi
1 2 3 4 5 6
kondusif
Kompeten:
Melaksanakan tugas
dengan kualitas terbaik
Kolaobratif:
Memberikan kesempatan
kepada berbagai pihak
untuk berkontribusi

2 Membuat kartu 1. Membuat konsep kartu 1. Terbentuknya konsep 1. Saya akan mempersiapkan Dengan tersedianya kartu
kontrol pasien kontrol pasien kartu. materi yang akan kontrol rutin pada pasien
hipertensi 2. Melakukan konsultasi Bukti fisik: digunakan untuk membuat hipertensi, saya akan
dengan kepala Kartu kontrol pasien, SAP dengan mencari berkontribusi terhadap Visi
puskesmas foto kegiatan referensi yang terpercaya organisasi yaitu :
3. Melakukan perbaikan 2. Terlaksanannya Akuntabel : Bertanggung Hebat, teknologi dan
sesuai hasil konsultasi konsultasi dengan Jawab inovasi yang profesional
dengan Kepala atasan 2. Saya melakukan konsultasi dan Misi organisasi :
Puskesmas Bukti fisik: lefleat dengan Kepala Mewujudkan masyarakat
4. Melakukan konsultasi Catatan masukan, Puskesmas sesuai dengan Kabupaten Melawi
rekan kerja mengenai dokumentasi foto waktu yang disepakati, berbudaya, cerdas, mandiri
pengisian kartu kontrol 3. Perbaikan konsep kartu menggunakan pakaian dan inovatif dalam
pasien hipertensi sesuai arahan atasan. rapimen dan dengarkan meningkatkan Sumber
5. Mencetak kartu kontrol Bukti fisik: masukan dengan sungguh- Daya Manusia (SDM)
Lembar kartu kontrol sungguh Unggul
yang telah di design Kompeten:
sesuai arahan Melaksanakan tugas
4. Terlaksananya dengan kualitas terbaik

59
Proses Kegiatan Aktualisasi Kontribusi Kegiatan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/bukti fisik dan Keterkaitan dengan Terhadap Visi Misi dan
Nilai Dasar BerAKHLAK Organisasi
1 2 3 4 5 6
konsultasi bersama Loyal : Menjaga nama
rekan kerja baik sesasma ASN
Bukti fisik: 3. Saya melakukan perbaikan
Dokumentasi kegiatan sesuai dengan arahan
5. Tercetaknya kartu atasan
kontrol Berorientasi pelayanan:
Bukti fisik: melakukan perbaikan
Kartu kontrol tiada henti
Adatif : Terus
mengembangkan
Kreaktivitas
4. Saya melakukan konsultasi
dengan rekan kerja
mengenai pengisian kartu
kontrol pasien hipertensi
Kolaboratif: Bekerja
sama
5. Saya mencetak kartu
kontol yang sudah di
setujui oleh atasan
mengunakan fasilitas
puskesmas
Akuntabel: Bertanggung
jawab, efektif, efesien

60
Proses Kegiatan Aktualisasi Kontribusi Kegiatan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/bukti fisik dan Keterkaitan dengan Terhadap Visi Misi dan
Nilai Dasar BerAKHLAK Organisasi
1 2 3 4 5 6
3 Membuat leaflet 1. Menyiapkan materi 1. Tersedia materi dari 1. Saya mencari materi yang Dengan tersedianya leaflet
“Ayo kontrol rutin yang digunakan berbagai referensi. digunakan untuk “Ayo kontrol rutin dan
dan cegah 2. Menyiapkan konsep Bukti fisik: pembuatan leaflet dengan cegah komplikasi
komplikasi untuk pembuatan leaflet Kumpulan materi dari teliti dan sungguh-sungguh hipertensi”
hipertensi” 3. Melakukan konsultasi berbagai sumber Akuntabel : bertanggung yang akan digunakan untuk
dengan Kepala atasan 2. Terbentuknya konsep jawab, efektif, efesien penyuluhan kesehatan,
dan koordinator tim leaflet yang menarik Kompeten: saya akan berkontribusi
pelaksana PTM dan mudah dipahami: Melaksanakan tugas terhadap Visi organisasi
4. Melakukan perbaikan Design leaflet dengan kualitas terbaik yaitu : Hebat,
sesuai hasil konsultasi 3. Terlaksananya 2. Saya menyiapkan konsep meningkatkan jaminan
dengan Kepala konsultasi atau design leafleat yang pelayanan kesehatan
puskesmas dan Bukti fisik: menarik dan mudah masyarakat dan pendidikan
koordinator tim Catatan masukan, dipahami dengan teknologi dan
pelaksanan PTM dokumentasi foto Adatatif: Berinovasi inovasi yang profesional
5. Mencetak leaflet 4. Perbaikan leaflet sesuai mengmbangkan dan Misi organisasi :
arahan kreaktivitas Mewujudkan masyarakat
Bukti fisik: 3. Pada saat konsultasi saya Kabupaten Melawi
Catatan masukan mendengarkan masukan berbudaya, cerdas, mandiri
5. Tersedianya leaflet dengan dengan penuh dan inovatif dalam
Bukti fisik: perhatian dan konsentrasi, meningkatkan Sumber
Lembar leaflet selanjutnya melakuakn Daya Manusia (SDM)
perbaikan sesuai arahan: Unggul;
Harmonis : meghargai
pendapat orang lain
Loyal: Menjaga nama
baik sesama ASN
4. Saya memperbaiki leaflet

