A. Latar Belakang
Plato merupakan salah satu filsuf Yunani klasik yang memiliki pengaruh
besar dalam bidang filsafat, terutama filsafat etika. Etika adalah ilmu yang
mempelajari nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pedoman bagi manusia
dalam bertindak dan berperilaku. Plato mengembangkan etika rasional yang
didasarkan pada pengetahuan tentang dunia idea, yang dalam pandangannya, dunia
tersebut adalah dunia yang sempurna, abadi dan menjadi sumber kebenaran serta
kebaikan.
Plato berpendapat bahwa manusia memiliki jiwa yang terdiri dari tiga bagian,
yaitu akal, semangat, dan nafsu. Untuk mencapai kebahagiaan atau kesejahteraan,
manusia harus menjaga keseimbangan antara ketiga bagian jiwa tersebut, yakni
dengan mengikuti ketentuan-ketentuan tertentu, seperti kebijaksanaan, keberanian,
kesederhanaan, dan keadilan. Plato juga menghubungkan etika dengan politik, yaitu
ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk pemerintahan dan negara. Plato menawarkan
konsep negara ideal yang dipimpin oleh para filsuf raja, yaitu orang-orang yang
memiliki pengetahuan tertinggi tentang dunia idea dan mampu mengatur negara
sesuai dengan prinsip-prinsip etis. Plato juga mengkritik berbagai bentuk
pemerintahan lainnya, seperti demokrasi, oligarki, timokrasi, dan tirani, yang
menurutnya tidak sesuai dengan etika dan cenderung menimbulkan ketidakadilan dan
kekacauan.
Latar belakang makalah ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum
tentang pemikiran Plato mengenai etika dan hubungannya dengan politik. Makalah
ini juga bermaksud untuk mengeksplorasi relevansi etika Plato dalam konteks zaman
modern. Dengan demikian, makalah ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
pengembangan ilmu etika dan politik serta meningkatkan kesadaran moral bagi
pembaca.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pemikiran Plato tentang Etika
2. Bagaimana pemikiran Plato tentang etika dan hubungannya dengan politik
3. Bagaimana relevansi etika Plato dalam konteks zaman modern
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pemikiran etika menurut Plato
2. Mengetahui pemikiran Plato tentang etika dan hubungannya dengan politik
3. Mengetahui relevansi etika Plato dalam konteks zaman modern
D. Metode Penulisan
1
BAB III.pdf (umpo.ac.id)
2
S_KIM_1701482_Chapter3.pdf (upi.edu)
PEMBAHASAN
Yang dimaksud dengan budi ialah “tahu”. Orang yang berpengetahuan dengan
sendirinya dinamakan berbudi baik. Dengan demikian, dapat dikatakan sempurna
pengetahuannya. Pemikiran Plato tentang etika berdasarkan ajarannya tentang idea.
Istilahnya, idea menjadi dasar moral. Dapat pula dikatakan etika bersendi kepada
4
J.H Rapar, Op.cit., hlm. 41
5
Muhammad Hatta, Alam Pikiran Yunani, (Jakarta: Universitas Indonesia, 1998), h. 106.
6
Ibid., h.106.
ajaran idea. Yang dimaksudkan idea dalam perspektif etika ialah budi. Adapun budi
ialah tahu dalam artian menentukan tujuan dan nilai dari etika.
Plato membagi budi menjadi dua macam. Pertama, budi filosofi yang timbul
dari pengetahuan dengan pengertian. Kedua, budi biasa yang terbawa oleh kebiasaan
orang. Sikap hidup yang tidak dipakai tidak timbul dari keyakinan, melainkan
disesuaikan kepada moral secara umum dalam hidup sehari-hari.7
Tujuan budi filosofis terletak di dalam dunia yang tidak kelihatan. Manusia
mengetahui yang tinggi itu karena ide kebaikan, jadi Plato menekankan untuk
mengasah budi. Menurutnya, siapa yang hidup di dunia idea, tidak berbuat jahat.
Dengan demikian, untuk mencapai budi baik ialah menanam keinsafan untuk
memiliki idea dengan pikiran.
7
Ibid., h. 106
8
T.Z Lavine, Plato “Kebajikan adalah pengetahuan”, h. 86-87.
9
Ibid., h. 107-108.
Di dalam bukunya yang berjudul Xarmides dalam bentuk dialog, dijelaskan
mengenai keugaharian (Sophrosune). Keugaharian adalah sebuah keutamaan yang
terutama tampak dalam kemampuan seseorang dalam mengendalikan dirinya,
mengontrol dirinya karena mengetahui batas. Bertindak demikian karena “tahu” mana
yang baik dan yang jahat. “Pengetahuan ini bukanlah kebijaksanaan teoritis,
melainkan semacam hikmat praktis yang membimbing orang dalam bertindak”.
