Anda di halaman 1dari 10

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS

TUGAS 1
ETIKA PROFESI
Oleh :
WILDANI DEZA FAHMI
1310932002
Dosen :
Ir. INSANNUL KAMIL, Ph.D, IPM

2016
ETIKA DAN ETIKA PROFESI

1. SEJARAH PERKEMBANGAN ETIKA


Etika telah ada sejak ratusan tahun sebelum Masehi. Etika terus berkembang
dari masa ke masa. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai sejarah
perkembangan Etika, dari masa ke masa :
1.1 Etika periode Yunani

Secara historis etika sebagai usaha filsafat lahir dari keambrukan tatanan moral
di lingkungan kebudayaan Yunani 2.500 tahun lalu. Karena pandangan-pandangan
lama tentang baik dan buruk tidak lagi dipercaya, para filosof mempertanyakan
kembali norma-norma dasar bagi kelakuan manusia. Beberapa tokoh-tokoh filsafat
dalam sejarah etika diantaranya adalah Pytagoras, Demokritos, Sokrates, Plato, dan
Epikuros.
1.1.1Etika Muncul dikalangan Murid Pytagoras
Jejak-jejak pertama sebuah etika muncul dikalangan murid Pytagoras. Kita
tidak tahu banyak tentang pytagoras. Ia lahir pada tahun 570 SM di Samos di Asia
Kecil Barat dan kemudian pindah ke daerah Yunani di Italia Selatan. Ia meninggal
496 SM. Di sekitar Pytagoras terbentuk lingkaran murid yang tradisinya diteruskan
selama dua ratus tahun Menurut mereka prinsip-prinsip matematika merupakan
dasar segala realitas. Mereka penganut ajaran reinkarnasi. Menurut mereka badan
merupakan kubur jiwa (soma-sema,tubuh-kubur). Agar jiwa dapat bebas dari
badan, manusia perlu menempuh jalan pembersihan. Dengan bekerja dan bertapa
secara rohani, terutama dengan berfilsafat dan bermatematika, manusia dibebaskan
dari ketertarikan indrawi dan dirohanikan.

1.1.2Demokritos (460-371 SM)


Seratus tahun kemudian, Demokritos bukan hanya mengajarkan bahwa segala
apa dapat dijelaskan dengan gerakan bagian-bagian terkecil yang tak terbagi lagi,
yaitu atom-atom. Menurut Demokritos nilai tertinggi adalah apa yang enak. Dengan
demikian, anjuran untuk hidup baik berkaitan dengan suatu kerangka pengertian
hedonistik.
1.1.3Sokrates (469-399 SM)
Sokrates tidak meninggalkan tulisan. Ajarannya tidak mudah direkonstruksi
karena bagian terbesar hanya kita ketahui dari tulisan-tulisn Plato. Dalam dialogdialog palto hampir selalu Sokrates yang menjadi pembicara utama sehingga tidak
mudah untuk memastikan pandangan aslinya atau pandangan Plato sendiri. Melalui
dialog Sokrates mau membawa manusia kepada paham-paham etis yang lebih jelas

dengan

menghadapkannya

pada

implikasi-implikasi

anggapan-anggapannya

sendiri.Dengan demikian, manusia diantar kepada kesadaran tentang apa yang


sebenarnya baik dan bermanfaat. Dari kebiasaan untuk berpandangan dangkal dan
sementara, manusia diantar kepada kebijaksanaan yang sebenarnya.
1.1.4Plato (427 SM)
Plato tidak menulis tentang etika. Buku etika pertama ditulis oleh Aristoteles
(384 SM). Namun dalam banyak dialog Plato terdapat uraian-uraian bernada etika.
Itulah sebabnya kita dapat merekontruksi pikiran-pikiran Plato tentang hidup yang
baik. Intuisi dasar Plato tentang hidup yang baik itu mempengaruhi filsafat dan juga
kerohanian di Barat selama 2000 tahun. Baru pada zaman modern paham tentang
keterarahan objektif kepada Yang Ilahi dalam segala yang ada mulai ditinggalkan dan
diganti oleh berbagai pola etika; diantaranya etika otonomi kesadaran moral adalah
yang paling penting. Etika Plato tidak hanya berpengaruh di barat, melainkan lewat
Neoplatoisme juga masuk ke dalam kalangan sufi Muslim. Disinilah nantinya jalur
hubungan pemikiran filsafat Yunani dengan pemikir muslim seperti Ibn Miskawaih
yang banyak mempelajari filsafat Yunani sehingga mempengaruhi tulisan-tulisannya
mengenai filsafat etika.
1.1.5Epikuros (314-270 SM)
Epikuros merupakan tokoh yang berpengaruh dalam filsafat etika. Ia
mendirikan sekolah filsafat di Athena dengan nama Epikureanisme , akan menjadi
salah satu aliran besar filsafat Yunani pasca Aristoteles. Berbeda dengan Plato dan
Aristoteles, berbeda juga dengan Stoa, Epikuros dan murid-muridnya tidak berminat
memikirkan, apalagi masuk ke bidang politik. Ciri khas filsafat Epikuros adalah
penarikan diri dari hidup ramai. Semboyannya adalah hidup dalam kesembunyian.
Etika Epikurean bersifat privatistik. Yang dicari adalah kebahagiaan pribadi. Epikuros
menasihatkan orang untuk menarik diri dari kehidupan umum, dalam arti ini adalah
individualisme. Namun ajaran Epikuros tidak bersifat egois. Ia mengajar bahwa
sering berbuat baik lebih menyenangkan daripada menerima kebaikan. Bagi kaum
Epikurean, kenikmatan lebih bersifat rohani dan luhur

