Anda di halaman 1dari 4

Keluhan utama : keluyuran

Autoanamnesis :

Pasien mengatakan datang ke RSJMS Bersama keluarga nya dengan menggunakan mobil
pribadi. Pasien mengaku pada saat diantarkan ke RSJMS kondisinya sadar dan mau
mengikuti instruksi dari petugas rumah sakit. Pasien mengatakan alasan keluarganya
mengantarkan pasien ke rumah sakit dikarenakan pasien sering keluyuran dan berbicara serta
tertawa sendiri.

Diketahui pasien sering keluyuran sejak 2 bulan yang lalu. Menurut pengakuan pasien,
pasien biasanya sering menghabiskan waktunya tiduran di trotoar dan menyebut dirinya mirip
dengan gelandangan. Alasan pasien keluyuran yaitu karena pasien tidak nyaman di rumah.

Pasien tidak nyaman dirumah dikarenakan pasien sering melihat laser-laser yang sering
muncul di rumah pasien. Keluhan ini dirasakan pasien sejak 3 bulan yang lalu. Pasien
mengatakan bahwa laser tersebut muncul dikarenakan ada orang yang ingin menyerangnya.
Pasien selama ini tidak pernah melihat orang yang memberi laser tersebut tapi pasien yakin
bahwa laser tersebut berasal dari orang yang ingin menyakitinya. Ketika pasien melihat laser
tersebut muncul pasien merasa takut dan menghindari laser tersebut dikarenakan menurut
pasien laser tersebut sangat berbahaya dan dapat melukai dirinya. Laser tersebut biasanya
muncul dari sela-sela pintu kamar pasien dan terutama muncul pada malam hari. Pasien juga
sering melihat banyangan sepintas yang sering lewat di hadapan pasien. Menurut pengakuan
pasien bayangan ini hanya lewat saja dan tidak menyerang pasien. Selain itu pasien juga
sering melihat benda-benda terutama gelas sering berpindah sendirinya di rumah pasien.
Pasien meyakini bahwa gelas-gelas di rumahnya memiliki kemampuan untuk teleportasi
sendiri. Hal-hal tersebutlah yang membuat pasien tidak nyaman di rumahnya sendiri.
Sebelumnya juga pasien mengaku pernah mendengar suara-suara bisikan yang datang dari
kepalanya sendiri. Bisikan tersebut terkadang mengajak pasien berbicara dan terkadang juga
pasien mendengarnya seperti orang yang sedang bernyanyi. Bisikan tersebut sering mengajak
pasien membicarakan topik terkait laser yang muncul. Pasien mengaku mulai dengar bisikan
ini bersamaan sejak pasien mulai melihat laser-laser dan terutama muncul pada malam hari.
Alasan lain mengapa pasien tidak ingin diam di rumah dikarenakan pasien sudah tidak
merasakan bahwa rumahnya tersebut merupakan rumah yang sudah menjadi milik
saudaranya. Pasien mengatakan bahwa ia merasa orang tua nya tidak adil dalam membagi
warisan untuk anak-anaknya. Sebelumnya pasien tinggal di rumah tersebut hanya bersama
ibu nya (ayah pasien telah meninggal dunia setahun sebelumnya). Namun setelah ibu pasien
meninggal rumah tersebut diwariskan ke adik pasien. Karena hal tersebut pasien merasa
pembagian warisan tidak adil dan merasa bahwa pasien tidak berhak untuk tinggal disana.
Saat kepergian ibu pasien, pasien merasa sedih, namun rasa sedih yang dirasakan pasien
hanya sementara dimana saat ini pasien sudah mengikhlaskan kepergiannya.

Selain itu pasien juga merasakan tidurnya menjadi berkurang sejak kejadian-kejadian diatas
terjadi. Hal ini dikarenakan bisikan-bisikan tersebut sering muncul pada malam hari dan
mengajak pasien berbicara, selain itu karena munculnya laser tersebut pasien menjadi lebih
was was pada malam hari. Akibatnya pasien sulit berkonsentrasi dan mudah mengantuk pada
siang hari. Pasien juga mengatakan mengalami sakit punggung sejak pasien kuarng tidur.
Karena hal-hal tersebut akhirnya pasien memutuskan untuk berhenti bekerja sejak keluhan-
keluhan tersebut muncul dan mengganggu aktivitas sehari-hari pasien.

