Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TATWA

“BHUANA ALIT

DIKAITKAN DENGAN KEHIDUPAN SEHARI-HARI”

Oleh :

 Yeni Puspita Sari (1912071005)


 Puspa Ayu Pebryanti (1912071018)
 Gede Subakat Tatwa (18.1.2.7.2.25)

PARIWISATA BUDAYA HINDU V


DHARMA DUTA
SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU
NEGERI MPU KUTURAN SINGARAJA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang telah
memberikan rahmat dan kekuatan-Nya, sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini
membahas tentang “Buana Alit Dikaitkan dengan Kehidupan Sehari-Hari”. Untuk memenuhi
tugas kuliah dari Dosen Mata Kuliah Tattwa.
Penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan
pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan kita, serta
menjadi pintu gerbang ilmu pengetahuan khususnya untuk di Mata Kuliah Tattwa. Akhir
kata, kami mohon maaf apabila dalam makalah ini masih banyak kesalahan. Kami
mengucapkan terima kasih atas perhatian dan kerjasama dari semua pihak yang telah
mendukung guna keberhasilan penulisan makalah ini.
                                                                                   

                                                                                                Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................i


DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................1
1.3 Tujuan ..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Proses Penciptaan Bhuana Alit.....................................................................2
2.2 Penciptaan Bhuana Alit menurut Rg Veda...................................................4
2.3 Bhuana Alit didalam kehidupan sehari-hari..................................................6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Keberadaan alam semesta ini “ Bhuana Agung dan Bhuana Alit “ tidak dapat terlepas
dari keberadaan Brahmana. Kurun waktu Brahmana menciptakan semua semua yang ada
dimulai pada masa srsti. Suatu saat bila beliau menghendaki maka yang semua ada ini
kembali kepada asalnya. Periode ini disebut dengan istilah pralaya. Kapan semuanya itu
terjadi, tidak seorang pun dapat mengetahui secara pasti. Brahmana yang tunggal dan
mengetahui semuanya ini sering disebut Sang Hyang Widhi Wasa. Beliau juga disebut
dengan panggilan Tuhan Yang Maha Esa.
Umat hindu menyakini sepenuhnya bahwa Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang
Maha Esa bersifat maha pencipta, pengasih dan pemurah. Beliau telah menciptakan alam
semesta berserta isinya termasuk manusia. Dengan sifatnya yang maha pengasih, beliau
memeliharasemua yang ada ini.Dan dengan sifatnya yang pemurah, beliau selalu
mengampuni ciptaan-Nya yang selalu sujud dan bhakti. Pada alam semesta” Bhuana Agung”
semua jenis mahluk hidup termasuk manusia”bhuana alit”hidup dan berkehidupan secara
alami.

1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana Proses Penciptaan Bhuana Alit?
b. Bagaimana Penciptaan Bhuana Alit menurut Rg Veda?
c. Bagaimana Bhuana Alit didalam kehidupan sehari-hari?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui Proses Penciptaan Bhuana Alit.
b. Untuk mengetahui Penciptaan Bhuana Alit menurut Rg Veda.
c. Untuk mengetahui Bagaimana Bhuana Alit didalam kehidupan sehari-hari.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PROSES PENCIPTAAN BHUANA ALIT


Sari-sari Panca Maha Bhuta menjadi Sad Rasa ialah manis, pahit, asam, asin, pedas dan
sepat. Unsur Sad Rasa bergabung dengan unsur Citta, Budhi, Manah, Ahangkara, Dasendria,
Panca Tan Mantra, Panca Maha Bhuta membentuk dua unsur benih kehidupan. Kedua benih
kehidupan itu disebut Sukla dan Swanita. Sukla artinya sperma dan Swanita artinya ovum.
Pertemuan antara Sukla dan Swanita itu sama halnya dengan pertemuan antara Purusa dan
Prakerti, maka munculah ciptaan makhluk hidup yang telah memiliki Atma sebagai bagian
kecil dari Parama Atman. Unsur Citta, Budhi, Manah, Ahangkara, Dasendria membentuk
indria manusia, Panca Tan Mantra dan Panca Maha Bhuta, membentuk tubuh manusia, Atma
memberi jiwa pada makhluk. Maka terciptalah manusia yang lengkap memiliki jiwa, pikiran,
perasaan, organ tubuh yang sempurna adanya. Manusia pertama adalah Manu atau
Swayambhumanu.