61
Proses Kegiatan Aktualisasi Kontribusi Kegiatan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/bukti fisik dan Keterkaitan dengan Terhadap Visi Misi dan
Nilai Dasar BerAKHLAK Organisasi
1 2 3 4 5 6
sesuai dengan arahan dan
membuat design yang
menarik
Adatif: Kreaktivitas
Berorientasi Pelayanan:
Melakukan perbaikan
tiada henti
Kolaboratif:
Memberikan kesempatan
pada pihak lain
berkontribusi
5. Saya mencetak leaflet yang
telah di setujui
mengunakan fasilitas
puskesmas
Akuntabel : bertanggung
jawab, efektif, efesien

4 Membuat soal pre 1. Membuat soal pre test 1. Tersedia soal-soal pre 1. Saya mempersiapkan Dengan tersedianya soal
test dan post test dan post test test dan pots test. soal yang akan pre test dan post test saya
2. Melakukan konsultasi Bukti fisik: digunakan dengan akan berkontribusi terhadap
dengan atasan terkait Lembar soal pre test sungguh-sungguh Visi organisasi yaitu :
soal yang di gunakan dan post test Kompeten: Hebat, meningkatkan
pre dan post test 2. Terlaksananya Melaksanakan tugas jaminan pelayanan
3. Melakukan perbaikan konsultasi dengan kualitas kesehatan masyarakat dan
soal sesuai arahan Bukti fisik: terbaik pendidikan dengan
atasan Catatan masukan, 2. Saya memberi salam teknologi dan inovasi yang

62
Proses Kegiatan Aktualisasi Kontribusi Kegiatan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/bukti fisik dan Keterkaitan dengan Terhadap Visi Misi dan
Nilai Dasar BerAKHLAK Organisasi
1 2 3 4 5 6
4. Mencetak soal pre test dokumentasi foto selanjutnya profesional
dan post test yang akan 3. Perbaikan soal sesuai berkonsultasi dan dan Misi organisasi :
digunakan sebagai arahan menerima masukan Mewujudkan masyarakat
evaluasi dalam Bukti fisik: dengan senang hati Kabupaten Melawi
melakukan penyuluhan Catatan masukan Berorientasi berbudaya, cerdas, mandiri
kesehatan 4. Tersedianya soal-soal Pelayanan: Ramah dan inovatif dalam
pre test dan post test Harmonis: meningkatkan Sumber
saat penyuluhan Lingkungan kerja Daya Manusia (SDM)
Bukti fisik: yang kondusif Unggul;
Lembar soal pre test Kolaboratif:
dan post test Memberi
kesempatan kepada
pihak lain untuk
berkontribusi
3. Saya akan merevisi
soal-soal pre test dan
post test sesuai arahan
dengan atasan
Loyal: Menjaga
nama baik sesama
ASN, Pimpinan,
Instansi dan Negara.
Adatif: Terus
mengembangkan
kreaktivitas
4. Saya mencetak soal
dengan teliti dan

63
Proses Kegiatan Aktualisasi Kontribusi Kegiatan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/bukti fisik dan Keterkaitan dengan Terhadap Visi Misi dan
Nilai Dasar BerAKHLAK Organisasi
1 2 3 4 5 6
menggunakan kertas
secukupnya
Akuntabel :
bertanggung jawab,
efektif, efesien

