Anda di halaman 1dari 12

Tugas Terstruktur Dosen Pengampu

Etika Abdul Hakim, M.Ag.

ETIKA MENURUT PLATO


Disusun Oleh:

Ahmad Hadi Irpana : 210103030011


Annisa Meilinda :
Fatimathuzzahra : 210103030116
Nani Sartika :
Muthia Naili Nazwa : 210103030004

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS USULUDDIN DAN HUMANIORA
PRODI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM
BANJARMASIN
2023
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Plato merupakan salah satu filsuf Yunani klasik yang memiliki pengaruh
besar dalam bidang filsafat, terutama filsafat etika. Etika adalah ilmu yang
mempelajari nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pedoman bagi manusia
dalam bertindak dan berperilaku. Plato mengembangkan etika rasional yang
didasarkan pada pengetahuan tentang dunia idea, yang dalam pandangannya, dunia
tersebut adalah dunia yang sempurna, abadi dan menjadi sumber kebenaran serta
kebaikan.
Plato berpendapat bahwa manusia memiliki jiwa yang terdiri dari tiga bagian,
yaitu akal, semangat, dan nafsu. Untuk mencapai kebahagiaan atau kesejahteraan,
manusia harus menjaga keseimbangan antara ketiga bagian jiwa tersebut, yakni
dengan mengikuti ketentuan-ketentuan tertentu, seperti kebijaksanaan, keberanian,
kesederhanaan, dan keadilan. Plato juga menghubungkan etika dengan politik, yaitu
ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk pemerintahan dan negara. Plato menawarkan
konsep negara ideal yang dipimpin oleh para filsuf raja, yaitu orang-orang yang
memiliki pengetahuan tertinggi tentang dunia idea dan mampu mengatur negara
sesuai dengan prinsip-prinsip etis. Plato juga mengkritik berbagai bentuk
pemerintahan lainnya, seperti demokrasi, oligarki, timokrasi, dan tirani, yang
menurutnya tidak sesuai dengan etika dan cenderung menimbulkan ketidakadilan dan
kekacauan.
Latar belakang makalah ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum
tentang pemikiran Plato mengenai etika dan hubungannya dengan politik. Makalah
ini juga bermaksud untuk mengeksplorasi relevansi etika Plato dalam konteks zaman
modern. Dengan demikian, makalah ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
pengembangan ilmu etika dan politik serta meningkatkan kesadaran moral bagi
pembaca.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pemikiran Plato tentang Etika
2. Bagaimana pemikiran Plato tentang etika dan hubungannya dengan politik
3. Bagaimana relevansi etika Plato dalam konteks zaman modern

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pemikiran etika menurut Plato
2. Mengetahui pemikiran Plato tentang etika dan hubungannya dengan politik
3. Mengetahui relevansi etika Plato dalam konteks zaman modern

D. Metode Penulisan

Penulisan makalah ini menggunakan metode literatur atau kepustakaan, yakni


dengan mengumpulkan buku-buku, jurnal ilmiah, artikel, dan dokumen-dokumen
yang berkaitan dengan pembahasan atau materi makalah yang kami tulis. 1 Buku dan
beberapa dokumen lainnya yang kami kumpulkan, kemudian dibaca dengan seksama
dan dianalisis, sehingga ditemukan materi atau data yang kami cari untuk kemudian
dijadikan tulisan pada makalah ini.2
Metode penulisan makalah menggunakan metode literatur sendiri adalah
metode yang mengacu pada sumber-sumber ilmiah yang relevan dengan topik yang
dibahas. Metode ini bertujuan untuk mengkaji secara kritis pengetahuan, gagasan,
atau temuan yang ada dalam literature dan merumuskan kontribusi teoritis dan
metodologisnya untuk topik tertentu.