daripada jasmani. Tidak

sembarang keinginan perlu dipenuhi. Ia membedakan antara keinginan alami yang

perlu (makan), keinginan alami yang tidak perlu (seperti makanan yang enak), dan
keinginan sia-sia (seperti kekayaan).
1.2 Etika Abad Pertengahan
Pada Abad pertengahan, Etika bisa dikatakan 'dianiaya' oleh Gereja. Pada saat
itu, Gereja memerangi Filsafat Yunani dan Romawi, dan menentang penyiaran ilmu
dan kebudayaan kuno. Gereja berkeyakinan bahwa kenyataan hakikat telah diterima
dari wahyu. dan apa yang terkandung dan diajarkan oleh wahyu adlah benar. jadi
manusia tidak perlu lagi bersusah - bersusah menyelidiki tentang kebenaran hakikat,
karena semuanya telah diatur oleh Tuhan.
Ahli - Ahli Filsafat Etika yang lahir pada masa itu, adalah panduan dari ajaran
Yunani dan Ajaran Nasrani. Di antara mereka yang termasyur adalah Abelard (10791142 SM). seorang ahli Filsafat Prancis. Dan Thomas Aquinus (1226-1270 SM),
seorang ahli Filsafat Agama dari Italia.
1.3 Etika periode Bangsa Arab
Bangsa Arab pada zaman jahiliyah tidak mempuyai ahli - ahli Filsafat yang
mengajak kepad aliran atau faham tertentu sebagaimana Yunani, seperti
Epicurus,Zeno,Plato, dan Aristoteles. Hal itu terjadi karena penyidikan ilmu tidak
terjadi kecuali di Negara yang sudah maju. waktu itu bangsa Arab hanya memiliki
ahli - ahli hikmat dan sebagian ahli syair. Yang memerintahkan kepada kebaikan dan
mencegah kemungkaran, mendorong menuju keutamaan, dan menjauhkan diri dari
kerendahan yang terkenal pada zaman mereka.
Namun sejak kedatangan islam, agama yang mengajak kepada orang - orang
untuk percaya kepada allah, sumber segala sesuatu di seluruh alam. Allah
memberikan jalan kepada manusia jalan yang harus diseberangi. Allah juga
menetapkan keutamaan seperti benar dan adil, yang harus dilaksanakanya, dan
menjadikan kebahagiaan di dunia dan kenikmatan di akhirat, sebagai pahala bagi
orang yang mengikutinya.

Jadi Bangsa Arab pada masa itu, telah puas mengambil etika dari agama dan
tidak merasa butuh untuk menyelidiki mengenai dasar baik dan buruk. oleh karena
itu, agama banyak menjadi dasar buku - buku yang dilukiskan di dalam etika. Seperti
buku karya Al-Ghazali dan Al-Mawardi.
Penyidik Bangsa Arab yang terbesar mengenai Etika adalah Ibnu Maskawayh,
yang wafat pada 421 H. dia mencampurkan ajaran Plato, Aristoteles, Galinus dengan
ajaran islam. Ajaran Aristoteles bnyak termasu dalam penyelidikan tentang jiwa.

1.4 Etika periode Abad Modern


Pada akhir abad lima belas, Eropa mulai bangkit. Ahli pengetahuan mulai
menyuburkan Filsafat Kuno. Begitu juga dengan Italia, lalu berkembang ke suluruh
Eropa. Pada masa ini, segala sesuatu dikecam dan diselidiki, sehingga tegaklah
kemerdekaan berfikir. Dan mulai melihat segala sesuatu dengan pandangan baru, dan
mempertimbangkannya dengan ukuran yang baru.
Discarles, seorang ahli Filsafat Prancis (1596-1650). termasuk pendiri Filsafat
baru. Untuk ilmu pengetahuan, ia menetapkan dasar - dasar sebagai berikut :
a. Tidak menerima sesuatu yang belum diperiksa akal dan nyata adanya. Dan
apa yang tumbuhnya dari adat kebiasaan saja, wajib di tolak.
b. Di dalam penyelikidan harus kita mulai dari yang sekecil - kecilnya, lalu
meningkat ke hal - hal yang lebih besar.
c. Jangan menetapkan seusatu hukum akan kebenaran suatu hal sehingga
menyatakan dengan ujian.
1.5 Defenisi Etika
Etika ditinjau dari segi bahasa berasal dari bahasa Yunani, ethos berarti adat
kebiasaan. Etika dipandang sebagai sarana orientasi usaha manusia untuk menjawab
pertanyaan fundamental mengenai bagaimana saya harus hidup dan bertindak.