5 Membuat Satuan 1. Mempersiapkan materi 1. Tersedianya materi SAP 1. Saya mempersiapkan Dengan tersedianya
Acara Penyuluhan yang akan digunakan Bukti fisik: materi yang akan Satuan Acara Penyuluhan
(SAP) dan untuk membuat SAP Materi dari berbagai digunakan membuat SAP (SAP) pentingnya kontrol
melakukan KIE 2. Membuat konsep isi sumber dengan sungguh-sungguh rutin pada pasien hipertensi
tentang pentingnya SAP agar mudah di 2. Tersedianya konsep Kompeten: yang akan digunakan
kontrol rutin pada pahami SAP Melaksanakan tugas sebagai acuan dalam
pasien hipertensi 3. Melakukan konsultasi Bukti fisik: dengan kualitas terbaik melakukan penyuluhan
dengan atasan dan tim Lembar SAP 2. Saya membuat konsep SAP kesehatan dan pembuatan
pelaksana PTM 3. Terlaksananya dengan teliti dan isi SAP leaflet, saya akan
(Penyakit Tidak konsultasi dengan yang menarik, dapat berkontribusi terhadap Visi
Menular) terkait isi SAP atasan dan tim mudah di pahami organisasi yaitu :
4. Melakukan perbaikan pelaksana PTM Adatif : Mengembangkan Hebat, mewujudkan masa
SAP sesuai arahan Bukti fisik: Kreaktifitas depan pertumbuhan
atasan dan Koordinator Catatn masukan, 3. Saya memberi salam ekonomi, sosial dan
tim pelaksana PTM dokumentasi foto selanjutnya berkonsultasi lingkungan fisik yang lebih
5. Mencetak SAP yang 4. Perbaikan dan menerima masukan baik
akan digunakan sebagai SAP sesuai masukan dengan senang hati dan Misi organisasi :
acuan dalam melakukan Bukti fisik: Berorientasi Pelayanan: Mewujudkan Pelayanan
penyuluhan kesehatan. SAP yang telah di revisi. Ramah Pendidikan dan Kesehatan
5. Tersedianya SAP Harmonis: Lingkungan di Kabupaten Melawi yang
Bukti fisik kerja yang kondusif gratis dan berkualitas bagi

64
Proses Kegiatan Aktualisasi Kontribusi Kegiatan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/bukti fisik dan Keterkaitan dengan Terhadap Visi Misi dan
Nilai Dasar BerAKHLAK Organisasi
1 2 3 4 5 6
Makalah SAP Kolaboratif: Memberi masyarakat;
kesempatan kepada
pihak lain untuk
berkontribusi
4. Saya akan merevisi SAP
sesuai arahan dengan
atasan
Loyal: Menjaga nama
baik sesama ASN,
Pimpinan, Instansi dan
Negara.
Adatif: Terus
mengembangkan
kreaktivitas
5. Saya mencetak sap dengan
teliti menggunakan kertas
dengan secukupnya sesuai
keperluan
Akuntabel : bertanggung
jawab, efektif, efesien

6 Melakukan KIE 6. 6. 6.
tentang pentingnya
kontrol rutin pada
pasien hipertensi
7 Melakukan evaluasi 1. Melakukan evaluasi 1. Tersedianya hasil 1. Saya akan mencatat Dengan melakukan
dan pelaporan terhadap semua tahapan evaluasi hasil setiap tahap evaluasi dan pelaporan

65
Proses Kegiatan Aktualisasi Kontribusi Kegiatan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/bukti fisik dan Keterkaitan dengan Terhadap Visi Misi dan
Nilai Dasar BerAKHLAK Organisasi
1 2 3 4 5 6
kepada pimpinan kegiatan Bukti fisik: kegiatan dengan teliti kepada pimpinan, saya
2. Melakukan konsultasi Catatan masukan Akuntabel: akan berkontribusi terhadap
dengan atasan terkait 2. Tersedianya makalah Melaksanankan tugas Visi organisasi yaitu :
laporan kegiatan laporan hasil kegiatan dengan jujur, cermat, Hebat, Akuntabilitas
3. Membuat laporan hasil Bukti fisik: bertanggugung jawab dan Misi organisasi :
kegiatan Lembar laporan 2. Saya akan berkonsultasi Mewujudkan masyarakat
4. Membuat rencana 3. Tersedianya daftar dengan mentor Kabupaten Melawi
tindak lanjut hasil rencana tindak lanjut melakukan evaluasi berbudaya, cerdas, mandiri
kegiatan kegiatan: terhadap semua tahap dan inovatif dalam
Bukti fisik: kegiatan dan menerima meningkatkan Sumber
Lembar rencana tindak masukan yang Daya Manusia (SDM)
lanjut. diberikan. Unggul
Berorientasi
Pelayanan: melakukan
perbaikan tiada henti
3. Saya membuat laporan
sesuai arahan dari
mentor dan mencetak
laporan aktualisasi saya,
kemudian
menyampaikan hasil
kegiatan.
Akuntabel : Jujur,
bertanggung jawab,
cermat
Adatif: Cepat

