Anda di halaman 1dari 9

Jurnal

Manajemen Kesehatan Indonesia

Volume 5 Nomor 3 Desember 2017

Manajemen Linen di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Kota Semarang

Ririn Nurmandhani*, Yohanes Sugiarto**


* Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro,
** Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro,
Email: nurmandhani@gmail.com

Manajemen Kesehatan
ABSTRACT : increase the value of use, and good
Manajemen Kesehatan
The disarragement of linen planning for linen management.
Indonesia
management in Inpatient Room of hospital
Kota Semarang occured, which affected a Keyword : Linen Management; Inpatient
logistic input, implementation, and logistic Room
output. The objective of this study was an
analysis of linen management in inpatient PENDAHULUAN
room at X Hospital Semarang. Rumah Sakit adalah institusi
The research design was qualitative pelayanan kesehatan yang
with cross sectional approach. The main menyelenggarakan pelayanan kesehatan
informants in this research were 4 laundry perorangan secara paripurna yang
officers, Head of CSSD and Laundry, 2 menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
nurses, 2 nurse assistants, and Head of jalan, dan gawat darurat.1
Nursing Division. The triangulation Pelayanan medik tidak dapat berhasil,
informants were 1 Head and 1 staff of RT jika tidak didukung oleh pelayanan
and IPS RS. Data were collected by in- penunjang medik dan pelayanan penunjang
depth interview and observation non medik. Salah satu upaya untuk
techniques. meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit
The results of research showed that adalah melalui pelayanan penunjang non
human resources factor in laundry medik.2 Unit laundry merupakan unit
management was lacking, the penunjang non medik yang memberikan
infrastructure was available but did not pelayanan linen terutama kepada pasien
work properly. Guidelines and standard inap. Unit laundry merupakan unit yang
operating procedures (SPO) were melakukan pengelolaan linen rumah sakit,
available but the used of PPE. Linen khususnya linen yang merupakan
planning had not run well. In the execution kelengkapan tempat tidur pasien rawat inap.
was not been running properly because Linen rumah sakit dapat memberikan
linen maintenance, recording and kesan homestay sebagai pencitraan dari
reporting process, the linen identification rumah sakit dimana linen yang dihasilkan
and inventory control was not run well. tidak bernoda, tidak berbau, tidak rapuh,
It is very important to increase the dan jumlah linen mencukupi dalam
number and capability of human resources, pelayanan pasien. Kebutuhan linen di
the maintenance of infrastructure to rumah sakit dapat berjalan dengan baik

