Anda di halaman 1dari 8

Plato

The Republic

Kelompok 5

Etika dan Norma Hubungan Internasional

Prodi Ilmu Hubungan Internasional

Universitas Al-Azhar Indonesia


Nama NIM

Andrey Bagoes Oktaviano 0801520047

Fauzan Muhammad Haris Sitepu 0801520056

Salsabila 0801520025

Tharieq Syah Hamka 0801520031

Semester Ganjil 2021


Daftar Isi

Biografi Plato......................................................................................... 1

Ringkasan The Republic .......................................................................2

Konsep Negara Menurut Plato .............................................................. 3

Kesimpulan ............................................................................................ 4

Daftar Pustaka ....................................................................................... 5


The Republic
By Plato

“Your company is the greatest. I can’t imagine anyone living without you.” —
Very smart customer

Biografi Plato
Plato adalah seorang filsuf dan matematikawan Yunani, penulis dialog
filosofis, dan pendiri Akademi Platonis di Athena, sekolah menengah pertama
di dunia Barat. Filsuf berbangsa Yunani ini dilahirkan pada tahun 427 SM dan
meninggal sekitar tahun 327 SM. Dia adalah murid Socrates. Socrates sangat
mempengaruhi pemikirannya. Guru Aristoteles ini mendirikan perguruan tinggi
di Athena. Plato menghabiskan sisa empat puluh tahun di Athena mengajar dan
menulis filsafat.

Plato menulis tidak kurang dari tiga puluh enam buku, terutama tentang
pertanyaan-pertanyaan politik dan etika, serta tentang metafisika dan teologi.
Karya Plato yang paling terkenal ditulis dalam buku The Republic. Buku ini
berisi ide-ide Plato tentang pemerintahan yang paling ideal. Menurut Plato,
pemerintahan yang baik harus berada di tangan seorang bangsawan, yaitu
pemimpin yang terbaik, paling bijaksana dan yang terpilih dari suatu negara.

“Nothing beautiful without struggle”

1
Ringkasan The Republic
Judul asli karya ini adalah kata dalam bahasa Yunani πολιτεία
(politeia). "The Republic", terjemahan tradisional dalam bahasa Inggris,
sebetulnya aib kaprah, yang diambil dari bahasa Latin Cicero. Di dalam karya
ini, Plato kelihatannya memakai kata "politeia" secara lebih spesifik dalam
pengertian bentuk pemerintahan, setidak menurut Liddell dan Scott dalam
kamus mereka, Greek-English Lexicon. Definisi "politeia" ini biasanya tidak
dipergunakan kepada judul karya ini.

Bertrand Russell, dalam bukunya History of Western Philosophy


(Sejarah Filsafat Barat-1945), melihat tiga anggota dalam Republik karya Plato.
Pada buku pertama hingga buku kelima, berisi mengenai anggota Utopia, yaitu
menggambarkan komunitas yang ideal, dimulai dari upaya kepada
mendefinisikan keadilan. Lalu di buku keenam hingga buku ketujuh, berisi
tentang dikarenakan para filsuf dianggap sebagai penguasa atau pemimpin ideal
dari komunitas tersebut, anggota teks ini berkonsentrasi pada definisi mengenai
apa atau siapakah seorang filsuf itu. Dan pada bagian ketiga, dimulai dari buku
kedelapan hingga buku kesepuluh, membahas mengenai sejumlah bentuk
pemerintahan yang praktis, beserta pro dan kontranya.

2
Konsep Negara Menurut Plato
Setelah kematian sang guru, Socrates yang terkenal dengan
pemikirannya tentang suatu kebajikan (virtue). Plato melanjutkan pemikiran
sang guru itu. Plato merupakan murid setia Socrates yang banyak mewarisi
keilmuan dan filsafat guruny. Socrates tidak pernah menuliskan pemikiran-
pemikirannya kedalam sebuah bentuk tulisan, akhirnya Plato mempunyai dan
mampu untuk melestarikan pemikiran-pemikiran Socrates ke dalam karya-
karyanya. Salah satunya, yaitu mengenai konsep Negara.

