Anda di halaman 1dari 15

KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PENAMBAHAN DAUN MINT PADA MINUMAN TEH HIJAU

Disusun untuk memenuhi tugas, laporan dan mengikuti kompetisi karya ilmiah .

DISUSUN OLEH :
Muhammad Fawwaz Akbar (22)
Muhammad Izzaddin Ali (23)
KELAS : XI IPA 1

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 KUDUS

Prambatan Kidul Kaliwungu Kudus


Telepon (0291) 431 Kudus
HALAMAN PENGESAHAN

Karya tulis ilmiah yang berjudul “Pengaruh Penambahan Daun Mint Pada Minuman
Teh Hijau” telah disahkan dan disetujui pada :

Hari :
Tanggal :

Disetujui oleh :
Kepala Madrasah Pembimbing 1

Drs. H.Shofi,M.Ag. Munirotun Roiyana, M.Pd


NIP 196407141992031004
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA
Kami yang bertanda tangan di bawah ini :
1. Nama : Muhammad Fawwas Akbar
NISN :
Program Studi :IPA
2. Nama : Muhammad Izzaddin Ali
NISN :
Program Studi : IPA

Dengan ini kami menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Pengaruh
Penambahan Daun Mint Pada Minuman Teh Hijau “ adalah benar - benar karya kami,
bukan merupakan plagiasi atau jiplakan karya tulis orang lain.
Apabila di kemudian hari ternyata Karya Tulis Ilmiah yang kami tidak sesuai dengan
pernyataan ini, maka secara otomatis tulisan kami dianggap gugur. Demikian pernyataan ini
dibuat dengan sebenarnya.

Kudus,15 Mei 2021


Yang menyatakan,

Penulis
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-
Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
“Pengaruh Penambahan Daun Mint Pada Minuman Teh Hijau “.
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bimbingan dan dukungan dari
berbagai pihak oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs.H. Shofi, M.Ag selaku Kepala MAN 2 Kudus


2. Munirotun Roiyana, M.Si. selaku Guru Pembimbing
3. Ari Susanto, S.Pd. selaku Wali Kelas XI IPA 1
4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
penulis harapkan demi penyempurnaan penulisan ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak

Kudus, 15 Mei 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Contents
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................................................2
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA....................................................................3
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................4
DAFTAR ISI........................................................................................................................................5
BAB I....................................................................................................................................................6
PENDAHULUAN................................................................................................................................6
A. Latar Belakang...............................................................................................................................6
C. Tujuan............................................................................................................................................7
D. Manfaat..........................................................................................................................................7
E. Hipotesis........................................................................................................................................8
BAB II..................................................................................................................................................9
TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................................................9
BAB III...............................................................................................................................................12
METODE PENELITIAN..................................................................................................................12
2. 1 Tempat dan Waktu Penelitian..............................................................................................12
2. 2 Alat dan Bahan......................................................................................................................12
2. 3 Langkah/ Metode Percobaan................................................................................................12
2.4 Teknik Analisi Data...............................................................................................................12
BAB IV...............................................................................................................................................13
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................................................................13
BAB V.................................................................................................................................................15
SIMPULAN DAN SARAN................................................................................................................15
5.1 Simpulan.................................................................................................................................15
5.2 Saran.......................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang kaya dengan berbagai tanaman
rempah dan obat yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia itu sendiri. Salah
satu tanaman obat yang diminati masyarakat yaitu tanaman mint, karena tanaman
mint ini salah satu komponen kimianya memiliki kandungan menthol yang
bermanfaat.
Tanaman mint termasuk dalam keluarga Lamiaceae, dan merupakan salah satu
tanaman yang banyak dimanfaatkan minyak atsirinya. Tanaman ini tumbuh dan
tersebar luas di daerah tropis dan subtropis diseluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Minyak atsiri dari daun Mentha x piperita mengandung campuran senyawa
monoterpenoid yang banyak dimanfaatkan dalam bidang pengobatan, sebagai bahan
perasa, campuran parfum, pasta gigi dan kosmetik. Selain itu, berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh Singh (2002) bahwa minyak mint mempunyai aktivitas sebagai
insektisida, anti jamur dan anti mikroba.
Pada daun dan ujung-ujung cabang tanaman mint yang sedang berbunga
mengandung 1% minyak atsiri, 78% mentol bebas, 2% mentol tercampur ester, dan
sisanya resin, tannin, asam cuka, dan lain-lain. Bagian tumbuhan mint tersebut
digunakan sebagai karminativa dan pemberi aroma (Tjitrosoepomo, 2010). Menurut
penelitian Hidayat dkk (2013), minyak mint yang telah diisolasi dari daun mint segar
menggunakan distilasi uap-air selama 4 jam menghasilkan rendemen sebanyak 0,06
% dengan karakteristik sifat fisik berwarna kuning muda, berbau khas daun mint,
memiliki indeks bias 1,46 C). Analisis minyak mint hasil distilasi uap-air dengan KG-
SM menunjukkan adanya 25 komponen, dengan komponen terbesar adalah karvon
(52,46 %).
Daun mint selain digunakan sebagai penghias hidangan makanan maupun
minuman, daun mint juga terkenal sebagai daun yang dapat memberikan efek rasa
dingin pada produk makanan. Pada daun mint terdapat senyawa mentol dalam jumlah
besar sehingga selain menimbulkan efek rasa dingin pada makanan maupun
minuman, daun mint juga menimbulkan rasa pedas apabila penggunaannya
berlebihan. Untuk menetralisir efek rasa pedas tersebut perlu adanya penambah rasa
untuk meningkatkan cita rasa teh daun alpukat.
The hijau adalah the yang olah tanpa melewati proses oksidasi
enzimatis(Rohdiana, 2015). The hijau memiliki daya ikat yang lebih kuat terhadap
aroma dan memiliki kandungan antioksidan yang lebih banyak sehingga sangat
bermanfaat untuk kesehatan. Namun,konsumsi the hijau masih sangat rendah
dibandingkan teh hitam dikarenakan rasa teh hijau yang pait dan sepat sehingga
kurang disukai oleh masyarakat.
Sampai saat ini penggunaan teh hijau sebagai minuman penyegar sudah
umum, namun jumlahnya relatif lebih sedikit dibanding teh hitam. Hal ini disebabkan
karena selain kebiasaan orang indonesia mengkonsumsi teh hitam, juga karena teh
hijau rasanya lebih pahit, sehingga kurang disukai (Hardjanti dan Wariah,2005).
Selama ini teh hijau biasa dikonsumsi sebagai minuman obat dan minuman
pelangsing. Oleh karena itu, teh hijau lebih sering dikonsumsi dalam bentuk seduhan
pahit untuk menghindari asupan kalori dari gula. Rasa pahit dari teh hijau inilah yang
sering menyebabkan konsumen enggan mengkonsumsinya (Arviani dan Ishartani,
2009).
Penambahan daun mint pada teh hijau diharapkan dapat mengurangi rasa pahit
dan sepat yang terkandung pada teh hijau, menimbulkan unsur kesegaran serta
memiliki citarasa mint yang khas ketika diseduh karena mengandung mentol dari
daun mint dan memperkaya antioksidan.
Penambahan daun mint pada tahap 1 ditambahkan pada teh hijau yang
diberikan gula. Kemudian pada tahap 2 diberikan pada teh hijau tanpa gula untuk
menentukan pada konsentrasi berapa teh hijau memiliki sifat organoleptik berupa
warna, aroma dan rasa yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penambahan daun mint pada minuman teh hijau.
Berdasarkan uraian permasalahan di atas,maka dilakukan penelitian dengan
judul “Pengaruh Penambahan Daun Mint Pada Minuman Teh Hijau ”.

B. Rumusan Masalah
1. Apa kandungan yang terdapat pada daun mint?
2. Bagaimana pengaruh daun mint saat ditambahkan pada minuman teh hijau?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kandungan daun mint.
2. Untuk mengetahui pengaruh daun mint saat ditambahkan pada minuman teh hijau.
D. Manfaat
Manfaat dalam penelitian ini adalah :
Manfaat praktis :
1. Dapat mengetahui manfaat dari daun mint.
2. Memberikan pengetahuan tentang kandungan daun mint yang sangat bermanfaat
untuk ditambahkan pada minuman teh.
Manfaat teoritis:
1. Sebagai langkah awal untuk melanjutkan penelitian yang lebih dalam tentang
pengaruh penambahan daun mint pada minuman teh hijau.

