Anda di halaman 1dari 2

Salatiga: Kota Gastronomi yang menuju Kelas Dunia

Sebagai kota paling tinggi toleransinya di Indonesia, Salatiga juga diusulkan menjadi kota
Gastronomi Indonesia untuk nominasi Creative City of Gastronomy ke UNESCO Creative
Cities Network (UCCN). Hal tersebut didukung oleh Sandiaga Uno yang saat ini menjabat
sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif saat menghadiri Salatiga International
Gastronomy Conference pada Juni 2021 lalu.

Apa itu gastronomi?


Melansir dari laman Quiper Blog, Gastronomi adalah seni atau ilmu tentang makanan yang
baik (good eating). Lebih jelasnya, gastronomi adalah ilmu tentang berhubungan dengan
kenikmatan makanan dan minuman. Jika membicarakan tentang seni maka tidak lepas dari
kebudayaan yang ada di masyarakat sekitar. Fossali yang sebagai ahli gastronomi
berpendapat bahwa Fossali adalah ilmu yang mempelajari tentang keterkaitan antara budaya
dan makanan sebagai salah satu produk budaya. Melansir dari laman Kemenparekraf, Vita
Datau selaku Founder dari Indonesia Gastronomy Network, mengungkapkan bahwa
gastronomi tak hanya terkait dengan budaya, tetapi juga dengan letak geografis daerah
tersebut. lebih Lanjut Vita Datau mengungkapkan bahwa gastronomi mempelajari dan
membicarakan tentang pengalaman dan pengetahuan kita tentang makanan, bukan hanya soal
rasa.

Kenapa Salatiga bisa menjadi kota Gastronomi?


Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab Salatiga menjadi kota yang ideal menjadi kota
Gastronomi. Pertama dari segi makanan tentunya. Salatiga memiliki makanan khas lokal
Salatiga. Makanan lokal sendiri Salatiga memiliki Tumpang Koyor, Ronde, enting – enting
Gepuk, Sate Sapi, dan lain - lain. Walaupun sudah banyak makanan fastfood dan makanan
luar negeri yang beredar, namun Salatiga tetap memiliki keunggulan tersendiri tentang
makanan tradisional. Menurut Vita Datau mengungkapkan Salatiga punya produk lokal yang
dapat dikembangkan, yakni singkong. Bicara tentang singkong, ada toko singkong yang
sangat terkenal di Salatiga namanya toko Singkong Keju D9. Toko tersebut terkenal bukan
hanya karena cita rasa yang enak namun inovasi dalam mengolah singkong, misalnya
singkong beku yang tahan selama dua bulan tanpa pengawet.
Faktor kedua adalah segi lokasi. Salatiga sangat dikunjungi oleh para wisatawan. Salatiga
berada di tengah antara tiga kota besar Jawa Tengah dan DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta),
yaitu kota Semarang, kota Surakarta atau Solo, dan kota Yogyakarta. Hal tersebut yang
menyebabkan Salatiga menjadi kota transit yang nyaman dan asyik untuk dikunjungi. Tentu
saja makanan tradisional yang luar biasa yang menjadikan makanan di Salatiga terkenal.
Faktor ketiga adalah dari segi historikal dan keindahan. Salatiga menjadi kota kedua tertua
se-Indoneisa yang berumur 1271 tahun. Pada masa kolonial, Salatiga sempat dijuluki dengan
Salatiga Dea Schoonnste Staad Van Midden Java atau Salatiga Kota terindah di Jawa
Tengah. hal tersebut yang menyebabkan Salatiga memiliki makanan yang sudah ada sejak
jaman dulu. Contohnya, makanan Tumpang Koyor sudah ada sejak tahun 1814 yang
dibuktikan oleh naskah Serat Centhini.
Faktor terakhri dan tidak kalah penting adalah dari segi keberagaman. Makanan luar khas
daerah seperti Makanan Khas Manado dan makanan khas Palembang juga ada di Salatiga.
Alasan kenapa ada makanan khas luar daerah Salatiga karena banyak etnis – etnis, ras, dan
suku yang tinggal di Salatiga. Tentu karena toleransi dan keamanan yang ada di Salatiga
menyebabkan masyarakat di Salatiga dapat berbaur dengan perbedaan.

Faktor – faktor tersebut yang menyebabkan Salatiga dipilih menjadi wakil Indonesia menjadi
Kota Gastronomi. Hal lain adalah Salatiga memiliki potensial tentang makanan yang dapat
dikembangkan dan menjadi makanan khas Salatiga. Warisan dari kota Salatiga juga dapat
dikembangkan dari sejarah dan juga tradisi upacara yang memungkinkan menjadi narasi yang
kuat bagi gastronomi Salatiga. Semoga kedepannya Salatiga menjadi pelopor bagi daerah dan
kota lain untuk menjadi Kota Gastronomi selanjutnya. Dengan adanya kurang lebih 84 ribu
daerah wisata di Indonesia, artinya ada banyak sekali potensi dari gastronomi setiap desa,
kota, kabupaten dan provinsi yang bisa dikembangkan dan digali secara optimal.

Anda mungkin juga menyukai