Anda di halaman 1dari 12

Disampaikan oleh:

ERMAN SYARIF, SH. MH, MM


(KABAG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
PROVINSI BIRO HUKUM SETDAPROV LAMPUNG)

“Rapat Koordinasi Antar Instansi Perangkat Daerah”

Hotel Radisson, 25 Agustus 2022


Latar belakang
Sinergitas Pemerintah Daerah Dalam Upaya Mewujudkan
Peraturan Daerah Yang Berkualitas berdasarkan Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2011 Junto Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2022
adalah:
a. meningkatkan kualitas pembentukan Peraturan Daerah;
b. melaksanakan harmonisasi, pembulatan dan pemantapan
konsepsi Raperda dalam setiap tahap pembentukan Rancangan
Peraturan Daerah yang dilaksanakan oleh Biro Hukum,
Perancang Peraturan Peruu Kanwilkumhan dan DPRD;
d. metode Omnibuslaw; dan
d. peran serta masyarakat memberikan masukan dalam
menyusun Peraturan Daerah baik secara lisan dan/atau
tertulis.
Pengertian Sinergitas
Sinergi
1 2 Sinergitas

Sinergitas adalah kerjasama


▪ Sinergitas berasal dari unsur atau bagian atau
kata sinergi (synergy). fungsi atau Instansi atau
▪ Sinergi berarti kegiatan, lembaga yang menghasilkan
hubungan, kerjasama suatu tujuan lebih baik dan
atau operasi gabungan lebih besar daripada
dikerjakan

PRODUK HUKUM DAERAH


Sinergitas Pembentukan Perda

Sinergitas Pembentukan Perda merupakan


kerjasama antara satu atau lebih lembaga
pemrakarsa perda, biro hukum, kanwilkum ham,
dan DPRD dengan tujuan untuk meningkatkan
kualitas Perda

Sinergitas Pembentukan Perda dilakukan untuk


setiap tahapan proses pembentukan Perda

PRODUK HUKUM DAERAH


Sinergitas Pembentukan Rancangan Perda

Tahap Perencanaan,
Harmonisasi,
Penyusunan,
Pembahasan, Penetapan
dan Pengundangan
Penyempurnaan
Pembentukan
materi muatan
Perda
Ranperda
Tahap Fasilitasi

PRODUK HUKUM DAERAH


Sinergitas Program Pembentukan Perda
Berdasarkan UU Nomor 12 Tahun 2011 Junto
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2022
1. Program Pembentukan perda dilakukan melalui suatu Analisa
Kebuuhan Perda.
2. Analisa Kebutuhan Perda dilakukan secara ilmiah, koprehensif dan
sesuai standar penyusunan produk hukum.
3. Analisa Kebutuhan Perda berbasis Urusan Pemerintahan
4. Analisa Kebutuhan Perda dilakukan oleh Biro Hukum,
Kanwilkumhamdan DPRD.
5. Hasil Analisa Kebutuhan Perda berupa program perda yang
dibutuhkan masyarakat pada kurun waktu tertentu.
6. Memberikan wadah bagi metode Omnibuslaw
7. Harmonisasi Rancangan Perda bersama lembaga yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan
8. Partisipasi masyarakat memeberikan masukan secara lisan dan tulisan
pada setiap tahapan penyusunan Perda

PRODUK HUKUM DAERAH


LANJUTAN

1. Penyusunan Rancangan Perda dilakukan oleh pemrakarsa, melibatkan


legal drafter kanwilkumham, pakar dan praktisi yang berkompeten.
2. Penyusunan rancangan dilakukan berdasarkan program perda.
3. Materi muatan Perda berbasiskan urusan, muatan lokal atau
peraturan yg lebih tinggi.
4. Materi muatan harus sesuai kewenangan daerah.
5. Metode Omnibuslaw
6. Partisipasi masyarakat memberikan masukan secara lisan dan tulisan

KRUSIAL

PRODUK HUKUM DAERAH


HARMONISASI DALAM PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH
BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2022

Berdasarkan ketentuan Pasal 58 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2022


disebutkan Pengharmonisasian, pembulatan dan pemantapan konsepsi
Raperda Provinsi dilaksanakan oleh instansi vertikal kementerian atau
lembaga yang menyelenggarakan urpem dibidang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan dengan tahap-tahap dalam Penyusunan
Perda Provinsi, meliputi:
1. Penyusunan Promperda Provinsi;
2. Penyusunan Naskah Akademik;
3. Penyusunan Raperda;
4. Harmonisasi, Pembulatan dan Pemantapan Konsepsi Raperda Provinsi;
dan
5. Partisiapasi masyarakat dalam tahapan pembentukan Raperda.
LANJUTAN
1. Biro Hukum dalam melaksanakan sinkronisasi dan harmonisasi dalam penyusunan
Perda melibatkan Sekretariat DPRD Provinsi dan Kanwil Hukum dan HAM
Provinsi (khususnya Perancang Peraturan Perundang-undangan) Perumuskan
Norma Hukum Rancangan Produk Hukum Daerah.
2. Keterlibatan/sinergitas antara Pemerintah Daerah dengan Sekretariat DPRD Provinsi,
dan Kanwil Hukum dan HAM Provinsi meliputi:
a. Penyusunan;
b. Pembahasan;
c. Pengesahan atau penetapan; dan
d. Pengundangan.
3. Pengharmonisasian, Pembulatan, dan Pemantapan Konsepsi Raperda Provinsi yang
dilakukan bertujuan untuk menghindari adanya disharmonisasi antara kebijakan
daerah dan kebijakan pusat serta menghindari andanya tumpang tindih pengaturan.
4. Partisiapasi Masyarakat dalam dialkukan secara daring maupun luring
5. Kegiatan konsultasi publik pembentukan Perda meliputi:
a. rapat dengar pendapat umum;
b. kunjungan kerja;
c. Seminar, lokakarya, diskusi dan/atau
d. kegiatan konsultasi publik lainnya.
Tahapan Pembentukan Perda Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2011 junto Undnag-Undang
Nomor 13 Tahun 2022
Pengundangan Perencanaan
(5) (1)

Tahapan
Pembentukan
Penetapan Perda Penyusunan
(4) (2)

Pembahasan
(3)

PRODUK HUKUM DAERAH


PROGRAM BIRO HUKUM SETDA PROVINSI LAMPUNG (JANGKA
PANJANG) DALAM SINERGITAS PENYUSUNAN PERDA
BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2022

1. Mewujudkan regulasi yang sederhana dan tertib melalui


Program Pembentukan Perda.
2. Mewujudkan sinergitas antara Pemda, Akademisi
dan masyarakat.
3. Melaksanakan harmonisasi, pembulatan, dan
pemantapan konsepsi Raperda Provinsi bersama
Kanwilkumham, Perangkat Daerah dan DPRD.
4. Meningkatkan Kualitas perancang regulasi
di lingkungan Pemerintah Daerah.
5. Dokumentasi dalam JDIH online Website :
jdih.lampungprov.go.id dan aplikasi android JDIH
Provinsi Lampung

Anda mungkin juga menyukai