E. Hipotesis
Pengaruh penambahan daun mint pada minuman teh hijau.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Daun Mint
Daun mint merupakan salah satu rempah-rempah yang dapat dimanfaatkan
dalam keadaan masih segar maupun dalam keadaan kering. Daun mint biasa
digunakan dalam bahan pembuatan makanan/minuman agar makanan/minuman
berbau khas dan segar. Daun mint juga terkenal sebagai daun yang dapat memberikan
efek rasa dingin pada produk makanan/minuman. Pada daun mint terdapat senyawa
mentol dalam jumlah besar sehingga selain menimbulkan efek rasa dingin pada
makanan/minuman, daun mint juga menimbulkan rasa pedas apabila penggunaannya
berlebihan. Alankar (2009) daun mint memiliki berbagai macam ester terutama
menthly asetat dan monoterpen yang menghasilkan flavor(mint) khas.
Daun mint (Mentha Piperita L.) banyak dimanfaatkan dalam industri farmasi,
rokok, pembuatan pasta gigi, minyak angin, balsam dan makanan seperti kembang
gu;a (Hadipoentyanti, 2012). Berdasarkan penggunaannya sebagai bumbu, daun mint
dapat digunakan untuk bumbu daging, ikan, saus, sup, masakan rebus, cuka, minuman
teh, tembakau dan minuman anggur. Ujung daun yang sangat segar dari seluruh jenis
mint digunakan dalam minum-minuman, buah, saus apel, es krim, jeli, salad dan
sayur. Sedangkan dalam dunia kedokteran, kandungan ekstrak minyak daun mint
yang mudah menguao yaitu mentol digunakan untuk sakit perut, pereda batuk,
inhalasi, mouthwashes, pasta gigi. Daun mint (Mentha piperita L.) digunakan oleh
para herbalis sebagai antiseptik, antipruritik dan obat karminatif (Hadipoentyanti,
2012).
Sedangkan ekstrak tanamannya terutama daun memiliki kandungan
radioprotektif, antioksidan, antikarsinogenik, antialergenik, antispasmodik. Selain itu,
aroma dari daun mint dapat digunakan sebagai inhalan untuk sesak napas, bahkan teh
daun mint juga digunakan untuk pengobatan batuk, bronchitis dan inflamasi pada
mukosa oral dan tenggorokan (Datta, 1971).
B. Klasifikasi Daun Mint
Kebanyakan Mentha arvensis bisa tumbuh dengan baik pada suhu dingin, dan
dapat tumbuh juga di daerah tropis. Pada daerah tropis daun mint dapat tumbuh,
namun tidak berbunga berbeda dengan pada pegunungan yang dapat tumbuh dengan
baik pada ketinggian 150-1200 mdpl (de Padua, dkk., 1999). Habitusnya berupa terna
dengan tinggi sekitar 30-50cm. Batangnya lunak berbulu, bentuk daun bulat telur,
bergerigi, menyirip, berwarna hijau. Bunganya berwana ungu (de Padua, dkk., 1999).
Mentha arvensis termasuk suku Lamiaceae, yang anggotanya terdiri atas 25 jenis.
Devisi: Magnoliophyta, Sub Devisi : Angiospermae, Kelas: Dicotyledonae
Ordo Tubiflorae, Famili: Lameaceae/Labiatae, Sub Famili: Lamioideae Genus
Mentha, Species: Mentha arvensis L.
Tanaman mint merupakan salah satu tanaman herbal tertua di dunia. Daun
mint mengandung minyak essensial seperti mentol dan menton serta senyawa
flavonoid, asam fenolik, triterpenes, vitamin C, provitamin A, dan beberapa mineral
fosfor, besi, kalsium, serta potassium (Sastrohamidjojo, 2004). Serta Menurut
Raghavendra, dkk., (2008) dan Zakaria, dkk., (2008), yang dalam penelitiannya
menyatakan bahwa Mentha arvensis memiliki aktivitas antioksidan yang cukup tinggi
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber antioksidan untuk penghambatan radikal
bebas. Menurut Do Nascimento, dkk., (2009), dari hasil penelitiannya yang berjudul
“Phytochemical Prospection, Toxicity and Antimicrobial Activity of Mentha arvensis
(Labiatae) from Northeast of Brazil” diperoleh screening fitokimia.
C. Teh Hijau
Teh adalah minuman banyak dikonsumsi di seluruh dunia. Teh diproduksi dari
daun Camellia sinensis, yang merupakan anggota dari keluarga Theaceae. Teh banyak
dikonsumsi sebagai obat. Teh hijau digunakan pada suku Cina tradisional dan
ayurveda sebagai stimulan, diuretik, astringent dan untuk kesehatan jantung. Sebagai
obat herbal, daun Camellia sinensis yang ditambahkan ke makanan untuk
memberikan nutrisi dan juga digunakan sebagai penangkal untuk racun (Tran, 2013).
Menurut Kitab Herbal Nusantara teh yang memiliki klasifikasi sebagai berikut
: Kerajaan : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Theales
Famili : Theaceae Genus : Camellia Spesies : Camellia sinensis (L.)
Teh hijau berasal dari pucuk daun tanaman teh. Tanaman teh (Camellia
sinensis) diduga berasal dari Asia Tenggara, dan sejak abad ke-4 SM teh telah
dimanfaatkan sebagai salah satu komponen ramuan obat. Teh diperkenalkan pertama
kali oleh pedagang Belanda sebagai komoditas perdagangan di Eropa pada tahun
1.610 M dan menjadi minuman populer di Inggris sejak 1.664 M. Kini teh telah
ditanam di lebih dari 30 negara di dunia termasuk di Indonesia (Soraya, 2007).
D. Manfaat Teh Hijau
Teh hijau memiliki manfaat yang banyak untuk merawat kesehatan dan
kecantikan. Manfaat teh hijau diantaranya adalah menurunkan berat badan dan
melawan efek radikal bebas. Kunci utama khasiat teh berada pada komponen aktifnya
yaitu polifenol yang secara optimal terkandung dalam daun teh muda dan utuh
(Soraya, 2007). Teh hijau digunakan di China dan Ayurvedic terutama sebagai
stimulan, diuretik, astringent dan untuk kesehatan jantung (Ogle, 2009).
Menurut hasil penelitian Widyaningrum dkk., 2009, bahwa pada krim ekstrak
teh hijau dengan kadar 7% memiliki sifat fisik dan aktifitas antibakteri paling baik.
Katekin yang terkandung didalam teh berkhasiat sebagai antioksidan, antivirus
antikanker, dan juga antibakteri. Sebagai aktivitas antibakteri, mekanisme kerjanya
masih belum jelas, tetapi sampai sejauh ini telah ditemukan dua cara. Pertama, dengan
cara merusak membran bakteri, katekin menempel pada lipid membran bakteri dan
menyebabkan agregasi dari vesikel lipid sehingga fluiditasnya berkurang. Hal ini
kemudian menyebabkan kebocoran pada membran sitoplasma. Cara kedua dengan
menghambat salah satu enzim bakteri yaitu direplikasi dan ditranskripsi (Paramita,
2011).
Mekanisme kerja ekstrak daun teh hijau bahwa dapat mencegah bakteri
patogen pada membran sel inang. Demikian, ekstrak teh hijau menghambat adhesi
bakteri pada inang membran permukaan sel dan bertindak sebagai antiadhesive
potensial agen. Epigallocatechin gallate, yang merupakan jenis proantosianidin dari
teh hijau juga telah dilaporkan untuk berinteraksi dengan bakteri membran luar dan
dapat mencegah adhesi ke epitel sel. Mekanisme lain yang mungkin adalah ekstrak
teh hijau mungkin mempengaruhi aktivitas dihidrofolat reduktase, enzim yang
dibutuhkan oleh bakteri patogen untuk mensintesis purin dan pirimidin serta
meningkatkan ketebalan epidermis lapisan sel (Radji, 2013).
BAB III