19
apabila terdapat manajamen pengelolaan Rumah X Semarang merupakan salah
yang baik pula.2 satu rumah sakit swasta di Semarang.
Pelayanan linen yang tidak Rumah sakit ini termasuk dalam kategori
memenuhi standar seperti jumlah linen rumah sakit umum swasta tipe D dengan
kurang, kebersihan linen kurang, kapasitas 51 tempat tidur. Berdiri di atas
ketidaktepatan pelayanan linen akan tanah seluas 1.890 m2 dan luas bangunan
mempengaruhi mutu pelayanan rumah 1.560 m2. Jumlah karyawan di Rumah Sakit
sakit. Selain itu juga berdampak pada X Semarang terdiri dari 37 perawat, 22
kepuasan pasien jika pelayanan linen tidak bidan, 39 penunjang medis, dan 68 orang di
efisien.3 bagian administrasi.
Hasil studi pendahuluan didapatkan Variabel masukan dalam manajemen linen
bahwa manajemen linen di Ruang Rawat 1. Aspek sumber daya manusia
Inap RS X Kota Semarang belum berjalan Berdasarkan hasil wawancara
dengan baik dari aspek masukan logistik, mendalam didapatkan bahwa sebagian
pelaksanaan, serta keluaran logistik. besar responden mengatakan sudah
Berdasarkan gambaran di atas maka perlu cukup, namun masih ada 3 responden
dilihat bagaimana manajemen linen di RS yang mengatakan kurang karena
X Kota semarang, sehingga perlu kadang jumlah laundry yang banyak
dilakukan kegiatan evaluasi fungsi dan tenaga kurang selain itu hanya ada
manajemen. 2 sift untuk petugas laundry dan tidak
ada sift malam sehingga perawat
METODOLOGI PENELITIAN kadang bingung untuk meminta linen
Penelitian ini merupakan penelitian jika stok di ruang perawatan kosong.
kualitatif yang disajikan secara Berdasarkan hasil observasi didapatkan
explanatory design. Penelitian kualitatif bahwa jumlah tenaga sudah cukup
bertujuan untuk menggali informasi lebih untuk melaksanakan pengelolaan linen
mendalam atau untuk mendapatkan di Rumah Sakit X.
penjelasan secara terperinci tentang suatu
fenomena atau masalah.4 Data primer “Menurut saya pribadi ya kurang ya mbak,
soalnya kalo sore hanya ada 1 orang aja dan
diperoleh dengan menggunakan alat kadang kerjaan masih banyak”
pengumpulan data berupa pedoman IU 1
wawancara. Data sekunder dalam “Sepertinya ya sudah cukup ya kalo menurut
penelitian ini diperoleh dari dokumentasi saya”
laporan kegiatan yang berkaitan dengan IT 1
manajemen linen Rumah Sakit X Kota Untuk kecukupan tingkat
Semarang. Informan utama dalam pendidikan dan ketrampilan dirasa
penelitian ini terdiri dari 1 kepala Instalasi cukup namun perlu adanya tambahan
Sterilisasi dan Laundry, 4 petugas laundry, pelatihan bagi petugas.
1 orang Kepala Bidang Keperawatan, 2 Terkait kepatuhan petugas
perawat di ruang rawat inap, dan 2 asisten terhadap pedoman linen sebagian
perawat. Informan triangulasi dalam besar responden sudah patuh dalam
penelitian ini adalah Kepala dan 1 staf RT melakukan pedoman hanya saja masih
dan IPS RS. Variabel yang diteliti dalam ada beberapa responden yang belum
penelitian ini adalah masukan, pelaksanaan patuh dalam menggunakan ADP dan
dan keluaran dalam manajemen linen. petugas kurang tertib dalam
menghitung sehingga linen masuk dan
HASIL DAN PEMBAHASAN linen keluar jumlahnya tidak sama.
Gambaran umum Rumah Sakit X Kota Selama ini kendala dalam
Semarang melaksanakan pengelolaan linen
terkait ketrampilan dan kemampuan