1
BAB III.pdf (umpo.ac.id)
2
S_KIM_1701482_Chapter3.pdf (upi.edu)
PEMBAHASAN

A. Biografi Singkat Plato


Plato lahir pada tahun 428/7 SM dalam suatu keluarga terkemuka di Athena.
Ayahnya bernama Ariston, seorang bangsawan keturunan raja Kodrus, raja terakhir
Athena yang hidup sekitar 1068 SM yang sangat dikagumi rakyatnya oleh karena
kecakapan dan kebijaksanaannya memerintah Athena, dan ibunya bernama Priktione.
Keturunan Solon, tokoh legendaris dan negarawan agung Athena yang hidup sekitar
seratus tahun lebih awal dari Priktione.2Sesudah Ariston meninggal, Priktione
dinikahi pamannya yang bernama Pyrilampes. Plato meninggal di Athena pada tahun
347 SM dalam usia 80 thun. Plato berasal dari keluarga aristokrasi yang turun
temurun memegang peranan penting dalam politik Athena.4Sebuah keluarga
bangsawan Athena yang kaya-raya, yang hidup ketika Yunani menjadi pusat
kebudayaan besar selama empat abad. Generasi orang tua dan kakeknya sudah hidup
selama setengah abad kebangkitan Athena menuju kebesaran dan kekuasaannya yang
paling hebat, dan secara langsung keluarga Plato terlibat aktif dalam kehidupan
politik di kotanya3 Nama Plato yang sebenarnya ialah Aristokles, kemudian ia diberi
nama baru oleh guru pelatih senamnya "Plato".
Plato dalam bahasa Yunani berasal dari kata benda "platos"
(kelebarannya/lebarnya) yang dibentuk dari kata sifat "platus" yang berarti (lebar).
Dengan demikian, nama "Plato" berarti "si lebar". Julukan yang diberikan pelatih
senamnya itu begitu cepat populer dan menjadi panggilannya sehari-hari, bahkan
kemudian menjadi nama resmi yang diabadikannya lewat seluruh karyanya. Plato
memperoleh nama baru itu berhubungan dengan bahunya yang lebar, sepadan dengan
badannya yang tinggi dan tegap. Raut mukanya, tubuh serta parasnya yang elok
bersesuaian benar dengan ciptaan klasik tentang manusia yang cantik. Bagus dan
3
David Melling, Jejak Langkah Pemikiran Plato, Jogjakarta: Bentang Budaya, 2002, hlm. 1
harmoni meliputi seluruh perawakannya. Tubuh yang besar dan sehat itu bersarang
pula pikiran yang dalam dan menembus. Pandangan matanya menunjukkan seolah-
olah Plato mau mengisi dunia ini dengan cita-citanya. 4

B. Etika dalam Perspektif Plato


1. Etika
Etika merupakan disiplin ilmu dalam ranah filsafat yang juga dikenal dengan
filsafat moral merupakan suatu ilmu yang mengkaji mengenai tabi’at atau tingkah
laku lahiriah manusia yang timbul dari batiniahnya. Bidang ilmu ini memikirkan
tentang akhlak atau tingkah lakumanusia, seperti bagaimana mengetahui dan menilai
perbedaan antara perbuatan baik dan perbuatan buruk, termasuk cara untuk
mengetahui mana yang benar dan mana yang salah. Sehingga dapat dipahami bahwa
filsafat etika adalah kajian untuk mencari hakikat nilai-nilai baik dan buruk yang
berkaitan dengan perbuatan tindakan manusia, yang dilakukan dengan penuh
kesadaran berdasarkan pertimbangan pemikiran rasionalnya5

2. Etika Menurut Plato


Menurut Plato etika itu bersifat intelektual dan rasional, artinya bisa
dijelaskan secara logis. Baginya tujuan hidup manusia adalah memperoleh
kesenangan hidup dan kesenangan hidupnya diperoleh dengan pengetahuan. Menurut
Plato, ada dua macam budi: budi filosofis dan budi biasa. 6 Plato juga mengatakan
bahwa orang itu baik apabila ia dikuasai oleh akal budi, buruk apabila ia dikuasai
oleh keinginan dan hawa nafsu.

Yang dimaksud dengan budi ialah “tahu”. Orang yang berpengetahuan dengan
sendirinya dinamakan berbudi baik. Dengan demikian, dapat dikatakan sempurna
pengetahuannya. Pemikiran Plato tentang etika berdasarkan ajarannya tentang idea.
Istilahnya, idea menjadi dasar moral. Dapat pula dikatakan etika bersendi kepada
4
J.H Rapar, Op.cit., hlm. 41
5
Muhammad Hatta, Alam Pikiran Yunani, (Jakarta: Universitas Indonesia, 1998), h. 106.
6
Ibid., h.106.
ajaran idea. Yang dimaksudkan idea dalam perspektif etika ialah budi. Adapun budi
ialah tahu dalam artian menentukan tujuan dan nilai dari etika.

Plato membagi budi menjadi dua macam. Pertama, budi filosofi yang timbul
dari pengetahuan dengan pengertian. Kedua, budi biasa yang terbawa oleh kebiasaan
orang. Sikap hidup yang tidak dipakai tidak timbul dari keyakinan, melainkan
disesuaikan kepada moral secara umum dalam hidup sehari-hari.7

Menurut Plato, kebaikan tertinggi untuk manusia adalah kebahagiaan atau


ketentraman yang didapat dari tiga bagian jiwa di bawah aturan akal. Adapun
kebajikan atau perbuatan baik adalah tindakan yang mengalir dari pengetahuan, yaitu
pengetahuan tentang jiwa tripati, bentuk, dan ide kebaikan.8

Tujuan budi filosofis terletak di dalam dunia yang tidak kelihatan. Manusia
mengetahui yang tinggi itu karena ide kebaikan, jadi Plato menekankan untuk
mengasah budi. Menurutnya, siapa yang hidup di dunia idea, tidak berbuat jahat.
Dengan demikian, untuk mencapai budi baik ialah menanam keinsafan untuk
memiliki idea dengan pikiran.