METODE PENELITIAN

2. 1 Tempat dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian berada di Kudus, waktu yang dibutuhkan untuk
mengumpulkan data yaitu 1 minggu. Percobaan dan pengujian dilakukan di
Laboratorium MAN 2 KUDUS.

2. 2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam penilitian ini terdiri dari Gelas, Sendok,
Air, Daun Mint,Teh Hijau, Gula dan Air hangat.

2. 3 Langkah/ Metode Percobaan


 Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
 Sediakan secangkir air dan tuangkan ke wadah,
 Panaskan air hingga mendidih.
 Siapkan saringan, masukkan 1 kantong teh hijau ke dalam air panas.
 Saat air hampir mendidih, masukkan satu lembar daun mint.
 Sajikan dalam 2 gelas dan siap diminum.
 Pada gelas 1 tambahkan gula.
 Pada gelas 2 tanpa gula.

2.4 Teknik Analisi Data


1. Mencari data dan referensi dari buku ataupun jurnal di internet dan dari
wawancara sederhana yang penulis lakukan.
2. Memastikan bahwa semua data dan kajian teori yang diperlukan telah
diperoleh dengan baik.
3. Menghubungkan data-data hasil percobaan dengan data yang lain juga dengan
kajian teori yang ada.
4. Menganalisis hasil percobaan pada sampel 1 dan sampel 2.
5. Menyusun laporan dalam bentuk karya tulis ini.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Kandungan Daun Mint


4.2 Pengaruh Daun Mint pada Minuman Teh Hijau
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai