Anda di halaman 1dari 16

Vol. 1 No.

1, Januari 2016 ISSN 2502-4728

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN


VIDEO INTERAKTIF DENGAN SETING DISKUSI
KELOMPOK KECIL UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
PADA ANAK USIA DINI
Oleh
Luh Made Indria Dewi dan Ni Luh Rimpiati

Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini


Fakultas Ekonomika dan Humaniora
Universitas Dhyana Pura
Badung, Indonesia

e-mail: curie_fans@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan media


pembelajaran video interaktif dengan seting diskusi kelompok kecil untuk meningkatkan
keterampilan berpikir kritis pada anak usia dini.Jenis penelitian ini adalah penelitian
eksperimen semu (quasi eksperimental), dengan rancangan penelitian posttest only
control group design. Populasi dalam penelitian ini ditetapkan 6 kelas sebagai populasi,
antara lain kelas B1, B2, B3, B4, B5, dan B6 tahun pelajaran 2014/2015 di TK Widya
Craya, Peliatan, Ubud. Jumlah populasi pada penelitian ini adalah sebesar 124
orang.Sampel ditarik dengan teknik “Cluster Random Sampling” (sampling acak kelas).
Sampel yang digunakan adalah siswa yang berjumlah 40 orang, yang tersebar dalam
dua kelas. Penentuan kelas kontrol dan kelas eksperimen digunakan sistem random.
Variabel independentdalam penelitian ini adalah penggunaan media pembelajaran video
interaktif dengan seting diskusi kelompok kecil dan pembelajaran konvensional.Variabel
dependent yang diteliti dalam penelitian ini adalah keterampilan berpikir kritis siswa.
Metode pengumpulan data yang digunakan yakni metode obsevasi dan eksperimen.
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif dan
statistik varian (ANAVA) satu jalur.Hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh
penggunaan media pembelajaran video interaktif dengan seting diskusi kelompok kecil
dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis pada anak usia dini (F=7,399 dengan
taraf signifikansi 0,027 (p<0,05).

Kata Kunci: video interaktif, seting diskusi kelompok kecil, keterampilan berpikir
kritis, anak usia dini.

Abstract

This study aimed to analyze the effect of using interactive video learning media by
setting small group discussions to improve critical thinking skills in early childhood.This
research was a quasi-experimental research (quasi experimental), the research design
posttest only control group design. The population in this study was 6 classrooms,
included: B1, B2, B3, B4, B5, and B6, in 2014/2015 school year in kindergarten Widya
Craya, Peliatan, Ubud. Total population in this study was 124 peoples. The samples were
taken with the technique of "cluster random sampling" (a random sampling of classes).
The samples used were students numbering 40 people, spread in two classes.
JEPUN | Jurnal Pendidikan Universitas Dhyana Pura 31
Vol. 1 No. 1, Januari 2016 ISSN 2502-4728

Determination of control class and experimental class used random system.The


independent variable was the use of interactive video learning media by setting small
group discussions and conventional learning. Dependent variables were examined in this
study was the critical thinking skills of students. The data collection method used is
observation and experiment. Analysis data techniques in this research using descriptive
analysis techniques and statistic of variance (ANOVA) one way.The results of this study
is that there is the influence of the use of interactive video learning media by setting small
group discussions to improve critical thinking skills in early childhood (F = 7.399 with
0.027 significance level (p <0.05).

Key words: interactive video, setting small group discussions, critical thinking
skills, early childhood

PENDAHULUAN pemerintah (dalam hal ini


Pendidikan Anak Usia Dini Kementerian PendidikanNasional)
(PAUD) adalah jenjang pendidikan berupaya untuk memfasilitasi,
sebelum jenjang pendidikan dasar membina, dan mengarahkan
yang merupakan suatu upaya masyarakatagar memahami apa,
pembinaan yang dilakukan melalui mengapa, dan betapa pentingnya
pemberian rangsangan pendidikan pendidikan anak usia dinidengan
untuk membantu pertumbuhan dan membentuk sebuah layanan PAUD.
perkembangan jasmani dan rohani Berdasarkan data yang diperoleh
agar anak memiliki kesiapan dalam penulis dari Padamu Negeri Dinas
memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Anak usia dini adalah anak yang Kecamatan Ubud, dari 20 Taman
baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Kanak-kanak di Kecamatan Ubud
Usia ini merupakan usia yang sangat terdapat jumlah tenaga pendidik
menentukan dalam pembentukan sebanyak 118 orang. Kualifikasi dan
karakter dan kepribadian anak persentase dari tenaga pendidik
(Kuncoro, 2012). Menyadari hal itu, tersebut dapat diperhatikan pada
tabel 1 berikut.
Tabel 1. Kualifikasi Pendidikan & Persentase Tenaga Kependidikan
Anak Usia Dini
No Kulifikasi Pendidikan Persentase
1 S2 0%
2 S1 (PAUD) 25,42%
3 S1 (lain-lain) 18,64%
4 D3 2,54%
5 D2 23,73%
6 D1 2,54%
7 SMA/sederajat 27,12%
(Sumber: Data Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kecamatan Ubud)