20
petugas hanya terkait kepatuhan mengatakan belum layak karena
petugas dalam menggunakan APD ruangan masih sempit panas, dan untuk
serta kurang teliti dalam melakukan alat pencucian sendiri belum
pencatatan dan pelaporan serta kurang memenuhi standar industri masih
teliti dalam melakukan pensortiran seperti alat rumah tangga seperti mesin
linen. Apabila ada masalah atau pengering yang terpisah dengan mesin
kendala maka petugas akan melapor cuci. Tabung uap untuk setrika juga
ke kepala CSSD dan laundry. kadang masih sering rusak.
Sumber daya manusia merupakan Kendala yang dihadapi kadang
satu – satunya sumber daya yang tabung uap untuk setrika rusak dan
memiliki akal, perasaan, keinginan, juga lift rusak solusinya adalah
kemampuan, ketrampilan, dorongan, memanggil bagian rumah tangga untuk
daya dan karya. Semua potensi sumber memperbaiki. Berdasarakan SPO yang
daya tersebut sangat berpengaruh dibuat oleh bagian RT dan IPS RS,
terhadap upaya organisasi dalam pengecekan dan pemeliharaan alat
pencapaian tujuan.5 dilakukan setiap 1 bulan sekali tetapi
Untuk tingkat pendidikan petugas ini tidak dilaksanakan dengan baik.
laundry sudah sesuai dengan
Pendoman Manajemen Linen di “Ada kendala di mesinnya kayak mesin uap
ini, nanti bilang ke pak Edy nanti bagian
Rumah Sakit bahwa pendidikan rumah tangga yang menangani tapi
minimal adalah SMP dengan latihan penanganannya belum maksimal”
khusus dalam hal ini mengikuti IU 1
pelatihan terkait laundry.2 “Lift kadang-kadang rusak atau macet
Suatu organisasi terdiri dari solusinya ya gantian atau menggunakan yang
bisa”
beberapa satuan atau anggota IT 1
organisasi. Sesuai dengan fungsinya Berdasarkan hasil observasi masih
masing-masing kedudukan setiap ada sarana dan prasarana yang tersedia
anggota organisasi berbeda antara satu belum sesuai dengan pedoman
dengan yang lainnya. Perbedaan yang manajemen linen diantaranya adalah
dimaksud terbagi menjadi 4 macam, meja penerimaan linen kotor, selama
yaitu: pimpinan utama, pimpinan ini linen kotor yang diangkut langsung
menengah, pimpinan bawahan, dan diletakkan di bagian penimbangan.
pelaksana. Semakin tinggi kedudukan Peralatan dan bahan kimia untuk
yang dimiliki makin dibutuhkan pencucian sudah tersedia.2
ketrampilan manajemen, sedangkan Hasil ini kurang sesuai dengan
makin rendah makin dibutuhkan pedoman sarana dan prasarana yang
ketrampilan teknis.6 diperlukan untuk pengelolaan linen
yang meliputi troli, timbangan, mesin
2. Aspek sarana dan prasarana cuci, pengering, setrika, meja setrika
Berdasarkan hasil wawancara dan pelipatan, lift pengangkut linen,
mendalam didapatkan bahwa serta lemari penyimpanan. Peralatan
pemenuhan kebutuhan sarana dan dan bahan kimia untuk pencucian
prasarana linen, pengadaan dilakukan sudah tersedia.2
pencatatan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan setelah itu akan dilanjutkan 3. Pedoman dan SPO
ke bagian rumah tangga serta bagian Berdasarkan hasil wawancara
penganggaran dan apabila dibutuhkan mendalam didapatkan bahwa sudah
dan penganggaran ada maka akan tersedia SPO, protap, kebijakan, serta
disediakan. Untuk kelayakan alat dan petunjuk pelaksanaan laundry yang
gedung sebagian besar responden dibuat sesuai dengan keadaan di

21
lapangan. Sebagian besar petugas berdasarkan jumlah linen yang hilang
sudah patuh dalam melaksanakan SPO dan rusak. Proses pembelian linen baru
namun untuk kepatuhan APD belum dimulai dari bagian laundry yaitu
hal ini didukung dengan observasi yang Kepala CSSD dan Laundry melakukan
dilakukan peneliti 4 orang petugas pencatatan jumlah linen yang rusak
laundry tidak menggunakan google kemudian mengisi formulir pemesanan
selama melakukan proses pengelolaan dan diajukan ke bagian rumah tangga.
laundry, 3 orang tidak menggunakan Setelah itu bagian rumah tangga akan
masker, 3 orang tidak menggunakan melakukan pembelian jika barang yang
sarung tangan selama proses pencucian dibutuhkan tidak ada stoknya. Proses
alasannya adalah menggunakan masker pembelian linen hingga linen siap
panas dan sarung tangan sering robek. digunakan memakan waktu selama 1
Berdasarkan SPO yang dibuat oleh bulan lamanya. Untuk strategi
Rumah Sakit X petugas laundry pengadaan linen baru, bagian rumah
seharusnya menggunakan APD yaitu tangga yang mencari sendiri barang
tutup kepala, masker, sarung tangan, yang dibutuhkan ke penjual tekstil
apron serta sepatu pelindung. dengan membandingkan harga dan
kualitas antar penjual bahan baku
“Panas mbak kalo pake masker pas nyuci” berdasarkan pengalama dan kebiasaan,
IU 2 setelah itu baru ke penjahit untuk
“Kalo pake sarung tangan tanganya melakukan penjahitan.
keringetan terus gampang robek mbak” Perencanaan kebutuhan linen di
IU 4 RS X Kota Semarang belum berjalan
Metode atau prosedur adalah dengan baik karena perencanaan
pedoman atau acuan untuk selama proses berlangsung didasarkan
melaksanakan tugas dan pekerjaan pada asumsi dan perkiraan jumlah linen
sesuai dengan fungsi dan alat penilaian yang hilang dan rusak, sehingga masih
kinerja instansi pemerintah berdasarkan terjadi kekurangan kebutuhan linen
indikator-indikator teknis dan pada ruang perawatan. Hal ini serupa
prosedural sesuai dengan cara kerja, dengan penelitian sebelumya di Rumah
prosedur kerja, dan sistem kerja pada Sakit Permata Bunda Purwodadi,
unit yang bersangkutan. Adanya SOP perencanaan linen juga belum baik
dimaksukan untuk memberikan konsep karena berdasarkan metode asumsi dan
yang jelas, bisa dipahami oleh semua perkiraan.9
orang dan dituangkan pada suatu Perencanaan peramalan
dokumen prosedural. Dalam setiap kebutuhan linen sangat penting
kegiatan SOP merupakan salah satu dilakukan untuk menghitung dan
implementasi kebijakan. Pengelolaan menentukan jumlah kebutuhan linen
linen yang belum sesuai standar dapat yang digunakan sehingga bisa
menjadi sumber potensi terjadinya ditentukan penetapan anggaran untuk
infeksi nosokomial, jika penanganan membeli jumlah barang yang
tidak dilakukan tidak baik, maka dapat dibutuhkan dan menentukan jumlah
menyebabkan penyebaran penyakit di kebutuhan linen yang harus disediakan.
rumah sakit.7,8 Perhitungan perkiraan kebutuhan linen
sangat berperan penting dalam
Variabel pelaksanaan dalam manajemen pelaksanaan manajemen linen.
linen Proses pembelian linen baru
1. Perencanaan linen dilakukan dengan upaya pemeriksaan
Berdasarkan wawancara pemesanan yang bertujuan untuk
mendalam didapatkan bahwa memperoleh keyakinan bahwa
penghitungan kebutuhan linen dihitung