Unsur-unsur Pembentuk Bhuana Alit


Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit diciptakan oleh pencipta tunggal yaitu Tuhan
yang menciptakan purusa dan prakrti. Pada diri manusia unsur purusa itu menjadi Jiwatma
(Suksma Sarira atau Lingga Sarira), sedangkan unsur prakerti menjadi badan kasar (Sthula
Sarira). Suksma Sarira terjadi pada Budhi, Manas dan Ahamkara yang disebut juga Tri Antah
Karana yang artinya “tiga penyebab akhir”.
Masing – masing bagian dari Tri Antah Karana memiliki fungsi :
a) Budhi, fungsinya untuk menentukan keputusan.
b) Manas,fungsinya untuk berpikir.
c) Ahamkara, fungsinya untuk merasakan dan bertindak.

Tri Antah Karana merupakan alat batin manusia yang menentukan watak dan pikiran
manusia. Pikiran inilah yang bersumber dari Dasa Indriya yang artinya sepuluh indriya. Dasa
Indriya ini dikelompokkan menjadi 2 bagian antara lain:
A. Panca Budhindriya, yaitu 5 macam indriya yang berfungsi untuk mengetahui sesuatu.
Terdiri dari :
1. Caksuindriya yaitu indriya pada mata yang berfungsi untuk melihat.
2. Srotendriya yaitu indriya pada telinga yang berfungsi untuk mendengar.

2
3. Ghranendriya yaitu indriya pada hidung yang berfungsi untuk mencium bau.
4. Jihwendriya yaitu indriya pada lidah yang berfungsi untuk mengecap rasa.
5. Twakindriya yaitu indriya pada kulit yang berfungsi untuk alat peraba.

B. Panca Karmendriya, yaitu 5 macam indriya yang berfungsi untuk melakukan sesuatu.
Terdiri dari :
1. Panindriya yaitu indriya pada tangan.
2. Padendriya yaitu indriya pada kaki.
3. Garbhendriya yaitu indriya pada perut.
4. Upasthendriya / Bhagendriya yaitu indriya pada kelamin laki – laki dan wanita.
5. Payuindriya yaitu indriya pada pelepasan anus.

Panca Budhindriya dan Panca Karmendriya tersebut terjadi karena Ahangkara yang
mendapat pengaruh dari Guna Satwa. Sthula Sarira terjadi akibat dari Panca Tanmatra yang
berevolusi. Sedangkan, Panca Tanmatra terjadi sebagai akibat dari Ahangkara yang mendapat
pengaruh dari Guna Tamas. Unsur – unsur dari Panca Tan Matra yaitu :
a) Sabda Tanmatra (bekas – bekas suara)
b) Sparsa Tanmatra (bekas – bekas rasa yang berasal dari sentuhan)
c) Rupa Tanmatra (bekas – bekas cahaya)
d) Rasa Tanmatra (bekas – bekas rasa yang pernah dikecap)
e) Gandha Tanmatra (bekas – bekas bau)

Unsur – unsur yang ada diatas tersebut selanjutnya mengalami evolusi yaitu:
a. Sabda Tanmatra dapat berubah menjadi akasa (ether). Dalam tubuh manusia berwujud
segala rongga, misalnya rongga dada, mulut dan lainnya. Fungsi akasa ini yaitu untuk
memunculkan perasaan marah, malu, kagum, dan nafsu birahi dalam diri manusia.
b. Sparsa Tanmatra dapat berubah bentuk menjadi bayu. Yang dalam tubuh manusia
dapat berupa nafas atau udara. Fungsi bayu adalah sebagai tenaga penggerak manusia
untuk melakukan kegiatan.
c. Rupa Tanmatra dapat berubah bentuk menjadi teja, yang berwujud zat atau sesuatu
yang panas dalam tubuh manusia. Fungsi teja yaitu untuk memunculkan rasa
mengantuk, rasa lapar, rasa marah, dan lainnya.
d. Rasa Tanmatra dapat berubah bentuk menjadi apah. Apah ini dalam tubuh manusia
berwujud darah, lemak, empedu, dan segala yang bersifat cair.
3
e. Gandha Tanmatra dapat berubah menjadi perthiwi, yaitu zat padat yang ada dalam
tubuh manusia yang meliputi tulang, urat, kulit, kuku dan lainnya.