JEPUN | Jurnal Pendidikan Universitas Dhyana Pura 32


Vol. 1 No. 1, Januari 2016 ISSN 2502-4728

Dari data tersebut tergambar bahwa ketidaktentuan di masa datang. Jadi


tenaga kependidikan terbanyak guru sebagai pendidik berkewajiban
adalah dari tamatan SMA/sederajat untuk mengkondisikan pembelajaran
yaitu 27,12% dan hanya 25,42% agar siswa mampu mengembangkan
yang linier terhadap PAUD. kecerdasan dan kemampuan
Berdasarkan data tersebut, tidak berpikir kritisnya. Kewajiban ini
jarang ditemukan proses diemban oleh para pendidik karena
pembelajaran yang kurang sesuai pendidik dan siswa hidup dalam
diterapkan pada tingkat PAUD. suatu kondisi yang sangat
Misalnya, tenaga kependidikan menghargai nalar dan berpikir
cenderung hanya menggunakan secara kritis. Guru perlu membantu
metode ceramah, jarang siswa mengembangkan
menggunakan media pembelajaran keterampilan berpikir kritis melalui
interaktif, dan seting pembelajaran strategidan seting pembelajaran
konvensional pada proses yang mendukung siswa untuk
pembelajaran. belajar secara aktif.
Ilmu sains umumnya memiliki Seting pembelajaran yang
peran penting dalam peningkatan diterapkan saat ini jarang
mutu pendidikan khususnya di memberikan kesempatan kepada
dalam menghasilkan peserta didik siswa untuk berdiskusi dan membuat
yang berkualitas, yaitu manusia siswa cenderung belajar secara
yang mampu berpikir kritis, kreatif, individual sehingga ada gap yang
logis dan berinisiatif dalam cukup lebar antara siswa yang
menanggapi isu di masyarakat yang berkemampuan akademik tinggi dan
diakibatkan oleh dampak siswa yang berkemampuan
perkembangan sains dan teknologi. akademik rendah. Suasana
Menurut Cabrera (dalam Redhana, pembelajaran menjadi bernuansa
2002) pentingnya melatihkan berpikir kompetitif sehingga memungkinkan
secara kritis disebabkan karena berlakunya hukum rimba yang
berpikir kritis merupakan proses sangat merugikan bagi siswa
dasar yang memungkinkan siswa berkemampuan akademik rendah,
menanggulangi dan mereduksi sebab bagi siswa yang kurang

JEPUN | Jurnal Pendidikan Universitas Dhyana Pura 33


Vol. 1 No. 1, Januari 2016 ISSN 2502-4728

mampu tersebut, suasana kompetitif afektif, dan psikomotor siswa. Video


mengurangi motivasi dan senantiasa interaktif digunakan sebagai media
menjadi siksaan psikologis. Dengan pembelajaran tidak dapat dilepaskan
demikian, perlu dikembangkan dari kondisi para siswa saat ini yang
seting diskusi kelompok kecil dalam tumbuh berkembang dalam dekapan
pembelajaran. Seting diskusi budaya teknologi yang berkembang
kelompok kecil merupakan sebuah sangat pesat. Video dengan durasi
seting yang mengkondisikan siswa yang hanya beberapa menit mampu
bekerja bersama untuk memperoleh memberikan keluwesan lebih bagi
tujuan bersama dalam kelompok- guru dan dapat mengarahkan
kelompok kecil. Ini berarti bahwa pembelajaran secara langsung pada
siswa mengerjakan suatu tugas siswa. Video dapat digunakan
dalam kelompok kecil di mana sebagai media dalam proses
mereka diarahkan dan dimotivasi pembelajaran agar lebih efektif dan
saling membantu belajar dan efisien. Video juga dapat menampil
mereka saling berusaha bergantung kan informasi yang berupa tulisan,
untuk mencapai sukses bersama gambar, animasi, serta suara
serta bertanggung jawab terhadap sehingga siswa dapat lebih tertarik
pembelajarannya sebagai anggota dalam mengikuti pembelajaran.
kelompok, sekaligus sebagai Berdasarkan latar belakang
individu. Melalui seting ini siswa masalah, maka dalam penelitian ini
dapat mencapai beberapa diajukan rumusan masalah sebagai
kemampuan seperti mengungkap- berikut: “Apakah penggunaan media
kan pendapat, menghargai dan pembelajaran video interaktif dengan
menganalisis pendapat orang lain, seting diskusi kelompok kecil dapat
menyusun dan menganalisis suatu meningkatkan keterampilan berpikir
data, serta membuat keputusan kritis pada anak usia dini?”
(Tatar & Oktay, 2007).
Di samping itu, penggunaan METODE PENELITIAN
media pembelajaran berupa video Jenis penelitian ini adalah
interaktif dapat merangsang penelitian eksperimen semu (quasi
perkembangan ranah kognitif, eksperimental), karena tidak semua