66
Proses Kegiatan Aktualisasi Kontribusi Kegiatan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/bukti fisik dan Keterkaitan dengan Terhadap Visi Misi dan
Nilai Dasar BerAKHLAK Organisasi
1 2 3 4 5 6
meyesuaikan diri
menghadapi
perubahan
Loyal: Mejaga nama
baik pimpinan
4. Saya akan membuat
rencana tindak lanjut
dan menerima masukan
dengan senang hati
Harmonis:
Menciptakan
lingkungan kerja yg
kondusif
Kompeten:
Melakukan tugas
dengan kualitas
terbaik
Kolaboratif:
Memberikan
kesempatan pada
pihak lain untuk
berkontribusi

67
B. Jadwal Implementasi
1. Jadwal Implementasi Aktualisasi
Dalam melaksanakan rencana aktualisasi akan dijadwalkan pada
waktu tertentu dan mempunyai output yang jelas agar dapat memudahkan
Calon Pegawai Negeri Sipil membuat laporan hasil aktualisasi. Berikut
jadwal rencana aktualisasi di Puskesmas Tiong Keranjik Kabupaten
Melawi dibawah ini :

Tabel 4.4
Jadwal Implementasi Aktualisasi
Nama Peserta : Yosafat Hulu, S. Kep., Ns
Instansi : Puskesmas Tiong Keranjik Kabupaten Melawi
Tempat : Puskesmas Tiong Keranjik Kabupaten Melawi
Aktualisasi
Tanggal
No Kegiatan Output Bukti Fisik
Pelaksanaan
1 Melakukan 28 Juli 2022 1. Terlaksananya 1. Lembar
konsultasi kepada konsultasi Konsultasi
kepala puskesmas dengan 2. Foto kegiatan
Tiong Keranjik, dan mentor dan
coach. coach
2 Membuat kartu 5 Agustus 2022 1. Tersedianya 1. Kartu kontrol
kontrol pasien kartu kontrol 2. Foto kegiatan
hipertensi sebagai media
untuk
mengingatkan
pasien
3 Membuat Satuan 11 Agustus 2022 1. Tersedianya 1. Lembar
Acara Penyuluhan susunan acara Konsultasi
(SAP) tentang dan materi 2. Materi SAP
pentingnya kontrol yang 3. Foto kegiatan
rutin pada pasien digunakan
hipertensi untuk
penyuluhan
kesehatan

5 Membuat soal pre 11 Agustus 2022 1. Tersedianya 1. Lembar soal pre


test dan post test soal-soal pre dan Post test
dan post test

4 Membuat leaflet 11 Agustus 2022 1. Tersedianya 1. Lembar

68
“Ayo kontrol rutin leaflet yang Konsultasi
dan cegah menarik dan 2. Lembar leaflet
komplikasi mudah 3. Foto kegiatan
hipertensi” dipahami

5 Melakukan evaluasi 12 Agustus 2022 1. Terlaksananya 1. Lembar


dan pelaporan proses Konsultasi
kepada pimpinan evaluasi 2. Laporan
bersama aktualisasi
3. Foto kegiatan

Tiong Keranjik, Agustus 2022


Menyetujui :
MENTOR PESERTA LATSAR

APRILIUS ROY MARGO, A. Md. Kep YOSAFAT HULU, S. Kep., Ns


NIP. 19870424 200904 1 001 NIP. 19960503 202203 1 009

69
C. Strategi Pembimbingan
1. Jadwal Konsultasi dengan Mentor
Tabel di bawah ini merupakan gambaran kegiatan konsultasi mengenai
rancangan aktualisasi bersama mentor.
Tabel 4.5
Jadwal Konsultasi Dengan Mentor
Nama Peserta : Yosafat Hulu, S. Kep., Ns