Dalam kemunculan suatu negara, Plato melihat bahwa adanya


hubungan timbal-balik dan rasa saling membutuhkan antarmanusia. Manusia
adalah makhluk sosial, tidak dapat hidup tanpa manusia yang lain. Manusia juga
dianugerahi bakat dan kemampuan yang berbeda-beda. Keadaan tersebutlah
yang kemudian menimbulkan pembagian kerja sosial. Menurut Plato, negara
ideal melarang adanya kepemilikan pribadi, baik dalam bentuk uang, harta,
keluarga, anak dan istri.

Menurut Plato, negara ideal juga menganut prinsip mementingkan


kebajikan, layaknya pemikiran Socrates. Karena kebajikan menurut Plato
merupakan sebuah pengetahuan. Segala hal yang dilakukan atas nama negara
haruslah dimaksudkan untuk mencapai kebajikan itu. Menurut Plato, tidak ada
cara lain yang paling efektif mendidik warga negara untuk menguasai
pengetahuan kecuali dengan membangun lembaga-lembaga pendidikan.

Negara juga oleh Plato dilihat sebagai sebuah sistem pelayanan, di


mana setiap anggota harus memberi dan menerima. Negara harus menjaga
keadaan hubungan timbal-balik ini dan harus berusaha agar kebutuhan
masyarakat dapat terpenuhi dengan sebaik-baiknya.

3
Kesimpulan
Dalam pemahaman penulis setelah membaca Republik yang ditulis
Plato terjemahan dari Benjamin Jowett, rasanya masih terlalu sulit menemukan
pemahaman persoalan realitas moral terlebih lagi hukum secara eksplisit, dialog
yang sangat panjang pun tidak mampu memuaskan keingintahuan mengenai ide
tentang keadilan yang dituangkan dalam bentuk naratif, akan tetapi refleksi
mendasar adalah ketika melihat Republik yang dapat penulis sampaikan yakni
bahwa pada prinsipnya Plato berupaya menciptakan suatu bentuk tatanan
masyarakat yang ideal yang baik menurut pemikirannya pada saat itu, di dalam
suatu wilayah kekuasaan, yang pada zamannya diharapkan dipimpin oleh
Filsuf-Raja, di mana di dalam kekuasaan tersebut haruslah memiliki korelasi
yang sangat kuat terhadap pemahaman mengenai pengetahuan yang letaknya
sebagai virtue yang tentunya dicapai melalui tingkatan-tingkatan pendidikan
tertentu.

Plato, merupakan perspektif yang seyogianya dimiliki oleh si Filsuf-


Raja tersebut, bukan terletak pada masyarakat sosialnya karena sesungguhnya
hal tersebut bersumber pada kritik Plato terhadap penguasa saat itu.

Sebagaimana pemahaman penulis, Republik dalam konteks yang


demikian kiranya dapat dianalogikan seperti menuang air bening ke dalam gelas
kaca, bahwa airnya ada, terlihat dengan jelas, menjadi sebuah esensi, akan tetapi
belum cukup siap untuk disajikan sebagai suatu hidangan minuman karena
diperlukan elemen-elemen lain yang mampu menyempurnakannya.

4
Daftar Pustaka

Anggoro, T. (2016, Oktober 5). Diambil kembali dari kompasiana:


https://www.kompasiana.com/amp/twondo/the-republic-by-
plato_57f3e6eb0323bdcc14aa50ff
Fadilah, F. N. (2020, Agustus 25). Diambil kembali dari InMind:
https://inmind.id/rangkuman-pemikiran-plato/
Pratama, T. W. (2015). Plato: Republik. Refeleksi Pemikiran dalam Gelas Kaca,
13-14.

Anda mungkin juga menyukai