JEPUN | Jurnal Pendidikan Universitas Dhyana Pura 34


Vol. 1 No. 1, Januari 2016 ISSN 2502-4728

variabel yang muncul dan kondisi adalah variabel nonmetrik sebagai


eksperimen dapat diatur dan perlakuan. Variabel perlakuan
dikontrol secara ketat (Sukardi, adalah penggunaan media
2004). Rancangan penelitian ini pembelajaran video interaktif dengan
dimodifikasi dari rancangan seting diskusi kelompok kecil dan
penelitian eksperimen posttest only pembelajaran konvensional. Variabel
control group design (Tuckman, dependent yang diteliti dalam
1999 dalam Sukardi, 2004). penelitian ini adalah keterampilan
Rancangan penelitian ini dipilih berpikir kritis siswa. Data tersebut
karena tidak mungkin mengubah diperoleh dengan metode tes
kelas yang ada. dengan instrumen tes keterampilan
Populasi dalam penelitian ini berpikir kritis.
berjumlah 124 orang yang tersebar Teknik analisis data dalam
pada kelas B1, B2, B3, B4, B5, dan penelitian ini menggunakan teknik
B6 tahun pelajaran 2014/2015 di TK analisis deskriptif dan analisis varian
Widya Craya. Sampel penelitian ini (ANAVA) satu jalur. Teknik ANAVA
adalah seluruh siswa yang satu jalur digunakan bila variabel
berjumlah 40 orang, yang tersebar yang dilibatkan terdiri dari 1 variabel
dalam dua kelas. Penentuan kelas bebas dengan 1 variabel terikat.
kontrol dan kelas eksperimen Tujuan dariANAVA adalah untuk
digunakan sistem random. Dari dua menguji ada tidaknya perbedaan
kelas yang telah ditentukan, satu varian skor keterampilan berpikir
kelas mendapat perlakuan kritis siswa antara kelompok kontrol
penggunaan media pembelajaran dan kelompok eksperimen.Analisis
video interaktif dengan seting diskusi dilakukan dengan bantuan program
kelompok kecil dan kelas yang satu SPSS-PC 16.00 for
lagi akan mendapat perlakuan Windows(Candiasa, 2004). Asumsi
pembelajaran secara konvensional. dasar yang harus terpenuhi dalam
Penelitian ini menyelidiki ANAVA adalah (1) distribusi data
pengaruh satu variabel independent harus normal yang dilakukan dengan
terhadap satu variabel dependent. uji normalitas data, (2) setiap
Variabel independent tersebut kelompok hendaknya berasal dari

JEPUN | Jurnal Pendidikan Universitas Dhyana Pura 35


Vol. 1 No. 1, Januari 2016 ISSN 2502-4728

populasi yang sama (homogen) video interaktif dengan seting diskusi


dengan varian yang sama pula, kelompok kecildan kelompok siswa
dilakukan dengan uji homogenitas yang belajar dengan menggunakan
varian, (3) pengambilan sampel pembelajaran konvensional.
dilakukan secara random. Oleh Keterangan:
karena itu, uji prasyarat analisis data  m1Y = rata-rata keterampilan
terhadap data hasil tes keterampilan
berpikir kritis kelompok siswa
berpikir kritis perlu dilakukan untuk
yang belajar dengan
mengetahui gambaran normalitas
menggunakan media
sebaran data dan homogenitas
pembelajaran video interaktif
varians.
dengan seting diskusi
Uji hipotesis digunakan untuk
kelompok kecil.
menguji hipotesis yang telah
m2Y = rata-rata keterampilan
dikemukakan pada penelitian.
Hipotesis diformulasikan sebagai berpikir kritis kelompok siswa
berikut. yang belajar dengan

