AGENDA 45
“Jalan Kesejahteraan Indonesia”
KALIMANTAN BARAT
FOCUS GROUP DISCUSSION
AGENDA 45
“Jalan Kesejahteraan Indonesia”
KALIMANTAN BARAT
Agenda 45 merupakan wadah bagi penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2025 – 2045 negara Republik Indonesia, yang terbuka
dan mengajak seluruh komponen masyarakat dan bangsa untuk Bersama-sama turut aktif dalam menentukan arah pembangunan bangsa Indonesia
menuju tahun keemasan 2045:100 tahun Indonesia Merdeka. Agenda 45 merupakan sistim pembangunan jangka Panjang yang komperhensip dan
terintegrasi, dimana sistem pembangunan yang akan dijalankan tidak mulai dari nol, melainkan mengkonsolidasikan dan mensinergikan seluruh
temuan, karya, produk dan capaian pembangunan bangsa Indonesia mulai dari hari pertama Indonesia merdeka dibawah kepemimpinan presiden
Soekarno, dibawah kepemimpinan Presiden Soeharto, Habibi, Gusdur (Abdurahman Wahid), Megawati Soekarno Putri, Susilo Bambang Yudoyono,
pelaksanaan pembangunan dibawah kepemimpinan presiden Joko Widodo dan dilanjutkan dengan pembangunan yang akan dilakukan oleh presiden
terpilih paska presiden Joko Widodo sampai hari terakhir di tahun 2045.
Agenda 45 merupakan sistem pembangunan berbasis gotong royong, dimana pembangunan tidak dirancang dan dilaksanakan oleh kelompok
elit penguasa tertentu saja, melainkan membuka ruang seluas-luasnya bagi seluruh komponen anak bangsa mulai dari unsur pemerintah (legislatif,
eksekutif, yudikatif dan lembaga negara non-structural, juga mulai dari pemerintah pusat, propinsi, kabupaten/kota sampai ke pemerintah desa),
perguruan tinggi, intelektual, swasta, ormas dan organisasi sektoral sampai ke komunitas tanpa membeda-bedakan status sosial, intelektual, gender
maupun kepangkatan untuk turut aktif berpartisipasi dalam menentukan substansi, arah dan kerangka kerja (regulasi, instrument, metodologi,
pendekatan dan strategi) pembangunan Indonesia sampai tahun 2045.
Agenda 45 merupakan jalan kesejahteraan Indonesia artinya rencana dan pelaksanaan pembangunan fokus pada peningkatan kesejahteraan
dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia serta ramah terhadap lingkungan hidup berbasis pada lima pilar pembangunan, yaitu: Pangan,
Energi, Kebudayaan, Tata Kelola Pemerintahan dan Geo Politik Global
FOCUS GROUP DISCUSSION
AGENDA 45
“Jalan Kesejahteraan Indonesia”
KALIMANTAN BARAT
Indonesia mempunyai sumber daya pangan dan energi yang melimpah, namun posisi tawarnya terhadap produk Industri, keuangan dan jasa sangat
lemah. Dan oleh karena itu, tugas pokok dari Agenda 45 adalah meningkatkan posisi tawar Pangan dan energi di pasar global terhadap produk-
produk Industri, jasa dan keuangan.
Selain itu juga, Kebudayaan yang mampu membangun ekosistem kegiatan produksi pangan dan energi di dalam masyarakat luas berbasis
pada SDM, SDA dan kearifan lokal serta menempatkan produksi pangan dan energi sebagai focus kegiatan ekonomi, pendidikan, social, budaya
dan keamanan seluruh bangsa Indonesia.
Agenda 45 merupakan rancangan dan pelaksanaan pembangunan jangka Panjang 2025 – 2045 dengan perspektif global. Mengingat kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi informasi, komunikasi dan transportasi telah menjadikan dunia semakin kecil dan saling terkait penduduknya, batas
negara semakin tipis, jarak kesejahteraan antar negara semakin kecil dan kegiatan sosial, ekonomi dan politik masyarakat semakin transparan dan
akuntabel.
Mengingat arti penting Agenda 45 seperti tersebut diatas, maka Pokja Rumah Demokrasi bekerja sama dengan Seknas Jokowi mengajak
seluruh komponen bangsa di seluruh penjuru tanah air untuk bersama- sama membahas, mempertajam, memperdalam dan menyempurnakan
substansi dan kerangka kerja lima pilar agenda 45 yaitu pangan, energi, kebudayaan, tata Kelola pemerintahan, dan geo politik global, yang pada
kesempatan ini akan di bahas 3 dari 5 pilar agenda 45 di Kalimantan Barat bersama akademisi, praktisi, pemerintah, NGO, media, dan tokoh
masyarakat.