Di dalam kehidupan Plato, teori yang digagasnya direalisasikan pada masa


mudanya seperti yang tercatat dalam karyanya Phaedon. Pelaksanaan etikanya
didasarkan pada idea dengan menjauhi dunia nyata. Hidup diatur demikian, sehingga
timbul cita dan rindu kepada idea. Kemudian selangkah lebih maju untuk
melaksanakan jalan yang kedua, yang tertulis dalam di bukunya berjudul Republik, di
dalam buku itu tertulis sikap hidup diatur, supaya dunia lahir “Ikut serta” dalam dunia
idea agar tercipta suatu negara ideal. Tujuan etik bersatu dalam bidang agama yang
menekankan bahwa budi merupakan tujuan untuk melaksanakan idea keadilan dalam
hidup dan dalam negara sebagai badan kolektif.9

7
Ibid., h. 106
8
T.Z Lavine, Plato “Kebajikan adalah pengetahuan”, h. 86-87.
9
Ibid., h. 107-108.
Di dalam bukunya yang berjudul Xarmides dalam bentuk dialog, dijelaskan
mengenai keugaharian (Sophrosune). Keugaharian adalah sebuah keutamaan yang
terutama tampak dalam kemampuan seseorang dalam mengendalikan dirinya,
mengontrol dirinya karena mengetahui batas. Bertindak demikian karena “tahu” mana
yang baik dan yang jahat. “Pengetahuan ini bukanlah kebijaksanaan teoritis,
melainkan semacam hikmat praktis yang membimbing orang dalam bertindak”.
Orang yang memiliki keugaharian disebut Sophron (ugahari). Sikapnya santun, tahu
malu dan sederhana.10

Plato menyadari bahwa untuk mencapai dunia asalnya, manusia akan banyak
menghadapi rintangan dan hambatan. Materi merupakan penghalang terbesar, dan
meskipun ia dapat disingkirkan, namun penghalang itu tidak dapat dihilangkan
seluruhnya, karena wujud manusia sangat terbatas. Dengan kemampuan intelektual
yang dimilikinya, manusia begitu, manusia dapat mengatasi hambatan yang terdapat
pada diri sendiri, namun tugas ini sangat berat. Manusia harus berjuang
membebaskan fakultas rasionalnya dari pengaruh jasad yang bertentangan antara baik
dan buruk. Dari sinilah, menurut Plato, munculnya teori etika.11

3. Etika Plato dan Hubungannya dengan Politik


Etika Plato dan hubungannya dengan politik adalah topik yang sangat menarik
untuk dibahas. Plato adalah seorang filsuf Yunani yang hidup pada abad ke-4 SM.
Dia adalah murid dari Socrates, yang dikenal sebagai bapak filsafat moral. Plato
menulis banyak karya yang membahas tentang berbagai aspek kehidupan manusia,
termasuk etika, politik, metafisika, epistemologi, dan estetika.

Etika Plato adalah etika yang berdasarkan pada konsep idea, yaitu bentuk-bentuk
abstrak yang mewakili esensi dari segala sesuatu yang ada di dunia. Idea adalah objek
pengetahuan tertinggi yang hanya dapat dicapai oleh rasio akal, bukan oleh indra.

10
Xarmides “Keugaharian”, terj, Setyo Wibowo, (Yogyakarta: Kanisius, 2015), h. 14.
11
Charles H. Patterson, Cliff’s Course Outlines: Western Philospophy, (Lincoln, Nebraska:
Cliff’s Note, 1970), h. 23.
Idea juga merupakan standar nilai yang absolut dan universal, yang tidak tergantung
pada situasi atau preferensi pribadi. Plato percaya bahwa ada empat idea utama yang
berkaitan dengan etika, yaitu idea kebaikan, keindahan, kebenaran, dan keadilan.

Politik Plato adalah politik yang bertujuan untuk mewujudkan idea-idea etis
tersebut di dalam masyarakat. Plato berpendapat bahwa politik adalah seni mengatur
kehidupan bersama dengan cara yang adil dan harmonis. Politik juga merupakan cara
untuk mencapai kebahagiaan bersama, yang tidak hanya terdiri dari kesenangan fisik,
tetapi juga dari kesempurnaan jiwa. Plato mengkritik politik yang didasarkan pada
kepentingan pribadi, ambisi, atau kekuasaan. Dia juga menolak demokrasi sebagai
bentuk pemerintahan yang tidak efektif dan tidak bijaksana.