Unsur lain pembentuk Bhuwana Alit (manusia)


 Terkait dengan keberadaan Sthula Sarira antara lain :
1. Sad Kosa (6 lapis pembungkus badan kasar manusia) Yang terdiri dari :
a. Asti/ tawulan yaitu tulang manusia
b. Odwad yaitu otot pada manusia
c. Sumsum
d. Mamsa yaitu daging
e. Rudhira yaitu darah dan
f. Carma yaitu kulit
2. Dasa Bayu (10 macam udara dalam badan manusia) Yang terdiri dari :
a. Prana, adalah udara yang terdapat dalam paru – paru
b. Samana, adalah udara yang terdapat dalam organ pencernaan
c. Apana, adalah udara yang terdapat pada bagian belakang/pantat manusia
d. Udana, adalah udara yang terdapat pada kerongkongan
e. Byana, adalah udara yang menyebar ke seluruh tubuh
f. Naga, adalah udara yang terdapat pada perut disaat mengempis
g. Kumara, adalah udara yang keluar dari badan, tangan, dan jari – jari
h. Krakara, adalah udara yang keluar pada saat bersin.
i. Dewadatta, adalah udara yang keluar saat kita menguap
j. Dananjaya, adalah udara yang member makan pada badan

2.2 PENCIPTAAN BHUANA ALIT MENURUT RG VEDA


Veda diyakini sebagai nafas-Nya Tuhan dan juga sebagai kata-kata-Nya Tuhan, karena itu
maka uraian tentang penciptaan alam semesta ini diyakini berdasarkan kata-kata atau sabda
Tuhan. Titib (2006, 168-169) menerjemahkan beberapa mantram Nasadiyasukta ‘Terjadinya
Alam Semesta’
(Rgveda X. 129. 1-7), sebagaimana akan diuraikan dibawah ini:
Pada waktu itu, tidak ada mahluk (eksistensi) maupun non mahluk
(non eksistensi); pada waktu itu tidak ada atmosfir dan juga tidak ada
Lengkung langit diluarnya. Pada waktu itu apakah yang menutupi, dan

4
Dimana?. Apakah air yang tak terduga dalamnya ada disana
(Rgveda X.129.1)
Waktu itu tidak ada kematian, pun juga tak ada kehidupan
(mahluk), tidak ada tanda yang menandakan siang dan malam. Yang
Maha Esa bernafas tanpa nafas menurut kekuatannya sendiri. Bernafas
Menurut kekuatan-Nya sendiri. Di luar Dia tidak ada apapun juga

(Rgveda X.129.2)
Pada mula pertama kegelapan ditutpi kegelapan. Semua yang
Ada ini adalah keterbatasan yang tak dapat dibedakan. Yang ada pada
Waktu itu adalah kekosongan dan yang tanpa bentuk. Dengan tapas
(tenaga panas) yang luar biasa lahirlah kesatuan yang kosong.

(Rgveda X.129.3)
Pada awal mulanya keinginan (Tuhan) menjadi bermanifestasi
Yang merupakan benih awal dan benih semangat. Para Rsi setelah
Meditasi dalam hatinya menemukan dengan kearifannya hubungan
Antara eksistensi dan non eksistensi.

(Rgveda X.129.4)
Sinar-Nya terentang ke luar, apakah ia melintang, apakah ia dia di
bawah atau diatas. Kemudian ada kemampuan untuk memperbanyak diri dan kekuatan yang
luar biasa dahsyatnya, materi gaib kesini dan energi kesana.

(Rgveda X.129.5)
Siapa yang sungguh-sungguh mengetahui dan memaparkannya
Disini, dari manakah datangnya alam semesta yang menjadi ada ini?.
Orang-orang bijaksana lebih belakang dari ciptaan alam semesta ini,
Karena itu siapakah yang mengetahui dari mana munculnya (ciptaan) ini.

(Rgveda X.129.6)
Sesungguhnya Dia yang telah menciptakan alam semesta
Ini, serta mengendalikannya (di dalam kekuasaan-Nya). Dia yang
Mengawasi alam semesta ini berada diatas angkasa yang tak terhingga,
5
Sesungguhnya Dia mengetahui alam semesta ini seluruhnya dan “wahai
Manusia” janganlah mengakui eksistensi lain yang maan pun sebagai pencipta alam semesta
ini.