22
pemesanan dilaksanakan secara efektif
dan ekonomis, menilai prosedur 2. Pelaksanaan
pemesanan sehingga dapat diperoleh Berdasarkan hasil wawancara
kepastian bahwa hanya barang yang mendalam serta observasi lapangan
dibutuhkan saja yang disetujui, menilai didapatkan bahwa pemeliharaan linen
tata laksana pengolahan barang dan dilakukan dengan cara melakukan
mendeteksi berbagai kelemahan di pembersihan pertama pada cucian
dalamnya, menilai ketaatan para untuk melepaskan debu dan kotoran
pelaksana pemesanan dan pengelola serta noda dengan menggunakan
barang terhadap peraturan dan prosedur takaran detergen untuk pencucian linen
yang berlaku, memberikan saran serta infeksius dengan air panas yang
rekomendasi perbaikan yang suhunya tidak diukur serta tidak
diperlukan. dilakukan pemisahan linen putih dan
Standar kain tekstil dan produk berwarna. Kemudian dilakukan
tekstil yang digunakan untuk linen pencucian ulang hingga bersih dengan
rumah sakit seperti sprei, sarung bantal, air bersuhu panas, setelah itu dilakukan
dan sarung guling harus mempunyai pembilasan pada cucian 2 kali dengan
daya serap terhadap air. Uji tahan air air bersih agar sabun dapat hilang dan
yang dilakukan untuk mengetahui linen menjadi bersih, kemudian
kekuatan daya serap kain linen, dilakukan pembilasan terakhir
meliputi: uji siram, uji tekanan ditambahkan pelemas cucian atau yang
hidrostatik, uji tahan luntur warna disebut softener agar cucian menjadi
terhadap panas karena penyetrikaan, lembut. Keseluruhan proses ini berjalan
penjemuran, dan pencucian suhu tinggi, selama 50 menit. Pemerasan linen
pengujian kenampakan tahan kusut dilakukan selama 10 menit sehingga air
setelah pencucian berulang-ulang, pada linen menjadi berkurang dan linen
ketahanan luntur warna setelah tidak basah lagi dan selanjutnya
pencucian berulang-ulang, ketahanan dilakukan proses pengeringan selama
luntur warna terhadap gosokan, 50 menit. Untuk penjemuran perlak
ketahanan luntur warna terhadap masih manual dengan menggunakan
keringat, ketahanan luntur warna sinar matahari langsung sehingga
terhadap pemutihan dengan chlor, rentan untuk menjadi kotor kembali.
ketahanan luntur warna terhadap Setelah linen kering kemudian
cahaya matahari, ketahanan luntur dilakukan pelipatan serta penyetirakaan
warna terhadap tetesan alkali, dan yang terakhir linen disimpan pada
ketahanan luntur warna terhadap lemari penyimpanan linen di ruang
tetesan asam, ketahanan luntur warna laundry.
terhadap air, ketahanan luntur warna Proses pendistribusian linen
terhadap air yang mengandung chlor, dimulai dari pagi hari AP dan perawat
identifikasi zat warna pada serat mengganti linen di ruangan mulai jam
selulosa, identifikasi zat warna pada 08.00 pagi hingga selesai kemudian
serat poliarnida, identifikasi zat warna linen kotor yang telah dipisahkan
pada serat protein, identifikasi zat antara infeksius dan non infeksius
warna terhadap polyester, identifikasi dibawa AP ke laundry dengan
serat pada tekstil secara kualitatif. menggunakan troli antara pukul 08.30-
Berdasarkan prinsip pengadaan 09.00. Siang hari pukul 12.00 linen
barang dan jasa wajib menerapkan bersih dikembalikan ke AP sesuai
prinsip efisien, efektif, terbuka dan dengan jumlah linen kotor yang masuk
bersaing, transparan, adil/tidak pada hari tersebut. Pada proses
10
diskriminatif, akuntabel. pendistribusian ini belum berjalan

