“BHUANA ALIT
Oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang telah
memberikan rahmat dan kekuatan-Nya, sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini
membahas tentang “Buana Alit Dikaitkan dengan Kehidupan Sehari-Hari”. Untuk memenuhi
tugas kuliah dari Dosen Mata Kuliah Tattwa.
Penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan
pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan kita, serta
menjadi pintu gerbang ilmu pengetahuan khususnya untuk di Mata Kuliah Tattwa. Akhir
kata, kami mohon maaf apabila dalam makalah ini masih banyak kesalahan. Kami
mengucapkan terima kasih atas perhatian dan kerjasama dari semua pihak yang telah
mendukung guna keberhasilan penulisan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberadaan alam semesta ini “ Bhuana Agung dan Bhuana Alit “ tidak dapat terlepas
dari keberadaan Brahmana. Kurun waktu Brahmana menciptakan semua semua yang ada
dimulai pada masa srsti. Suatu saat bila beliau menghendaki maka yang semua ada ini
kembali kepada asalnya. Periode ini disebut dengan istilah pralaya. Kapan semuanya itu
terjadi, tidak seorang pun dapat mengetahui secara pasti. Brahmana yang tunggal dan
mengetahui semuanya ini sering disebut Sang Hyang Widhi Wasa. Beliau juga disebut
dengan panggilan Tuhan Yang Maha Esa.
Umat hindu menyakini sepenuhnya bahwa Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang
Maha Esa bersifat maha pencipta, pengasih dan pemurah. Beliau telah menciptakan alam
semesta berserta isinya termasuk manusia. Dengan sifatnya yang maha pengasih, beliau
memeliharasemua yang ada ini.Dan dengan sifatnya yang pemurah, beliau selalu
mengampuni ciptaan-Nya yang selalu sujud dan bhakti. Pada alam semesta” Bhuana Agung”
semua jenis mahluk hidup termasuk manusia”bhuana alit”hidup dan berkehidupan secara
alami.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana Proses Penciptaan Bhuana Alit?
b. Bagaimana Penciptaan Bhuana Alit menurut Rg Veda?
c. Bagaimana Bhuana Alit didalam kehidupan sehari-hari?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui Proses Penciptaan Bhuana Alit.
b. Untuk mengetahui Penciptaan Bhuana Alit menurut Rg Veda.
c. Untuk mengetahui Bagaimana Bhuana Alit didalam kehidupan sehari-hari.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Tri Antah Karana merupakan alat batin manusia yang menentukan watak dan pikiran
manusia. Pikiran inilah yang bersumber dari Dasa Indriya yang artinya sepuluh indriya. Dasa
Indriya ini dikelompokkan menjadi 2 bagian antara lain:
A. Panca Budhindriya, yaitu 5 macam indriya yang berfungsi untuk mengetahui sesuatu.
Terdiri dari :
1. Caksuindriya yaitu indriya pada mata yang berfungsi untuk melihat.
2. Srotendriya yaitu indriya pada telinga yang berfungsi untuk mendengar.
2
3. Ghranendriya yaitu indriya pada hidung yang berfungsi untuk mencium bau.
4. Jihwendriya yaitu indriya pada lidah yang berfungsi untuk mengecap rasa.
5. Twakindriya yaitu indriya pada kulit yang berfungsi untuk alat peraba.
B. Panca Karmendriya, yaitu 5 macam indriya yang berfungsi untuk melakukan sesuatu.
Terdiri dari :
