0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
22 tayangan2 halaman
Praktikum mengenai pengaruh pemberian mulsa terhadap pertumbuhan dua varietas bawang merah menunjukkan varietas Philipin tanpa mulsa memiliki panjang tanaman dan jumlah daun tertinggi serta jumlah anakan terbanyak. Varietas Batu Ijo memiliki suhu tanah tertinggi dan jumlah gulma terbanyak. Varietas Philipin direkomendasikan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Praktikum mengenai pengaruh pemberian mulsa terhadap pertumbuhan dua varietas bawang merah menunjukkan varietas Philipin tanpa mulsa memiliki panjang tanaman dan jumlah daun tertinggi serta jumlah anakan terbanyak. Varietas Batu Ijo memiliki suhu tanah tertinggi dan jumlah gulma terbanyak. Varietas Philipin direkomendasikan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Praktikum mengenai pengaruh pemberian mulsa terhadap pertumbuhan dua varietas bawang merah menunjukkan varietas Philipin tanpa mulsa memiliki panjang tanaman dan jumlah daun tertinggi serta jumlah anakan terbanyak. Varietas Batu Ijo memiliki suhu tanah tertinggi dan jumlah gulma terbanyak. Varietas Philipin direkomendasikan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Berdasarkan kegiatan praktikum yang telah dilaksanakan untuk
mengetahui pengaruh pemberian mulsa terhadap pertumbuhan dua varietas bawang merah (varietas Batu Ijo dan Philipin) dapat disimpulkan bahwasannya bawang merah varietas Philipin tanpa mulsa mempunyai panjang tanaman yang lebih baik daripada bawang merah varietas Philipin menggunakan mulsa jerami serta varietas Batu Ijo pada semua perlakuan. Begitu pula dengan jumlah daun, dimana varietas Philipin mempunyai jumlah yang lebih banyak daripada varietas Batu Ijo. Pada pengamatan jumlah anakan disimpulkan bahwasannya varietas Philipin pada semua jenis perlakuan kembali memberikan hasil yang lebih baik daripada varietas Batu Ijo. Kemudian pada pengamatan suhu tanah dapat disimpulkan bahwasannya pada kedalaman 10 cm tanaman bawang merah varietas Batu Ijo dengan perlakuan tanpa mulsa memiliki suhu tertinggi, sedangkan suhu terendah didapatkan pada tanaman bawang merah varietas Philipin dengan perlakuan mulsa jerami. Selanjutnya pada kedalaman 20 cm suhu tertinggi didapatkan oleh tanaman bawang merah varietas Batu Ijo dengan perlakuan tanpa mulsa, sedangkan rata-rata suhu terendah didapatkan oleh tanaman bawang merah varietas Philipin dengan perlakuan mulsa jerami. Pada pengamatan terakhir terhadap jumlah gulma dapat diketahui bahwasannya jumlah gulma terbanyak didapatkan pada bawang merah varietas Batu Ijo di 2 MST, sedangkan pada 4 MST gulma terbanyak didapatkan oleh bawang merah varietas Philipin dengan perlakuan tanpa mulsa. Sementara itu, gulma dengan jumlah terendah pada 2 MST terdapat di bawang merah varietas Philipin tanpa perlakuan mulsa jerami, sedangkan gulma terendah pada 4 MST didapatkan di bawang merah varietas batu ijo tanpa mulsa. SARAN Berdasarkan kegiatan praktikum yang telah dilaksanakan dapat direkomendasikan bahwa bawang merah varietas Philipin dengan perlakuan tanpa mulsa lebih cocok dibudidayakan apabila petani ingin mendapatkan bawang merah dengan panjang tanaman yang tinggi. Kemudian untuk memperoleh jumlah daun dalam jumlah yang banyak, maka direkomendasikan untuk membudidayakan bawang merah varietas Philipin pada semua perlakuan, baik pada perlakuan tanpa mulsa maupun menggunakan mulsa jerami. Selanjutnya apabila petani ingin mendapatkan bawang merah yang mempunyai jumlah anakan tinggi, maka direkomendasikan untuk membudidayakan bawang merah varietas Philipin pada semua perlakuan.