23
dengan baik karena troli yang Penyimpanan mempunyai tujuan selain
digunakan untuk mengangkut linen melindungi linen dari kontaminasi
kotor juga digunakan untuk mengakut ulang baik dari cahaya seperti
linen bersih. Selain itu pencatatan dan mikroorganisme dan pest, juga untuk
pelaporan belum berjalan dengan baik. mengontrol pasien linen tetap stabil.
Kendala yang dihadapi selama ini Sebaiknya posisi linen yang terdapat di
kadang ada beberapa jenis linen seperti ruang penyimpanan 1,5 par dan 1,5 par
perlak, baju pasien, serta selimut yang di ruangan-ruangan. Ada baiknya
akan digunakan tapi tidak ada di ruang lemari penyimpanan dipisahkan
penyimpanan. menurut masing-masing ruangan dan
Proses pemeliharaan linen belum diberi obat anti ngengat yaitu kapur
sesuai standar, dimulai dari proses barus. Sebelum disimpan sebaiknya
pencucian tidak memperhatikan prinsip linen dibungkus dengan plastik
standar pencucian linen, pencucian transparan, sebelum didistribusikan.2
linen masih dilakukan di satu tempat Dapat disimpulkan bahwa proses
untuk linen infeksius dan non infeksius. pemeliharaan linen di Rumah Sakit X
Pencucian belum sesuai dengan belum berjalan dengan baik.
Pedoman Manajemen Linen untuk Berdarakan teori dalam kegiatan
pencucian yaitu tahap pencucian linen penanganan linen, kelancaran
dimulai dengan memasukkan linen pengiriman linen kotor ke laundry atau
kotor ke dalam mesin cuci dan pengiriman linen bersih ke ruangan
dilakukan perendaman selama 3-5 sangat menentukan dalam mendukung
menit dengan level air tinggi dan suhu pelayanan yang diberikan pada pasien.
air normal. Proses kedua adalah Proses penggantian linen perbed sudah
pencucian dengan alkaline selama 2 sesuai dengan pedoman yang berlaku
menit untuk linen warna dengan suhu bahwa penggantian linen dilakukan
air 45-50°C dan dengan detergen untuk setiap hari untuk menjaga kualitas dan
linen putih selama 8 menit dengan kebersihan linen. Penggantian linen
level air rendah bersuhu 60-80°C. pasien untuk memberikan layanan serta
Proses ketiga adalah tahap bleaching memberikan manfaat dari apa yang kita
dengan menggunakan clorine selama tawarkan kepada pasien. Dalam
10 menit untuk linen putih dan memberikan pelayanan linen dapat
menggunakan oxygen selama 3 menit dilihat dari kualitas penggunaan linen
untuk linen warna dengan level air serta kebersihan linen.
rendah bersuhu normal. Proses
keempat dan kelima adalah pembilasan 3. Pengendalian
masing-masing selama 3-5 menit untuk Berdasarkan hasil wawancara
tahapan selanjutnya adalah penetralan didapatkan bahwa untuk pengendalian
selama 3-5 menit dengan air bersuhu linen dilakukan pencatatan dan
normal. Tahapan terakhir adalam pelaporan serta laporan ini dicek setiap
pelembutan selama 5 menit serta bulan untuk mengetahui jumlah linen
pemerasan 5-8 menit.2 yang hilang dan rusak. Penggantian
Pelipatan linen mempunyai tujuan linen yang rusak atau hilang dilakukan
selain kerapihan juga mudah digunakan saat ada laporan. Penggantian jumlah
pada saat penggantian linen dimana linen yang rusak atau hilang belum
tempat tidur kosong atau saat pasien di dapat mengendalikan jumlah linen,
atas tempat tidur. Proses pelipatan karena penghitungan kebutuhan linen
sekaligus juga melakukan pemantauan yang masih kurang dan belum
antara linen yang masih baik dan sudah menggunakan standar 3 kali jumlah
rusak agar tidak dipakai lagi. tempat tidur. Dengan demikian