FOCUS GROUP DISCUSSION
AGENDA 45
“Jalan Kesejahteraan Indonesia”
KALIMANTAN BARAT
KELOMPOK : I (satu)
Hari/Tanggal : Kamis, 25 Agustus 2022
Lokasi : Aula Gerai Untan HUB Pontianak
Nama Peserta : - Eka Indah Raharjo, S.Pi.,M.Si (Akademisi Universitas Muhammadiyah Pontianak)
- Dr. Maswadi, S.P.,M.Sc (Akademisi Universitas Tanjungpura)
- Anggatia Ariza, SE.,ME (Akademisi IAIN Pontianak)
- Ir. Sigit Sapto Wibowo, M.Sc (Yayasan Swadaya Dian Khatulistiwa)
- Pramu Shinta Pinanjung, S.Si.,ME (Peneliti Balitbang Kalbar)
- Uray Emma Yaniaries, S.E (Ketua PA GMNI Kalbar)
- Ramses (Pontianak Post)
ISU : Pangan
MASALAH PONTENSI DAERAH SOLUSI/REKOMENDASI
- penghasil kelapa (Kubu Raya) dan padi - intensifikasi harus sesuai dengan kondisi
- Gap pertanian di Kalbar dengan pulau jawa masih
yang besar (Kuburaya, Mempawah, wilayah untuk meningkatkan produksi pangan
jauh
Sambas) dengan memperhatikan teknologinya harus
- Kalbar tidak memiliki bendungan pertanian seperti
- Sanggau perkebunan kelapa sawit tepat guna dan spesifik lokasi, seperti : Untuk
pulau jawa
- 1 ha lahan gambut dapat menghasilkan lahan sawah pasang surut peningkatan
- Pupuk masih ambil dari daerah jawa sehingga
400 bedeng (ukuran 1,2 x 10 meter), 1 produksi padi menggunakan paket teknologi
transportasi akan mahal terkait distribusi
bedeng = 30kg sayur budidaya padi di lahan pasang surut terutama
FOCUS GROUP DISCUSSION
AGENDA 45
“Jalan Kesejahteraan Indonesia”
KALIMANTAN BARAT
- Tidak ada kesesuaian dalam kebijakan pangan - Potensi penghasil garam di Kalbar untuk pengolahan lahan dengan traktor rotary,
dengan memperhatikan kondisi geografis, misalkan daerah pesisir sambas (paloh dan jawai), varietas padi lahan pasang surut (Inpara-1
kondisi tanah Kalbar asam maka alat yang harus di Ketapang, bengkayang pesisir dan hingga Inpara-10) sesuai dengan masalah
gunakan cukup rotary dalam mengolah tanah kayong utara memiliki potensi produksi yang dihadapi di lokasi tersebut, pemupukan
- Belum memadai terkait system terintegrasi kelapa - Sambas dan Ketapang telah bisa yang mengacu pada Rekomendasi Pempukan
sawit dan ternak sapi, Kalbar sebagai lahan memproduksi garam Padi spesifik lokasi dari Badan Litbang
perkebunan sawit yang cukup besar - Sumber daya kelautan dan sungai di Pertanian dan komponen teknologi lainnya.
- Dalam pemberian bibit padi di Kalbar belum Kalbar besar, seperti Ikan teri, tiram - Pemerintah masih perlu memberi subsidi
menyesuaikan dengan kondisi wilayahnya seperti Mutiara, kerapu, udang lobster dan pupuk bagi petani di Kalimantan Barat karena
daerah Untuk lahan sawah pasang surut, Untuk lahan rumput laut, cumi-cumi, ikan tyrus, kondisi lahan yang tidak subur dibanding di
sawah tadah hujan, Untuk lahan kering, dll kepiting bakau (sambas, bengkayang, Jawa, Bali, Sulawesi Selatan. Jika pupuk subsidi
- Bantuan alat pertanian belum menyesuaikan dengan ketapang, Kayong Utara, kubu raya), dihapus maka produksi pangan akan menurun
kondisi lahan dan belum di lengkapi dengan bengkel pengembangan budidaya ikan semah tajam di Kalimantan Barat karena
alsintan (Kapuas hulu dan bengkayang), udang keterbatasan kemampuan petani membeli
- Pengetahuan penyuluh pertanian terkait kapasitas dan vaname (air payau) pupuk non subsidi.