1. Panindriya yaitu indriya pada tangan.
2. Padendriya yaitu indriya pada kaki.
3. Garbhendriya yaitu indriya pada perut.
4. Upasthendriya / Bhagendriya yaitu indriya pada kelamin laki – laki dan wanita.
5. Payuindriya yaitu indriya pada pelepasan anus.
Panca Budhindriya dan Panca Karmendriya tersebut terjadi karena Ahangkara yang
mendapat pengaruh dari Guna Satwa. Sthula Sarira terjadi akibat dari Panca Tanmatra yang
berevolusi. Sedangkan, Panca Tanmatra terjadi sebagai akibat dari Ahangkara yang mendapat
pengaruh dari Guna Tamas. Unsur – unsur dari Panca Tan Matra yaitu :
a) Sabda Tanmatra (bekas – bekas suara)
b) Sparsa Tanmatra (bekas – bekas rasa yang berasal dari sentuhan)
c) Rupa Tanmatra (bekas – bekas cahaya)
d) Rasa Tanmatra (bekas – bekas rasa yang pernah dikecap)
e) Gandha Tanmatra (bekas – bekas bau)
Unsur – unsur yang ada diatas tersebut selanjutnya mengalami evolusi yaitu:
a. Sabda Tanmatra dapat berubah menjadi akasa (ether). Dalam tubuh manusia berwujud
segala rongga, misalnya rongga dada, mulut dan lainnya. Fungsi akasa ini yaitu untuk
memunculkan perasaan marah, malu, kagum, dan nafsu birahi dalam diri manusia.
b. Sparsa Tanmatra dapat berubah bentuk menjadi bayu. Yang dalam tubuh manusia
dapat berupa nafas atau udara. Fungsi bayu adalah sebagai tenaga penggerak manusia
untuk melakukan kegiatan.
c. Rupa Tanmatra dapat berubah bentuk menjadi teja, yang berwujud zat atau sesuatu
yang panas dalam tubuh manusia. Fungsi teja yaitu untuk memunculkan rasa
mengantuk, rasa lapar, rasa marah, dan lainnya.
d. Rasa Tanmatra dapat berubah bentuk menjadi apah. Apah ini dalam tubuh manusia
berwujud darah, lemak, empedu, dan segala yang bersifat cair.
3
e. Gandha Tanmatra dapat berubah menjadi perthiwi, yaitu zat padat yang ada dalam
tubuh manusia yang meliputi tulang, urat, kulit, kuku dan lainnya.
4
Dimana?. Apakah air yang tak terduga dalamnya ada disana
(Rgveda X.129.1)
Waktu itu tidak ada kematian, pun juga tak ada kehidupan
(mahluk), tidak ada tanda yang menandakan siang dan malam. Yang
Maha Esa bernafas tanpa nafas menurut kekuatannya sendiri. Bernafas
Menurut kekuatan-Nya sendiri. Di luar Dia tidak ada apapun juga
(Rgveda X.129.2)
Pada mula pertama kegelapan ditutpi kegelapan. Semua yang
Ada ini adalah keterbatasan yang tak dapat dibedakan. Yang ada pada
Waktu itu adalah kekosongan dan yang tanpa bentuk. Dengan tapas
(tenaga panas) yang luar biasa lahirlah kesatuan yang kosong.
(Rgveda X.129.3)
Pada awal mulanya keinginan (Tuhan) menjadi bermanifestasi
Yang merupakan benih awal dan benih semangat. Para Rsi setelah
Meditasi dalam hatinya menemukan dengan kearifannya hubungan
Antara eksistensi dan non eksistensi.
(Rgveda X.129.4)
Sinar-Nya terentang ke luar, apakah ia melintang, apakah ia dia di
bawah atau diatas. Kemudian ada kemampuan untuk memperbanyak diri dan kekuatan yang
luar biasa dahsyatnya, materi gaib kesini dan energi kesana.
(Rgveda X.129.5)
Siapa yang sungguh-sungguh mengetahui dan memaparkannya
Disini, dari manakah datangnya alam semesta yang menjadi ada ini?.
Orang-orang bijaksana lebih belakang dari ciptaan alam semesta ini,
Karena itu siapakah yang mengetahui dari mana munculnya (ciptaan) ini.
(Rgveda X.129.6)
Sesungguhnya Dia yang telah menciptakan alam semesta
Ini, serta mengendalikannya (di dalam kekuasaan-Nya). Dia yang
Mengawasi alam semesta ini berada diatas angkasa yang tak terhingga,
5
Sesungguhnya Dia mengetahui alam semesta ini seluruhnya dan “wahai
Manusia” janganlah mengakui eksistensi lain yang maan pun sebagai pencipta alam semesta
ini.
(Rgveda X.129.7)
Selanjutnya Titib ( 2006:170) mengutip pendapat Reddy, bahwa didalam Rgveda I.113.1
dinyatakan alam semesta sebagai wujud Yang Agung (Supreme Form). Selain itu Titib
(2006:172) mengakhiri srutinya dengan menghadirkan mantram berikut; ‘Pada awalnya
terlahirlah Hiranyagarba, Dia yang demikian menunjukan eksetensi-Nya menjadi raja dari
semua mahluk, Dia yang menyangga bumi dan surga’.
