1
2.2.2 Bilangan-bilangan Bulat.
Dalam kenyataan perhitungan, dibutuhkan bilangan nol dan negatif yang menyatakan
ketiadaan dan kebalikan harga positif suatu besaran. Bila bilangan asli digandengkan negatifnya
dengan nol, maka diperoleh bilangan seperti:
…, -5, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5, …
yang disebut bilangan bulat ℤ.
Bilangan bulat dalam garis bilangan ditunjukkan seperti berikut:
Hasil pengukuran seringkali tidak berupa bilangan bulat seperti ukuran panjang diperoleh 1
meter lebih atau kurang dari 1 meter, ukuran volum 2 liter lebih atau kurang dari 2 liter, demikian
juga besaran-besaran yang lain. Adanya bilangan diantara bilangan-bilangan bulat akan
memberikan pernyataan hasil ukur yang lebih tepat. Disamping itu hasil bagi bilangan-bilangan
bulat memberikan ketelitian yang dibutuhkan pengukuran tersebut, seperti:
3 −4 21 19 16 −17
, , , , dan
4 5 5 −2 2 1
𝑎
Bilangan-bilangan yang dapat ditulis dalam bentuk dengan a dan b adalah bilangan
𝑏
2
𝑎 𝑎
1,2 = merupakan rasio ,
𝑏 𝑏
12 6
= =
10 5
dengan bilangan 6 adalah bilangan bulat dan bilangan 5 adalah bilangan bulat bukan nol. Contoh
lain bilangan rasional adalah:
6 3
0,6 = =
10 5
8 4
0,08 = =
100 50
15 3
0,0015 = =
10000 2000
Bilangan yang tidak dapat dinyatakan sebagai hasil bagi dua bilangan bulat seperti:
3
√2 , √5, √7, 𝜋
dan beberapa bilangan lain disebut bilangan-bilangan tak rasional atau irasional.
3
Berikut ditunjukkan gambaran jenis-jenis bilangan:
Dari gambaran jenis-jenis bilangan nampak bahwa bilangan asli adalah himpunan bagian dari
bilangan bulat, bilangan bulat adalah himpunan bagian dari bilangan rasional dan bilangan
rasional adalah himpunan bagian dari bilangan riil
4. Elemen-elemen identitas, terdapat dua bilangan riil yang berlainan 0 dan 1 yang memenuhi
𝑥 + 0 = 𝑥 dan 𝑥 ∙ 1 = 𝑥
𝑥 − 𝑦 = 𝑥 + (−𝑦) dan
4
𝑥
= 𝑥𝑦 −1
𝑦
Contoh:
1 3 10
− +
2 4 12
1. Sederhanakan bentuk berikut: a. 2[3 − 4(2 − 5)], b. 1 3 10
+ −
2 4 12
Jawab:
1 3 10 6 9 10 6−9+10 7
− + − + 7 12 7
b. 12 4 12
= 12 12 12
6 9 10 = 12
6+9−10 = 12
5 = ∙ =
+34−10
12
+ − 12 5 5
2 12 12 12 12 12
𝑥 2 −𝑥−6
2. Lakukan operasi berikut dan sederhanakan: a. (2𝑥 − 3)2 b.
𝑥−3
Jawab:
𝑥 2 −𝑥−6 (𝑥+2)(𝑥−3)
b. = = (𝑥 + 2)
𝑥−3 𝑥−3
5
3. Nyatakan apakah pernyataan berikut benar atau salah: a. −2 < −20 b. −3 <
9
Jawab:
a. Salah, menurut garis bilangan semakin ke kanan nilai bilangan semakin besar sehingga
−2 > −20
b. Benar, bilangan negatif selalu lebih kecil nilainya dari bilangan positif.
𝑎 + 𝑏√−1
5
2.3.1 Bilangan Imajiner
Persamaan matematika seperti persamaan kuadratik berikut:
𝑎𝑧 2 + 𝑏𝑧 + 𝑐 = 0
−𝑏 ± √𝑏 2 − 4𝑎𝑐
𝑧=
2𝑎
Jika diskriminan 𝑑 = 𝑏 2 − 4𝑎𝑐 bernilai negatif maka penyelesaian persamaan diatas akan
berupa akar bilangan negatif atau tidak ada penyelesaian. Kondisi seperti ini dapat menjadi
masalah karena persamaan matematika selalu membutuhkan penyelesaian. Untuk mengatasi
masalah tersebut lalu dikenalkan bilangan jenis baru yaitu bilangan imajiner ‘i’ dengan
pengertian bahwa 𝑖 2 = −1 , sehingga
𝑧 2 − 2𝑧 + 2 = 0
2 ± √4 − 8 2 ± √−4
𝑧= = =1±𝑖
2 2
𝑖 + 5, 16𝑖, 7, 3 + 𝑖√5, 10 − 2𝑖
6
2.3.2 Bagian Riil dan Bagian Imajiner Bilangan Kompleks
Bilangan kompleks seperti 5 + 3𝑖 merupakan penjumlahan dua suku dengan suku riil
disebut bagian riil dan koefisien dari i disebut bagian imajiner bilangan kompleks. Pada contoh
5 + 3𝑖, 5 adalah bagian riil dan 3 adalah bagian imajiner bilangan kompleks tersebut. Salah
satu bagian riil atau imajiner dapat bernilai nol. Jika bagian riil bernilai nol maka bilangan
kompleks disebut imajiner seperti 0 + 3𝑖 atau 3𝑖. Jika bagian imajiner bernilai nol bilangan
kompleks disebut riil seperti 5 + 0𝑖 atau 5. Berikut contoh bilangan kompleks:
Simbol (5, 3) juga berarti seperti bilangan kompleks 5 + 3𝑖 . Dengan demikian titik (5, 3)
dapat dituliskan sebagai (5, 3) atau 5 + 3𝑖. Dengan cara yang sama, bilangan kompleks 𝑥 + 𝑖𝑦
dengan x dan y riil dapat menggambarkan titik (𝑥, 𝑦) dalam bidang (𝑥, 𝑦). Ketika bidang (𝑥, 𝑦)
7
digunakan untuk menyatakan bilangan kompleks, maka bidang ini disebut bidang kompleks.