kompetensinya masih kurang mampu menjelaskan - Kecamatan siding (bengkayang) - Bantuan alat mesin pertanian terutama hand
spesifikasi dari sisi varietas benih, alat pertanian, dan berpotensi untuk pengembangan kopi tractor, combine harvester, dan alat mesin
kondisi tanah kepada petani sehingga metode - Senaning (sintang) memiliki potensi tanam padi perlu disesuaikan dengan kondisi
penanaman monoton pengembangan lada lahan yang sudah memenuhi syarat
FOCUS GROUP DISCUSSION
AGENDA 45
“Jalan Kesejahteraan Indonesia”
KALIMANTAN BARAT
- Petani Kalbar masih minim pengetahuan terkait - Pengembangan budidaya ikan semah di penggunaan alat mesin pertanian tersebut dan
pengelolaan pertanian terintegrasi terutama pada Kalbar sangat besar dilengkapi dengan bengkel alsintan
pangan komoditas seperti jagung, padi, umbi-umbian, - Pengembangan tanaman holtikultura - pemanfataan lahan gambut yang telah di
yang terintegrasi dengan ternak (buah-buahan seperti alpukat, buah restorasi menjadi lahan pertanian sayur dan
- Adanya kehilangan pangan 200 milyar di Kalbar (data naga, jeruk, olahan durian) di kalbar umbi terintegrasi dengan ternak ayam dengan
penelitian balitbang) varietas export (jagung, ubi jalar, ubi kayu, dan
- Di Kalbar masih kerap kali terjadi kebakaran lahan sayuran daun, jahe, kunyit, kencur, dll) selain
gambut yang luas itu juga pemanfaatan lahan bekas tambang
- Garam di Kalbar masih import sedangkan wilayah emas tanpa izin dengan tanaman pinang dll
pesisir sambas setelah di lakukan penelitian memiliki - Pengembangan jagung pada lahan marginal di
kadar garam yang dapat di gunakan sebagai bahan Kalimantan Barat perlu terpadu dengan
industry (pengawet alami) pengembangan ternak ayam pedaging atau
- Kalbar terdapat daerah terpencil di perbatasan (kec. petelur sebagai sumber pupuk organic agar
Siding, bengkayang), infrastruktur jalan sangat minim harga jagung dapat berkompetisi dengan
sehingga mempengaruhi hasil pertanian jagung dari daerah lain karena lahan
- Petani lada di senaning (sintang) memiliki masalah pengembangan jagung umumnya pada lahan
hama penyakit di pohon lada marginal seperti lahan Podsilik Merah Kuning
- Masih banyak pencemaran lingkungan di air dan darat (PMK) yang kurang subur.
di Kalbar, seperti penambang emas tanpa izin
FOCUS GROUP DISCUSSION
AGENDA 45
“Jalan Kesejahteraan Indonesia”
KALIMANTAN BARAT
KELOMPOK : II (Dua)
Hari/Tanggal : Kamis, 25 Agustus 2022
Lokasi : Aula Gerai Untan HUB Pontianak
Nama Peserta : - Dr. Netty Herawati, M.Si (Akademisi Universitas Tanjungpura)
- Chairil Anwar (Direktur Bank Sampah)
- Deby Juanda (PT. Antam)
- Energi Hijau
- Stefanus Akim (Tribun Pontianak)
- Ringga Saputra (BPC HIPMI Sambas)
ISU : Energy
MASALAH POTENSI DAERAH SOLUSI/REKOMENDASI
- Krisis listrik, ditandai dengan masih impor listrik dari - Pusat PLTN (Pantai Gosong, - Kemandirian energi adalah hal utama yang
Malaysia. Bengkayang) mesti dipenuhi oleh pemerintah kepada
- Penyediaan listrik non fosil, hal ini mengingat - Bahan Baku Nuklir ( Melawi) masyarakat. Hal ini juga berlaku dengan
kebutuhan energi terbarukan sangat esensial. - PLTA (Riam Merasap, Bengkayang Kalimantan Barat.
- Menyediaka pembangkit dengan SDA yang ada, seperti dan daerah lain yang memiliki air - Merumuskan potensi kebutuhan listrik
(Air, Angin, dan Matahari) dan PLTN. Kalbar adalah terjun) sesuai dengan potensi wilayah. Dengan
satu-satunya Provini yang memiliki potensi Nuklir di - PLTU (Sui Raya Kepulauan, merumuskan mulai dari bawah sampai pada
Indonesia. bengkayang) pemerintah pusat, melalui Rencana Umum
FOCUS GROUP DISCUSSION
AGENDA 45
“Jalan Kesejahteraan Indonesia”
KALIMANTAN BARAT
- Kelangkaan gas, kedepan perlu di konverensi ke Listrik. - PLTS (Semua Wilayah) Energi Daerah (RUED). Kebijakan yang ada
- Regulasi/Kebijakan yang membuat permasalahan - Bank Sampah (semua Wilayah) juga mesti sesuai dengan kebutuhan daerah,
energi untuk pemenuhan kebutuhan listrik. misalnya untuk industry, pariwisata dan
- Selanjutnya, program pemerintah yang masih belum beberapa daerah yang sesuai dengan
berkelanjutan sehingga tampak tidak tepat sasaran. kebutuhan.