Plato mengusulkan sebuah model pemerintahan ideal yang disebut republik,


yang terdiri dari tiga kelas sosial: para filsuf, para prajurit, dan para pekerja. Para
filsuf adalah orang-orang yang memiliki pengetahuan tertinggi tentang idea-idea etis
dan memiliki jiwa bijaksana. Mereka adalah pemimpin yang bertanggung jawab
untuk membuat kebijakan dan hukum yang sesuai dengan idea kebaikan dan
keadilan. Para prajurit adalah orang-orang yang memiliki jiwa berani dan setia.
Mereka adalah penjaga yang bertugas untuk melindungi negara dari ancaman luar dan
dalam. Para pekerja adalah orang-orang yang memiliki jiwa moderat dan disiplin.
Mereka adalah produsen yang menyediakan barang-barang dan jasa-jasa yang
dibutuhkan oleh masyarakat.

Etika Plato dan politik Plato saling berkaitan erat dan saling mempengaruhi
satu sama lain. Etika Plato memberikan landasan filosofis bagi politik Plato,
sementara politik Plato memberikan sarana praktis bagi etika Plato. Keduanya
berusaha untuk menciptakan sebuah masyarakat ideal yang mencerminkan idea-idea
etis tertinggi.
C. Relevansi Etika Plato dalam Konteks Zaman Modern
Etika Plato memiliki relevansi dalam konteks zaman modern karena berbagai
prinsipnya yang masih relevan. Beberapa konsep etika Plato yang masih berlaku
adalah:

1. Keadilan

Plato mengembangkan gagasan tentang keadilan dalam karyanya "Republik."


Konsep keadilan, seperti penegakan hukum yang adil dan perlakuan setiap individu
sesuai dengan haknya, tetap relevan dalam sistem hukum dan pemerintahan modern.

2. Moralitas

Plato berargumen bahwa orang harus mencari kebaikan moral dan intelektual.
Konsep moralitas ini masih penting dalam mengatasi dilema moral dan etika yang
muncul dalam kehidupan sehari-hari.

3. Ide Kebenaran Absolut

Plato mengajukan ide bahwa ada "kebenaran absolut" yang dapat ditemukan
melalui refleksi filosofis. Meskipun konsep ini kontroversial, pemikiran tentang
pencarian kebenaran dan pengetahuan masih relevan dalam konteks zaman modern.

4. Pendidikan

Plato menekankan pentingnya pendidikan dalam membentuk karakter


individu. Konsep ini relevan dalam pembahasan pendidikan modern dan peran
pendidikan dalam membentuk nilai-nilai dan etika individu.

Namun, perlu diingat bahwa pemikiran Plato juga memiliki batasan dan
konteks historisnya sendiri. Sebagai contoh, pandangannya tentang peran gender dan
masyarakat ideal bisa dianggap tidak sesuai dengan norma-norma sosial modern.
Oleh karena itu, ketika menerapkan etika Plato dalam konteks zaman modern, perlu
dilakukan kajian kritis dan penyesuaian terhadap nilai-nilai dan norma-norma sosial
saat ini.12

PENUTUP

12
Muhammad taufik. etika perspektif teori dan perspektif (Yogyakarta).
Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB III.pdf (umpo.ac.id).
H. Patterson, Charles. Cliff’s Course Outlines: Western Philospophy. Lincoln,
Nebraska: Cliff’s Note, 1970.
Hatta, Muhammad. Alam Pikiran Yunani. Jakarta: Universitas Indonesia, 1998.
Melling, David. Jejak Langkah Pemikiran Plato. Jogjakarta: Bentang Budaya, 2002.
T. Z Lavine, Plato. Kebajikan adalah pengetahuan.
S_KIM_1701482_Chapter3.pdf (upi.edu).
Setyadi, Berlian. “Mengarungi Pemikiran Plato: Dari Etika Sampai Sosial-Politik”,
https://liansetyadi.medium.com/mengarungi-pemikiran-platodarietikasampai-
sosial-politik-56d9568ec806. Diakses pada 2023.
Tri Hadi, Rahmad. “Etika Politik Plato: Politik Sebagai Seni Distribusi Keadilan -
Madrasah Digital”, https://madrasahdigital.co/pemikiran-tokoh/etika-politik-
plato-politik-sebagai-seni-distribusi-keadilan/. Diakses pada 25 september
2023.
Xarmides. Keugaharian. terj, Setyo Wibowo. Yogyakarta: Kanisius, 2015.

Anda mungkin juga menyukai