Bidang kompleks disebut juga diagram Argand, dengan sumbu-x disebut sumbu riil dan
sumbu y disebut sumbu imajiner. Sumbu y tidak boleh ditulis iy tapi hanya y.
Dalam geometri analitik, lokasi sebuah titik dapat dinyatakan dalam koordinat polar
(𝑟, 𝜃) selain dalam koordinat kartesian (𝑥, 𝑦) seperti gambar berikut:
𝑥 + 𝑖𝑦 = 𝑟 cos 𝜃 + 𝑖 𝑟 sin 𝜃
= 𝑟 (cos 𝜃 + 𝑖 sin 𝜃)
Bentuk terakhir ini adalah bentuk polar bilangan kompleks dan secara lengkap ditulis:
𝑥 + 𝑖 𝑦 = 𝑟(cos 𝜃 + 𝑖 sin 𝜃) = 𝑟 𝑒 𝑖𝜃
Contoh:
8
Pada gambar di atas titik A berada pada posisi (1, √3 ) atau 1 + 𝑖√3. Dalam koordinat polar
𝜋
titik A dinyatakan sebagai A (𝑟, 𝜃) = (2, 3
), r selalu bernilai positif.
Secara lengkap:
𝜋 𝜋
𝑥 = 2 cos 3
= 1, 𝑦 = 2 sin 3
= √3
𝑧 = 𝑥 + 𝑖 𝑦 = 𝑟(cos 𝜃 + 𝑖 sin 𝜃) = 𝑟 𝑒 𝑖𝜃
dengan z adalah bilangan kompleks, x adalah bagian riil dari z, y bagian imajiner dari z, r adalah
modulus atau nilai mutlak z dan θ adalah sudut dari z (atau phasa atau argument) dan:
Re z = x, Im z = y, sudut z = θ
𝑦
|𝑧| = 𝑚𝑜𝑑 𝑧 = 𝑟 = √𝑥 2 + 𝑦 2 tan 𝜃 =
𝑥
Contoh:
Jawab:
𝑥 = −1, 𝑦 = −1, 𝑟 = √2 ,
9
5𝜋
dan terdapat nilai tak terbatas untuk θ yaitu: 𝜃 = + 2𝑛𝜋 dengan n bilangan bulat,
4
5𝜋
𝜃= adalah sudut utama 𝑧 = −1 − 𝑖.
4
dan:
5𝜋 5𝜋
𝑧 = −1 − 𝑖 = √2 [cos ( + 2𝑛𝜋) + 𝑖 sin ( + 2𝑛𝜋)]
4 4
5𝜋 5𝜋
= √2 (cos + 𝑖 sin ) = √2 𝑒 5𝑖𝜋⁄4
4 4
Pasangan suatu titik (bilangan kompleks dan konyugatnya) dalam bidang kompleks adalah
bayangan cermin antar keduanya dengan sumbu x sebagai cermin. Dalam bentuk polar 𝑧 dan 𝑧̅
mempunyai nilai r yang sama dengan nilai θ adalah negatif antar keduanya. Untuk 𝑧 =
𝑟(cos 𝜃 + 𝑖 sin 𝜃) = 𝑟 𝑒 𝑖𝜃 , konyugatnya adalah 𝑧̅ = 𝑟(cos(−𝜃) + 𝑖 sin(−𝜃)) = 𝑟(cos 𝜃 −
𝑖 sin 𝜃) = 𝑟 𝑒 −𝑖𝜃 . Dalam bidang kompleks bilangan kompleks dan konyugatnya ditunjukkan
seperti berikut:
10
Konyugat kompleks dapat digunakan misalnya dalam pembagian bentuk kompleks seperti
1+2𝑖
nyatakan dalam bentuk 𝑥 + 𝑖𝑦. Bentuk ini diselesaikan menggunakan 2 − 𝑖 sebagai
2+𝑖
1+2𝑖 4 3 4 3
sehingga = + 𝑖 dengan bagian riil adalah dan bagian imajiner adalah .
2+𝑖 5 5 5 5
Konyugat kompleks juga digunakan dalam menghitung kuadrat suatu fungsi kompleks
seperti |Ψ|2 untuk fungsi Ψ = A𝑒 𝑖𝑘𝑥 yaitu |Ψ|2 = ΨΨ ∗ = A𝑒 𝑖𝑘𝑥 . A𝑒 −𝑖𝑘𝑥 .
2.4 Rangkuman
1. Bilangan 1,2,3,… adalah bilangan-bilangan asli ℕ.
2. Apabila bilangan asli digandengkan negatifnya dengan nol yaitu …, -2, -1, 0, 1, 2, …
diperoleh bilangan bulat ℤ
𝑎
3. Bilangan-bilangan yang dapat ditulis dalam bentuk 𝑏
dengan a dan b adalah bilangan
11
2.6 Referensi
1. Edwin J. Purcell and Dale Varberg, 1996, Kalkulus dan Geometri Analitis, Jilid 1, Erlangga.
2. Mary L. Boas, 1983, Mathematical Methods In The Physical Sciences, Second Edition, John
Wiley & Sons
3. George B. Arfken and Hans J. Weber, 1995, Mathematical Methods For Physicists, Fourth
Edition, Academic Press.
12