Karenanya, kita mesti mengetahui apa akar - Pengembangan ernergi terbarukan juga
permasalahan yang ada. Sehingga perlu riset untuk mesti digalakkan untuk memenuhi
mendapatkan apa permasalahan dan keinginan dari kebutuhan rumah tangga.
masyarakat. - PLTN menjadi satu diantara yang mesti kita
- Masyarakat lebih tertarik kepada hal instan dari pada kembangkan, karena ini untuk kebutuhan
hal yang berproses. Indonesia bukan hanya Kalbar. Untuk itu,
- Mindsed masyarakat harus diperbaiki, karena perlu memberikan pengetahuan atau
masyarakat adalah subjek dan objek pembangunan. edukasi kepada masyarakat dan seluruh
- Politik anggaran mesti juga menjadi prioritas untuk stakeholder terkait dengan perkembangan
meningkatkan kebutuhan energi di Kalbar. teknologi dan terkait rencana pembangunan
- Bagaimana masyarakat bisa memanfaatkan PLTN pertama di indonesia. Saat ini sudah
pembangunan yang ada mesti beriringan. Baik itu ada 459 PLTN di dunia, atau 11% dari
antara pemerintah dan juga masyarakat. pemenuhan energi dunia semuanya masih
FOCUS GROUP DISCUSSION
AGENDA 45
“Jalan Kesejahteraan Indonesia”
KALIMANTAN BARAT
- Akses teknologi dan tepat guna mesti ada untuk bisa aman dan baik-baik saja, terutama untuk
menimbulkan prilaku maju dan open mindset negara industri.
masyarakat dengan harapan bisa meningkatkan - Kebijakan untuk membangun energi hijau
kesejahteraan masyarakat. dengan melibatkan panisment and reward
- Kebijakan pusat mesti dilakukan dengan parsial, agar untuk inplementasi kebijakan energi hijau.
tidak setiap daerah memiliki kebijakan sama dan tidak Salah satunya adalah Kapuas Hulu yang saat
tepat sasaran. ini memiliki kebijakan sebagai daerah
konservasi, tapi gagal pada implementasikan.
- PLTA, PLTS, PLTU dan PLTN mesti kita
dorong untuk upaya pemenuhan kebutuhan
listrik lokal (Rumah tangga) maupun
industri.
- Kedepan, untuk memenuhi kebutuhan gas di
Kalimantan Barat maka perlu di konverensi
ke Listrik. Hal ini, akan menjadikan listrik
sebagai kebutuhan yang sangat esensial.
- Pemanfaatan dana CSR yang tepat guna,
salah satunya adalah untuk membantu
pembangunan di sektor energi. Misalnya
FOCUS GROUP DISCUSSION
AGENDA 45
“Jalan Kesejahteraan Indonesia”
KALIMANTAN BARAT
kebudayaan kehilangan perannya dalam dan imbas perkembangan zaman yang cendrung
pembangunan. mendegradasi identitas kebudayaan.
- Keragaman budaya baik suku bangsa, agama dan adat - Penguatan substansi kebudayaan dalam rangka
istiadat masih sering menjadi faktor perpecahan mengeguhkan identitas bangsa. Kebudayaan
(dividing factors), sebagai akibat keakraban antar merupakan aspek penting dalam kehidupan
anak bangsa. berbangsa. Sehingga perlu mendapatkna
- Ketidak adilan, ketidak amanan, dan belum berhasil perhatian yang serius. Karena ini terkait dengan
mewujudkan kesejahteraan menjadi faktor yang jati diri, identitas dan perangkat nilai dan norma
mengancam implementasi nilai-nilai budaya. yang harus dijunjung tinggi. Agar tidak terjadi
Konstruksi kebudayaan menjadi mudah rapuh, jika degradasi substansi kebudayaan, sebatas
tidak ditopang dengan aspek-aspek fundamental symbol dan seremonial.
tersebut. - Kebudayaan harus dipandang secara utuh
- Gelombang perubahan masyarakat semakin maju menyeluruh, jangan dipandang sebelah mata
sehingga menimbulkan benturan-benturan identitas dan secara parsial. Apalagi hanya dianggap
mengakibatkan hilangnya aspek kebudayaan seperti ornamen dan seremonial. Kebudayaan harus
budaya sopan santun. ditumbuh kembangkan agar menjadi jati diri
- Ketidakadilan ekonomi, politik, hukum yang sebagai bangsa.
meruntuhkan kebudayaan sehingga perlu adanya - Penanaman nilai budaya mencakup nilai - nilai
pembangunan aspek-aspek fundamental. luhur yang menjadi pandangan dunia
FOCUS GROUP DISCUSSION
AGENDA 45
“Jalan Kesejahteraan Indonesia”
KALIMANTAN BARAT
Galery Kegiatan :
FOCUS GROUP DISCUSSION
AGENDA 45
“Jalan Kesejahteraan Indonesia”
KALIMANTAN BARAT