Nomor Daftar Hadir : 36


Instansi : Puskesmas Tiong Keranjik Kabupaten Melawi
Tempat Aktualisasi : Puskesmas Tiong Keranjik Kabupaten Melawi

No Tanggal Kegiatan Keterangan Mentor Paraf

Aprilius Roy
Diskusi terkait penyusunan
1 7 Juli 2022 WhatsApp Margo, A. Md.
kegiatan Rancangan Aktualisasi
Kep

Aprilius Roy
Konsultasi terkait penentuan isu
2 11 Juli 2022 WhatsApp Margo, A. Md.
yang akan diangkat
Kep

Konsultasi terkait perbaikan Aprilius Roy


3 15 Juli 2022 penulisan Rancangan Tatap Muka Margo, A. Md.
Aktualisasi Kep

Aprilius Roy
Konsultasi Rancangan
4 20 Juli 2022 Tatap Muka Margo, A. Md.
Aktualisasi
Kep

Tiong Keranjik, Agustus 2022


Menyetujui :
MENTOR PESERTA LATSAR

70
APRILIUS ROY MARGO, A. Md. Kep YOSAFAT HULU, S. Kep., Ns
NIP. 19870424 200904 1 001 NIP. 19960503 202203 1 009

2. Pembimbingan Dengan Coach


Tabel dibawah ini menggambarkan jadwal kegiatan konsultasi mengenai
rancangan aktualisasi bersama Coach.

Tabel 4.6
Jadwal Konsultasi dengan Coach

Nama Peserta : Yosafat Hulu, S. Kep., Ns


Nomor Hadir : 36
Instansi : Puskesmas Tiong Keranjik Kabupaten Melawi
Tempat Aktualisasi : Puskesmas Tiong Keranjik Kabupaten Melawi

No Tanggal Kegiatan Keterangan Coach Paraf

Diskusi terkait
1 13 Juli 2022 penyusunan kegiatan WhatsApp
Rancangan Aktualisasi

Konsultasi penentuan isu


2 18 Juli 2022 WhatsApp
yang akan diangkat

Tiong Keranjik, Agustus 2022


Menyetujui :
COACH PESERTA LATSAR

AGUS WIONO,S.St.Pi.MM YOSAFAT HULU, S. Kep., Ns


NIP. 19770806 200003 1 001 NIP. 19960503 202203 1 009

71
BAB V

PENUTUP

Pentingnya Rancangan Aktualisasi dibuat melalui habituasi di unit kerja


sebab untuk menyelesaikan isu dengan identifikasi isu yang telah dirumuskan
melaui analisa APKL dan analisa USG. Identifikasi isu yang ada dapat berasal
dari individu, unit kerja maupun dari organisasi, dari sana beberapa isu telah dapat
diidentifikasi. Dari beberapa isu tersebut kemudian dilakukan identifikasi dengan
metode USG. Isu yang diangkat yaitu “Rendahnya kepatuhan kontrol pasien”.
Dari isu tersebut muncul gagasan pemecahan isu yang tertuang dalam 5 kegiatan
inovasi. Adapun kegiatan tersebut sebagai berikut:

1. Melakukan konsultasi kepada puskesmas Tiong Keranjik, dan coach.


2. Membuat kartu kontrol pasien hipertensi Membuat kartu kontrol pasien
hipertensi
3. Membuat Satuan Acara Penyuluhan (SAP) tentang pentingnya kontrol rutin
pada pasien hipertensi
4. Membuat leaflet “Ayo kontrol rutin dan cegah komplikasi hipertensi”
5. Melakukan evaluasi dan pelaporan kepada pimpinan Evaluasi Hasil Kegiatan
Dengan adanya pembuatan Rancangan Aktualisasi, diharapkan
pelaksanaan kegiatan aktualisasi dapat menghasilkan output yang sesuai
dengan perencanaan. Selain itu dengan membuat Rancangan Aktualisasi,
penulis juga dapat lebih memahami nilai-nilai dasar BerAKHLAK
(Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif,
Kolaboratif). yang dapat diimplementasikan dalam berbagai kegiatan selama
melaksanakan aktualisasi maupun dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya.

72
Penulis juga lebih paham mengenai sikap dan perilaku yang dapat memberikan
kontribusi terhadap visi dan misi organisasi serta menguatkan nilai organisasi
serta mengasah kepekaan terhadap masalah yang sedang dihadapi unit kerja.