Heteroanamnesis

Menurut pengakuan keluarga pasien. Saat ini merupakan MRS yang ke-2 bagi pasien.
Keluarga pasien mengatakan keluhan pada pasien ini muncul dikarenakan pasien tidak rutin
meminum obat. Diketahui sebelumnya pasien rutin minum obat selama pasien menjalani
rawat jalan sebelumnya. Semenjak ibu pasien meninggal dunia kurang lebih 3 bulan yang lalu
pasien tidak pernah lagi meminum obat. Hal ini dikarenakan karena selama ini sosok ibu
pasien yang sering mengingatkan pasien untuk rutin minum obat dengan mencampurkan ke
kopi ataupun makanan yang dimakan pasien. Sebelumnya keluarga pasien mengajak pasien
untuk selalu rutin minum obat dan control ke dokter, namun pasien sering menolaknya.
Semenjak pasien putus obat, pasien menjadi sering keluyuran bahkan hingga tidak balik ke
rumah nya lagi. Pasien beberapa kali diantarkan oleh orang lain terutama tetangga ke
rumahnya sendiri dikarenakan pasien saat ditemukan dipinggir jalan pasien mengaku lupa
jalan menuju ke rumahnya. Hal ini sudah berulang kali terjadi. Keluarga sering merujuk
pasien untuk tidak melakukan hal tersebut Kembali namun pasien tetap saja pergi sendiri
tanpa sepengetahuan keluarga pasien. Selain itu menurut keluarga pasien dalam 2 bulan
terakhir ini pasien sering ngelantur atau berbicara sendiri. Keluarga sering mendengar pasien
berbicara topik yang tidak jelas dan terkadang juga keluarga pasien mendengar pasien tertawa
sendiri. Ketika keluarga menanyakan dengan siapa pasien berbicara dan kenapa pasien
tertawa pasien terkadang menjadi mudah tersinggung dan marah. Karena melihat perilaku
yang sudah tidak terkontrol pada pasien dan kondisi pasien yang menolak untuk minum obat
akhirnya keluarga pasien membawa pasien ke rumah sakit jiwa. Awalnya pasien menolak
untuk dibawa ke rumah sakit namun karena ada adik ibu pasien yang sebelumnya dekat atau
akrab dengan pasien sedang berkunjung ke rumah akhirnya pasien mau ke rumah sakit.

Riwayat penyakit dahulu


Pasien mengaku tidak pernah masuk rumah sakit sebelumnya dan mengaku dirinya tidak
pernah sakit sebelum masuk rumah sakit kali ini. Namun berdasarkan pengakuan keluarga
diketahui sebelumnya pasien pernah masuk rumah sakit jiwa sekitar tahun 2005 dikarenakan
keluhan yang sama. Menurut pengakuan keluarga pasien saat itu pasien terdiagnosis
skizofrenia. Pasien dirawat kurang lebih 2 minggu sebelum menjalani rawat jalan terkait
penyakitnya. Sebelum orang tua nya meninggal pasien pasien selalu diurus oleh orang tua
nya sendiri dari pengobatan hingga control ke dokter. Pasien dalam beberapa tahun
belakangan susah diajak control oleh orang tua nya. Dimana orang tua ke rumah sakit hanya
untuk mengambil obat. Selama rawat jalan pasien juga susah minum obat, dimana selama ini
orang tua pasien sering mencampurkan makanan dan kopi dengan obat pasien agar pasien
mau minum obat. Pasien mengganggap obat tersebut sebagai hal yang tidak berguna bagi
dirinya. Selama rawat jalan diketahui pasien mengkonsumsi obat clozapine 1x100mg,
risperidone 2x3mg, lodomer 2x2mg. Sebelumnya diketahui bahwa pasien sempat berjalan
seperti robot dan otot-otot pada leher pasien menjadi kaku setelah minum obat yang tidak
diingat namanya, namun setelah obat tersebut diganti dengan risperidone keluhan tersebut
sudah tidak ada.

RPD medis

Anda mungkin juga menyukai