Sedangkan secara istilah, menurut kamus besar bahasa Indonesia etika diartikan
sebagai : (1) ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral; (2) kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak; (3)
nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat
berdasarkan penjelasan secara etimologis ini, maka semakin tampak keterkaitan
antara beberapa istilah yang sering dipergunakan untuk menunjuk pada suatu
perbuatan.

Menurut pandangan para ahli adalah :


a. Drs. O.P. Simorangkir, etika atau etik dapat diartikan sebagai pandangan
manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai baik.
b. Drs. Sidi Gajabla dalam sistematika filsafat mengartikan etika sebagai teori
tentang tingkah laku, perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan
buruk sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
c. Drs. H. Burhanudin Salam berpendapat bahwa etika merupakan cabang
filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma yang menentukan
perilaku manusia dalam hidupnya.
d. Maryani dan Ludigdo, etika merupakan seperangkat aturan, norma atau
pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan
maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau
segolongan masyarakat atau profesi.
e. Ahmad Amin mengungkapkan bahwa etika memiki arti ilmu pengetahuan
yang menjelaskan arti baik atau buruk, menerangkan apa yang seharusnya
dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus dicapai oleh
manusia dalam perbuatan dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa
yang seharusnya diperbuat oleh manusia.
f. Soegarda Poerbakawatja mengartikan etika sebagai filsafat nilai,
pengetahuan tentang nilai nilai, ilmu yang mempelajari soal kebaikan dan
keburukan di dalam hidup manusia terutama mengenai gerak gerik
pikiran dan rasa yang merupakan pertimbangandan perasaan sampai
mengenai tujuan dari bentuk perbuatan.

2. PERKEMBANGAN PEMIKIRAN TENTANG ETIKA PROFESI


Munculnya etika profesi sebenarnya berasal dari adanya penyimpangan
perilaku dari penyandang profesi terhadap sistem nilai, norma, aturan ketentuan,yang
berlakudalam profesinya. Tidak adanya komitmen pribadi dalam melaksanakan tugas,
tidak jujur, tidak bertanggungjawab, tidak berdedikasi, tidak menghargai hak orang
lain, tidak adil dan semacamnya.
Pengertian etika profesi menurut para ahli yaitu :
a. Kaiser
Etika profesi merupakan sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan
pelayanan professional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban dan
keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa
kewajiban terhadap masyarakat.
b. Anang Usman, SH., MSi.
Etika profesi adalah sebagai sikap hidup untuk memenuhi kebutuhan
pelayanan profesional dari klien dengan keterlibatan dan keahlian sebagai
pelayanan dalam rangka kewajiban masyarakat sebagai keseluruhan
terhadap para anggota masyarakat yang membutuhkannya dengan disertai
refleksi yang seksama,
c. Definisi Etika Profesi
Etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup
dalam

menjalankan

kehidupan

sebagai

pengemban

profesi

serta

mempelajari penerapan prinsip-prinsip moral dasar atau norma-norma etis


umum pada bidang-bidang khusus (profesi) kehidupan manusia.Etika
profesi Berkaitan dengan bidang pekerjaan yang telah dilakukan seseorang
sehingga sangatlah perlu untuk menjaga profesi dikalangan masyarakat
atau terhadap konsumen (klien atau objek).Etika profesi memilikikonsep
etika yang ditetapkan atau disepakati pada tatanan profesi atau lingkup
kerja tertentu, contoh : pers dan jurnalistik, engineering (rekayasa),
science, medis/dokter, dan sebagainya.