(Rgveda X.129.7)
Selanjutnya Titib ( 2006:170) mengutip pendapat Reddy, bahwa didalam Rgveda I.113.1
dinyatakan alam semesta sebagai wujud Yang Agung (Supreme Form). Selain itu Titib
(2006:172) mengakhiri srutinya dengan menghadirkan mantram berikut; ‘Pada awalnya
terlahirlah Hiranyagarba, Dia yang demikian menunjukan eksetensi-Nya menjadi raja dari
semua mahluk, Dia yang menyangga bumi dan surga’.

2.3 BHUANA ALIT DI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Bhuana alit berarti alam kecil atau dunia kecil. Yang termasuk Bhuana Alit adalah tubuh
manusia, hewan dan tumbuhan. Manusia merupakan bentuk dari Bhuana Alit adalah makhluk
yang tertinggi karena manusia memiliki kelebihan dibandingkan dengan makhluk lainnya.
Kelebihan manusia adalah memiliki Tri Premana, yaitu:
a. Bayu; tenaga,
b. Sabda; suara
c. Idep; pikiran /akal.

Bhuana Alit atau tubuh manusia, tumbuhan dan binatang terbentuk sama seperti Bhuana
Agung yaitu pertemuan antara Purusa dengan Prakerti atau Cetana dengan Acetana. Unsur
Purusa atau Cetana akan membentuk Jiwatman, sedangkan unsur Prakerti atau Acetana akan
membentuk badan manusia.
Dalam Jiwa dan badan manusia terdapat alat batin manusia yang menentukan watak atau
karakter seseorang. Tiga alat batin itu bernama Tri Antah Karana yang terdiri atas:
a. Budhi berfungsi untuk menentukan keputusan,
b. Manas berfungsi untuk berpikir, dan
c. Ahamkara fungsinya untuk merasakan dan bertindak.

Setelah bertemunya Purusa dengan Prakerti ditambah denga Tri Antah Karana, disusul
pula dengan masuknya unsur Panca Tan Matra yang akan menjadi Indria penilai yang disebut
Panca Bhudindria, yaitu:

6
a. Sabda Tan Matra menjadi Srotendria yaitu indria yang terletak di telinga,
b. Sparsa Tan Matra menjadi Twak indria yaitu indria yang terletak di kulit,
c. Rupa Tan Matra menjadi Caksu indria yaitu indria yang terletak di mata,
d. Rasa Tan Matra menjadi Jihwendria yaitu indria yang terletak pada lidah, dan
e. Gandha Tan Matra menjadi Ghranendria yaitu indria yang terletak di kulit.

Selanjutnya Panca Tan Matra berkembang menjadi Panca Maha Bhuta sehingga menjadi
unsur pembentuk tubuh atau jasmani manusia, dengan rincian sebagai berikut:
a. Pertiwi menjadi segala yang bersifat padat dalam tubuh manusia seperti: tulang, otot,
daging, kuku dan sebagainya,
b. Apah menjadi segala yang cair pada tubuh manusia, seperti: keringat, darah, lendir, air
kencing, air liur, ludah,dll
c. Teja menjadi panas/suhu dalam tubuh,
d. Bayu akan menjadi udara dalam badan yang disebut Prana seperti pernafasan, dan
e. Akasa akan menjadi rongga-rongga dalam tubuh manusia, seperti: rongga mulut,
rongga hidung, rongga dada dan rongga perut.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bhuana alit sering juga disebut dengan mikrokosmos yang merupakan alam kecil atau
dunia kecil yaitu isi alam semesta seperti manusia, hewan dan tumbuhan. Manusia
merupakan bentuk dari Bhuana Alit adalah makhluk yang tertinggi karena manusia memiliki
kelebihan dibandingkan dengan makhluk lainnya. Bhuana Alit atau tubuh manusia, tumbuhan
dan binatang terbentuk sama seperti Bhuana Agung yaitu pertemuan antara Purusa dengan
Prakerti atau Cetana dengan Acetana. Unsur Purusa atau Cetana akan membentuk Jiwatman,
sedangkan unsur Prakerti atau Acetana akan membentuk badan manusia. Dalam Jiwa dan
badan manusia terdapat alat batin manusia yang menentukan watak atau karakter seseorang.
Tiga alat batin itu bernama Tri Antah Karana.

8
DAFTAR PUSTAKA

 https://youmissruslan.blogspot.co.id/2012/06/makalah-agama-hindu.html

 http://tinggalcopas.blogspot.co.id/2013/02/agung-dan-bhuana-alit-a.html

 https://www.gurukuhebat.com/2017/10/makalah-agama-hindu-bhuana-agung-
dan.html

Anda mungkin juga menyukai