Apabila Rancangan Aktualisasi tidak dibuat maka dapat mengakibatkan


dampak tidak terselesaikannya isu yang ada di unit kerja dan dapat
menyebabkan cakupan data masyarakat yang menderita penyakit hipertensi
kurang begitu valid sehingga sehingga resiko komplikasi yang terjadi dapat
meningkat. Hal ini bertentangan dengan program kebijakan global SDGs
sehingga berkurangnya kesehatan dan kesejahteraan masyarakat . Selain itu
pemahaman mengenai nilai-nilai dasar BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) pun menjadi
kurang karena tidak ada pedoman dan panduan dalam mengimplementasikan
nilai-nilai tersebut.

73
DAFTAR PUSTAKA

Andi Adiyat Mirdin, S.H. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS “Berorientasi
Pelayanan”. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Ansell dan Gash. 2007. Collaborative Governance in Theory and Practice, Journal

Djamaludin Ancok, Wisnubrata Hendrojuwono, Frans Mardi Hartanto, Gede Raka. 2014.
Bahan Presentasi tentang “Mengapa Kita Perlu Memberi Pelayanan yang Baik”.

Dra. Elly Fatimah, M.Si, dkk. 2021. Pelatihan Dasar Calon PNS “Manajemen ASN”.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Irawan, D. (2017). Collaborative Governance (Studi Deskriptif Proses Pemerintahan


Kolaboratif Dalam Pengendalian Pencemaran Udara di Kota Surabaya).
Kebijakan dan Manajemen Publik

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, 2021. Berorientasi Pelayanan, Modul


Pelatihan Dasar. Jakarta: LAN RI.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Akuntabel, Modul Pelatihan


Dasar. Jakarta: LAN RI.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Kompeten, Modul Pelatihan


Dasar. Jakarta: LAN RI.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Harmonis, Modul Pelatihan


Dasar. Jakarta: LAN RI.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Loyal, Modul Pelatihan Dasar.
Jakarta: LAN RI.

74
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Adaptif, Modul Pelatihan
Dasar. Jakarta: LAN RI.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Kolaboratif, Modul Pelatihan


Dasar. Jakarta: LAN RI.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Aktualisasi, Nilai-nilai Dasar


Profesi PNS, Modul Pelatihan Dasar. Jakarta: LAN RI.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Habituasi, Modul Pelatihan


Dasar. Jakarta: LAN RI.

Peraturan LAN Nomor 1 Tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar CPNS, sebagaimana telah
diubah dengan dengan Peraturan LAN Nomor 10 Tahun 2021 tentang Perubahan
Peraturan LAN Nomor 1 Tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar CPNS.

Matsiliza, N. S. 2013. Creating a new ethical culture in the South African local
government, The Journal of African & Asian Local Government Studies

Pemerintah Indonesia. 2014. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur


Sipil Negara. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Pemerintah Indonesia. 2014. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2021 tentang Pelatihan


Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Pemerintah Indonesia. 2019. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2019 Tentang Jabatan
Fungsional Perawat. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Pemerintah Indonesia. 2019. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43


Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara

Puskesmas Tiong Keranjik. 2018. Profil Puskesmas Tiong Keranjik Tahun 2018. Tiong
Keranjik: Puskesmas Tiong Keranjik.

75
Puskesmas Tiong Keranjik. 2019. Data Administrasi Tata Usaha Puskesmas Tiong
Keranjik Tahun 2019

Puskesmas Tiong Keranjik. 2017. Profil Puskesmas Tiong Keranjik Tahun 2017

Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014

Rizki Amelia, SS, M.Si. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS “Berorientasi
Pelayanan”. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Robbins, S. P. 2003 Perilaku Organisasi: Konsep Kontroversi Aplikasi. Edisi Kedelapan.


Trans. Pujaatmaka, H & Molan, B. Jakarta: Pt. Prenlindo.of Public
Administration Research and Theory. Volume; 543 571.

76
BIODATA

Nama : Yosafat Hulu, S. Kep., Ns


NIP : 19960503 202203 1 009
Tempat Tanggal Lahir : Sintang, 3 Mei 1996
Pangkat/ Golongan : Penata Muda Tingkat I/ (III b)
Unit Kerja : Puskesmas Tiong Keranjik
Status : Belum Menikah
Agama : Kristen Protestan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : Profesi Ners
Alamat : Desa Peninsung, Kec. Sepauk, Kab. Sintang
Nomor Handphone : 0813-4844-7140
Email : yosafathulu82@gmail.com

77
78

Anda mungkin juga menyukai