Bhuana alit berarti alam kecil atau dunia kecil. Yang termasuk Bhuana Alit adalah tubuh
manusia, hewan dan tumbuhan. Manusia merupakan bentuk dari Bhuana Alit adalah makhluk
yang tertinggi karena manusia memiliki kelebihan dibandingkan dengan makhluk lainnya.
Kelebihan manusia adalah memiliki Tri Premana, yaitu:
a. Bayu; tenaga,
b. Sabda; suara
c. Idep; pikiran /akal.
Bhuana Alit atau tubuh manusia, tumbuhan dan binatang terbentuk sama seperti Bhuana
Agung yaitu pertemuan antara Purusa dengan Prakerti atau Cetana dengan Acetana. Unsur
Purusa atau Cetana akan membentuk Jiwatman, sedangkan unsur Prakerti atau Acetana akan
membentuk badan manusia.
Dalam Jiwa dan badan manusia terdapat alat batin manusia yang menentukan watak atau
karakter seseorang. Tiga alat batin itu bernama Tri Antah Karana yang terdiri atas:
a. Budhi berfungsi untuk menentukan keputusan,
b. Manas berfungsi untuk berpikir, dan
c. Ahamkara fungsinya untuk merasakan dan bertindak.
Setelah bertemunya Purusa dengan Prakerti ditambah denga Tri Antah Karana, disusul
pula dengan masuknya unsur Panca Tan Matra yang akan menjadi Indria penilai yang disebut
Panca Bhudindria, yaitu:
6
a. Sabda Tan Matra menjadi Srotendria yaitu indria yang terletak di telinga,
b. Sparsa Tan Matra menjadi Twak indria yaitu indria yang terletak di kulit,
c. Rupa Tan Matra menjadi Caksu indria yaitu indria yang terletak di mata,
d. Rasa Tan Matra menjadi Jihwendria yaitu indria yang terletak pada lidah, dan
e. Gandha Tan Matra menjadi Ghranendria yaitu indria yang terletak di kulit.
Selanjutnya Panca Tan Matra berkembang menjadi Panca Maha Bhuta sehingga menjadi
unsur pembentuk tubuh atau jasmani manusia, dengan rincian sebagai berikut:
a. Pertiwi menjadi segala yang bersifat padat dalam tubuh manusia seperti: tulang, otot,
daging, kuku dan sebagainya,
b. Apah menjadi segala yang cair pada tubuh manusia, seperti: keringat, darah, lendir, air
kencing, air liur, ludah,dll
c. Teja menjadi panas/suhu dalam tubuh,
d. Bayu akan menjadi udara dalam badan yang disebut Prana seperti pernafasan, dan
e. Akasa akan menjadi rongga-rongga dalam tubuh manusia, seperti: rongga mulut,
rongga hidung, rongga dada dan rongga perut.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bhuana alit sering juga disebut dengan mikrokosmos yang merupakan alam kecil atau
dunia kecil yaitu isi alam semesta seperti manusia, hewan dan tumbuhan. Manusia
merupakan bentuk dari Bhuana Alit adalah makhluk yang tertinggi karena manusia memiliki
kelebihan dibandingkan dengan makhluk lainnya. Bhuana Alit atau tubuh manusia, tumbuhan
dan binatang terbentuk sama seperti Bhuana Agung yaitu pertemuan antara Purusa dengan
Prakerti atau Cetana dengan Acetana. Unsur Purusa atau Cetana akan membentuk Jiwatman,
sedangkan unsur Prakerti atau Acetana akan membentuk badan manusia. Dalam Jiwa dan
badan manusia terdapat alat batin manusia yang menentukan watak atau karakter seseorang.
Tiga alat batin itu bernama Tri Antah Karana.
8
DAFTAR PUSTAKA
https://youmissruslan.blogspot.co.id/2012/06/makalah-agama-hindu.html
http://tinggalcopas.blogspot.co.id/2013/02/agung-dan-bhuana-alit-a.html
https://www.gurukuhebat.com/2017/10/makalah-agama-hindu-bhuana-agung-
dan.html