24
pengendalian persediaan linen di RS X jumlah par stok linen agar tetap
Kota Semarang belum berjalan dengan seimbang maupun menjaga kelancaran
baik. Inventarisasi linen dilakukan dan ketepatan untuk memenuhi
setiap hari saat linen masuk maupun kebutuhan pelayanan kepada pasien.
keluar dari ruang laundry maupun linen Hal penting yang harus dilaksanakan
masuk di bagian perawatan agar adalah dibuat identifikasi/pengkodean
diketahui jumlah linen dengan linen agar pengendalian dan
menggunakan blangko penyerahan linen. pengawasan linen bisa dilakukan
Sedangkan formulir-formulir yang secara maksimal serta diadakannya
belum digunakan di bagian laundry inventarisasi linen secara periodik yang
adalah daftar linen yang disetrika, log diadakan secara harian, mingguan,
book untuk mencatat hal-hal yang perlu bulanan, dan tahunan.
diselesaikan atau diketahui saat Inventarisasi merupakan kegiatan
pergantian sift, linen iventory slip yang linen yang berhubungan dengan
dipakai untuk mencatat hasil pencatatan inventarisasi linen untuk
perhitungan, pengecekan linen-linen di mengetahui jumlah linen terpakai di
ruangan linen, repair and maintanance ruang pelawatan dengan jumlah linen
report yang digunakan untuk mencatat yang tidak terpakai yang ada di laundry.
kerusakan alat-alat yang ada di laudry Inventarisasi sangat penting untuk
untuk segera dilaporkan agar diperbaiki, mengukur tingkat kerusakan,
purchase requesiton yaitu formulir kehilangan selama pemakaian. Dengan
untuk mencatatat dan mengajukan demikian maka akan diketahui tingkat
pembelian barang atau alat linen. efisiensinya. Bila hal tersebut
Berdasarkan hasil observasi dokumen dikerjakan selama 3-5 tahun, maka bisa
masih ditemukan linen yang hilang merupakan penelitian atas tingkat
sebanyak 5,20%. Dilihat dari belum kebutuhan, kehilangan dan kerusakan.
lengkapnya formulir yang digunakan Berdasarkan linen inventory ini
serta masih ada linen yang hilang akan diketahui jumlah linen yang
menunjukkan bahwa pelaksanaan beredar setiap bulannya, apakah
inventarisasi linen belum berjalan banyak yang hilang, apakah banyak
dengan baik. yang rusak, dan harus ditarik dari
Untuk proses identifikasi sendiri peredaran, sehingga perlu tambahan
berdasarkan hasil wawancara mendalam linen baru. Adanya sistem pencatatan
terhadap responden belum sesuai dan pelaporan yang akurat terhadap
dengan pedoman yang sudah ada karena linen, baik yang sedang beredar
hanya ada tanggal pertama kali linen ataupun cadangannya akan
keluar serta logo rumah sakit, belum berpengaruh terhadap kelancaran serta
ada keterangan terkait linen sudah suksesnya pengendalian pengelolaan
berapa kali digunakan. Untuk linen yang ada.
membedakan linen antar ruangan maka Pengidentifikasian linen harus
rumah sakit membedakan warna linen memuat logo rumah sakit, tanggal
masing-masing ruangan. beredar, nomor identitas linen, ukuran
Kendala yang sering terjadi terkait item linen, jumlah sudah berapa kali
pengendalian linen adalah linen sering linen dicuci serta unit ruang pemakaian
terbawa saat merujuk pasien ke rumah linen. Tanggal penggunaan linen
sakit lain dan linen sering tidak kembali digunakan untuk memudahkan
lagi. pengontrolan dan mengukur tingkat
Pengendalian persediaan linen kerusakan sebuah linen yang dilihat
merupakan kegiatan untuk dari usia pakainya. American Hotel
mengendalikan linen baik mengenai Association (AHA) mempunyai standar