H 0 :  m1Y    m 2Y  : menggunakan pembelajaran


konvensional.
Tidak terdapat perbedaan yang
Uji varian atau pengujian antar
signifikan keterampilan berpikir kritis
subjek dilakukan terhadap angka
anak usia dini antara kelompok
signifikansi nilai statistik F varians.
siswa yang belajar menggunakan
Dengan kriteria pengujian
media pembelajaran video interaktif
hipotesisnya yaitutolak Ho jika Fhitung
dengan seting diskusi kelompok
> Ftabel (p < 0,05). Artinya terdapat
kecil dan kelompok siswa yang
perbedaan variabel dependent antar
belajar dengan menggunakan
kelompok menurut sumber.Analisis
pembelajaran konvensional.
dilakukan dengan bantuan program
H A :  m1Y    m2Y  :
SPSS-PC 16.00 for Windows.
Terdapat perbedaan yang
signifikan keterampilan berpikir kritis HASIL DAN PEMBAHASAN
anak usia dini antara kelompok Gambaran mengenai karakteristik
siswa yang belajar dengan distribusi skor dari masing-masing
menggunakan media pembelajaran variabel, berikut disajikan skor
JEPUN | Jurnal Pendidikan Universitas Dhyana Pura 36
Vol. 1 No. 1, Januari 2016 ISSN 2502-4728

tertinggi, skor terendah, harga masing variabel yang diteliti.


rerata, simpang baku, varian Rangkuman statistik deskriptif
histogram, dan kategori masing- seperti pada tabel 2 berikut.

Tabel 2. Rangkuman Statistik Deskriptif Variabel Keterampilan


Berpikir Kritis pada Anak Usia Dini

Variabel
Stat Deskriptif Kelas
Kelas Kontrol
Esperimen
N 20 20
Mean 27,70 25,20
Standar Deviasi 2,92 3,36
Maximum 32 32
Minimum 23 21
Total 554 504

Data dari hasil observasi terhadap dari skor terendah yang mungkin
anak kelas B1 semester I TK Widya dicapai yaitu 8. Nilai rata-rata (mean)
Sraya Peliatan dengan mengguna- diperoleh 27,70 dan Standar Deviasi
kan media pembelajaran video 2,92.
interaktif dengan seting belajar Distribusi frekuensi keterampil-an
kelompok kecil menunjukkan bahwa berpikir kritis pada Anak Usia Dini
skor tertinggi yang dicapai adalah 32 menggunakan media pembelajaran
dari skor tertinggi yang mungkin video interaktif dengan seting belajar
dicapai yaitu 32, sedangkan skor kelompok kecil ditampilkan pada
terendah yang dicapai adalah 23 tabel 3 berikut.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Keterampilan Berpikir Kritis pada Anak Usia


Dini Menggunakan Media Pembelajaran Video Interaktifdengan
Seting Belajar Kelompok Kecil

F. Komu-
Interval Nilai Frekuensi Frekuensi
F. Absolut latif Relatif
Kelas Tengah Relatif (%) Komulatif
(%)
23 – 24 23,5 1 5,00 1 5,00
25 – 26 25,5 11 55,00 12 60,00
27 – 28 27,5 0 0,00 12 60,00
29 – 30 29,5 4 20,00 16 80,00
31 – 32 31,5 4 20,00 20 100,00
Jumlah 20 100

JEPUN | Jurnal Pendidikan Universitas Dhyana Pura 37


Vol. 1 No. 1, Januari 2016 ISSN 2502-4728

Dari tabel 3 di atas dapat diamati dengan frekuensi sebesar 55,00%.


bahwa pengelompokan frekuensi Berdasarkan tabel tersebut, dapat
terbanyak untuk kelas eksperimen digambarkan dengan histogram
terletak pada interval 25 – 26 pada gambar 1 berikut.
FREKUENSI

NILAI TENGAH

Gambar 1. Histogram Keterampilan Berpikir Kritis pada Anak Usia Dini


Menggunakan Medi Pembelajaran Video Interaktif dengan
Seting Belajar Kelompok Kecil

Tabel konversi dalam Mi = ½ x (skor maksimal ideal + skor


menentukan kecendrungan minimal ideal)
keterampilan berpikir kritis pada = ½ x (32 + 8)
Anak Usia Dini menggunakan media = 20
pembelajaran video interaktif dengan SDi = 1/6 x (skor maksimal ideal –
seting belajar kelompok kecil pada skor minimal)
anak kelas B1 semester I TK Widya = 1/6 x (32 - 8)
Sraya Peliatan, dihitung = 4
menggunakan mean ideal (Mi) dan Berdasarkan hasil perhitungan
standar deviasi ideal (SDi). tersebut di atas dapat disusun tabel
konvensi sebagai berikut:

JEPUN | Jurnal Pendidikan Universitas Dhyana Pura 38


Vol. 1 No. 1, Januari 2016 ISSN 2502-4728

Tabel 4. Tabel Konversi Keterampilan Berpikir Kritis pada Anak Usia Dini
Menggunakan Media Pembelajaran Video Interaktifdengan Seting
Belajar Kelompok Kecil
Kriteria Interval Klasifikasi
(Mi + 1,5 SDi ≤ 26 - ≤ Berkembang
sangat baik
(Mi + 0,5 SDi) < 22 - < 26 Berkembang
(Mi + 1,5 SDi) sesuai harapan
(Mi – 0,5 SDi) < 18 - < 22 Mulai
(Mi + 0,5 SDi) berkembang
< (Mi – 0,5 SDi) <18 Belum
berkembang
Secara umum rata-rata skor 5,00% anak mulai berkembang, dan
keterampilan berpikir kritis pada tidak ada anak yang tergolong anak
kelompok eksperimen diperoleh belum berkembang.
sebesar 27,70 dan standar deviasi Skor dari hasil observasi
sebesar 2,92, menunjukkan bahwa terhadap kelompok kontrol
tingkat keterampilan berpikir kritis menunjukkan bahwa skor tertinggi
pada Anak Usia Dini menggunakan yang dicapai adalah 32 dari skor
media pembelajaran video interaktif tertinggi yang mungkin dicapai yaitu
dengan seting belajar kelompok kecil 32, sedangkan skor terendah yang
anak tergolong dalam klasifikasi dicapai adalah 21 dari skor terendah
berkembang sangat baik, yakni yang mungkin dicapai yaitu 8. Nilai
berada pada rentangan  26. rata-rata (mean) diperoleh 25,20 dan
Klasifikasi di atas tampak bahwa Standar Deviasi 3,36.
sebanyak 12 anak atau sebesar Distribusi frekuensi keterampilan
60,00% anak berkembang sangat berpikir kritis pada Anak Usia Dini
baik dan berkembang sesuai menggunakan metode konvensional
harapan, 1 orang anak atau sebesar ditampilkan pada tabel 5 berikut.
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Keterampilan Berpikir Kritis pada
Anak Usia Dini Menggunakan Metode Konvensional

Frekuensi
Interval Nilai Frekuensi Frekuensi Frekuensi
Komulatif
Kelas Tengah Absolut Relatif (%) Komulatif
Relatif (%)
21 – 22 21,5 7 35,00 7 35,00
23 – 24 23,5 3 15,00 10 50,00
25 – 26 25,5 2 10,00 12 60,00
27 – 28 27,5 5 25.00 17 85,00
29 – 30 29,5 1 5,00 18 90,00
31 – 32 31,5 2 10,00 20 100,00
Total 20 100

JEPUN | Jurnal Pendidikan Universitas Dhyana Pura 39


Vol. 1 No. 1, Januari 2016 ISSN 2502-4728

Dari tabel 5 di atas dapat diamati dengan frekuensi sebesar 35,00%.


bahwa pengelompokan frekuensi Berdasarkan tabel tersebut, dapat
terbanyak untuk kelas eksperimen digambarkan dengan histogram
terletak pada interval 21 – 22 pada gambar 2.

FREKUENSI

NILAI TENGAH

Gambar 2. Histogram Keterampilan Berpikir Kritis pada Anak Usia Dini


Menggunakan Metode Konvensional

skor minimal ideal)


Tabel konversi dalam
= ½ x (32 + 8)
menentukan kecendrungan
keterampilan berpikir kritis pada
= 20
Anak Usia Dini menggunakan
SDi = 1/6 x (skor maksimal ideal –
metode konvensional ada anak
skor minimal)
kelas B3 semester I TK Widya
= 1/6 x (32 - 8)
Sraya Peliatan, dihitung
= 4
menggunakan mean ideal (Mi) dan
Berdasarkan hasil perhitungan
standar deviasi ideal (SDi).
tersebut di atas dapat disusun tabel
Mi = ½ x (skor maksimal ideal +
konvensi sebagai berikut.

Tabel 6. Tabel Konversi Keterampilan Berpikir Kritis pada Anak Usia Dini
Menggunakan Metode Konvensional

Kriteria Interval Klasifikasi


(Mi + 1,5 SDi ≤ 26 - ≤ Berkembang sangat
baik
(Mi + 0,5 SDi) < 22 - < 26 Berkembang sesuai
(Mi + 1,5 SDi) harapan

(Mi – 0,5 SDi) < 18 - < 22 Mulai berkembang


(Mi + 0,5 SDi)

< (Mi – 0,5 SDi) < 18 Belum berkembang

JEPUN | Jurnal Pendidikan Universitas Dhyana Pura 40


Vol. 1 No. 1, Januari 2016 ISSN 2502-4728

Secara umum rata-rata skor melalui metode statistika dengan


keterampilan berpikir kritis pada teknik ANAVA satu jalur, terlebih
Anak Usia Dini menggunakan dahulu dilakukan uji prasyarat.
metode konvensional anak kelas B3 Adapun Uji prasyarat yang dilakukan
semester I TK Widya Sraya Peliatan adalah uji normalitas sebaran dan uji
diperoleh sebesar 25,20 dan standar homogenitas varians.
deviasi sebesar 3,36, menunjukkan Uji normalitas dilakukan untuk
bahwa tingkat keterampilan berpikir mengetahui apakah sebaran
kritis pada Anak Usia Dini frekuensi data setiap variabel
menggunakan metode konvensional berdistribusi normal atau tidak.Hal ini
anak kelas B3 semester I TK Widya penting, karena jika sebaran data
Sraya Peliatan tergolong dalam tidak normal maka uji ANAVA satu
klasifikasi berkembang sesuai jalur tidak bisa dilakukan. Uji
harapan, yakni berada pada normalitas dalam penelitian ini
rentangan 22 - <26. Klasifikasi di menggunakan bantuan program
atas tampak bahwa sebanyak 3 SPSS 16.0 for windows dengan
anak atau sebesar 15,00% anak menggunakan lajur Kolmogorov-
berkembang sangat baik, 5 orang Smirnov dan Shapiro-Wilk. Kriteria
anak atau sebesar 25,00% anak yang diapakai adalah jika nilai
berkembang sesuai harapan, 7 signifikansi > 0,05 maka datanya
orang anak atau sebesar 35,00% berdistribusi normal, sebaliknya jika
anak mulai berkembang, dan tidak nilai signifikansi < 0,05 datanya tidak
ada anak yang tergolong anak berdistribusi normal. Berikut ini
belum berkembang. disajikan tabel hasil uji normalitas
Sebelum dilakukan uji hipotesis data penelitian.

Tabel 7. Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data


a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
berpikir_kritis_video .320 20 .122 .838 20 .053
berpikir_kritis_konvensional .179 20 .142 .901 20 .073

Berdasarkan hasil uji normalitas bahwa data tersebar normal untuk


pada Tabel 7 di atas dapat diketahui semua unit analisis, baik pada kelas

JEPUN | Jurnal Pendidikan Universitas Dhyana Pura 41


Vol. 1 No. 1, Januari 2016 ISSN 2502-4728

kontrol maupun eksperimen. Hal Levene Statistic df1 df2 Sig.


tersebut ditunjukan oleh nilai a
3.660 5 13 .128
signifikansi pada uji statistic
Kolmogorov-Smirnov maupun
Berdasarkan data pada tabel 8,
Shapiro-Wilk. Pada setiap unit
diperoleh hasil angka signifikansi
analisis menghasilkan nilai
sebesar 0,128 lebih besar
signifikansi lebih besar dari 0,05.
dibandingkan 0,05.
Pengujian homogenitas dilakukan
Berdasarkan uji prasyarat yang
dengan Levene’s Test yang
telah dilakukan sebelumnya,
dianalisis dengan menggunakan
ditemukan bahwa data yang
program SPSS 16.0for windows.
diperoleh berdistribusi normal, dan
Data dikatakan memiliki varian yang
memiliki varian data homogen.
sama jika angka signifikansinya lebih
Tahap selanjutnya yakni Pengujian
besar dari 0,05. Berikut pada Tabel
hipotesis dilakukan dengan bantuan
8 disajikan hasil uji homogenitas
program SPSS 16.0 for windows.
varian data.
Data yang diperoleh disajikan
Tabel 8. Hasil Uji Homogenitas
Varian Data padaTabel 9.

Tabel 9. Hasil Analisis Menggunakan ANAVA Satu Jalur

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.