Orang yang memiliki keugaharian disebut Sophron (ugahari). Sikapnya santun, tahu
malu dan sederhana.10
Plato menyadari bahwa untuk mencapai dunia asalnya, manusia akan banyak
menghadapi rintangan dan hambatan. Materi merupakan penghalang terbesar, dan
meskipun ia dapat disingkirkan, namun penghalang itu tidak dapat dihilangkan
seluruhnya, karena wujud manusia sangat terbatas. Dengan kemampuan intelektual
yang dimilikinya, manusia begitu, manusia dapat mengatasi hambatan yang terdapat
pada diri sendiri, namun tugas ini sangat berat. Manusia harus berjuang
membebaskan fakultas rasionalnya dari pengaruh jasad yang bertentangan antara baik
dan buruk. Dari sinilah, menurut Plato, munculnya teori etika.11
Etika Plato adalah etika yang berdasarkan pada konsep idea, yaitu bentuk-bentuk
abstrak yang mewakili esensi dari segala sesuatu yang ada di dunia. Idea adalah objek
pengetahuan tertinggi yang hanya dapat dicapai oleh rasio akal, bukan oleh indra.
10
Xarmides “Keugaharian”, terj, Setyo Wibowo, (Yogyakarta: Kanisius, 2015), h. 14.
11
Charles H. Patterson, Cliff’s Course Outlines: Western Philospophy, (Lincoln, Nebraska:
Cliff’s Note, 1970), h. 23.
Idea juga merupakan standar nilai yang absolut dan universal, yang tidak tergantung
pada situasi atau preferensi pribadi. Plato percaya bahwa ada empat idea utama yang
berkaitan dengan etika, yaitu idea kebaikan, keindahan, kebenaran, dan keadilan.
Politik Plato adalah politik yang bertujuan untuk mewujudkan idea-idea etis
tersebut di dalam masyarakat. Plato berpendapat bahwa politik adalah seni mengatur
kehidupan bersama dengan cara yang adil dan harmonis. Politik juga merupakan cara
untuk mencapai kebahagiaan bersama, yang tidak hanya terdiri dari kesenangan fisik,
tetapi juga dari kesempurnaan jiwa. Plato mengkritik politik yang didasarkan pada
kepentingan pribadi, ambisi, atau kekuasaan. Dia juga menolak demokrasi sebagai
bentuk pemerintahan yang tidak efektif dan tidak bijaksana.
Etika Plato dan politik Plato saling berkaitan erat dan saling mempengaruhi
satu sama lain. Etika Plato memberikan landasan filosofis bagi politik Plato,
sementara politik Plato memberikan sarana praktis bagi etika Plato. Keduanya
berusaha untuk menciptakan sebuah masyarakat ideal yang mencerminkan idea-idea
etis tertinggi.
C. Relevansi Etika Plato dalam Konteks Zaman Modern
Etika Plato memiliki relevansi dalam konteks zaman modern karena berbagai
prinsipnya yang masih relevan. Beberapa konsep etika Plato yang masih berlaku
adalah:
1. Keadilan
2. Moralitas
Plato berargumen bahwa orang harus mencari kebaikan moral dan intelektual.
Konsep moralitas ini masih penting dalam mengatasi dilema moral dan etika yang
muncul dalam kehidupan sehari-hari.
Plato mengajukan ide bahwa ada "kebenaran absolut" yang dapat ditemukan
melalui refleksi filosofis. Meskipun konsep ini kontroversial, pemikiran tentang
pencarian kebenaran dan pengetahuan masih relevan dalam konteks zaman modern.
4. Pendidikan
Namun, perlu diingat bahwa pemikiran Plato juga memiliki batasan dan
konteks historisnya sendiri. Sebagai contoh, pandangannya tentang peran gender dan
masyarakat ideal bisa dianggap tidak sesuai dengan norma-norma sosial modern.
Oleh karena itu, ketika menerapkan etika Plato dalam konteks zaman modern, perlu
dilakukan kajian kritis dan penyesuaian terhadap nilai-nilai dan norma-norma sosial
saat ini.12
PENUTUP
12
Muhammad taufik. etika perspektif teori dan perspektif (Yogyakarta).
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB III.pdf (umpo.ac.id).
H. Patterson, Charles. Cliff’s Course Outlines: Western Philospophy. Lincoln,
Nebraska: Cliff’s Note, 1970.
Hatta, Muhammad. Alam Pikiran Yunani. Jakarta: Universitas Indonesia, 1998.
Melling, David. Jejak Langkah Pemikiran Plato. Jogjakarta: Bentang Budaya, 2002.
T. Z Lavine, Plato. Kebajikan adalah pengetahuan.
S_KIM_1701482_Chapter3.pdf (upi.edu).
Setyadi, Berlian. “Mengarungi Pemikiran Plato: Dari Etika Sampai Sosial-Politik”,
https://liansetyadi.medium.com/mengarungi-pemikiran-platodarietikasampai-
sosial-politik-56d9568ec806. Diakses pada 2023.
Tri Hadi, Rahmad. “Etika Politik Plato: Politik Sebagai Seni Distribusi Keadilan -
Madrasah Digital”, https://madrasahdigital.co/pemikiran-tokoh/etika-politik-
plato-politik-sebagai-seni-distribusi-keadilan/. Diakses pada 25 september
2023.
Xarmides. Keugaharian. terj, Setyo Wibowo. Yogyakarta: Kanisius, 2015.