25
250 kali pencucian, artinya linen yang manajemen linen. Perencanaan kebutuhan
baik atau masih layak pakai sampai linen di Rumah Sakit X Kota Semarang
pencucian ke 250 kali.2 belum berjalan dengan baik karena
Inventarisasi dan indentifikasi perencanaan selama proses berlangsung
linen sangat penting sebagai alat yang didasarkan pada asumsi dan perkiraan
digunakan oleh manajemen untuk jumlah linen yang hilang dan rusak,
melakukan kontrol. sehingga masih terjadi kekurangan
kebutuhan linen pada ruang perawatan.
2. Variabel keluaran manajemen linen Proses pengadaan linen belum berjalan
Berdasarkan hasil wawancara dengan baik karena belum ada standar
mendalam didapatkan bahwa keluaran yang digunakan dalam pengadaan linen.
linen yang masih terdapat bercak noda ada Kendala yang dihadapi selama ini karena
sekitar 10% dari total linen yang beredar. membeli sendiri dan melakukan penjahitan
Hal ini dapat mengurangi citra baik rumah maka ketersediaannya butuh waktu yang
sakit di mata pasien. Untuk jumlah linen agak lama.
yang memiliki serat kain tipis sudah jauh Proses pemeliharaan linen belum
lebih sedikit yaitu sekitar 5%. Untuk sesuai standar Pedoman Manajemen Linen
pengecekan angka kuman belum pernah di Rumah Sakit. Pada proses pendistriusian
dilakukan sama sekali. Ketersediaan linen belum berjalan dengan baik karena troli
saat akan digunakan kadang masih belum yang digunakan untuk mengangkut linen
siap digunakan. Berdasarkan Pedoman kotor juga digunakan untuk mengakut
Manajemen Linen, rasio ketersediaan linen linen bersih. Selain itu pencatatan dan
di ruangan adalah 2 per stok sehingga pelaporan belum berjalan dengan baik.
berdasarkan jumlah linen yang tersedia di Proses penggantian linen perbed sudah
Rumah Sakit X yang belum sesuai dengan sesuai dengan pedoman yang berlaku
jumlah seharusnya.2 Hal ini didukung bahwa penggantian linen dilakukan setiap
dengan observasi dokumen bahwa hari untuk menjaga kualitas dan kebersihan
ketepatan penyediaan linen bersih di linen.
ruangan baru mencapai 95%. Kinerja Pengendalian persediaan linen di
pelayanan laundry ini tidak sesuai dengan Rumah Sakit X Kota Semarang belum
standar yang telah ditetapkan maka berjalan dengan baik karena penggantian
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan jumlah linen yang rusak atau hilang belum
bukan pelayanan kesehatan yang bermutu.6 dapat mengendalikan jumlah linen.
Berdasarkan hasil observasi dokumen
KESIMPULAN masih ditemukan linen yang hilang
Pada aspek kuantitas dan kualitas sebanyak 5,20%. Dilihat dari belum
petugas dalam pelaksanaan manajemen lengkapnya formulir yang digunakan serta
linen jumlahnya sudah cukup. Terkait masih ada linen yang hilang menunjukkan
kepatuhan petugas terhadap pedoman linen bahwa pelaksanaan inventarisasi linen
sebagian besar responden sudah patuh belum berjalan dengan baik. Untuk proses
hanya saja masih ada beberapa responden identifikasi belum ada keterangan terkait
yang belum patuh dalam menggunakan linen sudah berapa kali digunakan.
APD dan petugas kurang tertib dalam Keluaran linen yang masih terdapat
menghitung sehingga linen masuk dan bercak noda ada sekitar 10% dari total
linen keluar. linen yang beredar. Untuk jumlah linen
Pada aspek sarana dan prasarana untuk yang memiliki serat kain tipis sudah jauh
jumlah dan kelayakan alat, gedung, serta lebih sedikit yaitu sekitar 5%. Pengecekan
fasilitas dirasa masih kurang. Pada aspek angka kuman belum pernah dilakukan
pedoman dan SPO sudah tersedia SPO, sama sekali. Ketersediaan linen saat akan
protap, pedoman dalam pelaksanaan digunakan kadang masih belum siap