Between Groups 25.200 6 4.200 7.399 .027
Within Groups 137.000 13 10.538
Total 162.200 19

Berdasarkan tabel 9 diperoleh nilai video interaktif dengan seting


Fhitung = 7,399 dengan taraf kelompok kecil dan anak yang
signifikansi 0,027 (p<0,05). Dengan belajar dengan model pembelajaran
demikian dapat diambil keputusan konvensional” diterima.
bahwa hipotesis nol ditolak. Maka Pada hasil Uji ANAVA
dapat disimpulkan bahwa hipotesis sebelumnya, menyatakan bahwa
alternatif yang menyatakan “terdapat secara signifikan terdapat
perbedaan hasil keterampilan perbedaan keterampilan berpikir
berpikir kritis antara anak yang kritis antara siswa yang mengikuti
belajar melalui media pembelajaran pembelajaran dengan media
JEPUN | Jurnal Pendidikan Universitas Dhyana Pura 42
Vol. 1 No. 1, Januari 2016 ISSN 2502-4728

pembelajaran video interaktif dengan terdapat pada tabel 5.9, siswa


seting belajar kelompok kecil dan kelompok eksperimen (Media
siswa yang mengikuti pembelajaran pembelajaran video interaktif dengan
konvensional. Berdasarkan hasil seting belajar kelompok kecil)
pengujian hipotesis terlihat bahwa memperoleh rata-rata 27,70 dan
hipotesis yang diajukan telah siswa kelompok kontrol (Pendekatan
berhasil menolak hipotesis nol yang Konvensional) memperoleh rata-rata
menyatakan tidak ada perbedaan 25,20.
keterampilan berpikir kritis Secara teoritis, implikasi
menggunakan media pembelajaran konstruktivisme terhadap proses
video interaktif dengan seting belajar belajar mengajar adalah mengajar
kelompok kecil dengan bukan lagi kegiatan memindahkan
menggunakan metode konvensional pengetahuan dari guru ke siswa,
pada anak usia dini. Disimpulkan melainkan suatu kegiatan yang
bahwa menggunakan media memungkinkan siswa membangun
pembelajaran video interaktif dengan sendiri pengetahuannya. Dengan
seting belajar kelompok kecil lebih demikian, perlu dikembangkan suatu
baik dibandingkan dengan metode seting pembelajaran yang inovatif,
konvensional dalam meningkatkan salah satunya adalah seting diskusi
keterampilan berpikir kritis pada kelompok kecil dalam pembelajaran.
anak usia dini. Seting diskusi kelompok kecil
Seperti yang tertera pada hasil merupakan sebuah seting yang
analisis deskriptif keterampilan mengkondisikan siswa bekerja
berpikir kritis anak usia dini bersama untuk memperoleh tujuan
menunjukkan bahwa siswa pada bersama dalam kelompok-kelompok
kelas yang belajar dengan media kecil. Ini berarti bahwa siswa
pembelajaran video interaktif dengan mengerjakan suatu tugas dalam
seting belajar kelompok kecil berada kelompok kecil di mana mereka
pada kualifikasi berkembang sangat diarahkan dan dimotivasi saling
baik dan kelas yang belajar dengan membantu belajar dan mereka
pembelajaran konvensional berada saling berusaha bergantung untuk
pada kategori yang berkembang mencapai sukses bersama serta
sesuai harapan. Jika dibandingkan bertanggung jawab terhadap
berdasarkan skor rata-rata yang pembelajarannya sebagai anggota

JEPUN | Jurnal Pendidikan Universitas Dhyana Pura 43


Vol. 1 No. 1, Januari 2016 ISSN 2502-4728

kelompok, sekaligus sebagai yang memiliki tingkat kemampuan


individu. Melalui seting ini siswa yang berbeda dan pembelajaran
dapat mencapai beberapa yang diterapkan berlandaskan pada
kemampuan seperti mengungkap- penerapan keterampilan sosial.
kan pendapat, menghargai dan Seting belajar diskusi kelompok kecil
menganalisis pendapat orang lain, memberikan kesempatan untuk
menyusun dan menganalisis suatu menyampaikan gagasan atau ide,
data, serta membuat keputusan bertanya, melakukan diskusi
(Tatar & Oktay, 2007). pendapat dengan anggota
Seting belajar diskusi kelompoknya sehingga dapat
kelompok kecil adalah suatu strategi mengurangi heterogenitas dari
pembelajaran yang terstruktur dan kelompok mereka. Melalui diskusi
sistematis, di mana kelompok- yang dilakukan siswa diharapkan
kelompok kecil sekitar dua sampai mampu membangun atau
empat orang dalam satu kelompok, mengkonstruksi pengetahuannya
bekerja sama untuk mencapai sendiri dengan guru sebagai
tujuan-tujuan bersama. Diskusi mediator dan fasilitator.
kelompok kecil merupakan seting Di samping itu, penggunaan media
pembelajaran yang melibatkan pembelajaran berupa video interaktif
kelompok-kelompok kecil yang dapat merangsang perkembangan
heterogen dan siswa bekerja sama ranah kognitif, afektif, dan psiko
untuk mencapai tujuan-tujuan dan motor siswa. Video interaktif
tugas-tugas akademik bersama, digunakan sebagai media
sementara sambil bekerja sama pembelajaran tidak dapat dilepaskan
para siswa belajar keterampilan- dari kondisi para siswa saat ini yang
keterampilan kolaboratif dan sosial tumbuh berkembang dalam dekapan
(Santyasa, 2005). budaya teknologi yang berkembang
Berdasarkan landasan dan sangat pesat. Video dapat
pengertian seting belajar diskusi digunakan sebagai alat bantu dalam
kelompok kecil tersebut, dapat proses pembelajaran agar lebih
dikatakan bahwa seting efektif dan efisien. Video juga dapat
pembelajaran ini adalah seting menampilkan informasi yang berupa
pembelajaran di mana siswa belajar tulisan, gambar, animasi, serta suara
dalam kelompok-kelompok kecil sehingga siswa dapat lebih tertarik