Prinsip dasar di dalam etika profesi :


a) Tanggung jawab
Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.
Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau
masyarakat pada umumnya.
b) Prinsip Keadilan, prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa
saja apa yang menjadi haknya.
c) Prinsip Kompetensi,melaksanakan pekerjaan sesuai jasa profesionalnya,
kompetensi dan ketekunan
d) Prinsip Prilaku Profesional, berprilaku konsisten dengan reputasi profesi
e) Prinsip Kerahasiaan, menghormati kerahasiaan informasi

3. SIKAP INSINYUR DALAM ETIKA PROFESI


Sikap seorang insinyur dalam profesinya terkadang tidak sesuai dengan etika
profesi yang seharusnya. Penyimpangan tersebut dapat berupa sikap yang legal tetapi
tidak etis, ataupun sikap yang illegal tetapi etis. Berikut ini terdapat beberapa sikap
insinyur yang tidak sesuai dengan etika yang seharusnya:
a. Tidak membuat sanggahan secara teknis berdasarkan kepentingan orang
ketiga
Sikap ini merupakan sikap yang ilegal namun etis bagi seorang insinyur.
Karena seorang insinyur tidak boleh memberikan informasi apa pun kepada
pihak lain yang tidak berkepentingan.
b. Memiliki kerja sama bisnis dengan pihak yang tidak jujur
Sikap seperti ini termasuk sikap insinyur yang legal namun tidak etis. Hal ini
dikarenakan tidak adanya peraturan yang melarang seseorang untuk menjalin
hubungan bisnis dengan siapa saja, tetapi seorang insinyur seharusnya
menjalin hubungan bisnis dengan pihak yang jujur sehingga apa yang akan
dilakukannya sesuai dengan apa yang telah disepakati bersama.
c. Mengesahkan dokumen yang tidak sesuai dengan standar atas perintah
atasan.

Sikap seperti ini merupakan sikap yang etis dilakukan oleh seorang
bawahan, namun ilegal. Sikap ini dikatakan ilegal karena seharusnya seorang
insinyur hanya mengesahkan dokumen yang sesuai dengan standar yag telah
ditetapkan.
d. Menghindari konflik yang merugikan pekerjaan
Sikap ini merupakan sikap yang legal dan etis dilakukan oleh seorang
insinyur, karena seorang insinyur harus mampu meredam konflik yang ada
pada pekerjaan yang dilakukannya.
e. Menghindari perbuatan curang
Sikap curang merupakan sikap yang ilegal dan tidak etis dilakukan oleh
seorang insinyur, karena dalam menjalankan pekerjaannya seorang insinyur
harus bersikap jujur dan tidak melakukan perbuata curang yang dapat
mendatangkan kerugian baik untuk pihak perusahaan atau pun konsumen.
f. Bekerja pada bidang yang tidak sesuai dengan kompetensinya
Sikap seorang insinyur yang seperti ini legal namun tidak etis untuk
dilakukan. Seorang insinyur seharusnya bekerja pada bidang yang sesuai
dengan kompetensi yang dimilikinya agar dapat menyelesaikan masalah
secara tepat, meskipun tidak ada larangan untuk bekerja pada bidang
kompetensi yang tidak sesuai.

g. Tidak menerima kontribusi yang mempengaruhi kontrak suatu proyek


Sikap ini adalah sikap yang harus dimiliki oleh seorang insinyur, karna
menerima kontribusi yang dapat mempengaruhi kontrak dari suatu proyek
adalah tindakan yang tidak legal untuk dilakukan dan juga tidak etis. Hal ini
karena dapat mendatangkan kerugian pada pihak lain yang terlibat dalam
proyek tersebut.
h. Mengutamakan keselamatan publik
Sikap ini adalah sikap yang legal dan etis yang harus dimiliki oleh seorang
insinyur. Karena dalam merancang dan menciptakan suatu produk, seorang
insinyur tidak hanya memikirkan keuntungan semata, namun ada yang lebih

penting lagi yaitu keselamatan dan keamanan dari produk yang diciptakan
tersebut untuk publik.
i. Bersikap objektif dalam membuat laporan
Seorang insinyur harus mampu membuat laporan secara objektif, sesuai
dengan apa yang ada dan apa yang terjadi dilapangan. Karena sikap tidak
objektifnya seorang insinyur dalam membuat laporan termasuk sikap yang
tidak etis.
j. Hanya menerima pekerjaan dengan kualifikasi pendidikan dan pengalaman
yang dimiliki.
Sikap ini tidal legal harus dilakukan oleh seorang insinyur namun etis. Hal
ini disebabkan karena tidak ada larangan seseorang untuk bekerja dimana
saja, namun akan lebih baik bekerja pada bidang yang sesuai dengan
pendidikan dan pengalaman yang dimiliki, agar ilmu yang dimiliki dapat
diterapkan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/9440844/Sejarah_Etika_Pada_Bangsa_Yunani?
auto=download. Diakses tanggal 22 Agustus 2016, pada jam 10:23 WIB
http://www.catifo.com/2015/10/definisi-etika-profesi-etika-profesi.html.
Diakses tanggal 23 Agustus 2016, pada jam 01:36 WIB
https://www.scribd.com/doc/75760514/SEJARAH-PERKEMBANGAN-ETIKA.
Diakses tanggal 22 Agustus 2016, pada jam 11:14 WIB

Anda mungkin juga menyukai