26
digunakan misalnya perlak, baju pasien, 7. Mungesti M, Sekarwati N,
dan juga selimut karena jumlah linen yang Khristiani ER. Gambaran
tersedia di Rumah Sakit X yang belum Pengelolaan Linen di Bagian
sesuai dengan jumlah seharusnya. Hal ini Laundry RSPAU Dr. Suhardi
didukung dengan observasi dokumen Hardjolukito Yogyakarta. Maj Ilmu
bahwa ketepatan penyediaan linen bersih Keperawatan dan Kesehat Indones;
di ruangan baru mencapai 95%. 4.
Perlu adanya peningkatan kemampuan 8. Safitri N, Nerawati ATD,
petugas terkait dengan kemampuan Nurmayanti D. Manajemen Linen
melakukan pencatatan dan pelaporan linen pada Rumah Sakit Siti Khodijah
dan perlu dilakukan pengawasan kepada Sidoarjo Tahun 2016. Gema
petugas linen. Terkait sarana prasarana Kesehat Lingkung; 14.
perlu adanya peningkatan sarana dan 9. Indonesia MK, Linen P, Linen P, et
prasarana yang tersedia saat ini serta al. Analisis Pengelolaan Linen di
pemeliharaan alat-alat secara rutin. Instalasi Rawat Inap RS Permata
Bunda Purwodadi ( Studi
UCAPAN TERIMA KASIH Kualitatif ). J Manaj Kesehat
Penulis menyamapaikan terima kasih Indones 2013; 1: 197–205.
yang setinggi-tingginya kepada Fakultas 10. Imron M. Manajemen logistik
Ilmu Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Rumah Sakit. Sagung Seto.
yang telah memberikan kesempatan sehingga
penulis dapat melanjutkan pendidikan pada
jenjang yang lebih tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
1. Undang-undang nomer 44. Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor
44 Tahun 2009 Tentang Rumah
Sakit. Jakarta 2009; 40.
2. Direktorat Jenderal Pelayanan
Medik. Pedoman Manajemen Linen
Rumah Sakit. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, 2004.
3. Syamsiah A J, Wahyu S T, Mansur
M. Peningkatan Mutu Pelayanan
RSI Unisma Malang Melalui
Reformasi Manajemen Laundry dan
Linen. J Kedokt Brawijaya 2016; 28:
148–152.
4. Basrowi S. Metode Penelitian
Kualitatif Perspektif Mikro.
Surabaya: Intan Cendekia, 2002.
5. Hasibuan MSP. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Ed Revisi Jakarta
Bumi Aksara. Epub ahead of print
2011. DOI:
10.1017/CBO9781107415324.004.
6. Azwar A. Pengantar Administrasi
Kesehatan. Jakarta Bin Aksara 1996;
123–142.

27

Anda mungkin juga menyukai