JEPUN | Jurnal Pendidikan Universitas Dhyana Pura 44


Vol. 1 No. 1, Januari 2016 ISSN 2502-4728

dalam mengikuti pembelajaran. operasional teoretik tersebut, dapat


Berdasarkan hal tersebut, dipahami bahwa media
dapat dikatakan bahwa penggunaan pembelajaran video interaktif dengan
media pembelajaran video interaktif seting belajar kelompok kecil lebih
dengan seting diskusi kelompok unggul dibandingkan dengan
kecil dapat meningkatkan pendekatan konvensional dalam
keterampilan berpikir kritis siswa. pencapaian keterampilan berpikir
Yang mana keterampilan berpikir kritis anak usia dini.
kritis adalah keterampilan berpikir
yang menggunakan dasar SIMPULAN
menganalisis argumen dan Berdasarkan hasil penelitian
memunculkan wawasan terhadap dan pembahasan, maka dapat dapat
tiap-tiap makna dan ditarik kesimpulan bahwa terdapat
interpretasi.Keterampilan berpikir perbedaan yang signifikan dalam
kritis juga melatih untuk keterampilan berpikir kritis antara
mengembangkan ranah kognitif siswa yang mengikuti pembelajaran
siswa sesuai dengan kejadian dan dengan media pembelajaran video
peristiwa yang terjadi pada interaktif dengan seting belajar
lingkungan sekitarnya sehingga kelompok kecil dan siswa yang
sangat baik diterapkan pada anak mengikuti pembelajaran
usia dini. konvensional (F=7,399 dengan taraf
Berdasarkan deskripsi landasan signifikansi 0,027 (p<0,05)

DAFTAR PUSTAKA

Candiasa, I M. (2004).Analisis butir disertai aplikasi dengan ITEMAN, BIGSTEPS


dan SPSS. Buku penunjang mata kuliah psikometri. Singaraja: Unit
Penerbitan IKIP Negeri Singaraja.

Kuncoro.(2012). Konsep-konsep dasar pendidikan anak usia dini. e-jurnal.


Diperoleh pada 1 Desember 2012. daripada http://pgpaud.unpkediri.ac.id.

Permendiknas no 58. 2009. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik


Indonesia Nomor 58 tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia
Dini Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Menteri Pendidikan Nasional.
Diunduh pada 16 April 2015, dari:http://sdm.data.
kemdikbud.go.id/SNP/dokumen/Permendiknas%20No%2058%20Tahun%2

JEPUN | Jurnal Pendidikan Universitas Dhyana Pura 45


Vol. 1 No. 1, Januari 2016 ISSN 2502-4728

02009.pdf

Redhana, I W. (2002). Meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa SMU


Negeri 4 Singaraja kelas II1 semester 1 tahun ajaran 2002/2003 pada
pembelajaran kimia melalui pembelajaran kooperatif dengan strategi
pemecahan masalah. Masters thesis, Fakultas Pendidikan MIPA, IKIP
Negeri Singaraja (unpublished).

Santyasa, I W. 2005. Analisis butir dan konsistensi internal tes. Makalah.


Makalah disajikan dalam work shop bagi para Pengawas dan Kepala
Sekolah Dasar di Kabupaten Tabanan, tanggal 20-25 Oktober 2005 di
Kediri Tabanan Bali.

Sukardi. (2004). Metodologi penelitian pendidikan kompetensi dan praktiknya.


Jakarta: Bumi Aksara.

Tatar, E. & Oktay, M. (2007). Student misunderstandings about the energy


conservation principle: A general view to studies in literature. International
of Environmental and Science Education.2(3).79-86

JEPUN | Jurnal Pendidikan Universitas Dhyana Pura 46

Anda mungkin juga menyukai